02 Desember 2015

Sumedang Perluas Wawasan Compassionate City di Banyuwangi

Penasaran dengan julukan Banyuwangi sebagai kabupaten compassionate city pertama di Indonesia, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Banyuwangi. Dipimpin Wakil Bupati Sumedang Eka Setiawan,  sebanyak 22 orang pejabat rombongan pemkab ini berkunjung ke Banyuwangi, Rabu (2/12).
Dalam kunjungannya, Wabup Eka menyampaikan selama tiga tahun terakhir ini sering  mendengar berbagai prestasi Banyuwangi tingkat nasional. Mulai minat investasi, pertumbuhan ekonomi hingga seambrek penghargaan di bidang pembangunan. Bukan hanya itu, selama ini Banyuwangi juga dikenal sebagai compassionate city, sebuah kota yang dianggap "teduh' dan penuh kasih sayang.
“Ini membuat kami sangat ingin belajar ke Banyuwangi dan ingin tahu banyak tentang kota ini. Dan begitu tiba disini, saya membuktikan sendiri kota ini indah, tenang. Pemerintah pun dengan mudah membuat puluhan festival yang langsung melibatkan masyarakat. Ini semakin membulatkan tekad Sumedang untuk belajar bagaimana memajukan dearah yang dulu tertinggal, kini menjadi terkenal dimana-mana,” kata Wabup Eka Setiawan, saat diterima resmi Sekkab Slamet Kariyono di Aula Rempeg.   
Sekkab Slamet yang menerima kunjungan tersebut mengatakan bahwa apa yang telah diraih Banyuwangi ini sebenarnya tak lepas dari usaha Banyuwangi yang berusaha menjadi humanis. Setiap kebijakan yang dikeluarkan pemkab, lanjutnya, selalu berusaha mengutamakan kepentingan masyarakat.
“Jika disana-sini Banyuwangi banyak diperbincangkan, sejatinya kami masih terus berbenah dan banyak belajar juga. Masih banyak PR kita kepada masyarakat, namun kami terus berusaha agar daerah menjadi kota yang nyaman ditinggali rakyatnya. Sebagai pemerintah, maka tugas kami adalah membuat regulasi dan dalam pembangunan selalu melihat dari sisi kepentingan umum,” kata Sekkab.
Banyuwangi adalah kota pertama di Indonesia yang dinyatakan sebagai kota welas asih pertama di Indonesia. Program dan sejumlah kebijakan di Banyuwangi yang dianggap mampu menyentuh rasa kemanusiaan menjadikan Banyuwangi masuk dalam jaringan 40 kota di dunia sebagai compassionate city sesuai inisiasi program Compassion Action International. Aksi tersebut digerakkan oleh sejumlah tokoh, antara lain pakar agama Karen Armstrong, dan Presiden Masyarakat Islam Amerika Utara Imam Mohamed Magid.  
Intinya, lanjut sekkab, kami berkomitmen menjadi daerah yang penuh cinta, bertaburan kasih sayang, tidak hanya dalam konteks ekonomi tetapi juga secara hubungan sosial antar warganya.
Sekkab pun mencontohkan sejumlah program pendidikan, antara lain Siswa Asuh Sebaya. Di mana siswa yang lebih mampu menyisihkan uang sakunya untuk siswa di kelasnya yang kurang mampu.
Demikian juga di bidang pelayanan publik, dengan menjadi bagian dari kota welas asih birokrat di Banyuwangi secara berkelanjutan meningkatkan pelayanan dan membangun fasilitas publik yang lebih manusiawi.
"Program-program inovatif tersebut antara lain bayi lahir pulang bawa akta, one stop services, dan SMS gateway. Terhadap hubungan dengan seluruh masyarakat, pemkab juga setiap 3 bulan menggelar Sinergitas 3 pilar, sebuah pertemuan akbar yang dihadiri seluruh komponen masyakat untuk membahsa segala permasalahan dan isu yang berkembang secara terbuka," kata Slamet.
Dalam kunjungannya ini mereka tak hanya melakukan dialog, mereka juga mengunjungi lounge pelayanan publik pemkab. Sebuah gedung unik dan moderen yang dibangun pemkab Banyuwangi sebagai ruang publik. (Humas Protokol)

Tidak ada komentar: