08 Juli 2013

Wisata Rafting Air Terjun Sempol-Desa Sumber Bulu-Songgon-BWI

Kali Badeng, Potensi Terpendam Di Kecamatan Songgon.

Di kecamatan Songgon, tepatnya di Desa Sumber Bulu, tersimpan kekayaan alam yang masih asli berupa sungai berarus deras. Di sungai yang mengalir dari kaki Gunung Raung ini terdapat  bebatuan mulai dari yang  besar hingga kecil. Sekumpulan anak-anak muda desa,dengan dimotori oleh Yusuf Sugiono mencoba memanfaatkan potensi desanya tersebut untuk  memasyarakatkankan olahraga air berjuluk tubing. Tubing atau yang dikenal pula dengan body rafting adalah sejenis olahraga melawan derasnya arus yang cukup menantang.
Ada yang unik dari tubing jika dibandingkan dengan olahraga arung jeram atau rafting pada umumnya. Yaitu pada peralatan yang digunakan. Pada olahraga arung jeram, perahu karet dan dayung adalah equipment mutlak yang harus digunakan. Sedangkan pada tubing, peralatan yang digunakan adalah ban bagian dalam truk FUSO yang dimodifikasi. Di tengah-tengahnya dilengkapi dengan tali pengaman untuk pegangan dan dudukan untuk pantat. Di bagian siku dan lutut juga dilengkapi pengaman (decker) seperti pada olahraga roller blade/ in line skate. Yang tidak jauh berbeda dengan arung jeram adalah pada helm dan pelampung yang digunakan. Pada arung jeram, satu perahu bisa diisi 6 orang, sedang pada tubing, satu orang satu ban.
Pihak pengelola, yang sekarang menamakan dirinya X-Badeng Tubing Adventure Team, menawarkan  dua jenis trip. Trip pertama adalah trip yang relatif lebih pendek. Pengarungan diawali dari Kalimati – Dam Siran,  dengan waktu tempuh 1 jam. Tarif untuk trip ini tergolong murah meriah. Hanya dengan Rp 20 ribu rupiah, sudah bisa menikmati jeram sepanjang 1,5 kilometer. Bagi yang ingin tantangan yang lebih seru, bisa mencoba trip dengan jalur extreme, Air Terjun Sempol – Dam Siran, yang panjangnya mencapai 4,5 kilometer. Dengan merogoh kocek Rp 45 ribu, jeram berjarak tempuh 3,5 kilometer yang tentunya lebih menguras adrenalin, bisa dinikmati. Apalagi jika hujan turun. Debit air yang naik akan lebih menantang.Pengunjung juga bisa menikmati menu istimewa yang ditawarkan pengelola berupa pisang, talas serta ubi rebus yang dilengkapi dengan suguhan kelapa muda dan nasi tempong. Dijamin bagi yang sudah pernah mencobanya akan ketagihan, dan bagi yang belum mencobanya, akan penasaran.
Menurut Yusuf, olahraga yang awalnya hanya coba-coba ini, tiga bulan  terakhir ini mulai diminati pengunjung. Tidak heran, Yusuf dkk selalu berusaha memperbaiki pelayanan dari waktu ke waktu. “Awal Maret 2011 kami mulai merintis, dan bulan Oktober 2011 baru dibuka untuk umum,” tuturnya. Yusuf menceritakan, awalnya ban yang mereka punya hanya 4 buah. Saat ini jumlahnya sudah mencapai 40 buah, dan dilengkapi helm, decker kaki dan tangan serta pelampung masing – masing  30 unit. Dengan jumlah crew sebanyak 30 orang, jumlah pengunjung yang membludak pada hari Sabtu dan Minggu bisa tertangani dengan baik. “Biasanya pengunjung yang ingin ‘turun’, order terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya lewat nomor HP saya ( 085 236 034 505 )  atau beberapa teman yang namanya dijadikan contact person di papan yang tertera di depan base camp ini,” tambah Yusuf lagi.
Dalam kurun waktu tiga bulan, pengunjung dari berbagai lapisan sudah pernah datang ke lokasi ini, mulai dari masyarakat biasa, organisasi kepemudaan, anak-anak sekolah, wartawan hingga dinas-dinas di bawah jajaran pemkab. Bahkan pengelola arung jeram dari kota lain  yaitu Songa Adventure (Probolinggo) dan Bosamba (Bondowoso), menurut Yusuf,  juga pernah datang ke tempat ini untuk mencoba serunya arus kali Badeng  dengan perahu karetnya.(Humas&Protokol)