14 November 2013

Petik Laut 2013 di Wisata Mangrove Blok Bedul-Banyuwangi East Java

 Petik Laut 2013 di Wisata Mangrove Blok Bedul-Banyuwangi

Upacara Tradisional Petik Laut Bedul
 
Yang dimaksud dengan Petik Laut dapat di­jelaskan menurut arti harfiah sebagai berikut “Petik” berarti ambil pungut atau peroleh. “Petik Laut” berarti memetik, mengambil, memungut atau memperoleh hasil laut berupa ikan yang mampu menghidupi nelayan Muncar dan sekitarnya.
Maksud dan Tujuan.
Penyelenggaraan upacara Petik Laut Bedul dikandung maksud sebagai pengungkapan dari perasa­an syukur, usaha dan mencoba kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dilakukan secara berkelompok khusus­nya bagi masyarakat nelayan di Bedul dan sekitar­nya.
Pengungkapan perasaan tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan tasyakuran sampai dengan tradisi masyarakat secara beramai-ramai melakukan upacara di tengan laut, sesuai dengan tradisi yang masih hidup dilingkungan masyarakat nelayan Bedul sebagai usa­ha mewarisi tradisi para leluhur yang sudah berlang­sung sejak dalam kurun waktu yang lama.
Tujuan diselenggarakannya kegiatan Petik Laut Bedul ini antara lain dapat diungkapkan sebagai ber­ikut :
Mensyukuri atas Rahmad Tuhan Yang Maha Esa yang telah dilimpahkan berupa hasil penangkapan ikan yang tidak kunjung henti-hentinya sepanjang massa.
Sebagai salah satu media permohonan kehadapan Tuhan Yang Esa, agar selalu memperoleh per­lindungan dan dijauhkan dari segala marabahaya, dianugerahi keselamatan dan hasil yang lebih me­limpah lagi.
Sebagai salah satu upaya menanamkan perasaan cinta bahari bagi masyarakat nelayan Muncar, se­hingga kehidupan laut yang telah mendatangkan manfaat bagi kehidupan laut dapat terpelihara se­cara lestari.

12 November 2013

Tradisi Kebo - Keboan 2013, Ritual Tolak Balak Masyarakat Alas Malang

Banyuwangi: Ratusan masyarakat Desa Alasmalang Kecamatam Singojuruh Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (10/11/2013) menggelar ritual adat Kebo - keboan.

Dalam ritual tersebut puluhan warga laki - laki dimake up menyerupai kerbau (kebo) lengkap dengan tanduk, dan lonceng dilehernya kemudian mereka diarak keliling kampung sebagai wujud bersih desa.




Salah satu tetua ada desa setempat, Suprapto mengatakan upacara adat kebo - keboan merupakan ritual rutin warga yang dilaksanakan setiap hari minggu pertama dibulan muharam atau dalam kalender jawa bulan suro, sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah sekaligus sebagai upacara bersih desa agar seluruh masyarakat desa diberi keselamatan.

"Kebo - keboan merupakan ritual tolak bala sekaligus ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah," ungkap Suprapto Minggu (10/11/2013).

Ritual sakral tersebut sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun lalau yang berawal, Desa Alasmalang diserang wabah penyakit, kemudian mbah Karti, mendapat wangsit agar melaksanakan ritual selamatan desa dengan ritual kebo - keboan yang sampai saat ini masih diletarikan masyarakat.

"Sampai saat ini masyakat desa tidak berani meinggalkannya, jika tidak dilaksanakan, tanaman warga akan diserang berbagai penyakit dan beberapa musibah lainnya," Tambah Suprapto.

Kebo atau kerbau sengaja dipilih, karena mayoritas masyarakat desa setempat berprofesi sebai petani, dan kerbau dinilai sangat membantu masyarakat saat bercocok tanam seperti membajak sawah dan lainnya.

Sebelum ritual tersebut dimulai, masyarakat desa terlebih dahulu menanam, berbagai macam palawija dan hasil bumi lainnya, di tengah jalan kampung, dan pada akhir acara puluhan masyarakat yang mejadi, kebo jadi - jadian menggelar prosesi membajak sawah dan menabur benih padi, kemudian masyarakat memperebutkan benih tersebut karena dipercaya bisa menghasilkan panenan yang melimpah.

Dalam prosesi tersebut bayak masyarakat yang harus rela menjadi bulan - bulanan kerbau jadian - jadian, karena jika tertangkap tubuh mereka akan dibenamkan kesawah, dan diseruduk dengan tanduk kebo - keboan. (Sumarsono/AKS)By http://discoverybanyuwangi.blogspot.com/
http://www.youtube.com/user/onielmc?f...
Lintank Tampo=Jual Matrial Pasir ,Batu dll
Ayam Kalkun-Ketawa,,Ps3,Cell,Net n Shop



07 November 2013

Banyuwangi Tour De Ijen (BTDI) 2013



BANYUWANGI - Mirsamad Poorsayedigolakhour dari Tim Tabriz Petrochemical Team Iran keluar sebagai juara umum kategori individu Banyuwangi Tour de Ijen (Btdi) 2013 yang berakhir, Selasa (5/11/2013).

Mirsamad mampu merebut yellow jersey setelah mencatat waktu 16 jam, 11 menit, 43 detik pada lomba yang menempuh jarak 606,5 Km. Pada balapan empat etape ini, Mirsamad mengungguli John Kronborg Ebsen (Danish District Team) dengan selisih waktu 1 menit dan 20 detik. Posisi ketiga diduduki Rahim Emami (RTS Santic), terpaut 5 detik di belakang Ebsen.
Sukses Mirsamad, tidak lepas dari rontoknya Jason Christie (OCBC Singapura), penyandang yellow jersey di tiga etape sebelumnya. Karena beratnya etape keempat, Selasa (5/11/2013). Pembalap asal Selandia Baru ini tercecer dan harus puas finish di urutan ke-36.
"Sukses ini merupakan kerja sama semua anggota tim. Rute tanjakan pada etape terakhir ini sangat berat, tapi stamina saya cukup prima menghadapi etape ini," sebut Mirsamad usai perlombaan.
Keberhasilan Mirsamad kian lengkap karena timnya, Tabriz juga keluar sebagai juara pada kategori tim. Pada etape terakhir, Tabriz menempatkan dua pembalapnya di 10 besar, Mirsamad di posisi keempat dan Ghader Mizbani pada posisi ketujuh. Tabriz mencatat total waktu 48 jam, 47 menit, 22 detik.
Dalam daftar General Classification, Tabriz unggul 2 menit, 10 detik atas RTS Santis (Taiwan). Selanjutnya tim BRCC Banyuwangi menempati posisi  ketiga dengan selisih waktu 9 menit, 55 detik. Keberhasilan tim BRCC menyodok posisi ketiga klasemen tim tidak lepas dari prestasi M Taufik, Tonton Susanto dan Warseno yang finish di urutan ke-9, 10 dan 11.
M Tofiq menjadi pembalap terbaik untuk katagori Indonesia, mengungguli dua rekan setimnya, Tonton dan Warseno. Sedang gelar Raja Sprinter (green jersey) disandang Mat Amin Shahrul (Terengganu Malaysia) dan red jersey (Raja Tanjakan) milik juara etape keempat, Emami Rahim