24 Desember 2015

Tingkatkan PAD Sektor Wisata, Dispenda Akan Pasang Tapping Box

Tahun 2015 ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyuwangi berhasil melampaui targetnya. Hingga di penghujung tahun ini, telah diraup pendapatan sebesar Rp 303 miliar dari target yang Rp 249. Menyongsong 2016 ini, pendapatan dari sektor pariwisata prioritas ditingkatkan. Dikatakan Kepala Dinas Pendapatan (Dispenda), Soedirman PAD tahun ini melampaui hingga 121 persen dari target yang ditetapkan. Capaian tersebut diperoleh dari seluruh obyek pajak yang ada di Banyuwangi. Di antaranya pajak lampu penerangan jalan umum (LPJU), pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan atas tanah dan bangunan  (BPHTB), pajak reklame dan hotel. Selain juga dari pajak hiburan, pajak mineral bukan logam dan batuan.   “Namun yang paling banyak memberikan kontribusi besar terhadap PAD, adalah pajak LPJU yang besarannya mencapai Rp 36 miliar, PBB Rp 26 miliar dan juga BPHTP sebesar Rp 26 miliar,” ujar Soedirman.    Hal ini tak lepas dari upaya Dispenda yang rutin melakukan sosialisasi  juga melakukan aksi jemput bola. "Kita sering turun ke lapangan melakukan penagihan. Bahkan, kalau kesulitan, tak jarang kita bekerja sama dengan BPPT ataupun satpol pp untuk membantu penagihan,” jelas Soedirman. Untuk meningkatkan PAD dari sejumlah potensi pendapatan yang ada, imbuh Soedirman, pihaknya akan membuat inovasi Revolusi PAD di 2016. Yakni dengan memasang tapping box yang ditempatkan di hotel dan restoran. Tapping box adalah sejenis mesin kasir atau komputer untuk nmendata tamu sesuai tamu yang datang. "Pariwisata kita sedang tumbuh, tentunya pendapatan dari sektor ini kita harapkan mampu meningkat signifikan pula. Hotel dan restoran tentunya salah satu yang memperoleh manfaat dari geliat wisata kita ini," ujar Soedirman. Dengan menggunakan alat ini, harap dia, semua tamu yang datang tidak akan terlewatkan datanya. Sehingga pihak hotel juga bisa bayar pajak sesuai jumlah yang datang. "Operasional tapping box ini akan disentralkan di Dispenda, yang terhubung online dengan hotel dan restoran," ujar Soedirman. Sekedar diketahui, PAD Banyuwangi dari tahun ke tahun trennya meningkat. Tahun 2012 Rp 130 miliar, tahun 2013 Rp 162 miliar. Pada tahun 2014 dari target Rp 225 miliar, tercapai Rp 280 miliar. (Humas & Protokol)

Banyuwangi Kembali Raih WTN Lalu Lintas

Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur kembali meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) bidang lalu lintas dari Kementrian Perhubungan RI untuk kategori Kota Sedang. Penghargaan WTN ini secara simbolis diserahkan Presiden Jokowi kepada sejumlah daerah yang mendapatkan penghargaan WTN, salah satunya Banyuwangi,  di Jakarta Rabu (23/12).
Pj Bupati Banyuwangi, Zarkasi, mengatakan, penghargaan yang diterima oleh Banyuwangi ini berkat kerja keras dan konsistensi pemerintah daerah dalam menata daerah secara menyeluruh, khususnya lalu lintas jalan di Banyuwangi. Perlahan tapi pasti, kata Zarkasi, sejumlah inovasi dan kemajuan bidang transportasi di Banyuwangi telah dilakukam. Antara lain penggunaan lampu lalu-lintas tenaga surya, kelengkapan sarana-prasarana, penyediaan jalur pesepeda, adanya Air Traffic Control System (ATCS) yang ditempatkan di sejumlah spot lalu lintas. Serta penunjang insfrastruktur yang lebih lengkap untuk transportasi, seperti taksi dan travel. “WTN ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi kami. Karena WTN kembali bisa diraih. Melengkapi pretasibpembnaguna kami yang lain,” ujar Zarkasi. Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi Suprayogi menambahkan, ketertiban pengguna jalan seperti menyalakan lampu kendaraan di siang hari, pemakaian helm dan ketertiban parkir menjadi salah elemen yang bisa mengantarkan kembali Banyuwangi raih WTN.   “Apalagi, dalam satu tahun belakang ini Banyuwangi bekerja lebih keras dengan membuat sejumlah inovasi di bidang lalu lintas. Antara lain, penambahan Air Traffic Control System (ATCS), yang ditempatkan di sejumlah titik pusat kota, seperti simpang lima dan patung kuda. Banyuwangi juga sudah mampu zona-zona taksi yang cukup banyak ragamnya. Ada taksi using, bosowa, ramayana dan yang lainnya,” ujar Suprayogi. Selain itu, imbuh Yogi, yang tak kalah penting dari dari penilaian WTN ini, adanya pembangunan terminal pariwisata di Banyuwangi. Terminal pariwisata terpadu ini dinilai tim menjadi tempat transaksi transportasi yang cukup mudah bagi penumpang. “Ini juga menjadi salah satu pointer dalam capaian WTN tahun ini,” pungkas Suprayogi. (Humas Protokol)

Banyuwangi Terapkan E- Village Budgeting, Kabupaten Bangkalan Tertarik untuk Belajar

Prestasi-prestasi  yang ada di Banyuwangi ini membuat Kabupaten Bangkalan  tertarik untuk datang ke kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini, Rabu (22/12). Kedatangan mereka terutama menyangkut tentang prestasi Banyuwangi yang berkaitan dengan e-Government (e-Gov). Dan lebih mengkerucut lagi, yang membuat mereka  lebih bersemangat untuk datang ke Banyuwangi adalah adanya sistem penunjang pelaksanaan tugas di pemerintahan, seperti sistem e-Village Budgeting (e - VB).

Asisten Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi, Choiril Ustadi Yudawanto menyambut baik kedatangan rombongan tersebut. Ustadi yang didampingi Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintahan Desa (BPM-PD), Kepala Bagian Organisasi dan Camat Licin tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menceritakan capaian-capaian apa saja yang telah diraih Banyuwangi. Mulai dari kota yang dipandang sebelah mata hingga menjadi kota yang diperhitungkan di kancah nasional. Mulai soal kemiskinan dan upaya pengentasannya, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi, dibangunnya infrastruktur bandara, pelayanan publik, hingga kerjasama dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang rutin mensurvei Banyuwangi tiap 6 bulan sekali.
Mendengar progress Banyuwangi, Asisten I Kabupaten Bangkalan, Hasan Buchori, yang juga ketua rombongan mengatakan, tak salah jika pihaknya memilih Banyuwangi sebagai lokus untuk belajar. Banyuwangi disebutnya sebagai daerah yang tak mau berhenti berinovasi. Hasan bersama seluruh anggota rombongan kemudian saling berdialog dengan Kepala BPM-PD tentang penerapan e-Village Budgeting yang erat kaitannya dengan dana desa. Bagaimana ke depan pengurusan dana desa berlangsung dengan baik dan tidak cacat di mata hukum.
 Tak hanya e-village budgeting, lanjut Hasan, Kabupaten Bangkalan juga tertarik dengan inovasi-inovasi yang telah dibuat dan sudah berhasil dilakukan oleh kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini. “Kami ingin mengkomparasikan apa yang telah dimiliki Bangkalan dan apa yang dimiliki Banyuwangi. Yang masih kurang sempurna di tempat kami, akan kami benahi usai studi banding ini,” tutur Hasan.
Dalam kesempatan itu, Hasan juga mengapresiasi kesolidan para PNS Banyuwangi. “Banyuwangi ini hebat dalam segala hal. Keberhasilan pemkab menarik perhatian masyarakat ini, selain karena program-programnya yang inovatif, ternyata juga karena kekompakan PNS - nya. Dan tidak ada egosektoral antar SKPD-nya. Semuanya kompak. Saya kira ini juga patut kami pelajari dan  terapkan di daerah kami,” ujar Hasan yang kemudian bersama rombongannya menyempatkan diri untuk mengakses berbagai informasi, termasuk e-VB secara digital melalui komputer yang terkoneksi dengan wifi di Lounge Pelayanan Publik. (Humas & Protokol)

Amankan Natal dan Tahun Baru, Polres Gelar Apel Pasukan ‘Operasi Lilin Semeru 2015’

Untuk mengamankan  perayaan natal 2015 dan tahun baru 2016, Polres Banyuwangi melakukan apel gelar pasukan  Operasi Lilin Semeru 2015, di Taman Blambangan, Rabu (23/12). Sebanyak 400 lebih personel gabungan Polisi Militer (PM), Provos, TNI AD/ AL, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan dan Polair mengikuti apel yang di pimpin Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama itu.

"Gelar pasukan ini untuk mengecek kesiapan akhir personil, sarana, dan prasarana, serta personel yang terlibat dari seluruh unsur. Hal ini untuk memberikan jaminan yang terbaik bagi ibadah natal dan perayaan tahun baru yang tertib, aman, dan lancar," kata Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama, membacakan sambutan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komisaris Jenderal (Komjen) Badrodin Haiti.
Ditambahkan, Kapolres, Operasi Lilin 2015 akan difokuskan pada antisipasi terhadap peningkatan kriminalitas, kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas. Namun potensi gangguan yang lain seperti ancaman terorisme, kebakaran, peredaran gelap narkoba dan berbagai potensi konflik sosial juga tetap diwaspadai.
Pengamanan ini dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, mulai 24 Desember  2015  hingga 2 Januari 2016. Sedangkan pola pengamanan operasi ditetapkan berdasarkan karakteristik kerawanan daerah dan intensitas kegiatan masyarakat. Selain pos pengamanan, beberapa pos pelayanan juga  akan ditempatkan di sejumlah titik seperti tempat-tempat ibadah, obyek wisata, jalur lalu lintas orang dan barang, serta lokasi yang menjadi pilihan masyarakat dalam merayakan pergantian tahun.
“Di Banyuwangi sendiri, operasi lilin semeru 2015 ini berfokus pada tiga hal, yakni pengamanan perayaan natal, perayaan tahun baru, serta pengamanan arus penumpang dan transportasi. Biasanya di perayaan natal dan tahun baru terjadi lonjakan aktivitas dan mobilitas masyarakat. Baik itu di tempat ibadah, obyek wisata, pusat perbelanjaan, dan tempat-tempat umum. Makanya, pengamanan arus penumpang dan transportasi juga menjadi fokus kami,  termasuk pengalihan arus lalu lintas untuk menghindari kemacetan di pelabuhan penyeberangan,” ujar kapolres saat ditemui usai memimpin apel tersebut.
 “Meski demikian, mulai siang ini personil di Banyuwangi akan mulai setting di pos-pos yang sudah disediakan. Lamanya pun kita sesuaikan dengan kondisi di lapangan, jika memang masih diperlukan, operasi ini bisa diperpanjang,” imbuhnya.
Untuk operasi lilin semeru,  Banyuwangi telah menyiapkan 30  pos pengamanan dan 13 pos pelayanan yang tersebar di titik-titik yang dianggap rawan. Seperti di gereja, mall, tempat hiburan, stasiun kereta api dan pelabuhan penyeberangan. “Polres Banyuwangi sendiri, akan menerjunkan 781 pengaman, yang terdiri dari 440 personil dari Polri dan 341 personil dari instansi samping (Lanal, Pol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Damkar dan Linmas). (Humas & Protokol).

21 Desember 2015

Jelang Natal dan Tahun Baru 2016, Polres Gelar Rakor Operasi Lilin Semeru

Menjelang  Peringatan Natal dan Tahun Baru 2016, Polres Banyuwangi menggelar rapat koordinasi (rakor) pengamanan “Operasi Lilin Semeru 2016, di Ruang Rempeg Jogopati Pemkab Banyuwangi, Senin(21/12). Rakor pengamanan perayaan hari raya umat kristiani ini, menghadirkan forum pimpinan daerah (forpimda) dan forum kerukunan umat beragama (FKUB), ASDP, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan SKPD terkait. Diantaranya, Dinas Perhubungan, Telekomunikasi  dan Informatika (Dishubkominfo); Dinas Kesehatan;  Dinas PU Bina Marga; dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan.
Sebelum rakor dimulai, Polres bersama forpimda dan FKUB, menandatangani deklarasi kesepakatan pengamanan Natal dan Tahun Baru.
Operasi lilin Semeru adalah, operasi kemanusiaan pengamanan Natal dan Tahun Baru yang dilaksanakan pada H sampai H+ 9. Operasi ini untuk memberikan rasa aman bagi umat Kristiani saat menjalankan ibadah, sekaligus mengantisiapasi keramaian dan kemacetan arus lalu lintas di musim liburan sekolah dan puncaknya  pada malam tahun baru.
Dalam rakor ini, masing-masing instansi memaparkan kesiapannya untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru 2016. Diawali, Polres Banyuwangi, yang disampaikan Kabagops Kompol Sujarwo. Dalam operasinya nanti,  Polres akan menurunkan 781 personil, yang akan ditempatkan di sejumlah titik pengamanan, seperti gereja, pusat perbelanjaan, pemukiman, jalan-jalan utama, tempat-tempat rekreasi, stasiun kereta api, terminal bus, pelabuhan dan bandara, pasar dan pemukiman penduduk yang ditinggalkan pemiliknya. Selain itu, anggota polres juga akan ditempat di 13 pos pengamanan yang ada di penjuru Banyuwangi.
 “Namun untuk gereja kami akan tempatkan aparat khusus, mengingat di saat upacara keagamaan seperti ini sangat rawan keamanannya. Selain itu juga menekankan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi yang mungkin ditemui seperti peredaranan minuman keras (miras), narkoba, terorisme dan euforia anak-anak muda bertepatan dengan pergantian tahun.  Jika menemui hal-hal mencurigakan di tengah masyarakat, mereka diminta untuk melaporkannya kepada polisi,” ujar Kabagops.
Lokasi-lokasi rawan lain yang tak lepas dari perhatian keamanan. Personil pengamanan juga akan ditempatkan di titik-titik rawan seperti pasar tumpah yang jumlah total ada 5 pasar mulai Kecamatan Rogojampi sampai Kalibaru. Juga daerah rawan macet, rawan kecelakaan serta rawan longsor atau banjir di kawasan Licin, Songgon, Kalibaru, Glenmore dan Pesanggaran.
Sementara itu, pihak-pihak terkait lainnya juga menyampaikan kesiapan mereka. Salah satunya  Kepala Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika, Suprayogi menyatakan kesiapannya pengamanan akan dilibatkan 33 personil untuk bergabung bersama tim, termasuk pengamanan parkir. “Dishubkominfo akan siap selama 17 hari dalam operasi ini,” ujarnya.
Terkait transportasi, kata dia, pihaknya tidak akan menambah armada bus untuk transportasi darat. Begitu juga dengan kereta api tidak ada penambahan gerbong. “Hanya saja untuk transportasi laut dan udara, kami akan koordinasi lebih lanjut. Apalagi saat ini kapal penyebrangan LCT ada pembaharuan,” ujar Suprayogi.
Sementara dari BMKG juga mengingatkan kondisi cuaca yang buruk, area kantong parkir yang terbatas, keterbatasan jumlah dermaga, gelombang yang tinggi dan kecepatan angin, untuk terus melakukan upaya pengamanan, antara lain berkoordinasi dengan instansi terkait, kerjasama dengan BMKG untuk mengetahui keadaan cuaca, penempatan personil.(Humas & Protokol)

Masuki Musim Hujan, DKP Siapkan Upaya Antisipasi

Memasuki musim penghujan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) terus bersiaga. Upaya – upaya yang bisa melindungi masyarakat dari bencana yang mungkin terjadi terus dilakukan. Diantaranya mengidentifikasi pepohonan yang perlu ditebang untuk mengantisipasi tumbangnya pohon saat terjadi hujan deras atau angin puting beliung. Juga rutin melakukan pengawasan dan pembersihan di sungai – sungai agar tak sampai terjadi banjir.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Arief Setiyawan mengatakan, antisipasi datangnya musim hujan tersebut sudah dilakukan jauh – jauh hari. “Berkaca dari pengalaman sebelumnya, kami selalu mengantisipasi datangnya hujan sejak 1 hingga 2 bulan yang lalu,” ujar Arief.
Salah satunya, tambah Arief, mengidentifikasi pepohonan yang perlu ditebang untuk menghindari resiko tumbang.  “Kami telah melakukan pemotongan dan perempesan terhadap pohon-pohon yang rapuh, sudah tua, maupun terlalu tinggi. Tapi meski pun begitu, beberapa waktu lalu masih ada saja pohon yang tumbang, contohnya di Desa Yosowilangun, Kecamatan Gambiran. Padahal sebelumnya kami sudah mengecek kekuatan pohon tersebut dan kecil kemungkinan untuk tumbang. Tapi apa daya kami tidak bisa melawan alam,” tuturnya lirih.
Pengawasan juga dilakukan DKP di beberapa lokasi yang dirasa pepohonannya dianggap rawan tumbang. “Kami melakukan beberapa treatment pada pohon Sepatu Dea yang ada di kawasan Jl HOS Cokroaminoto, Jl Wijaya Kusuma, dan Jl Brawijaya agar keberadaannya tidak membahayakan masyarakat pengguna jalan. Yaitu dengan cara mengurangi ketinggiannya maupun memotong cabang dan rantingnya,” terang Arief.
Pohon Sepatu Dea atau yang dalam bahasa setempat dikenal dengan nama ‘kecrotan’, merupakan tanaman peneduh yang pertumbuhannya sangat cepat. Dalam beberapa tahun bibit Sepatu Dea sudah menjelma menjadi tanaman besar dengan diameter sekitar 40 m. Daunnya yang rimbun dan lebar menjadi pendukung tanaman ini sebagai tanaman perindang. Tanaman berbunga merah ini termasuk tanaman yang fleksibel yang dalam penanamannya tidak memerlukan teknik  yang rumit dan pemeliharaan yang intensif. Pohon ini terhitung bandel, tahan berbagai polusi, panas aspal dan dapat tumbuh di tanah yang tidak subur.
Jika suatu saat masyarakat mendapati pohon tumbang, Arief meminta masyarakat turut berperan aktif mengatasi tumbangnya pohon tersebut. “Memang untuk mengatasi masalah pohon tumbang dibutuhkan campur tangan tenaga ahli. Misalnya bagaimana pohon yang roboh tersebut tidak sampai mengganggu aliran listrik dari kabel listrik yang mungkin tertimpa. Tapi jika sepenuhnya menggantungkan pada DKP, akan dibutuhkan waktu yang lama kurang lebih 20 – 30 menit. Paling tidak sebelumnya masyarakat bisa bahu-membahu membantu memotong pohon tersebut sedikit demi sedikit agar tak mengganggu lalu lintas,” harap Arief.
Tak hanya pepohonan yang menjadi perhatian serius DKP. Pengerukan sedimentasi berupa lumpur maupun pasir di selokan-selokan di seluruh wilayah di Banyuwangi juga dilakukan. Arief mengaku, DKP siap sedia menerjunkan 65 Tenaga Harian Lepas (THL) –nya. “Secara rutin, 65 THL kami turunkan di beberapa titik, lengkap dengan kendaraan pengangkut sampahnya. Mereka disiagakan di selokan-selokan dan beberapa saluran terbuka (salter), seperti yang ada di sebelah SMPN 1 Banyuwangi, Pasar Karangrejo, Kelurahan Panderejo, dan sekitar pendopo,” terang Arief.
Untuk meminimalisir dampak banjir, DKP juga bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang. “PU Bina Marga bertugas menangani pematusan. Yaitu membuat saluran, agar genangan atau aliran dari bahu jalan saat turun hujan bisa masuk ke saluran air, sehingga tidak terjadi banjir. Pihak kamilah yang melakukan pemeliharaannya.  Selain mengeruk sedimentasi, kami juga membersihkan sampah-sampah yang terhanyut ikut aliran air.
Kendala yang signifikan, menurut Arief, tidak ada. Hanya saja, ujarnya, jumlah personil yang terbatas, jika dibagi di banyak lokasi jelas tidak cukup. Tanpa kerjasama dari warga masyarakat, upaya tersebut kurang efektif. “Yang jelas, kami terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan,”tandas Arief.
Upaya sosialisasi tersebut dilakukan pada masyarakat mulai dari hilir hingga ke hulu. Sebab, terang Arief, percuma di hulu (bawah) dibersihkan terus menerus, sementara di hilir (atas) masyarakat terus buang sampah sembarangan ke sungai.
Arief berharap, masyarakat Banyuwangi bisa merubah perilakunya yang sebelumnya terbiasa buang sampah tidak pada tempatnya. “Yang penting adalah kesadaran masyarakat dalam memperlakukan sampah, itu yang utama,”tegasnya. (Humas & Protokol

Banyuwangi Bertabur Artis Kebanggaan Banyuwangi di HUT ke 244

Rangkaian perayaan HUT Banyuwangi yang ke -244 berujung pada malam ini, Sabtu (19/12), dengan kemeriahan  malam ‘Puncak Harjaba’, yang digelar di Taman Blambangan.

VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=2tVvzc01748

Seluruh  elemen, mulai Forpimda, anggota DPRD, para pimpinan partai, instansi vertikal, kalangan perbankan, pengusaha, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), budayawan, hingga masyarakat Banyuwangi bersama-sama menikmati berbagai suguhan hiburan di malam HUT Banyuwangi ini. Tak heran, taman kebanggaan masyarakat Banyuwangi itu dipenuhi ribuan orang yang antusias ingin menjadi saksi sejarah pertambahan usia Bumi Blambangan ini.
Dipadukan dengan panggung yang megah dan tata lampu yang indah, beragam hiburan mengisi acara yang berlangsung dengan cukup meriah ini. Mulai tari-tarian, hingga penampilan artis-artis Banyuwangi, seperti Mahesa, Arif Citeng, Melinda dan Fitri Tamara. Sebagai gong show-nya  dipuncaki  artis legendaris Bumi Blambangan Sumiati.  Sumiati yang  pernah kondang sebagai Ratu Kendang Kempul-nya Banyuwangi, di malam puncak harjaba ini  membawakan lagu-lagu dangdut andalan yang melankolis, namun tetap menghentak. Salah satunya ‘Gelang Alit’ yang mengajak masyarakat spontan ikut bernyanyi.
Melengkapi suguhan malam ini adalah aksi penyanyi cilik Keiza. Juara II lomba menyanyi tunggal tingkat nasional ini bernyanyi cukup apik dengan lagu bahasa Osing berjudul ‘Tanah Kelahiran’ yang cukup menyentuh hati. Juga penampilan penyaji terbaik tingkat nasional Festival Seni Musik Tradisional dari SMPN 2 Rogojampi yang membawakan musiknya dengan rancak. Menariknya, seluruh penampil dari SMPN 2 Rogojampi ini menguasai berbagai alat musik yang mereka bawakan secara bergantian.
“Malam ini luar biasa sekali. Semua orang bergembira memperingati hari lahir Kabupaten Banyuwangi. Ini sebagai wujud rasa hormat dan terimakasih kita kepada para pejuang,” tukas Penjabat (PJ) Bupati Zarkasi.
Zarkasi berharap masyarakat Banyuwangi terus menumbuhkan semangat yang positif untuk membangun Banyuwangi. Karena, imbuh Zarkasi, semangat yang positif itu merupakan gambaran suatu tekad yang kuat dan tidak mudah putus asa dalam melakukan pembaharuan. “Mari satukan tekad.  Dengan mewarisi semangat para pejuang, kita bersama-sama membangun Banyuwangi. Dirgahayu Banyuwangi tercinta. Ayo wujudkan Banyuwangi  sebagai ‘the New Paradise of Indonesia Tourism’,” ajak Zarkasi.
Untuk menunjukkan perhatian kepada para kaum muda yang terus berkarya, Pemkab Banyuwangi juga menyerahkan sejumlah penghargaan. Antara lain untuk Lutfi Alfian, siswa SMPN 2 Rogojampi yang menjadi penyaji terbaik seni musik tradisional tingkat nasional; Mohammad Efendi, Juara I FLS2N Tingkat Nasional  Seni Kriya  di Palembang; dan Keiza.
Ada pula penghargaan yang diberikan untuk Husin Al-Banna, pencipta lagu ‘Mendhem Kangen’ asal Genteng, Banyuwangi. Juga ada 3 anak muda Banyuwangi lainnya yang sedianya beroleh penghargaan malam ini. Namun atas prestasinya, mereka tengah diundang ke Jakarta untuk dianugerahi penghargaan. Ketiganya adalah Ubaid Ijlal Akbar, Nanang Bayu S, dan Diang Gusti Pangayom. Ubaid merupakan Penyaji Terbaik Festival Nasional Musik Tradisi Remaja 2015. Nanang adalah Penyaji Terbaik Festival Musik Tradisi Remaja 2015. Sedangkan  Diang adalah Juara I Paralympyc (olimpiade untuk orang berkebutuhan khusus) tingkat nasional bidang bulu tangkis.
Tak ketinggalan, ada pula penyerahan dana sebesar Rp 231 juta, hasil dari donasi yang terkumpul saat dilangsungkannya Jazz Gunung di Ijen beberapa waktu lalu. Dana tersebut disalurkan kepada sejumlah pihak. Diantaranya putra-putri para penambang belerang yang berjumlah 77 orang. Dana  sebesar Rp 192 juta tersebut merupakan beasiswa pendidikan, dan masing-masing orang mendapatkan Rp 2,5 juta.  Sementara, Palang Merah Indonesia (PMI) pun juga mendapatkan jatah penyaluran dana sebesar Rp 38 juta 500 ribu.
Di penghujung acara ditutup dengan pesta kembang api nan menawan. Masyarakat yang sudah sejak awal menunggu-nunggu pesta kembang api ini tak mau melewatkan begitu saja moment istimewa itu. Mereka sibuk mengabadikan letusan demi letusan kembang api. “Perayaannya keren. Pokoknya nggak kalah dengan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Heny Kristiana, salah seorang warga yang menonton acara ini mulai awal hingga akhir. (Humas & Protokol)

18 Desember 2015

Peringati HUT Banyuwangi ke-244 , Pemkab Gelar Upacara Dengan Sederhana

Peringati Hari Jadi ke-244 Banyuwangi (Harjaba), Pemkab Banyuwangi menggelar upacara yang berlangsung dengan sangat khidmat. Pagi hari tepat 18 Desember, digelar upacara yang diikuti karyawan Pemkab Banyuwangi. Mereka kompak mengenakan seragam batik khas Banyuwangi, yang laki ditambah mengenakan udeng, penutup kepala khas pria suku Using.
 
“Moment ini menjadi ajang bagi kita untuk merefleksi semua kerja yang kita lakukan demi Banyuwangi, makanya tepat tanggal ini kita menggelarnya dengan sederhana. Dan syukur alhamdulillah, berkat kekompakan semua pihak kita berhasil membawa me-wangi-kan nama Banyuwangi hingga seperti ini. Potensi kita banyak dikenal dan dikagumi, sederet prestasi berhasil ditorehkan, semua tak lain kerja keras dan nyata seluruh rakyat Banyuwangi,” ujar Slamet.
Dalam kurun waktu 2010-2015, lanjutnya, Banyuwangi banyak sekali meraih capaian yang positif. Seperti tren pertumbuhan ekonomi  beberapa tahun terakhir yang di atas rata-rata propinsi dan nasional. Inflasi Banyuwangi yang terkendali bahkan sempat menjadi yang  terendah di Pulau Jawa. Banyuwangi sendiri, kurun lima tahun terakhir ini memperoleh 100 lebih penghargaan tingkat regional hingga internasional.
Apresiasi juga datang dengan banyaknya kunjungan berbagai pemerintahan daerah  untuk menimba ilmu di Banyuwangi. “Semua capaian ini menunjukkan kalau kabupaten The Sunrise of Java ini terus bertransformasi menjadi lebih baik. Kami meminta agar semua prestasi ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan dengan baik,” ujar Slamet.
Dalam upacara ini juga diserahkan sejumlah penghargaan dan bantuan. Salah satunya adalah  penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2015 oleh Menteri Lingkungan Hidup RI kepada SDN 4 Penganjuram SDN 2 Tampo, dan SMAN 1 Giri.
Dalam kesempatan itu, juga diserahkan bantuan 3 unit traktor dan 31 unit mesin tanam padi (rice tranplanter) dari Kementerian Pertanian RI kepada kelompok tani di Banyuwangi. Saat itu juga diserahkan sertifikat hak tanah kepada nelayan dan pembudi daya ikan, 300 sertifikat milik nelayan dan 500 milik pembudidaya ikan.
Malam hari sebelumnya, digelar renungan suci di Danau Rowo Bayu, Songgon. Lokasi itu dulunya merupakan tempat berlangsungnya  perang perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang Blambangan yang dipimpin Pangeran Jagapati dan Bapa Endha melawan Pasukan VOC.
Sabtu besok, (19/12) akan digelar Malam Puncak Harjaba, resepsi peringatan HUT Banyuwangi. Acara yang digelar di Taman Blambangan ini akan dimeriahkan oleh sejumlah artis top Banyuwangi.  (Humas Protokol)

BPS Akan Data 300 Ribu Pengusaha Banyuwangi,di Sensus Ekonomi 2016

BPS akan melakukan sensus ekonomi serentak pada Mei 2016. Sensus yang ditujukan pada pelaku dunia usaha ini, akan mendata seluruh kegiatan usaha yang ada di Indonesia untuk didapat potret gambaran usaha yang ada di Indonesia. Hal itu dikatak Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuwangi, Muhammad Amin, saat menggelar sosialisasi sensus ekonomi, di Hotel Ketapang Indah, Kamis (17/12).
Sensus ekonomi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi potret utuh perekonomian bangsa, sebagai landasan penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional maupun regional.
Dijelaskan Amin, sensus ini akan menyasar para pengusaha, mulai dari usaha berskala mikro, kecil, menengah hingga skala besar. Sensus akan dilaksanakan 1 sampai 31 Mei 2016. Pendataan, lanjutnya, dilakukan pada seluruh sektor usaha yang jumlahnya di Banyuwangi mencapai 300 ribu unit usaha secara menyeluruh, selain sektor pertanian.
“Ini akan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi non-pertanian, berikut informasi dasar dan karakteristiknya. Selain juga akan diketahui daya saing bisnis di masing-masing daerah,” ujar Amin. Sensus ekonomi diselenggarakan 10 tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 6 (enam). Sensus ekonomi pertama kali digelar pada 1986 dan tahun 2016 merupakan sensus ke-4.
Sektor yang didata jelas Amin, ada 19 aktivitas, antara lain meliputi pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum. Selain juga, aktivitas pendidikan, kesehatan, kesenian, hiburan dan rekreasi, hinga aktivitas rumah tangga yang memperkerjakan pekerja domestik.
Secara garis besar, lanjut Amin, sensus ekonomi tahun 2016 tak berbeda dengan tahun lalu. Para pelaku usaha akan didata tentang jumlah dan struktur unit usahanya, nilai produksi hingga pendapatannya, selain juga karakteristik usahanya.
“Mereka juga akan kami eksplore tentang sejumlah kendala yang dihadapi selama ini. Dengan listing yang lengkap ini, nantinya bisa disajikan data dasar unit pengusaha yang ada di Banyuwangi. Dengan begitu BPS dapat menyusun PDRB dengan lebih komprehensif dan up to date,” kata Amin.
Sementara itu, Pj Bupati Banyuwangi Zarkasi mengatakan lewat sensus ekonomi 2016 ini nantinya karakteristik dan gambaran struktur ekonomi dunia usaha Banyuwangi akan lebih detail. “Informasi data yang diperoleh petugas BPS di lapangan, tentunya akan diolah dan dianalisis sehingga bisa menghasilkan gambaran riil dan potret dunia serta karakteristik dunia usaha Banyuwangi,” kata Zarkasi.
Apalagi, lanjut Zarkasi, era pasar bebas MEA sudah di depan mata. Informasi detail dan karakteristik suatu usaha, kata dia, menjadi syarat penting untuk menciptakan peluang dan meningkatkan daya bisnis suatu daerah.
“Selain juga bisa dijadikan acuan untuk mengukur prosentase Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan pertumbuhan ekonomi Banyuwangi,” pungkas Zarkasi.
Sekedar diketahui, saat ini ekonomi Banyuwangi tumbuh  sebesar 5,91 persen lebih tinggi dibanding Jawa Timur yang 5,86 persen. Dan rata-rata pertumbuhan ekonomi Banyuwangi dalam lima tahun terakhir ini sebesar 6,59 persen, di atas Jatim sebesar 6,27 persen.
Sementara inflasi Banyuwangi dari Januari – November 2015 sebesar 1,34 persen yang lebih rendah dari Jawa Timur,  yang 2,22 persen dan nasional yang 2,37 persen. (Humas Protokol)

Djarum Foundation Pilih Banyuwangi Jadi Lokasi Terakhir Program Tanam Trembesi 1.350 Km

Djarum Foundation punya program penanaman pohon sepanjang 1.350 kilometer di jalur pantura. Dan Banyuwangi dipercaya menjadi wilayah terakhir lokasi penanaman trembesi oleh Djarum Foundation. Total penanaman pohon trembesi yang digagas Djarum Foundation sejak 2010 hingga 2015 mulai Merak – Banyuwangi sebanyak 41.758 pohon.

Kamis siang (17/12), penananaman pohon trembesi tersebut dilakukan di Taman Blambangan, Banyuwangi. Juga ada penyerahan masing-masing 100 bibit trembesi dan mangga, serta 20 unit alat menanam kepada 24 camat se-Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan tersebut disaksikan oleh seluruh undangan yang hadir, termasuk para pelajar.
Saat menghadiri prosesi penanaman trembesi, Penjabat (Pj) Bupati, Zarkasi mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. “Ini ide yang luar biasa. Djarum menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Semoga ini bukan hanya kegiatan simbolis saja, tapi akan terus berkelanjutan,” ujar Zarkasi yang berharap para camat tak hanya sekedar menanam bibit yang diberikan, tapi juga merawatnya dengan baik hingga bermanfaat untuk orang banyak.
Sementara itu, Chairman Djarum Foundation,  Suwarno M. Serat menegaskan, Djarum terus berkomitmen untuk menebarkan titik kebaikan, salah satunya lewat penanaman pohon trembesi ini. “Sejak awal berdirinya Djarum, kami memegang teguh slogan ‘Lahir dari alam, tumbuh bersama lingkungan’. Karena itu, kegiatan yang bermanfaat untuk anak cucu kita ke depan ini akan terus kita lanjutkan,” kata pria asal Banyuwangi yang membeberkan pada tahun 2016 mendatang pihaknya akan mengembangkan penanaman trembesi di Pulau Madura serta revitalisasi penghijauan di Gunung Muria.
Kegiatan ini menjadi semakin meriah dengan kehadiran dua artis ibukota, yakni Cakra Khan dan Fitri Karlina. Mereka juga ikut menanam pohon sekaligus menghibur masyarakat Banyuwangi dengan lantunan lagu-lagu hitsnya.
“Ini kegiatan cerdas yang digagas oleh Djarum sebagai bentuk pelestarian lingkungan. Saya berharap masyarakat Banyuwangi juga terus menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dan terus menjaganya. Semoga Banyuwangi  semakin sejuk dan berkembang menjadi kota yang hijau,”kata Cakra, diamini oleh Fitri Karlina.
Untuk diketahui, jalur pantura dipilih karena merupakan jalur utama antar provinsi di Pulau Jawa. Tanah yang gersang, tingkat polusi yang tinggi serta kondisi cuaca yang panas dan berdebu karena banyaknya kendaraan bermotor yang melintas merupakan permasalahan lingkungan yang harus ditangani bersama.
Berbeda  dari  seremoni penanaman  di  kota-kota  sebelumnya,  kali  ini  rangkaian  acara di Banyuwangi berlangsung  selama  dua  hari yakni  16 – 17 Desember 2015. Sehari sebelumnya, penanaman dilakukan di kawasan Paltuding, Kawah Ijen. Karena kawasan ini memiliki kekhasan vegetasi, maka yang ditanam bukanlah trembesi, melainkan cemara gunung. Ada 6.666 cemara gunung yang ditanam untuk menghijaukan kembali kawasan Ijen yang terbakar beberapa waktu lalu. Di tengah-tengah mereka tampak pula duo gadis cantik, Dara dan Mita yang tergabung dalam The Virgin yang ikut melakukan penanaman.
Penanaman pohon ini dilakukan sejak 2010, dimulai dari Semarang hingga Kudus, dengan panjang 58 kilometer. Jumlah pohon yang ditanam sebanyak 3410 pohon. Berlanjut di tahun 2011, penanaman trembesi dilakukan di Pekalongan – Semarang sepanjang 101 kilometer dengan jumlah pohon 2309 pohon. Pada 2012, Losari hingga Pekalongan menjadi sasaran penanaman trembesi berikutnya. Jumlah trembesi yang ditanam sebanyak 4621 pohon dengan tinggi rata-rata 3 – 4 meter.
Tahun berikutnya (2013), penanaman dilakukan di Jakarta hingga Losari sepanjang 314 kilometer, dengan jumlah pohon 6679 pohon. Di tahun 2014, Kudus – Surabaya sepanjang 247 kilometer menjadi lokasi berikutnya, dengan jumlah pohon yang ditanam 13. 233 pohon. Terakhir, di tahun 2015, penanaman dilakukan mulai dari Surabaya – Banyuwangi sepanjang 270 kilometer. Jumlah tanaman trembesi yang ditanam sebanyak 9741 pohon. Sehingga total keseluruhan sejak 2010 – 2015 seluruhnya mencapai 41.758 batang pohon trembesi.
Mengapa trembesi? Karena trembesi yang punya nama latin Samanea saman atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Rain Tree ini pertumbuhannya cepat, perakarannya bagus dan tidak merusak jalan raya, serta merupakan jenis pohon yang punya kemampuan yang sangat besar dalam menyerap karbondioksida di udara. Yakni mampu menyerap polutan hingga 28,5 ton/tahun. (Humas & Protokol)

Kabupaten Madiun Ngangsu Kaweruh di Banyuwangi

Kabupaten Madiun kembali menginjakkan kaki di Bumi Blambangan untuk ngangsu kaweruh tentang berbagai hal, Rabu (16/12). Yakni mulai dari keuangan berbasis akrual yang telah diterapkan Banyuwangi.  Selain itu mereka juga belajar tentang  e-Village Budgeting (e-VB), e-Monitoring System (eMS) dan masalah Information Technology (IT).
Ini adalah kunjungan Kabupaten Madiun untuk yang kedua kalinya setelah 21 April 2015 lalu, peserta Diklatpim IV Kabupaten Madiun  juga datang untuk melakukan benchmarking ke beberapa lokus seperti BAPPEDA, Dinas Koperasi & UMKM serta Badan Pemberdayaan Masyarakat-Pemerintahan Desa (BPM-PD).
Rombongan yang berjumlah 15 orang ini dipimpin Kepala Bidang Sosial Budaya dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna BAPPEMAS Kabupaten Madiun, Kadar Suwono. Rombongan diterima  Asisten Administrasi Pemerintahan, Choiril Ustadi Yudawanto di Lounge Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi.
Ditanya kiatnya sehingga Banyuwangi maju dengan pesat, Ustadi tak pelit berbagi ilmu. Diantaranya mulai dari upaya Banyuwangi memajukan dunia pariwisatanya, bagaimana merekatkan koordinasi antar SKPD-nya, hingga penerapan sistem yang melibatkan IT di dalamnya.
“Silahkan timba ilmu sebanyak-banyaknya, kami sangat terbuka menerima bapak ibu semua. Sebagaimana dulu kami ingin memajukan daerah ini, kami juga mencari benchmark dari berbagai daerah yang menjadi jujugan kami. Sekarang tinggal Kabupaten Madiun yang ingin membranding kotanya seperti apa,” kata Ustadi.
Kadar mengatakan, bermula dari kedatangan peserta Diklatpim IV Kabupaten Madiun beberapa waktu lalu yang menginformasikan berbagai percepatan yang dialami Banyuwangi, pihaknya merasa sangat penasaran. Kadar bersama seluruh staf BAPPEMAS Kabupaten Madiun merasa harus datang sendiri untuk membuktikannya. “Ternyata benar. Kami angkat jempol untuk Banyuwangi yang mampu bangkit dari keterbelakangan hingga menjadi sesukses sekarang,” puji Kadar.
Untuk diketahui, terkait penerapan keuangan berbasis akrual, Banyuwangi merupakan satu-satunya kabupaten di Jawa Timur yang sudah menerapkan akuntansi berbasis akrual. Penerapannya  setahun lebih cepat, yaitu pada 2014. Sesuai Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010, seluruh entitas pemerintahan di Indonesia harus menerapkan basis akrual selambat-lambatnya untuk penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2015. Sebelumnya, LKPD menggunakan basis kas.
Sedangkan e-VB merupakan sistem keuangan desa sebagaimana Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerahbseperti di kabupaten/kota, tapi berlaku untuk skala desa dan terhubung langsung dengan Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten. e-VB tersebut terdiri atas 3 bagian yaitu perencanaan, tata kelola dan evaluasi. Semuanya berbasis online.
Adapun e-VM difungsikan untuk mengawasi program pembangunan di desa, baik program fisik maupun non fisik. Setelah dihitung, ada lebih dari 4000 program di 189 desa yang ada di Banyuwangi. Untuk pengawasan program fisik, misalnya, setidaknya dibutuhkan 3 kali kunjungan. Sehingga butuh 12 ribu kali kunjungan pengawasan. Kunjungan sebanyak itu tidaklah efektif dan efisien. Keberadaan e-VM sangat membantu karena semuanya juga berbasis online. (Humas & Protokol)

Promosikan Banyuwangi Lewat Bahasa Using,HUT Dharma Wanita ke – 16

Mempromosikan Banyuwangi adalah tanggung jawab setiap masyarakat Banyuwangi. Tak terkecuali para ibu-ibu yang tergabung dalam  Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Banyuwangi. Mereka diajari lalu dilombakan menulis artikel dan pidato bahasa Using untuk mempromosikan Pariwisata Banyuwangi.

“Setiap yang tinggal di Banyuwangi, harus ikut mempromosikan daerahnya kepada setiap tamu yang datang. Tak ketingalan para ibu ini kita tuntut bisa mempromosikan daerahnya, syukur-syukur memakai bahasa Using, ini akan jauh lebih menarik,” kata Ketua DWP Kabupaten Banyuwangi, Susi Slamet Kariyono saat merayakan HUT ke-16 DWP di Hotel Ketapang Indah, Selasa (16/12).
Susi mengatakan setiap tahun DWP Banyuwangi bertekad meningkatkan kualitas perempuan di berbagai bidang  untuk mendukung suksesnya program-program pemerintah. Khususnya yang terkait dengan program peningkatan dan pemberdayaan perempuan. Salah satunya lewat lomba di atas.
Selain itu, DWP juga telah persiapkan sejumlah program kemasyarakatan, di antaranya pelatihan-pelatihan bagi anggota ataupun masyarakat, seperti pelatihan membuat olahan panggan dari bahan hortikultura, pelatihan bordir dan membuat alat peraga edukatif (APE) bagi guru PAUD.
 “Tak lupa kami juga akan gelar berbagai kegiatan bakti sosial dan gerakan 1000 mukena bagi kaum dhuafa sebagai implementasi program kemisikinan pemerintah,” imbuh Ny Susi.          
Puncak HUT DWP ke – 16 kali ini, dimeriahkan dengan penampilan ibu-ibu DWP yang tergabung dalam grup Sri Tanjung. Sebuah grup yang mengkolaborasikan musik patrol dan gamelan menyuguhkan lagu umbul-umbul Blambangan dan Ulan Andhung-andhung.
Puas menyanyi, ibu-ibu ini juga masih dihujani door prize oleh panitia HUT DWP, ada kompor, tempat sampah payung, cangkir keramik, handuk, sprei dengan cara mengundinya. Juga memberikan bantuan kepada Yayasan Kesejahteraan Penyandang Tuna Indra (YKPTI) Kabupaten Banyuwangi.
Dilanjutkan pembagian hadiah kepada masing-masing pemenang dalam lomba HUT DWP ke – 16. Diantaranya, Pemenang Lomba Menulis Naskah/ Artikel Pariwisata, Juara I diraih DWP Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Juara II,  DWP Kecamatan Bangorejo dan Juara III, DWP Balai Diklat Pendidikan dan Pelatihan Perikanan. Lomba Pidato Bahasa Using, Juara I, DWP Kecamatan Rogojampi, Juara II, DWP Kecamatan Banyuwangi dan Juara III, DWP, Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang.
Melengkapi acara di puncak HUT DWP ini, Sekkab Slamet Kariyono dan sejumlah pejabat teras ikut hadir ditengah-tengah mereka.
“Selamat HUT DWP. Pemkab mengucapkan terima kasih atas kontribusi DWP yang telah mendukung kinerja suaminya dengan baik, sehingga bisa mengantarkan pemerintah kabupaten Banyuwangi meraih ratusan penghargaan. Ini semua berkat dukungan dan motivasinya kepada suami,” kata Sekkab. 
Sekkab juga mengatakan, sebagai organisasi istri PNS yang kukuh, bersatu dan  mandiri, ada tiga hal yang tidak boleh dilupakan. Pertama, DWP harus lebih kontrukstif terhadap anggota dan keluarganya. Kedua, DWP diharapkan mampu melanjutkan peran dan  pengabdian dengan penuh totalitas. Ketiga,  bisa terus memberdayakan kaum perempuan dan  ikut berperan aktif dalam membangun banga dan negara.
Diakhir puncak perayaan HUT DWP, ibu-ibu ini mendapat siraman rohani dari Ust KH Aad Ainurussalam dari Sidoarjo. Dalam ceramahnya Ustad Aad, menyampaikan pentingnya peningkatan kualitas hidup perempuan menuju ketahanan keluarga. (Humas Protokol)

16 Desember 2015

Napak Tilas, Pusaka Perang Puputan Bayu Ikut Diarak

Ratusan warga tampak bersemangat mengikuti napak tilas perang Puputan Bayu  di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Minggu pagi (13/12). Napak tilas yang digelar untuk memperingati hari jadi Banyuwangi itu terlihat berbeda dari peringatan sebelumnya. Jika sebelumnya mereka hanya sekedar berjalan menyusuri rute yang dilalui oleh pejuang Blambangan dalam Perang Puputan Bayu, kali ini diikuti dengan arak-arakan pusaka perang puputan.
Tak hanya pusaka, sebuah tumpeng raksasa juga diarak. Tumpeng raksasa yang berisi hasil bumi itu diusung dan dikirab mulai dari Pasar Songgon hingga Wana Wisata Rowo Bayu yang berjarak kurang lebih 3 kilometer.
Menurut Kepala Desa Bayu, Sugito, diaraknya pusaka perang Puputan Bayu untuk pertama kalinya ini bertujuan untuk melestarikan pusaka warisan leluhur yang ada di desanya. “Dengan begitu masyarakat jadi tahu pusaka warisan leluhurnya. Pusaka yang jumlahnya ratusan itu kami kirab menuju petilasan Prabu Tawang Alun,”ujar Sugito.
Di petilasan Prabu Tawang Alun yang lokasinya di kawasan wana wisata Rowo Bayu, pusaka berupa keris dan tombak tersebut dimandikan air bunga, lalu kembali disimpan dalam peti senjata.
Napak tilas itu juga dimeriahkan dengan digelarnya drama kolosal perang Puputan Bayu yang diperankan oleh warga Desa Bayu. Dijelaskan oleh Ketua Panitia Napak Tilas, Taufid (50), drama kolosal itu sengaja digelar untuk mengajak masyarakat mengingat dan merenungkan sejarah yang terjadi pada 1771 – 1772.
“Itu perang besar dan tercatat sebagai perang paling kejam yang menewaskan banyak korban. Saat itu, rakyat Blambangan yang tidak rela tanahnya diinjak-injak penjajah, berusaha mempertahankan wilayahnya sekuat tenaga dengan berbekal pedang, tombak dan keris. Lewat fragmen ini, anak-anak jadi tahu betapa dahsyatnya perang Puputan Bayu yang terjadi disini,” pungkas Taufid. (Humas & Protokol)

Dana Insentif Daerah Banyuwangi Meningkat Rp 39,4 Miliar,sebagai Daerah Berprestasi

 Banyuwangi kembali menerima penghargaan dari pemerintah pusat. Kali ini, kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini menerima penghargaan sebagai Daerah Berprestasi Penerima Dana Insentif Daerah (DID). Penyerahan dana insentif ini dilakukan secara simbolis oleh Presiden Jokowi kepada 66 kepala daerah penerima DID di Istana Negara, Senin (14/12). Turut hadir dalam kesempatan tersebut Pj Bupati Banyuwangi, Zarkasi. 
DID merupakan dan insentif dari pemerintah pusat yang diberikan kepada pemerintah daerah yang memiliki kinerja bagus dalam hal keuangan. Antara lain memiliki laporan keuangan bagus dan pendapatan asli daerah (PAD) besar.
Zarkasi mengatakan Banyuwangi dinilai berhasil atas pengelolaan keuangan daerah dan pencapaian kinerja kesehatan fiskal sehingga layak memperoleh penghargaan ini. Sejumlah capaian di bidang keuangan daerah menjadi dasar penghargaan ini.
Seperti Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK atas laporan keuangan Pemerintah Daerah tiga tahun berturut-turut, penetapan Perda APBD 2015 yang tepat waktu, serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meningkat.
"Bukan itu saja penilaiannya, pemanfaatan DID kita juga dianggap optimal. Dari alokasi dana itu, sejumlah kinerja pelayanan publik serta kinerja ekonomi dan kesejahteraan rakyat juga dilihat mengalami peningkatan," kata Zarkasi.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Agus Siswanto mengatakan, tahun ini DID Banyuwangi meningkat tajam, yakni menjadi Rp 39,4 milar. "Sebelumnya kita hanya dapat DID berkisar 3 miliar-an. Namun setelah melihat indikator pembangunan Banyuwangi yang meningkat, DID kita dinaikkan," kata Agus.
Ditambahkan dia, pada tahun 2016 terdapat 271 daerah yang memperoleh DID. Dana ini akan diberikan kepada daerah melalui transfer secara bertahap ke kas daerah pada 2016 nanti.
"Insentif ini rencananya akan kami gunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar masyarakat lainnya. Segera kita ajukan kepada Kemetrian Keuangan, peruntukannya," pungkas Agus.  (Humas & Protokol)

SMAN I Glagah Wakili Banyuwangi di Temu Saka Kalpataru Propinsi Jatim

Sebanyak 40 pramuka penegak SMAN I Glagah diberangkatkan ke Pasuruan, Senin (14/12). Mereka dilepas langsung oleh Plt. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuwangi, Khusnul Khotimah dari halaman kantor Pemkab Banyuwangi. Para anggota pramuka tersebut akan mewakili Banyuwangi dalam Temu Satuan Karya (Saka) Kalpataru tingkat Propinsi Jawa Timur yang digelar di GOR Untung Suropati, Pasuruan pada 14-16 Desember.
Saka Kalpataru adalah adalah salah satu saka di Gerakan Pramuka yang khusus bergerak dalam bidang cinta lingkungan hidup. Saka yang dibentuk atas kerjasama antara Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Kementerian Lingkungan Hidup ini menekankan pada isu lingkungan, pengelolaan sampah, perubahan iklim dan konservasi keanekaragaman hayati. Dengan tujuan membentuk generasi muda yang ramah pada lingkungan hidup.
Khusnul Khotimah menyatakan alasannya memilih pramuka SMAN I Glagah karena pramuka dari sekolah ini dipandang cukup siap dibandingkan sekolah lainnya. “Kebetulan saat ini SMAN I Glagah juga sedang menuju Adiwiyata berpredikat propinsi. Jadi pas sekali moment nya karena kegiatan ini akan mendukung usaha meningkatkan kecintaan warga sekolahnya terhadap lingkungan,” kata Khusnul.
Selama di sana, para pramuka penegak ini akan mengikuti seminar dan loka karya guna menambah wawasan tentang bagaimana mengelola, merawat dan melestarikan lingkungan.  terutama pengelolaan sampah yang menjadi masalah nasional saat ini. Contohnya, mereka akan diedukasi bagaimana mengelola sampah yang saat ini menjadi problem nasional melalui Krida 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Yakni meliputi Komposting,  Daur Ulang, Bank Sampah. Selain dari Banyuwangi,  juga akan ada ratusan peserta dari 12 kabupaten/kota di Jatim. Diantaranya Jember, Bondowoso, dan Situbondo.
‘Yang terpenting adalah merubah mindset mereka agara peduli lingkungan. Sepulangnya dari sana, kami berharap mereka bisa menerapkan pengetahuannya dan menularkannya kepada teman-teman mereka,” imbuh Khusnul.
Sementara itu, kepala Sekolah SMAN I Glagah, Sudiwinoto menambahkan kepercayaan ini menjadi kebanggaan tersendiri. Karena kegiatan temu saka kalpataru ini baru pertama kali dilaksanakan di Jawa Timur dan bertepatan dengan proses sekolahnya menuju adiwiyata berpredikat provinsi. “Alhamdulillah bisa mewakili Banyuwangi. Semoga kegiatan ini bisa menciptakan generasi muda yang semakin peka dan sadar menjaga lingkungan,” ujarnya. (Humas & Protokol)

UMK Banyuwangi Naik Rp 1.599.000,1 Januari 2016

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) se-Jatim akan naik Rp 1.599.000 per 1 Januari 2016 mendatang. Hal itu disosialisasikan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi  bekerjasama dengan Dewan Pengupahan Kabupaten Banyuwangi di Gedung Korpri  Banyuwangi, Senin pagi (14/12).
Dalam acara yang dibuka oleh Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan, Ketut Kencana Nirha tersebut, Kepala Dinsosnakertrans, Saiful Alam Sudrajat mengatakan, sosialisasi ini dimaksudkan agar para pengusaha dan pekerja memahami besaran UMK yang akan diberlakukan di tahun 2016. “Harapan pemerintah, semua perusahaan mengerti ketentuan pengupahan yang sudah ditetapkan gubernur. Sehingga upah yang diberikan layak, memadai, dan membuat kesejahteraan pekerja meningkat,” harap Alam.
Meski begitu, imbuh Alam, tidak semua perusahaan  serta merta  langsung setuju untuk menaikkan upah karyawannya. Alasannya, salah satunya adalah keuangan perusahaan yang terbatas. “Jumlah perusahaan di Banyuwangi ada 1178 perusahaan. Jika ada perusahaan yang keberatan untuk segera menaikkan UMK-nya, mereka masih bisa mengajukan penangguhan kepada kami sampai dengan 1 minggu setelah sosialisasi ini. Jika tidak ada pengajuan penangguhan, maka seluruh perusahaan dianggap tidak keberatan untuk menggaji pegawai sesuai UMK yang berlaku,” ujar Alam dalam acara yang diikuti 200 peserta dari Forpimda, Forpimka, para pengusaha dan pekerja itu.
Perusahaan memang  diwajibkan memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam undang-undang. Pengingkaran terhadap hal itu merupakan pelanggaran undang-undang yang mempunyai implikasi hukum bagi perusahaan yang bersangkutan. Pemerintah sebagai penyelenggara negara telah menetapkan UMK setiap tahunnya untuk melindungi kaum buruh agar memperoleh kehidupan yang layak.
Untuk diketahui, UMK Banyuwangi di tahun 2016 naik sebesar Rp 1.599.000 Yang artinya mengalami kenaikan sebesar Rp 173 ribu dibanding UMK tahun lalu yang hanya Rp 1.426.000. Dari total 38 kabupaten/kota yang ada di Jatim, besaran UMK Banyuwangi berada di urutan ke-16. Sementara UMK tertinggi dimiliki oleh Kota Surabaya yakni Rp 3.045.000. Sedangkan UMK terendah  sebesar Rp 1.283.000 dimiliki oleh Kabupaten Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, dan Madiun.<span 20.8px;"="">(Humas & Protokol)

Pemprov Jabar dan Kabupaten Bangkalan Gali Inovasi Pelayanan Publik di Banyuwangi

Berbagai inovasi pelayanan publik yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah membuat pemerintah propinsi Jawa Barat tertarik untuk belajar. Untuk itu sebanyak sebelas orang dari bagian pengembangan pelayanan publik, biro organisasi Pemprov Jabar datang ke Banyuwangi untuk mempelajari lebih jauh berbagai inovasi yang dimiliki Banyuwangi.

Ketua rombongan sekaligus Kepala Bagian Pengembangan Pelayanan Publik, Biro Organisasi Pemprov Jabar Dewi Lasmana Wati mengatakan pihaknya banyak mendengar informasi tentang inovasi pelayanan publik yang dilakukan oleh Banyuwangi. Bahkan inovasi tersebut diantaranya juga sudah membuahkan penghargaan dari pemerintah pusat.
“Atas dasar itu, sebagai orang-orang  yang berada di bidang pengembangan publik, kami merasa sangat berkepentingan untuk menggali berbagai inovasi pelayanan publik yang ada di Banyuwangi,” kata Dewi saat diterima oleh Asisten Pemerintahan Choiril Ustadi di Lounge Pelayanan Publik Pemkab, Jumat (11/10).
Salah satu inovasi pelayanan publik yang ingin dipelajari, kata Dewi adalah Program pelayanan kependudukan, Lahir Procot Pulang Bawa Akta. Program yang memberikan fasilitas pengurusan akta kelahiran  bayi super cepat ini dianggap Dewi sebuah inovasi yang sangat inspiratif. “Kami sangat tertarik untuk mempelajari kebijakan apa yang mendasari lahirnya program ini hingga eksekusi sampai program ini bisa terlaksana,” kata Dewi.
Program Lahir Procot Pulang Bawa Akta merupakan pengurusan akta bayi yang sangat mudah dan cepat. Begitu bayi lahir, apabila semua persyaratan terpenuhi, maksimal dalam 2 hari akta sudah terbit. Program ini dilaksanakan di semua RSUD dan Puskesmas di Banyuwangi. Program ini telah memperoleh penghargaan sebagai inovasi pelayanan publik terbaik se-Indonesia dari Kementrian Pendayagunaan dan Aparatur Negara (Kemenpan-RB) di awal 2015.
Selain Program Inovasi Lahir Procot Pulang Bawa Kata Dewi, Pemprov Jabar juga tertarik untuk mempelajari pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit umum daerah (RSUD) Banyuwangi. Dewi mengatakan, Pemprov Bandung ingin melihat secara langsung inovasi RSUD dalam melayanai pasien.  “Kami mendengar pelayanan RSUD di Banyuwangi berprestasi di tingkat provinsi karena mampu memberikan pelayanan yang efektif dan efisien bagi pasien,” ujar Dewi.
RSUD Blambangan memang baru saja memperoleh penghargaan Kelompok Budaya Kerja (KBK) dari Provinsi Jawa Timur. Yakni KBK Procot yang berhasil menyabet juara I Bidang Administrasi, dan KBK Sirup juara II bidang Jasa Non-medis.KBK Procot melayani pembuatan Akta Kelahiran dan KK baru. Sementara KBK Sirup dibentuk untuk memotong antrian panjang di apotek rawat jalan hingga pelayanan obat jadi maksimal 30 menit dan pelayanan obat racikan maksimal 60 menit,
Selain Pemprov Jabar, di waktu yang bersamaan Kabupaten Bangkalan juga berkunjung ke Banyuwangi dengan tujuan yang sama.  Tim dari Kabupaten Bangkalan dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Safik, SH, MH, yang diikuti oleh sebelas orang dari DRD dan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bangkalan. (Humas Protokol)

Banyuwangi Raih Regional Marketing Award 2015

Berbagai upaya pemerintah daerah dalam mempromosikan Banyuwangi dinilai oleh sejumlah pihak berhasil melambungkan nama Banyuwangi. Kali ini, Banyuwangi memperoleh penghargaan Regional Marketing Award (RMA) 2015 sebagai pemenang GOLD kategori Kabupaten. Penghargaan ini diserahkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman kepada Asisten Administrasi Umum, Fajar Suasana pada acara Wonderful Indonesia WOW Night, di Jakarta, Kamis (10/12).

Penghargaan RMA 2015 merupakan penghargaan yang diadakan oleh DPD RI bekerjasama dengan lembaga riset marketing MarkPlus Inc. Anugerah RMB 2015 memberikan penghargaan kepada daerah dengan kinerja pemasaran terbaik untuk kategori Provinsi, Kabupaten dan Kota. Banyuwangi menjadi pemenang Gold atau pemenang pertama kategori kabupaten karena dianggap memiliki kinerja terbaik dalam memasarkan daerah dari seluruh kabupaten di Indonesia lainnya.
“Semua potensi yang kita miliki tidak akan bisa bermanfaat optimal untuk daerah bila tidak dipromosikan dengan baik. Dan kami menyadari itu. Maka Banyuwangi gencar promosi dan menggunakan sejumlah strategi promosi. Semua saluran promosi digunakan untuk memaksimalkan peluang datangnya feedback baik wisatawan maupun investor,” kata Fajar.
Fajar melanjutkan, strategi pemasaran yang tepat dengan mengandalkan banyak saluran distribusi, mulai media konvensional, media sosial, hingga beragam aktivasi, menjadi sarana untuk mempromosikan daerah.
“Banyuwangi memiliki banyak potensi untuk dikembangkan. Mulai seni dan budaya, destinasi wisata, sumber daya alam, hingga sumber daya manusia. Promosi yang gencar dilakukan semata untuk menjadikan potensi itu terkelola demi kesejahteraan rakyat,” kata Fajar.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), Agus Siswanto menambahkan keberhasilan ini lantaran Banyuwangi dinilai leading dalam 3 hal. Yakni promosi pariwisata, pemanfaatan teknologi dan informasi serta bidang investasi.
“Kami paparan tentang apa saja yang telah dilakukan Banyuwangi di tiga poin atas. Dan dewan juri yang rata-rata sudah pernah ke Banyuwangi menganggap apa yang kita paparkan sesuai dengan perkembangan yang terjadi di Banyuwangi,” katanya.
Ada 6 panelis yang menguji tim dari daerah yang terdiri atas perwakilan Badan Koordinisasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Kementrian Perdagangan (Kemendag), Kementrian Pariwisata, Anggota DPD RI, serta perwakilan Markplus Inc.
Dalam melakukan promosi, Banyuwangi sendiri memanfaatkan beragam sarana media. Mulai dari menjalin hubungan baik dengan media massa, Banyuwangi juga memanfaatkan media sosial. Sejumlah medsos dimanfaatkan, baik melalui aplikasi android, website, facebook, twitter, dan blog.
Banyuwangi juga menggelar event kreatif tahunan bertajuk Banyuwangi Festival untuk menarik minat wisatawan hadir, yang pelaksanaannya juga bekerja sama dengan dunia usaha alias private partnership.
“Setiap PNS di Banyuwangi juga dibiasakan menjadi PR (public relation-red) yang baik, sehingga setiap tamu yang datang mereka bisa menceritakan dengan baik tentang Banyuwangi,” ujar Agus.
Hasilnya, lanjut dia, pada 2014, investasi yang masuk di Banyuwangi mencapai Rp 3,4 triliun, meningkat hingga 180% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 1,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yang investasinya baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi melonjak drastis hampir 1.100%.
Kunjungan turis juga terus meningkat. Pada 2013, turis lokal mencapai 1.057.952 orang, tumbuh 22% dibanding 2012 sebesar 860.831 orang. Adapun turis lokal pada 2014 mencapai 1.459.670 orang dan turis asing 30.681 orang, naik 39,5 persen dari 2013. Berdasarkan survei independen, belanja turis asing di Banyuwangi sebesar Rp 2 juta per hari per orang, sehingga dari wisatawan asing ada devisa sekitar Rp 52 miliar. 
Ditambahkan Agus, bidang IT juga menjadi prioritas pembangunan di Banyuwangi sebagai salah satu daya tarik Banyuwangi. Sebanyak 1.400 titi wifi dipasang untuk memudahkan siapapun yang hadir di Banyuwangi mudah dalam mengakses informasi. Ini mampu mengubah citra Banyuwangi dari yang semula kota magic menjadi kota digital seiring pengembangan IT.
“Tak dipungkiri, IT telah menjadi kebutuhan masyarakat global saat ini. Pelayanan publik di Banyuwangi pun menjadi lebih efektif dan efisien seiring pengembangan IT di Banyuwangi. Ini juga sebagai bentuk komitmen kami untuk terus memberikan yang terbaik kepada rakyat yang merupakan “customer” kami juga,” pungkas Agus. (Humas Protokol)

FKUB Gianyar Bali Kunker ke Banyuwangi

Keguyuban Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyuwangi menarik perhatian FKUB Gianyar, Bali. Untuk mengetahui lebih dekat bagaimana kerukunan umat beragama di Banyuwangi berjalan dengan baik, FKUB Gianyar secara khusus melakukan kunjungan kerja (kunker) ke kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini, Kamis (10/12).
“Di balik kemajuan Kota Banyuwangi yang terus tumbuh dengan pesat, kami banyak mendengar kerukunan antar umat beragamanya berjalan dengan baik. Kami belum pernah mendengar ada konflik beragama disini. Padahal katanya Banyuwangi dianggap rawan, tapi ternyata aman-aman saja tuh,’ seloroh  I Gede Ciri Suparwata, perwakilan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Gianyar yang juga didapuk sebagai ketua rombongan.
Selain itu, tambah Gede, kedatangan FKUB Gianyar ke Banyuwangi dimaksudkan untuk  merajut silaturrahim dengan FKUB Banyuwangi dan meminta resep bagaimana cara agar anggota FKUB lebih dekat satu sama lain. Juga sharing tentang pelaksanaan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) nomor 8 dan 9 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam memelihara kerukunan umat beragama, pemberdayaan FKUB dan pendirian rumah ibadah.
Rombongan yang berjumlah 16 orang ini diterima oleh Kepala Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi Djafri Yusuf, didampingi Ketua FKUB Banyuwangi, Muhammad Yamin, dan beberapa pengurus FKUB Banyuwangi di Lounge Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi.
Muhammad Yamin, selaku Ketua FKUB mengungkapkan, pihaknya bersama pemkab terus bahu-membahu mengupayakan supaya kerukunan umat beragama dapat terus terpelihara di Banyuwangi. “Peran tokoh-tokoh agama sangat penting dalam membangun Banyuwangi. Kita boleh berkembang menjadi kabupaten yang pariwisatanya maju, namun kita harus menjaga agar daerah ini terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan, dan mengantisipasi dampak-dampak buruk yang mungkin timbul akibat kemajuan pariwisata itu sendiri,”ujar Yamin, sapaan akrabnya.
Yamin berbagi kiat agar para pemuda FKUB memiliki kedekatan dan toleransi yang tinggi satu sama lain. “Salah satunya lewat kemah pemuda lintas agama yang baru saja kami adakan tanggal 5 – 6 Desember lalu dan diikuti 50 pemuda dari perwakilan semua agama,”beber Yamin.
Kemah yang diberi nama FORMULA 1 atau Forum Pemuda Lintas Agama Bersatu itu, jelas Yamin, sengaja dibuat agar para pemuda bisa berkumpul dan berdiskusi satu sama lain, sehingga kedekatan diantara mereka akan terbangun. Dalam kegiatan yang dilangsungkan di destinasi pariwisata, Wisata Osing itu, mereka lebur dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, mengikuti ceramah yang diisi para nara sumber dari Bakesbangpol, Polres Banyuwangi, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) serta FKUB, dan juga menikmati api unggun bersama.
“Bagus ya disini. Semuanya kompak. Semoga hal baik seperti itu bisa kami tiru dan terapkan di tempat kami,” pungkas Gede, diamini anggota FKUB Gianyar lainnya.
Mumpung di Banyuwangi, FKUB Gianyar juga menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Desa Adat Kemiren dan melihat potensi Wisata Osing. Juga mengunjungi Pulau Merah dan berkunjung ke tempat-tempat ibadah yang ada di tengah Kota Banyuwangi.  (Humas & Protokol)

Mahasiswa Unair Jadikan Banyuwangi Obyek Kuliah City Branding

Upaya Pemkab Banyuwangi dalam mempromosikan wilayahnya mampu menarik minat sejumlah pihak. Puluhan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya menjadikan Banyuwangi sebagai obyek city branding. Selama sehari penuh, Kamis (10/12) mereka mengeksplorasi sejumlah tempat yang iconic di Bumi Blambangan ini.

Siang itu Pendopo Sabha Swagata dipenuhi para fotografer muda. Mereka adalah 30 mahasiswa yang mengambil mata kuliah produksi Photo Digital. Sambil menyusuri pendopo, sebentar-bentar mereka berhenti untuk mengambil gambar salah satu sudut pendopo.
“Banyuwangi keren ya. Arsitektur pendoponya bagus banget. Kita sampai bingung ngambil angle fotonya karena semua sangat menarik untuk difoto,” kata Neffi Nurinapraja, mahasiswa semester 7 FISIP Unair. Bukan hanya Neffi, mahasiswi yang lain pun nampak bergairah melihat bangunan pendopo yang bagi mereka sangat khas dan obyek yang menarik sekali bagi kamera.
Dikatakan dosen penanggung jawab mata kuliah Produksi Photo Digital, Dr. Yayan Sakti alasan memilih Banyuwangi sebagai obyek city branding ini, karena takjub dengan keberhasilan Pemkab Banyuwangi dalam lima tahun terakhir. Hal itu terbukti dari beragam penghargaan yang berhasil diraih.
“Kami sudah terlalu sering mendengar kehebatan Banyuwangi melalui media. Makanya kami penasaran dan ingin membuktikan langsung dengan kuliah lapang di sini. Disini, para mahasiswa kami tugasi membuat city branding. Setelah melihat ini, memang Banyuwangi beda. Tidak ada ide “segila” ini dari daerah lain sepengetahuan saya,” ujar Yayan setelah melihat pendopo dan lounge pemda. City Branding adalah upaya untuk mengangkat citra dan memperkuat positioning suatu daerah.
Tidak hanya mengunjungi pendopo, para mahasiswa tersebut juga mengunjungi lounge Pelayanan Publik di kantor pemkab. Di ruang tunggu ini, para mahasiswa juga dibuat kagum dengan konsep bangunannya. Bagi mereka, alasan pendirian lounge yang untuk menghormati setiap tamu pemda dan arsitek ruangannya, sangat brilian.
“Kami semua terkesima dengan interior lounge yang cozy. Enak sekali suasananya. Selain ada makanan khas yang bisa kita nikmati, kita juga bisa mengetahui seluruh informasi tentang Banyuwangi dari layanan publik on line. Mana di depannya ada kolam ikan koi juga,” ujar Rajif Akbar sambil berbinar.
Para mahasiswa yang diterima Asisten Pemerintahan Choirul Ustadi tersebut selain mengunjungi pendopo dan kantor pemkab, mereka juga mendatangi sejumlah lokasi wisata di banyuwangi. Di antaranya Pantai Pulau Merah dan Air terjun Jagir yang berada di kaki Gunung Ijen. (Humas Protokol)

15 Desember 2015

Pantai Rajegwesi, Keindahan Pantai Selatan Banyuwangi


Pantai Rajegwesi terletak dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Maka dari itu, panorama pantai ini sangat indah.

Video =  https://www.youtube.com/watch?v=yzOTM0d1pyA

Pasir pantai berwarna coklat akibat endapan lumpur yang dibawa sungai yang bermuara di pantai ini saat banjir. Pantai ini dikelilingi hutan tropis hijau yang masih asri.Pantai Rajegwesi menjadi jujukan wisatawan lokal dan mancanegara selain tempat wisata lain di kawasan Taman Nasional Meru Betiri seperti Teluk Hijau dan Sukamade. Atraksi wisata budaya yang sering dikunjungi wisatawan berupa wisata agro dan aktivitas masyarakat berupa cara pembuatan gula jawa (nderes) mulai dari pengambilan air kelapa sampai proses pembuatan gulanya. Aktivitas nelayan dan adanya perayaan petik laut bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan.[1] Biasanya aktifitas di pantai ini meningkat saat Hari Raya Idul Fitri. Selain tempat wisata, pantai ini juga menjadi sentra perdagangan ikan bagi desa-desa di sekitar pantai.


Goa Jepang SUKAMADE Harta Karun Wisata BANYUWANGI

Goa Jepang ini terletak di ketinggian 200 m. Didepan goa terdapat tumpukan batu yang merupakan benteng perlindungan tentara Jepang bila ada perlawanan dari musuh yang akan berlabuh di pantai Bandealit.

Video = https://www.youtube.com/watch?v=we6ngWkQEyo

Kedua gua tersebut memang merupakan bagian saksi sejarah yang mewarnai perjuangan bangsa Indonesia. Telah banyak korban yang berjatuhan untuk membangun kedua gua tersebut. Keberadaan kedua gua tersebut nampaknya pantas menjadi bukti masa lalu yang coba mengingatkan bahwa bagaimanapun juga perang ataupun penjajahan adalah salah satu bentuk karya manusia untuk menghancurkan dirinya sendiri, suatu hal yang sebaiknya tidak boleh terjadi lagi di masa-masa mendatang.

Serunya Jalan Jalan ke Sarongan,Suko made Banyuwangi

Akses menuju jl Sarongan-Sukamade tidaklah mudah. sebaiknya jika anda kesana, gunakanlah kendaraan model offroad. Seperti mobil jeep. Jalan mulai rusak setelah anda melewati perkebunan. Jalur yang berlumpur dan bebatuan membuat adrenalin anda terpacu.

Video =https://www.youtube.com/watch?v=KPaxsDQMB1k

Jalanan berliku dan menanjak, bebatuan yang besar, serta tanah yang menjadi lumpur sengaja dibiarkan alami agar tidak mempermudah akses pencuri telur penyu. Dan agar pengunjung merasakan perjalanan yang mengasikkan. Anda akan melewati jalan seperti itu hampir 30 kilometer. Dan yang paling menegangkan adalah di 10 kilometer mendekati sukamade. Karena pengunjung akan melewati sungai yang kedalamannya 40 cm.

Teluk Hijau (Green Bay), Pantai Cantik yang Disembunyikan Banyuwangi

Banyuwangi tak hanya memiliki Pantai Plengkung yang indah, tapi juga Teluk Hijau. Pantai yang masih tersembunyi dan sepi ini memiliki pasir putih yang menawan. Teluk Hijau semakin eksotis ketika dihempas ombak.

VIDEO =https://www.youtube.com/watch?v=pHNTMf-9_cg

Teluk Hijau atau Green Bay terletak di Kabupaten Banyuwangi, bagian selatan Pesanggrahan, Desa Sarongan. Inilah surga yang tersembunyi di Banyuwangi. Keindahan pantai pasir putih nan menawan berhias deburan ombak.

Teluk Hijau berada di belakang tebing setelah Pantai Batu. Jika bertemu dengan pantai yang dipenuhi hamparan batu, berarti Anda berada di Pantai Batu.

Meski begitu, ini berarti lokasi Teluk Hijau semakin dekat. Langkahkan lagi sedikit kaki dan Anda pun akan tiba di Teluk Hijau. Sepi, bersih, dan indah!

Untuk menuju Green Bay, atau yang biasa disebut Teluk Ijo oleh penduduk lokal, traveler harus menuju Desa Pesanggrahan terlebih dahulu. Baru kemudian, lanjut ke Desa Sarongan dengan kondisi jalan yang cukup rusak.

Setelah tiba di Sarongan, jangan terburu senang. Ini karena Anda masih harus trekking ke dalam hutan sekitar 1-2 jam, sebelum mencapai Teluk Hijau. Oh iya, selalu waspada juga ya karena Anda akan melalui jalan setapak. Terlebih, kanan kiri jalan adalah jurang.





09 Desember 2015

Menang Telak 88,8% Suara, Anas Pimpin Banyuwangi Kembali

Pasangan Calon Bupati Abdullah Azwar Anas dan Calon Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko unggul dalam Pilkada Banyuwangi menurut hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan oleh Citra Publik-Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network.

Pasangan petahana itu meraup 88,81 persen suara. Sedangkan kompetitornya, Sumantri Sudomo dan Sigit Wahyu Widodo (Su-Si), mendapatkan 11,19 persen.

Video = https://www.youtube.com/watch?v=2mWdKBKKAFI
Hitung cepat dilakukan di lebih dari 228 TPS pada tingkat kepercayaan 98,25 persen dengan margin of error 1 persen. Metode penarikan sampel memakai multistage random sampling. Sampel TPS diambil secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih.

"Ini perhitungan final quick count dari semua data yang masuk," kata Direktur Citra Publik-LSI Network Ade Mulyana saat jumpa pers di Hotel Santika, Banyuwangi Rabu (9/12/2015).

Menurut Ade, kemenangan Anas sudah diprediksi jauh sebelumnya mengingat elektabilitasnya yang tinggi. Sebagai petahana, Anas dinilai berhasil memimpin Banyuwangi oleh mayoritas warga.
Ade mengatakan, sebelumnya dalam survei diketahui bahwa pemilih rasional Anas yang sulit digoyahkan (strong supporters) mencapai kisaran 84 persen. Mereka adalah pemilih rasional yang mendukung Anas karena alasan kinerja.

Berdasarkan hasil quick count, sebaran kemenangan merata di semua wilayah. Kemenangan terbesar Anas berada di Kecamatan Kabat, Rogojampi, Singojuruh, dan Songgon dengan rata-rata kemenangan 92 persen.

Sementara itu, Calon Bupati Abdullah Azwar Anas berterima kasih kepada seluruh masyarakat Banyuwangi. Terkait hasil quick count, Anas meminta semua pihak menunggu hasil perhitungan resmi oleh KPUD Banyuwangi.

"Quick count secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Tapi kita semua harus menunggu perhitungan resmi KPUD," jelas Anas.

Pilkada Banyuwangi, Anas Yusuf Diklaim Menang Telak 91,3%

Pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko diprediksi menang 91,3% dalam Pilkada Serentak pada Rabu (9/12/2015) besok. Lawannya, yakni pasangan Sumantri Sudomo-Sigit Wahyu Widodo meraih 2,1% suara. Sementara 6,6% pemilih suara masih merahasiakan pilihannya. Demikian hasil riset terbaru Citra Publik - Lingkaran Survei Indonesia (LSI).

VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=2mWdKBKKAFI

Direktur Citra Publik-LSI Network Ade Mulyana mengklaim telah melakukan survei di beberapa kabupaten/kota untuk menyambut Pilkada. Salah satunya di Kabupaten Banyuwangi, yang dilakukan pada 26-30 November 2015.

Survei melibatkan 880 responden di seluruh kecamatan, dengan perbandingan karakteristik demografis dan geografis yang proporsional. Seperti dari sisi usia, agama, suku, pendapatan, dan tempat tinggal. Wawancara pada responden dikerjakan secara tatap muka.

Multistage random sampling dipilih sebagai metode survei dengan hasil tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 3,8%. "Hasil survei ini masih fresh, merepresentasikan preferensi terbaru masyarakat terhadap Pilkada Banyuwangi," kata Ade, Selasa (8/12/2015).

Sebaran suara pasangan Anas-Yusuf hampir merata pada semua segmen pemilih. Baik berdasarkan aspek demografis maupun geografis. Berdasarkan kelompok umur, agama, suku, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lokasi tempat tinggal, hingga level pendapatan, Anas-Yusuf mendapat suara rata-rata minimal 90%.

Artinya, kelompok umur pemilih pemula sampai di atas 50 tahun, 90% ke Anas-Yusuf. Demikian pula bila pemilih dilihat berdasarkan agama, mulai dari pemilih Islam, Hindu, Kristen, Katolik, Buddha, Konghucu, merata ke Anas-Yusuf. Selanjutnya dari aspek suku, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal dan pendapatan, mayoritas juga ke Anas-Yusuf.

Menurut Ade, tingginya capaian suara yang diperoleh Anas tidak terlepas dari kinerja kandidat incumbent pada masa pemerintahan 5 tahun sebelumnya. Dari hasil survei diketahui, 92,3% masyarakat menyatakan sangat dan cukup puas atas kinerja Anas-Yusuf sebagai bupati dan wakil bupati dalam lima tahun terakhir. "Namun masih ada yang nyatakan tidak puas, yaitu sekitar 6%," papar Ade.

Survei juga melihat tingkat popularitas pasangan calon. Anas-Yusuf tercatat memiliki popularitas 99,3% dengan tingkat kesukaan 96%. Sementara Sumantri Sudomo-Sigit Wahyuwidodo di level 40% dan pengenalan sekitar 35%.

"Kalau ada kandidat yang mencoba melakukan politik uang, tidak akan mempan. Belum pernah ada dalam sejarah Pilkada di Indonesia, kandidat bisa menang hanya karena politik uang," pungkas Ade.

Pantauan PJ Bupati Banyuwangi, PILKADA Berjalan Aman

Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang menyelenggarakan Pemilihan kepala daerah serentak 2015. Hasil pantauan penjabat Bupati Banyuwangi Zarkasi disejumlah titik tempat pemungutan suara (TPS), pemilukada berjalan dengan lancar dan aman.

VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=2mWdKBKKAFI

Pemantauan dilakukan di sejumlah TPS di beberapa kecamatan. Di antaranya Kecamatan Pesanggaran, Siliragung, Gambiran dan Rogojampi. Di Kecamatan Pesanggaran, pemantauan dilakukan di TPS 6, Desa Silirbaru, TPS 18 dan 19 Desa Pancer.
“Dari hasil pantauan saya, pilkada Banyuwangi relatif berjalan aman dan lancar. Pokoknya kondusif sekali.  Seperti di Desa Pancer ini semua kan berjalan aman,” kata PJ Bupati Banyuwangi Zarkasi saat meninjau TPS 18 dan 19 Desa Pancer, Pesanggaran, Rabu (9/12).
Di Desa Pancer, dimana sempat terjadi aksi massa terkait tambang  proses pencoblosan oleh warga tetap berjalan normal.  Selain di Kecamatan Pesanggaran, pemantauan dilakukan di TPS 9 Kecamatan Siliragung. Di TPS ini warga juga nampak ramai mendatangi TPS.
 Salah satu warga Siti Aminah (33) mengatakan dirinya memang sudah niat untuk ikut memilih salah satu pasangan calon (paslon) di hari pencoblosan. “Saya lega sudah bisa memilih, mudah-mudahan pilihan saya menang dan membawa berkah untuk Banyuwangi,” ujar Aminah yang datang bersama suami dan anaknya.
Setelah dari Siliragung, PJ Bupati Zarkasi melanjutkan pantauan ke Kecamatan Gambiran dan Rogojampi. Di Rogojampi bahkan Zarkasi sempat menunggu proses penghitungan suara. “Alhamdulillah sampai selesainya proses pencoblosan hingga sekarang mulai penghitungan semuanya berlangsung lancar dan aman,” pungkas  Zarkasi.

TNI Lanal Banyuwangi Raih Predikat Lanal Terbaik Dua Se Indonesia

Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi, meraih penghargaan sebagai juara II Lanal Teladan Se Indonesia. Penghargaan bergensi dari Mabes TNI AL ini diserahkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, Danlanal Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan, di Surabaya, Senin (7/12).  
Mendapatkan predikat Lanal Teladan se-Indonesia, Danlanal merasa bangga.  "Ini anugerah bagi kami. Kami bangga, karena Banyuwangi terpilih Lanal Teladan se-Indonesia. Ini jadi barometer pembinaan pangkalan. Kami harus memberikan contoh yang baik bagi pangkalan yang lain,"tutur Danlanal.
Kemenangan ini, kata Danlanal adalah usaha terbaik prajurit kami yang telah bekerja keras. “Apa yang raih ini harus kita pertahankan hingga tahun depan. Ini adalah rapor hasil kerja kita semua,” ujar Danlanal.
Ditambahkan Danlanal, menurut tim penilai terpilihnya Lanal Banyuwangi sebagai Lanal teladan, karena dinilai mampu menjalankan fungsi-fungsi pertahanan. Diantaranya,  pertahanan pangkalan bahaya laut, bahaya darat, pertahanan udara, sabotase, penindakan huru-hara, hingga penanganan kebakaran.
Faktor  pendorong lainnya, Lanal Banyuwangi punya potensi fasilitasi pangkalan dermaga, yaitu dermaga biasa dan beaching dermaga untuk pendaratan kapal tempur, di tempat lain masih belum ada. “ Selain itu, sistem pelaporan seluruh data di Lanal Banyuwangi tersusun secara rinci dan rapi. Mulai struktur organisasi, keuangan, data  pegawai hingga pelaporan kinerja di lapangan cukup lengkap. Termasuk hubungan antara Lanal Banyuwangi dengan masyarakat, Lanal dengan pemkab, dan bagaimana Lanal bisa melaksanakan fungsinya dengan baik,” kata Danlanal.
Menyambut kemenangan ini semua prajurit Markas Komando (Mako) Lanal Banyuwangi mengarak piagam bergensi ini keliling Makolanal dan menggelar tasyakuran serta senam bersama. Sebelumnya piagam  diarak, diserah terimakan dari Danlanal kepada kepala Perwira Pelaksana (Palaksa) Mayor Laut (P) Robiyanto untuk diarak bersama prajurit keliling bersama semua prajurit dan jalasenastri (isteri prajurit lanal, red).
Hadir dalam acara ini, Penjabat Bupati Banyuwangi, Zarkasi beserta sejumlah pejabat teras pemkab.  Dalam sambutannya Pj Bupati Zarkasi, menyatakan turut bangga dan syukur atas prestasi yang diraih Lanal Banyuwangi. Ini membuktikan keseriusan prajurit TNI AL dalam menjalankan amanatnya sebagai pelayan dan pengayom masyarakat. “Saya merasa sanggat bangga, dari 76 Se Indonesia kita mampu menjadi yang nomer dua. Prestasi ini tidak hanya harus kita pertahankan, tapi kita tingkatkan. Saya yakin Banyuwangi pasti bisa,” ujar Pj Bupati.(Humas Protokol)

08 Desember 2015

Banyuwangi Gelar Kompetisi Wirausahawan Muda

Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Industrial Young Enterpreneur Competition (BIYEC) 2015. Sebuah ajang kompetisi bagi anak muda muda untuk menuangkan ide berbisnisnya dalam sebuah business plan, dengan mengangkat potensi berbasis lokal.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan, Hary Cahyo Purnomo mengatakan, BIYEC digelar untuk menciptakan wirausaha muda yang mampu berinovasi dan berkreasi. “Melalui ajang ini, kami ingin mewadahi anak-anak muda kreatif yang memiliki jiwa kewirausahaan. Kami mencoba merangsang ide-ide kreatif kaum muda ini untuk menciptakan sebuah usaha," kata Hary.
BIYEC 2015 ini diikuti oleh 40 peserta yang rata-rata adalah kalangan pelajar, mahasiswa, dan umum. Mereka telah mengikuti workshop pembuatan business plan yang digelar pada 7 Desember lalu di Kantor Disperindagtam. Workshop itu dipandu langsung Aris Purnama, seorang pengusaha muda sukses bidang pengolahan perikanan.
"Puluhan peserta yang mayoritas pelajar dan mahasiswa ini dibekali dan dilatih membuat konsep perencanaan pengembangan bisnis. Setelah ikut workshop sehari, mereka akan membuat business plan yang dikumpulkan 20 Desember, lalu dipresentasikan di hadapan para juri," ujar Hary.
Dalam kompetisi ini, para peserta juga diminta untuk menciptakan business plan yang berbasis potensi lokal, yakni mengangkat dan mengolah potensi yang ada di daerah sekitar tempat tinggal mereka. Karena itulah kegiatan ini menitik beratkan pada kegiatan industri, dengan tujuan agar  terjadi sebuah proses ekonomi yang berkelanjutan. “Jika potensi lokal setiap daerah terangkat, kami berharap perekonomian masyarakat di setiap daerah juga akan meningkat,” kata Hary.
Dieperindagtamb menyediakan hadiah uang tunai bagi pemenang lomba total sebesar Rp. 31,5 juta. "Sengaja hadiahnya berupa uang, karena kami berharap hadiahnya bisa langsung menjadi modal usaha bagi mereka,” pungkas Hary. (Humas Protokol)

Amankan Pilkada, Polres Terjunkan 1200 Personil

Untuk memastikan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang akan digelar Rabu besok (9/12) berjalan lancar dan aman, Polres Banyuwangi menggelar apel pergeseran pasukan Operasi Mantap Praja Blambangan, Senin sore (7/12). Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama bertindak selaku inspektur upacara dalam apel yang digelar di Taman Blambangan itu.
Apel tersebut diikuti ratusan petugas pengamanan gabungan, diantaranya TNI / Polri, Satpol PP, dan  Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas). Sementara di tengah-tengah undangan yang hadir terlihat Penjabat Bupati Banyuwangi Zarkasi, Forum Pimpinan Daerah, dan pejabat komponen Pemkab Banyuwangi.
Bastoni Purnama mengungkapkan, untuk mengamankan pemilu mulai dari pencoblosan hingga penghitungan hasil suara, pihaknya menurunkan sebanyak 1200 personil. “Kami akan mengeluarkan kekuatan penuh untuk menjaga 2800 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar se-Kabupaten Banyuwangi. Ke 1200 personil tersebut terdiri atas 850 personil dari kepolisian, dibantu 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Brimob Polda Jawa Timur, dan masing-masing 1 SSK dari Bondowoso, Lumajang, Batalion Jember, Kodim dan Pangkalan AL (Lanal) Banyuwangi,” kata Bastoni.
Terkait potensi kerawanan, ujar Bastoni, secara umum seluruh wilayah Banyuwangi cukup aman. Sungguh pun begitu, pihaknya tetap menyiagakan pasukan untuk mengantisipasi agar tidak ada orang-orang yang berpotensi menghancurkan keberlangsungan pesta demokrasi itu. “Kami akan tindak tegas perusuh, tapi tetap dengan cara yang persuasif dan humanis. Jika ada yang melanggar, kami akan melakukan pendekatan persuasif terlebih dahulu, memberi peringatan, dan jika eskalasinya terus meningkat, bukan mustahil para perusuh itu akan ditembak di tempat,” tandasnya.
Bastoni menambahkan, 1 TPS akan dijaga oleh 1 polisi, 1 TNI dan 2 anggota Linmas. Uniknya, dalam pemilu kali ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah pilkada Banyuwangi,  juga dilibatkan para polwan. Total ada 44 polwan yang akan diterjunkan. (Humas & Protokol)

PJ Bupati Ingatkan PNS Kedepankan Netralitas dalam Pilkada

Pemilihan kepala daerah (pilkada) dan wakil kepala daerah tinggal 2 hari lagi. Penjabat (PJ) Bupati Banyuwangi Zarkasi mengingatkan kepada seluruh PNS di lingkungan Pemkab Banyuwangi untuk mengedepankan netralitas.
Hal itu diungkapkan Zarkasi saat dilangsungkannya apel pagi di halaman pemkab, Senin (7/12). “9 Desember besok kita akan memulai pilkada.  Kita harus menjaga netralitas kita sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN),” tegas Zarkasi, mengingatkan.
Menurutnya, pilihan boleh beda. Tapi persatuan dan kesatuan harus tetap terjaga, agar tak mudah dipecah belah. “Siapa pun yang dipercaya Allah untuk memimpin Banyuwangi, tidak ada masalah. Yang penting sebagai abdi negara  kita tetap menunjukkan disiplin dan loyalitas kita. Camkan bahwa kita bekerja untuk rakyat,” kata Zarkasi yang berharap apa yang sudah baik yang dirintis oleh pemimpin sebelumnya, bisa terus dipertahankan.
Selain itu, Zarkasi juga meminta PNS agar terus menjaga disiplin kerja. "Semua yang Banyuwangi capai adalah berkat kedisiplinan kita dalam bekerja. Jangan sampai disiplin kita ini meluntur," pungkas Zarkasi. (Humas & Protokol)

Doa Bersama, Tokoh Agama Inginkan Pesanggaran Kembali Aman

Suasana khusyuk dan penuh kerukunan sangat terasa saat tokoh lintas agama Banyuwangi berdoa bersama di kantor Kecamatan Pesanggaran, Senin (7/12). Semua tokoh ini saling berdoa agar Banyuwangi, khususnya Desa Pesanggaran kembali aman dan masyarakatnya sejahtera pasca aksi massa yang terjadi di areal tambang Tumpang Pitu tanggal 25 November 2015 lalu.

Selain dihadiri oleh tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Komunikasi Umat Antar Beragama, forum silaturahmi ini juga dihadiri Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), forpimka, juga ratusan warga Kecamatan Pesanggaran. Tampak hadir Ketua FKUB sekaligus Ketua MUI Banyuwangi Moh Yamin, Pembina Parisada Hindu Dharma Pandita Gatot, Ketua BAMAG Pendeta Anang Sugeng, dan perwakilan dari agama Budha.
Penjabat Bupati Banyuwangi Zarkasi mengatakan silaturahmi dan doa bersama kali ini sebagai salah satu cara untuk membangun komunikasi dengan warga. Duduk bersama ini, kata dia, agar semua bisa saling komunikasi untuk mencarikan jalan terbaik bagi warga.
“Kita saling mendekatkan pikiran dan perasaan kita. Apa yang menjadi hambatan kita buka dan bersama-sama kita carikan solusi terbaik. Sama-sama cooling down,” kata Zarkasi.
Zarkasi melanjutkan, saat ini suasana di areal Tumpang Pitu sudah mulai kondusif. Warga pun diharapkan tidak lagi terpancing oleh isu-isu yang bisa menimbulkan gejolak. “Kami telah mengkomunikasikan apa yang menjadi keinginan dan aspirasi warga atas keberadaan tambang. Sementara menunggu langkah selanjutnya mari kita sama-sama menjaga suasana yang aman dan damai,” pinta Zarkasi.
Saat sesi do’a bersama secara bergantian tokoh agama Islam, Hindu, Budha, dan Kristen saling melantunkan doa permohonan keselamatan dan kedamaian. Semua warga yang hadir pun nampak khidmat meresapi doa dari pemuka agamanya masing-masing, sementara umat agama lainnya menjaga kehusyukan dalam hening.
Ketua FKUB, Moh. Yamin, Lc mengatakan para tokoh lintas agama mendukung upaya pemerintah daerah dalam menjaga kondusivitas daerah. Salah satunya dengan membentuk paguyuban sebagai wadah komunikasi warga, para tokoh agama dan masyarakat serta perusahaan. Sebab, sangat disayangkan apabila kerukunan umat di Banyuwangi terusik dengan aksi massa yang telah terjadi.
“Kami ingin suasana Banyuwangi yang selama ini aman, tentram dan damai bisa terus terjaga. Sebagai pemuka agama kami juga ingin agar pertambangan yang ada bisa membawa kemaslahatan sebesar-besarnya bagi umat, Bukankah dunia ini diciptakan untuk bisa dikelola sebaik-baiknya oleh manusia. Mengelolanya pun tetap harus bijak,” kata Yamin.
Sementara itu, Pandita Gatot meminta aparat kepolisian segera bisa mengungkap aktor utama penggerak aksi massa ini. Semua ini agar masyarakat di Desa Pancer, Pesanggaran aktivitasnya kembali normal.
“Kasihan masyarakat bawah yang selama ini menjadi korban. Sebenarnya mereka yang terprovokasi ini kan hanya korban permainan, namun justru mereka yang sekarang dihadapkan dengan masalah hukum,” ujar Pandita Gatot.
Atas kejadian akhir November lalu, Gatot menginginkan ke depan agar kanal komunikasi bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Apa yang menjadi keluhan warga, bisa segera dikomunikasikan dan dicari solusinya. “Aparat kami minta juga lebih bijak menghadapi masyarakat bawah ini. Kalau mau ambil ikan, jangan sampai mengeruhkan airnya,” kata Pandita Gatot.
Dalam kesempatan itu hadir pula perwakilan perusahaan pengelola tambang di Tumpang Pitu, Direktur PT. Bumi Suksesindo, Arif Rahman. Arif mengatakan pihak perusahaan telah menerima dan mencatat apa yang menjadi aspirasi warga.
“Ini langkah awal baru kami untuk berkomunikasi lebih baik lagi dengan masyarakat Banyuwangi, apalagi sudah ada paguyuban dari berbagai elemen yang siap menjembatani kami dengan warga. Kami menyadari apa yang menjadi keinginan warga,” ujarnya.
“Segera setelah Pilkada kami akan bertemu dengan paguyuban untuk merumuskan lagkah-langkah konkret yang terbaik bagi semua pihak. Intinya, wilayah Ring 1 tambang akan menjadi perhatian dan prioritas kami. Baik dalam optimalisasi sumber dayanya yang ada, maupun penyaluran CSR kami,” ujarnya. (Humas Protokol)