06 Desember 2015

Festival Kuwung, Sajikan Beragam Legenda dan Kesenian India

Festival Kuwung 2015 benar-benar menjadi sebuah pelangi seni budaya.  Bukan hanya ragam kesenian khas Bumi Blambangan yang dihadirkan, namun tradisi dari daerah lain juga ditampilkan. Bahkan kesenian India juga turut meramaikan festival seni tertua di Banyuwangi ini yang digelar Sabtu malam (5/12).

VIDEO =https://www.youtube.com/watch?v=fvZHuuDRY50

Bila selama ini Festival Kuwung hanya menampilkan kebudayaan dan seni asli Banyuwangi, namun pada tahun ini sejumlah daerah mulai tertarik untuk ikut meramaikan festival ini. “Kami merasa sangat tersanjung atas partisipasi sejumlah daerah yang hadir dalam festival Kuwung 2015. Ini bukti bahwa event di Banyuwangi mulai dipercaya daerah lain,” kata Pj Bupati Banyuwangi, Zarkasi saat membuka Festival Kuwung 2015.
Sejumlah kabupaten turut hadir dalam Festival Kuwung ini. Mulai dari Kota Probolinggo, Kediri, Kabupaten, hingga Kota Denpasar. Istimewanya, Denpasar selain menampilkan lakon Mahabarata, juga  membawa kesenian khas negara India. Sejumlah warga keturunan India  yang tinggal di Bali turut meramaikan parade kesenian ini.
“Komitmen kita dalam menampilkan dan mengemas sebuah atraksi tradisi dan seni budaya daerah mulai mendapatkan tempat di publik nasional.  Ini juga berkat rakyat Banyuwangi yang selalu mendukung setiap event , mulai dari sport tourism, event budaya, hingga atraksi ini,” ujar Zarkasi.
Pada tahun 2015 ini, Festival Kuwung mengangkat keberagaman legenda rakyat yang ada di Banyuwangi. Folklore yang berkembang di Banyuwangi memang sangat banyak, mengingat masyarakat Bumi Blambangan ini terdiri dari berbagai suku. Setiap fragmen cerita rakyat dibawakan dalam bentuk teatrikal oleh para penari yang diiringi oleh para pemain musik tradisional.
Salah satunya, legenda Adege Kedaton Macan Putih yang menceritakan berdirinya Istana Macan Putih yang didirtikan oleh Prabu Tawang Alun. Sebelumnya, juga ditampilkan sejumlah kisah legenda rakyat yang lain. Mulai dari Bambang Menak Diwisuda, Jajang Sebarong, Gemulung Ombak Sembulung, hingga tradisi kebo-keboan dari Desa Alasmalang.
“Semua cerita rakyat yang diangkat ini merupakan kisah-kisah yang hidup di masyarakat Banyuwangi. Para penampilnya merupakan pelaku seni dari sejumlah kecamatan, dan mereka kami minta menampilkan legenda yang berkembang di wilayahnya masing-masing,” terang Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda.
Ditambahkan Bramuda, Festival Kuwung dihadirkan untuk menjadi panggung eksistensi  seni dan budaya asli Banyuwangi yang beragam untuk tetap lestari. “Setelah tahun lalu kami mengangkat tradisi kehidupan masyarakat Banyuwangi melaui dari lahir hingga dewasa, sekarang giliran kisah rakyat yang kami angkat. Supaya, legenda ini tidak musnah oleh waktu, sehingga perlu kami tampilkan ulang agar masyarakat tergugah kembali untuk tetap mengingat sejarah dan kisah masa lampau,” kata Bramuda.
Festival Kuwung ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Banyuwangi, yang tahun 2015 ini  memasuki tahun ke 244. Festival Kuwung 2015 ini sekaligus menjadi event pamungkas dari 38 event dalam gelaran Banyuwangi Festival 2015 yang telah digelar sejak Januari 2015 lalu. (Humas Protokol)

Tidak ada komentar: