16 Desember 2015

Banyuwangi Raih Regional Marketing Award 2015

Berbagai upaya pemerintah daerah dalam mempromosikan Banyuwangi dinilai oleh sejumlah pihak berhasil melambungkan nama Banyuwangi. Kali ini, Banyuwangi memperoleh penghargaan Regional Marketing Award (RMA) 2015 sebagai pemenang GOLD kategori Kabupaten. Penghargaan ini diserahkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman kepada Asisten Administrasi Umum, Fajar Suasana pada acara Wonderful Indonesia WOW Night, di Jakarta, Kamis (10/12).

Penghargaan RMA 2015 merupakan penghargaan yang diadakan oleh DPD RI bekerjasama dengan lembaga riset marketing MarkPlus Inc. Anugerah RMB 2015 memberikan penghargaan kepada daerah dengan kinerja pemasaran terbaik untuk kategori Provinsi, Kabupaten dan Kota. Banyuwangi menjadi pemenang Gold atau pemenang pertama kategori kabupaten karena dianggap memiliki kinerja terbaik dalam memasarkan daerah dari seluruh kabupaten di Indonesia lainnya.
“Semua potensi yang kita miliki tidak akan bisa bermanfaat optimal untuk daerah bila tidak dipromosikan dengan baik. Dan kami menyadari itu. Maka Banyuwangi gencar promosi dan menggunakan sejumlah strategi promosi. Semua saluran promosi digunakan untuk memaksimalkan peluang datangnya feedback baik wisatawan maupun investor,” kata Fajar.
Fajar melanjutkan, strategi pemasaran yang tepat dengan mengandalkan banyak saluran distribusi, mulai media konvensional, media sosial, hingga beragam aktivasi, menjadi sarana untuk mempromosikan daerah.
“Banyuwangi memiliki banyak potensi untuk dikembangkan. Mulai seni dan budaya, destinasi wisata, sumber daya alam, hingga sumber daya manusia. Promosi yang gencar dilakukan semata untuk menjadikan potensi itu terkelola demi kesejahteraan rakyat,” kata Fajar.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), Agus Siswanto menambahkan keberhasilan ini lantaran Banyuwangi dinilai leading dalam 3 hal. Yakni promosi pariwisata, pemanfaatan teknologi dan informasi serta bidang investasi.
“Kami paparan tentang apa saja yang telah dilakukan Banyuwangi di tiga poin atas. Dan dewan juri yang rata-rata sudah pernah ke Banyuwangi menganggap apa yang kita paparkan sesuai dengan perkembangan yang terjadi di Banyuwangi,” katanya.
Ada 6 panelis yang menguji tim dari daerah yang terdiri atas perwakilan Badan Koordinisasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Kementrian Perdagangan (Kemendag), Kementrian Pariwisata, Anggota DPD RI, serta perwakilan Markplus Inc.
Dalam melakukan promosi, Banyuwangi sendiri memanfaatkan beragam sarana media. Mulai dari menjalin hubungan baik dengan media massa, Banyuwangi juga memanfaatkan media sosial. Sejumlah medsos dimanfaatkan, baik melalui aplikasi android, website, facebook, twitter, dan blog.
Banyuwangi juga menggelar event kreatif tahunan bertajuk Banyuwangi Festival untuk menarik minat wisatawan hadir, yang pelaksanaannya juga bekerja sama dengan dunia usaha alias private partnership.
“Setiap PNS di Banyuwangi juga dibiasakan menjadi PR (public relation-red) yang baik, sehingga setiap tamu yang datang mereka bisa menceritakan dengan baik tentang Banyuwangi,” ujar Agus.
Hasilnya, lanjut dia, pada 2014, investasi yang masuk di Banyuwangi mencapai Rp 3,4 triliun, meningkat hingga 180% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 1,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yang investasinya baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi melonjak drastis hampir 1.100%.
Kunjungan turis juga terus meningkat. Pada 2013, turis lokal mencapai 1.057.952 orang, tumbuh 22% dibanding 2012 sebesar 860.831 orang. Adapun turis lokal pada 2014 mencapai 1.459.670 orang dan turis asing 30.681 orang, naik 39,5 persen dari 2013. Berdasarkan survei independen, belanja turis asing di Banyuwangi sebesar Rp 2 juta per hari per orang, sehingga dari wisatawan asing ada devisa sekitar Rp 52 miliar. 
Ditambahkan Agus, bidang IT juga menjadi prioritas pembangunan di Banyuwangi sebagai salah satu daya tarik Banyuwangi. Sebanyak 1.400 titi wifi dipasang untuk memudahkan siapapun yang hadir di Banyuwangi mudah dalam mengakses informasi. Ini mampu mengubah citra Banyuwangi dari yang semula kota magic menjadi kota digital seiring pengembangan IT.
“Tak dipungkiri, IT telah menjadi kebutuhan masyarakat global saat ini. Pelayanan publik di Banyuwangi pun menjadi lebih efektif dan efisien seiring pengembangan IT di Banyuwangi. Ini juga sebagai bentuk komitmen kami untuk terus memberikan yang terbaik kepada rakyat yang merupakan “customer” kami juga,” pungkas Agus. (Humas Protokol)

Tidak ada komentar: