28 Februari 2016

Banyuwangi Deklarasikan Anti Narkoba

Banyuwangi mendeklarasikan anti narkoba, Sabtu (27/2) pagi.  Para pelajar dan seluruh elemen masyarakat secara serempak menyatakan 'say no to drugs' dalam acara yang digelar di Gesibu Blambangan itu. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas turut hadir bersama seluruh anggota Forum Pimpinan Daerah.

Dalam deklarasi tersebut ditegaskan bahwa para pelajar se-Kabupaten Banyuwangi bersepakat mendukung pemberantasan dan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Banyuwangi dan memberikan contoh hidup sehat tanpa menggunakan obat-obatan terlarang. Sebagai generasi emas Banyuwangi, para pelajar juga menolak penggunaan narkoba dengan memfokuskan pada belajar dan mencetak prestasi. Mereka juga menyatakan kesanggupannya untuk tidak coba-coba dan terpengaruh narkoba serta siap melaporkan jika mengetahui dan melihat adanya narkoba di Banyuwangi.
Usai deklarasi, Bupati melakukan penandatanganan gerakan anti narkoba sekaligus melepas balon sebagai tanda dimulainya gerakan tersebut.
Di depan para deklarator, Anas mengatakan  apresiasinya yang mendalam atas kegiatan tersebut.  "Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang positif ini. Saya yakin yang datang kesini adalah anak-anak baik. Anak-anak yang baik tidak hanya peduli pada dirinya sendiri, tapi juga kepada lingkungan dan orang-orang di sekitarnya," kata Anas.
Anas juga mengingatkan agar para pelajar tak salah dalam bergaul. Sekali salah pilih teman, ujar Anas, bisa menjerumuskan ke jalan yang salah pula. "Para pengedar narkoba ini juga terus mencari mangsa. Sekarang bukan hanya di kota-kota besar saja yang jadi sasaran. Anak-anak muda di desa-desa pun jadi incaran. Karena itu pandai-pandailah menentukan lingkungan pergaulan," pesannya.
Senada dengan bupati, Kapolres Banyuwangi  AKBP Bastoni Purnama juga menegaskan, narkoba menjadi musuh bersama tak hanya di Indonesia saja tapi juga dunia. "Apa yang kita lakukan hari ini adalah kegiatan preventif atau pencegahan. Generasi muda kita harus aware terhadap penyalahgunaan narkoba ini. Mereka harus membentengi diri agar tak sampai jadi korban," tutur Bastoni.
Di Banyuwangi sendiri, lanjut Bastoni, sosialisasi,  penyuluhan dan razia terus dilakukan dengan gencar oleh pihaknya. "Ini semata-mata agar anak-anak muda paham dampaknya," cetus Bastoni.
Bastoni juga membeberkan tingkat peredaran narkoba di Banyuwangi. Tahun 2015 saja, terang Bastoni, ada 100 pelaku narkoba yang ditangkap di Banyuwangi. Mereka ada yang berperan sebagai pemakai, penjual, pengedar bahkan pemilik pabriknya. Dari 100 orang yang tertangkap tersebut, 20 persen diantaranya adalah pelajar. “Karena itu masalah ini menjadi concern kita bersama. Ke depan Badan Narkotika Nasional juga siap berkoordinasi dengan Polres dan Pemkab untuk memerangi masalah ini,” pungkas Bastoni. (Humas & Protokol)

Wabup Gowes Tinjau Infrastruktur Pedesaan

Memantau infrastruktur jalan di wilayah selatan, Wakil Bupati Yusuf Widiyatmoko gowes keliling sepanjang jalan desa di Kecamatan Kalibaru - Glenmore, Sabtu (27/2). Dengan mengayuh sepeda kesayangannya, Wabup Yusuf bersama Camat  Kalibaru, Edi Supriyono dan sejumlah penghobi sepeda menyusuri jalan-jalan desa mulai pukul 07.00 WIB.

Video jl desa kalibaru wil air trjun = https://www.youtube.com/watch?v=-WCnbSO-Lxc
"Kegiatan ini untuk melihat secara langsung infrastruktur pedesaan apa sudah maksimal. Sekaligus menggali aspirasi warga yang ada dipinggiran agar bisa diakomodir pemerintah," tutur Wabup Yusuf.
Rute gowes Wabup kali ini cukup panjang, start dari depan kantor Kecamatan Kalibaru - Kebunrejo - Pasar Kalibaru Kulon - Balai Desa Kalibaru Manis hingga Balai Desa Kajarharjo.
"Balai desa ini merupakan salah satu desa yang siap mendukung program Smart Kampung (Desa dengan pelayanan berbasis IT). Saya lihat infrastrukturnya sudah lengkap,ada wifi, PAUD,Posyandu dan ruang pelayanan publiknya sudah siap.Kalau semua desa bisa mandiri seperti ini pasti pelayanan kepada masyarakat bisa lebih maksimal," ujar Wabup.
Selain infrastruktur pedesaan, Wabup juga meninjau Waduk Wisata Sidodadi di perkebunan Kalirejo, Glenmore. Di waduk yang diresmikan Menteri BUMN, Rini Soemarno, beberapa waktu lalu ini, Wabup sempat berkeliling waduk dan menyapa pengunjung serta berselfie. "Waduk ini sudah bersih, selalu jaga kebersihannya agar pengunjung selalu nyaman," pungkasnya.  Selain menunjang kebutuhan air, waduk ini juga berfungsi sebagai wahana wisata baru di Banyuwangi. (Humas & Protokol)

Strategi Membangun Jalan ala Banyuwangi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, sejak 2010, pemerintah daerah setempat telah menerbitkan regulasi bantuan aspal untuk kelompok masyarakat. Tiap tahun lebih dari 1.000 drum aspal dibagikan ke masyarakat, sehingga sejak 2010 telah dibagikan lebih dari 5.000 drum aspal. "Tiap tahun rata-rata minimal 1.000 drum dibagikan. Tahun ini naik jadi 1.500 drum aspal yang akan dibagikan," kata Anas.

Video Jl2 wil Bwi =

https://www.youtube.com/watch?v=Q67Cy_R2NOg

"Warga bisa bantu bareng-bareng. Biasanya dibagi giliran per RT untuk bantu gotong-royong. Termasuk warga bisa menyediakan makanan kecil seperti pisang goreng atau ketela rebus bagi pekerja saat mereka istirahat. Ini sekaligus menumbuhkan kembali semangat gotong-royong di masyarakat yang mulai luntur," imbuh Anas.
Salah satu contoh pembangunan jalan dengan skema sinergi masyarakat itu adalah pembangunan 9 kilometer jalan di Dusun Pringgodani, Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, yang tahun ini bakal tuntas. Daerah itu tergolong pinggiran dan berada di kawasan perkebunan.
Dia menambahkan, di luar skema sinergi, pembangunan dan pemeliharaan jalan dalam skala puluhan kilometer dikelola langsung oleh Pemkab Banyuwangi. Tiap tahun rata-rata minimal 300 kilometer jalan dibangun dan diperbaiki.
"Perpaduan antara program sinergi masyarakat serta dunia usaha dan program pemerintah daerah akan semakin memperluas dan memeratakan pembangunan jalan. Tapi memang belum semua wilayah terpenuhi karena Banyuwangi ini kabupaten terluas di Jawa Timur dan bahkan di Jawa. Pembangunan dilakukan bertahap," kata Mujiono. (Humas & Protokol)

Kemenpar Nilai Wisata Pantai Banyuwangi Potensial

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indonesia melihat kondisi riil destinasi wisata pantai di Banyuwangi sangat potensial. Apalagi letak Banyuwangi yang strategis dan menjadi wilayah transit sebelum menyeberang ke Pulau Bali, secara tidak langsung mampu menyedot wisatawan. Karena itu Kemenpar tergerak untuk mengadakan bimbingan teknis (bimtek) penyelamat pantai (lifeguard) di Banyuwangi, Kamis (25/2) – Jumat (26/2). Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar, Danang Rahadian Sinayangsari.

VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=R9AUzNJ6rtU---Pantai Bangsring

Rumah Apung Bangsring Banyuwangi Video https://www.youtube.com/watch?v=TqlucustSGI

“Kami datang kemari untuk memberikan pelatihan tentang lifeguard ini. Selain ke depannya sangat bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai, keselamatan wisatawan yang datang ke obyek wisata tersebut juga lebih terjamin,” kata Danang.
Melalui pelatihan ini, tambah Danang, kualitas pelayanan di obyek wisata, khususnya pantai akan meningkat. “Disini mereka  tidak sekedar belajar teori, tapi juga mempraktekkan langsung bagaimana memberikan penyelamatan dengan cepat dan tepat,” ujar Danang.
Lelaki kelahiran Yogyakarta 47 tahun  lalu tersebut berharap, Pemkab Banyuwangi ke depan akan memfasilitasi para lifeguard ini dengan membentuk paguyuban. Dengan begitu, mereka bisa saling berkomunikasi, berbagi pengalaman dan kemampuan satu sama lain. Kalau sudah terbentuk paguyuban, kata Danang lagi sembari mencontohkan di Pangandaran-Jawa Barat, pemkab bisa mendorong para pengusaha untuk memberikan Corporate Social Responsibility (CSR) –nya sehingga mereka bisa lebih maju dan sarana prasarana yang dimiliki lebih memadai.
Bimtek Peningkatan Kapasitas Penyelamat Wisata Pantai  (lifeguard) yang berlangsung  di Hotel Berlian Abadi ini diikuti 25 peserta. Mereka merupakan pelaku wisata di pantai, waduk dan sungai yang ada di Banyuwangi. Diantaranya dari Bangsring Boat, Wisata Pantai Boom, Waduk Sidodadi, Bangsring Underwater, Kali Badeng, Kali Bunder, Mustika Pancer, Teluk Banyu Biru, dan Wisata Mangrove Bedul. Banyuwangi sendiri tahun ini  disasar oleh Kemenpar bersama 4 daerah lainnya di Indonesia. Yakni Lampung Selatan, Belitung Timur, Jogja dan Rembang.
Di samping mendapatkan materi kelas, hari Kamis kemarin (25/2), peserta juga diajak praktek langsung di kolam renang hotel Berlian Abadi. Jumat (26/2) pagi hingga sore,  mereka  turun untuk melakukan praktek di Bangsring Underwater berupa penanganan korban tenggelam, menangani korban terkena sengatan ubur-ubur, dan jenis-jenis penyelamatan lainnya. Pelatihan ini dibimbing langsung oleh instruktur yang kompeten di bidangnya. Mereka adalah Kiki Murdiatmoko, Jurianto M. Nur, dan Arif Budiman dari lembaga independen Balawista.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pelaku pariwisata sekaligus wisatawan yang datang ke Banyuwangi. “Suatu kehormatan tersendiri pelaku pariwisata Banyuwangi diberi kepercayaan mendapatkan pelatihan lifeguard ini. Dengan terus di-upgrade-nya skill para lifeguard ini, pariwisata Banyuwangi akan memiliki nilai tambah. Ini akan terus kami tingkatkan. Apalagi Banyuwangi punya wisata selam yang semakin dikenal,” tuturnya.
Salah seorang peserta, Ari Restu yang tergabung dalam kelompok instruktur arung jeram Kali Badeng, Songgon, Banyuwangi, juga merasa senang berkesempatan  terlibat dalam kegiatan ini. “Ilmu saya tentang penyelamatan korban tenggelam dan pengetahuan P3K jadi bertambah. Saya yakin ini akan sangat bermanfaat dan bisa langsung kami praktekkan di lapangan,”tandasnya seusai praktek seharian penuh di Bangsring Underwater. (Humas & Protokol)

25 Februari 2016

Bupati Anas Pantau Banyuwangi Discovery

Disambut ribuan pelajar Sekolah Dasar (SD) dari seluruh penjuru Kabupaten Banyuwangi, Bupati Abdullah Azwar Anas datang memantau pelaksanaan Banyuwangi Discovery. Acara yang dihelat di Taman Blambangan, Kamis pagi (25/2) tersebut merupakan kerjasama Dinas Pendidikan dan Radar Banyuwangi serta melibatkan beberapa pihak lintas sektoral. Seusai dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiyono, Bupati yang hadir mendapat kehormatan untuk melakukan penyerahan koran soal secara simbolis kepada peserta. Kemudian, Anas bersama dengan ratusan siswa foto bersama ditengah lapangan. Lalu, dilanjutkan dengan memantau pelaksanaan Banyuwangi Discovery disekeliling Taman Blambangan.
VIDEO = https://www.youtube.com/channel/UC8a9uERwTNaAfH1SFm8JJ6w/videos
Kegiatan-kegiatan demikian, menurut Anas, merupakan usaha untuk mentransformasi gagasan besar dalam bentuk-bentuk kecil. “Ini juga untuk mentransformasi gagasan besar, dari pusat atau dari daerah sendiri, dengan ragam kegiatan,” imbuhnya.
Selain lomba mengerjakan soal-soal, para siswa SD juga bisa menampilkan beragam aktraksi. Seperti penampilan band, musik angklung, peragaan busana dari bahan daur ulang, pencak silat, dan beragam tari-tarian. (Humas Protokol)

Pantau Banyuwangi Discovery, Bupati Anas Jadi Rebutan Foto Selfie

Setelah mendulang sukses pada gelarannya tahun lalu, event Banyuwangi Discovery kembali digeber di Taman Blambangan Banyuwangi, Kamis (25/2). Sebuah event yang melibatkan pelajar sekolah dasar (SD) yang bertujuan mengedukasi generasi muda Banyuwangi untuk mengenali daerahnya dengan segala potensi di dalamnya. Event tersebut diikuti sebanyak empat belas ribu pelajar SD dari seluruh penjuru Bumi Blambangan.
VIDEO = https://www.youtube.com/channel/UC8a9uERwTNaAfH1SFm8JJ6w/videos
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan event ini merupakan upaya Pemkab Banyuwangi untuk mengenalkan lingkungan dan pendidikan kepada anak-anak. Sekaligus, lanjutnya, untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan pemkab dengan cara yang tepat dan menyenangkan untuk anak-anak sesusia mereka.
“Kami ajak anak-anak mengenal daerahnya melalui tebak gambar dan mengisi TTS seputar potensi Banyuwangi. Mulai budaya, kuliner, destinasi wisata hingga program-program daerah. Cara inilah yang tepat, karena anak-anak tidak mungkin disuruh mendengarkan pidato. Selain juga untuk mentrasformasi gagasan besar ke dalam gagasan kecil,” kata Bupati Anas usai berkeliling Taman Blambangan memantau pelaksanaan Banyuwangi Discovery.
Ada yang menarik saat Bupati Anas berkeliling memantau acara ini. Bagai seorang artis dadakan, suami Ipuk Fiestiandani ini menjadi rebutan semua pengunjung untuk di ajak ber-selfie. Mulai dari pelajar, guru hingga orang tua yang mengantarkan putra-putrinya.
“Pak Anas, Pak Anas...saya minta foto bareng ya,” pinta Adelia Kurniandari, pelajar kelas V salah satu peserta Banyuwangi Discovery.
Tak hanya Adelia, guru-guru pendamping pun banyak yang curi-curi moment mengambil foto bupati satu anak ini. “Mumpung ketemu Pak Anas, minta foto yuk. Jarang lho, bisa ketemu gini,” ujar Siswati (43).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiono, menyampaikan anak-anak perlu diajarkan cinta tanah air agar rasa memilikinya terhadap Banyuwangi tumbuh sejak dini. “Dengan begitu, mereka akan semakin bangga menjadi bagian dari masyarakat Banyuwangi. Berbekal kebanggaan itu, semangat membesarkan Banyuwangi akan semakin tinggi. Inilah bekal membangun Banyuwangi semakin baik,” ungkap Sulihtiyono saat membuka event uji wawasan pelajar itu.
Event yang diadakan di kali ketiga ini diikuti pelajar SD kelas 4, 5, dan 6. Kegiatan ini, imbuh Sulih,  berlangsung mulai pukul 08.00 – 10.00 WIB. Saat peserta mengerjakan teka-teki tersebut, mereka disuguhi hiburan gratis yang ditampilkan oleh pelajar yang punya keterampilan khusus dari sekolah-sekolah di Banyuwangi. Mulai dari tari-tarian, lagu-lagu, fashion show dari bahan recycle dan masih banyak lagi. Selain itu juga ada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dinas Kesehatan yang memberikan pemeriksaan gratis kepada pelajar dan pengunjung yang datang. (Humas & Protokol)

22 Februari 2016

Hari Pertama Kerja, Wabup Pimpin Upacara HKN

Hari pertama kerja, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko memimpin upacara Hari Kesadaran Nasional (HKN)  yang digelar di halaman Pemkab Banyuwangi, Senin (22/2). Saat memberikan sambutan di depan ratusan PNS Wabup menyampaikan sejumlah program yang akan dilakukannya selama lima tahun ke depan.
“Selama lima tahun ke depan kami telah menyiapkan sejumlah program baru yang tetap bermuara pada terwujudnya Banyuwangi yang semakin lebih baik. Diantaranya program Beasiswa Banyuwangi Cerdas.
“Karena melalui program ini para pelajar kurang mampu namun berprestasi tetap bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi,” ujar Wabup Yusuf sembari menekankan bahwa pengembangan SDM memang menjadi salah satu prioritas mereka untuk mewujudkan generasi emas Banyuwangi.
 Selain pemberian beasiswa, program kursus bahasa asing berbasis desa/kelurahan akan terus dilanjutkan. Sebab masyarakat yang sudah berada di tengah-tengah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dituntut punya kualifikasi tinggi agar bisa unggul dalam kompetisi.
Selain itu juga bidang kesehatan, dibidang ini, kata Wabup Yusuf, tahun ini akan dilaksanakan peningkatan sarana prasarana di 13 puskesmas dan 10 Puskesmas Pembantu (Pustu). Sarana pemeriksaan dan pengobatan di 2 RSUD dan 45 puskesmas juga akan terus dibenahi. Juga akan dilakukan pengembangan Puskesmas Plus di 4 kecamatan, yakni Puskesmas Wongsorejo, Benculuk, Purwoharjo dan Pesanggaran. Puskesmas Plus adalah puskesmas yang dilengkapi dengan layanan spesialistik, dalam hal ini obstetri gynekology (obgyn/kandungan) dan dokter anak. Keempat puskesmas itu dipilih karena tempatnya yang terpencil dan aksesnya yang jauh dari rumah sakit.
“Tentunya yang tak ketinggalan sektor pariwisata, dan yang lainnya. Perjalanan kita ke depan tentunya bukan hal yang mudah. Saya berharap kita terus solid dalam bekerjasama. Karena tanpa masyarakat Banyuwangi dan seluruh PNS, Bupati Anas dan saya bukanlah apa-apa. Terkait padatnya agenda yang akan kita gelar ke depan dan menyita waktu untuk keluarga, njenengan bisa menyiasati dengan berganti tugas dengan rekan-rekan sejawat. Sehingga dengan begitu, keluarga kita tetap akan merasa diperhatikan,” pungkas Wabup Yusuf.
Usai upacara, Wabup juga menyerahkan Jaminan Kematian BPJS Ketenagakerjaan kepada ahli waris dua  juru parkir yang meninggal dunia. Kedua juru parkir tersebut adalah Almarhum Nanang Edi Subagio dari Kecamatan Genteng dan Budi Sutrisno dari Rogojampi. Ahli waris kedua almarhum mendapatkan masing-masing Rp 23 juta rupiah. (Humas & Protokol)

Punya Program Beasiswa Rp 300 Juta, Bupati Anas Silaturahim dengan Anak Penyandang Disabilitas

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menggelar silaturahim dengan berbagai elemen masyarakat di pendopo kabupaten yang juga rumah dinas bupati, Minggu (21/2). Silaturahim ini dihadiri ribuan warga dari berbagai kalangan, termasuk sekitar seratus anak penyandang disabilitas yang diundang secara khusus oleh Anas.

”Khusus untuk anak-anak penyandang disabilitas, saya secara khusus mengundang mereka untuk memberikan semangat sekaligus memberitahukan bahwa Pemkab Banyuwangi akan kembali melanjutkan program pemberian beasiswa Banyuwangi Cerdas, yang salah satunya dialokasikan khusus untuk para penyandang disabilitas,” kata Anas.
Bupati berusia 43 tahun itu menambahkan, beasiswa Banyuwangi Cerdas mengalokasikan secara khusus untuk para penyandang disabilitas. Anak penyandang disabilitas yang memenuhi syarat diberi fasilitas beasiswa kuliah sampai selesai sesuai dengan jurusan yang diminati.
”Tahun ini, alokasi untuk anak-anak penyandang disabilitas sebesar Rp 300 juta yang bisa dimanfaatkan untuk membiayai kuliah mereka,” kata Anas.
Anas mengatakan, beasiswa yang diberikan meliputi biaya pendidikan dan biaya hidup. Bagi anak penyandang disabilitas yang memiliki prestasi apapun baik akademik, seni dan lainnya bisa mendaftar untuk mendapatkan beasiswa ini melalui sekolah dan desa atau lembaga terkait. Beasiswa ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas SDM sekaligus menciptakan akses pendidikan yang sama untuk semua anak.
”Insya Allah akan kami tambah terus. Sebelumnya Rp 150 juta, tahun ini naik jadi Rp 300 juta, dan tahun depan Insya Allah bisa Rp 500 juta,” kata Anas.
Beasiswa anak penyandang disabilitas itu melengkapi beasiswa Banyuwangi Cerdas yang tahun ini dialokasikan Rp 3,75 miliar. Beasiswa itu juga dimanfaatkan untuk membiayai anak-anak muda Banyuwangi berkuliah di berbagai perguruan tinggi.
Selain beasiswa, Pemkab Banyuwangi memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi para penyandang disabilitas. Di antaranya yang sudah berjalan adalah pelatihan memijat bagi penyandang tuna netra serta pemberian materi tentang usaha ekonomi produktif. Anas berharap ada sinergi yang baik antara berbagai stakeholder baik pemerintahan daerah maupun pihak swasta dalam membantu penyandang disabilitas Banyuwangi yang jumlahnya mencapai 4.453 orang. ”Upaya intervensi untuk penyandang disabilitas harus melampaui hal-hal yang bersifat amal, tapi sudah wajib berkonsep pemberdayaan, seperti beasiswa, pelatihan, dan penguatan ekonomi," papar Anas.
Salah satu wujud nyata untuk mendorong peningkatan kualitas SDM tanpa terkecuali untuk penyandang disabilitas adalah dengan memperbanyak sekolah-sekolah inklusif yang ditunjang dengan fasilitas dan guru berkompeten. Saat ini Banyuwangi memiliki 122 sekolah inklusif yang menerima 453 siswa penyandang disabilitas. Sekolah itu terdiri atas 29 sekolah PAUD, 44 SD/MI, 26 SMP/MTs, dan 23 SMA/MA/SMK. Sekolah-sekolah tersebut dilengkapi dengan 92 orang guru pembimbing khusus dan sarana prasarana yang aksesibel bagi anak penyandang disabilitas.
 Saat ini, sebanyak 120 orang siswa penyandang disabilitas bersekolah di 29 pendidikan anak usia dini inklusif, 277 orang bersekolah di 29 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah inklusif, 49 orang bersekolah di 26 sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah inklusif. Hanya jumlah siswa di tingkat SMA/MA/SMK inklusif masih belum sebanyak lembaga yang ada. Tercatat ada 7 orang siswa bersekolah inklusif, padahal jumlah SMA/MA/SMK inklusif mencapai 23 unit. Kebanyakan anak penyandang disabilitas yang memasuki usia SMA/MA/SMK bersekolah di SMA Luar Biasa. Di Banyuwangi sendiri kini ada 39 lembaga pendidikan luar biasa yang meliputi TK Luar Biasa hingga SMA Luar Biasa.
”Kehadiran sekolah-sekolah inklusif tersebut memberi kemudahan bagi anak penyandang disabilitas. Salah satunya, mereka bisa bersekolah yang terdekat dengan rumah. Anak penyandang disabilitas bisa belajar di sekolah reguler, mempelajari mata pelajaran yang sama dan mengikuti semua kegiatan di sekolah tanpa ada diskriminasi,” jelas Anas.
Bupati Anas sendiri hari ini menggelar silaturahim dengan ribuan warga di pendopo yang merupakan rumah dinasnya. Anas tiba di pendopo dari rumah pribadinya dengan disambut  kesenian musik khas Banyuwangi. Alunan rebana dan kuntulan yang rancak mengantarkan Anas menuju pendopo yang ditinggalkannya sejak pertengahan Oktober 2015 lalu seiring habisnya masa jabatan Anas sebagai bupati periode 2010-2015.
Setelah bersilaturahim dan berdialog, warga secara bersama-sama menikmati kuliner khas yang disediakan gratis. Pemkab Banyuwangi memborong dagangan makanan khas sejumlah pedagang makanan.(Humas Protokol)

Relawan Peduli Sampah Turun ke Jalan, Kampanye Diet Sampah

Hari Peduli Sampah Nasional (PSN) yang jatuh pada tanggal 21 Februari diperingati berbagai elemen masyarakat, tak terkecuali para relawan peduli sampah di Banyuwangi. Ratusan relawan yang merupakan gabungan dari 41 komunitas peduli sampah ini turun ke jalan membersihkan sampah secara bergotong royong di sejumlah jalan protokol di Banyuwangi, Minggu pagi, (21/2).

Dimulai dari Pantai Boom, para relawan sampah ini menyisir jalan menuju Taman Sritanjung, Taman Blambangan, dan kembali ke Pantai Boom. Berbekal ‘senjata’ berupa trash bag dan sarung tangan karet, satu demi satu sampah yang ditemui, mereka pungut.
Sampah itu pun langsung mereka pilah. Mereka membawa dua kantong khusus, untuk sampah organik dan anorganik. Sehingga nantinya mereka tak perlu susah-susah untuk memilahnya lagi.
Salah satu peserta, Guntur Prasetyo terlihat asyik memunguti sampah mengenakan kostum unik. Siswa SMKN 1 Banyuwangi jurusan Rekayasa Perangkat Lunak itu mengikatkan beberapa kantong plastik beraneka warna di tubuhnya. Sambil sesekali menunjukkan papan bertuliskan ‘Mulai Diet Kantong Plastik Sekarang', dia memunguti sampah yang ditemuinya.
Saat ditemui penulis, Guntur bisa menjelaskan dengan gamblang tentang kepeduliannya itu. "Kenapa kok kita harus diet kantong plastik? Indonesia itu pengguna kantong plastik tertinggi nomor dua di dunia setelah China. Ini berbahaya sekali. Apalagi kalau kantong plastik itu sampai dibuang ke laut menjadi makanan ikan yang lalu kita konsumsi. Sangat berbahaya sekali, selain juga partikel plastik tidak bisa terurai hingga ribuan tahun," jelas Guntur dengan bersemangat.
Aktivis  penyelamat lingkungan dari Sea-Soldier Banyuwangi, Putri Agustin Purwaningrum yang turut menggagas acara ini mengatakan, aksi ini bertujuan memahamkan pentingnya peduli akan sampah dan bagaimana mengelolanya agar tak menjadi bencana melainkan justru membawa manfaat bagi kehidupan.
Lewat kegiatan ini, imbuh dia, masyarakat bisa berubah perilakunya. Misalnya untuk mengurangi sampah plastik, mereka yang tadinya biasa membeli minuman mineral dari botol plastik, kini mereka membiasakan minum dengan membawa tumbler (botol minuman yang tak sekali pakai) sendiri.
"Kegiatan ini tak hanya berhenti disini. Tak hanya dilakukan saat peringatan hari peduli sampah saja, tapi juga berkelanjutan. Nantinya setiap bulan, komunitas yang tergabung disini akan rutin melakukan pertemuan dan aksi. Moment ini menjadi starting point bagi kami, " terang Putri.
Dalam acara peringatan PSN ini, juga digelar berbagai acara. Diskusi tentang isu persampahan, deklarasi bebas sampah, dan juga stand up comedy berbahasa Using itu.
Kegiatan para relawan ini serentak dilangsungkan berlangsung di 3 titik, yakni di Pantai Satelit Muncar, Kawasan Gunung Ijen dan Pantai Boom. Relawan yang terlibat di Pantai Boom ada 300 peserta, di Muncar 200 orang, dan Ijen 50 orang. Di kawasan Gunung Ijen, realwan berangkat menyisir sampah dari Paltuding hingga puncak Ijen. (Humas & Protokol)

Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Banyuwangi Komitmen Kurangi Sampah Harian

Aktivitas peringatan PSN itu diawali dari Minggu (21/2) pagi dengan menggelar upacara di halaman Gelanggang Olah Raga (GOR). Upacara yang diikuti ribuan petugas kebersihan itu dipimpin langsung Kepala DKP, Arief Setyawan.
Dalam apel tersebut Arief mengatakan agar momen peringatan PSN ini dijadikan acuan oleh seluruh masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan. Saat ini, lanjut dia, sampah menjadi masalah serius bagi negara mana pun di belahan bumi ini. Kesadaran membuang sampah pada tempatnya serta mengelola sampah dengan tepat sangat dibutuhkan untuk mensolusi permasalahan tersebut.
“Saya harap kepedulian terhadap sampah bisa menjadi gerakan yang masif. Kegiatan kerja bakti yang kita agendakan hari ini harus dijadikan kebiasaan, dan dilakukan secara terus menerus. Tidak hanya saat peringatan ini saja kita peduli, tapi besoknya sudah acuh lagi,” kata Arief.  
PSN tidak hanya diperingati oleh DKP saja, namun sejumlah komunitas Merdeka Dari Sampah (MDS) turut menggelar upacara peringatan tersebut di Taman Blambangan, yang dilanjutkan dengan aktivitas memungut sampah di sepanjang jalanan kota. Sehari sebelumnya, Sabtu (20/2), DKP menggelar upacara hari PSN di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bulusan Banyuwangi bersama petugas kebersihan dan puluhan pemungut sampah.
Usai upacara langsung digelar kerja bakti akbar dengan menggandeng beberapa instansi serta lembaga lainnya dan berbaur dengan masyarakat. "Tadi pagi digelar kerja bakti massal dengan melibatkan seluruh kecamatan di kota ini. Para camat memimpin warganya untuk kerja bakti di wilayahnya masing-masing," jelas Arief.
Arief mengatakan, masyarakat perlu diajak berpikir bahwa perkara sampah bukan sekedar tugas petugas kebersihan. Perubahan paradigma masyarakat sangat penting dilakukan agar dalam kesehariannya itu bisa mengakar budaya hidup bersih.
"Jangan berpikir Adipura sudah kita raih 3 kali, maka pekerjaan kita selesai. Berapa pun banyaknya adipura yang kita koleksi, tidak akan punya arti jika masih banyak warga kita yang tidak peduli sampah. Budaya bersih dan bertekad untuk mereduksi sampah setiap harinya harus tercipta di kota kita ini," katanya.
Arief mengatakan, saat ini di Banyuwangi masing-masing keluarga membuang sampah setidaknya 2 kilogram tiap harinya.  Praktis, TPA Bulusan di Banyuwangi yang luasnya 1,5 hektar menerima kiriman sampah sebanyak 600 ton perhari dari separuh (13) kecamatan di Banyuwangi.
Untuk mengedukasi masyarakat tentang pengurangan sampah, DKP pada tahun ini menganggarkan pembelian 20 tungku Salikun. Incinerator sederhana ini, kata Arief, akan di-drop di sejumlah desa sebagai contoh bagi masyarakat lainnya.
"Tungku sederhana akan kami bagi ke desa-desa, dengan harapan warga sekitar desa lainnya bisa membuat tungku semacam ini untuk mengurangi dan mengelola sampahnya secara swadaya. Sehari bisa berkurang sampah 0,5 kg saja per keluarga sudah sangat berarti bagi lingkungan," jelas Arief.
Sejak empat tahun terakhir, pemkab Banyuwangi juga telah melaksanakan sejumlah program terkait pengurangan, penggunaan ulang hingga mendaur ulang sampah. Seperti setiap minggu di sejumlah sekolah dasar secara aktif siswanya membawa sampah rumahnya untuk disetorkan ke bank sampah, di Banyuwangi juga sudah berdiri komunitas Merdeka dari Sampah yang terus menunjukkan eksistensinya.
"Kami juga memiliki event Green dan Recycle Fashion. Sebuah ajang fashion yang menampilkan busana-busana dari bahan daur ulang. Acara itu juga sebagai wadah menampilkan beragam kerajianan dari material sampah dari para ibu-ibu dasa wisma yang peduli lingkungan dan juga kreativitas anak muda yang mampu mendesain sampah menjad bahan-bahan yang menarik," punkas Arief. (Humas Protokol) 

Kembali ke Pendopo, Bupati Anas Kumpul Bareng Ribuan Warga

Acara tersebut juga dimeriahkan Kopral Subagio Partika Lolono, warga Banywuangi yang dikenal dengan aksi kekuatan tubuhnya ini. Dia menyumbangkan sejumlah atraksi yang menunjukkan kekuatan tubuhnya, mulai dari berguling di jalan, push up ratusan kali, dan aksi lainnya. Warga pun sangat terhibur dengan atraksi hebatnya.  


Dalam acara tersebut hadir seluruh elemen masyarakat. Mulai dari petugas kebersihan, PKL, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan anak penyandang disabilitas yang diundang sendiri oleh Anas. ”Khusus untuk anak-anak penyandang disabilitas, saya secara khusus mengundang mereka untuk memberikan semangat sekaligus memberitahukan bahwa Pemkab Banyuwangi akan kembali melanjutkan program pemberian beasiswa Banyuwangi Cerdas, yang salah satunya dialokasikan khusus untuk para penyandang disabilitas,” kata Anas.

Setelah bersilaturahim dan berdialog, warga secara bersama-sama menikmati kuliner khas yang disediakan gratis. Pemkab Banyuwangi memborong dagangan makanan khas sejumlah pedagang makanan. Warga kemudian ramai-ramai antri meminta foto bersama Anas. (Humas protokol)

Bupati Anas Jaring Masukan Budayawan Banyuwangi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengundang para budayawan setempat untuk silaturahim sekaligus menjaring masukan untuk penyempurnaan berbagai program pengembangan kebudayaan yang akan dilakukan pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Silaturahim digelar Sabtu malam (20/2).

”Ini bagian dari sambung rasa. Budayawan adalah salah satu bagian terpenting dalam upaya membangun daerah. Di Banyuwangi, membangun tanpa pendekatan budaya tidak akan berhasil. Itu kuncinya karena daerah kami ini punya kekayaan budaya sangat besar dengan masyarakat yang tumbuh dalam akar kebudayaan yang sangat kuat sejak dini,” ujar Anas saat dihubungi.
Tampak hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain Ketua Dewan Kesenian Blambangan Samsudin Adlawi, budayawan Hasnan Singodimayan, Andang C. Y, dan para budayawan lainnya.
Anas menambahkan, dengan berdiskusi, pihaknya ingin menghindari ”birokratisasi kebudayaan” yang justru akan memperkedil program-program kebudayaan, terutama yang diwujudkan dalam program Banyuwangi Festival 2016.
”Kami ingin menghindari apa yang disebut sebagai ”birokratisasi kebudayaan” yang kontraproduktif dalam upaya pembangunan dengan pendekatan budaya. Pengembangan kebudayaan tidak boleh ditentukan oleh negara, oleh birokrasi, tapi harus tumbuh dari akar kebudayaan masyarakat itu sendiri. Kebudayaan masyararakat tidak boleh menjadi subordinat dari program kebudayaan pemerintah,” ujar Anas.
Oleh karena itu, sambung dia, pengembangan program kebudayaan di Banyuwangi harus berbasis pada kultur dan historis masyarakat secara alamiah. ”Misalnya, pertemuan dengan budayawan ini menyepakati bagaimana caranya ada inovasi terhadap tari-tari Banyuwangi, tapi inovasi dengan tetap bersandar akar tari yang lama,” ujar Anas yang merupakan alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI).
Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi mengapresiasi silaturahim rutin antara pemerintah daerah dan para budayawan Banyuwangi. Diskusi tersebut cukup produktif untuk terus mengembangkan kebudayaan Banyuwangi. ”Kami berdiskusi dan memberi masukan soal bagaimana program-program pengembangan kebudayaan dari pemerintah daerah bisa selaras dengan akar kebudayaan masyarakat. Budayawan memberi masukan dan pemerintah daerah menerimanya. Ini iklim yang sehat untuk pengembangan kebudayaan ke depan,” kata Samsudin.

20 Februari 2016

Dilantik Jadi Ketua TP PKK Banyuwangi, Dhani Azwar Anas Akan Bangun Program Selaras Prioritas Pembangunan Pemkab

Sehari setelah Gubernur Jatim Soekarwo melantik Walikota/Bupati periode 2016 – 2021, giliran Nina Soekarwo melantik 17 Ketua TP PKK daerah, salah satunya Ketua TP PKK Kabupaten Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Selain dilantik sebagai ketua PKK, para istri kepala daerah ini juga dilantik sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) daerah. Pelantikan ini digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (18/2).

Usai dilantik, Ny Dhani Azwar Anas langsung membeberkan sejumlah program yang akan dilaksanakannya selama lima tahun ke depan. Program-program PKK akan diselaraskan dengan program prioritas pembangunan dari pemkab. Di antaranya, program pendidikan dan kesehatan yang saat ini menjadi program prioritas pemkab Banyuwangi.
Di bidang pendidikan, kata dia, PKK akan mengintensifkan program yang sebelumnya sudah berjalan. Mulai dari sosialisasi program Pra nikah, parenting dan pengembangan PAUD di masyarakat.
"Banyuwangi tengah fokus pada pengembangan SDM. PKK tentunya akan mensupport program ini lewat wadahnya. Kami akan mensosialisasikan bagaimana cara mendidik anak dengan benar pada ibu-ibu. Karena ini dasar untuk mencetak generasi yang berkualitas,” kata Ny Dhani Azwar Anas, melalui sambungan seluler.
Di bidang kesehatan, lanjut Ny Dhani, PKK juga berkomitmen akan mendorong peningkatan derajat  kesehatan masyarakat dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah elemen terkait.
“Kami akan melakukan upaya preventif kesehatan pada masyarakat. Melalui, kampanye pentingnya hidup bersih dan menjaga kesehatan, agar masyarakat tidak gampang terserang penyakit. Tak lupa kami juga akan terus memibta para ibu-ibu untuk memperhatikan asupan makanan yang sehat bagi keluarganya. Anak sekolah juga akan kami sentuh, kami akan ajak mereka untuk tidak jajan sembaramgan. Karena sudah banyak kasus penyakit dan kematian yang disebabkan pola makan yang salah," kata Ny Dhani.
Terkait tugasnya sebagai ketua Dekranasda, Dhani menjelaskan PKK bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) akan bersama-sama mempromosikan sejumlah produk unggulan karya perempuan Banyuwangi, serta tata cara pwngemasan produk yang baik.
"Untuk ini kami akan melanjutkan program stimulasi packaging buah dan produk olahan kaum ibu. Apalagi saat ini Banyuwangi tengah gencar prmosikan pariwisata, hasil makanan olahan ini bisa menjadi salah satu oleh-oleh bagi wisatawan,” terang Ny Dhani Azwar Anas.
Tak hanya itu, PKK juga akan ikut mendorong pengembangan UMKM di Banyuwangi. ”Salah satunya mengajak para perempuan untuk menekuni kerajinan batik. Batik itu warisan nusantara, sayang sekali kalau tidak ada yang generasi pembatik," pungkas Ny Azwar Anas.
Sementara itu, Ny Nina Soekarwo, berpesan agar 17 Ketua TP PKK dan Dekranasda se Jawa Timur selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan pemerintah provinsi. Terutama masalah pengembangan UMKM yang dirintis para perempuan.
"Bina dan bantu pemasaran produk-produk UMKM, khususnya yang dikelola oleh perempuan. Kami yang ada di provinsi ini siap membantu dan mempromosikan UMKM daerah agar pangsa pasarnya lebih luas," kata Nina Soekarwo. (Humas Protokol)

Kembangkan Hortikultura, Banyuwangi Perbanyak Benih Durian Merah

Pemkab Banyuwangi tahun ini siap memperbanyak benih durian merah varietas Balqis dari pohon induk yang ada dan telah terdaftar dan berada di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB).
”Tahun ini ditargetkan tersedia 5.000 benih varietas durian merah Balqis yang nantinya dikembangkan lebih luas lagi,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Anas mengatakan, pengembangan komoditas hortikultura terus dilakukan Banyuwangi, termasuk untuk jenis durian merah. Dua varietas durian merah, yaitu balqis dan Sunrise of Java (SOJ), secara resmi telah diberi tanda daftar milik Banyuwangi oleh Kementerian Pertanian. Pengesahan dua varian durian merah itu tertuang dalam SK Menteri Pertanian Nomor 143/Kpts/SR.120/D.2.7/9/2015 untuk jenis durian SOJ dan SK Menteri Pertanian Nomor 142/Kpts/SR.120/D.2.7/9/2015 untuk varian balqis.
”Kami akan mengakselerasi pengembangan durian merah. Dengan memperbanyak benih tentu produksi bisa meningkat di masa-masa mendatang,” kata dia.
Anas menambahkan, tahun ini Banyuwangi juga akan menduplikasi pohon induk durian Balqis demi pengamanan plasma nutfah durian tersebut.
Saat ini, di Banyuwangi telah ditetapkan lima wilayah sentra pengembangan durian merah, yaitu di Kecamatan Kalipuro, Licin, Glagah, Giri, dan Songgon. Lima kecamatan itu dipilih sesuai asal pohon induk. Daerah-daerah itu memiliki topografi yang sesuai untuk pengembangan komoditas durian merah.
Di Banyuwangi terdapat beragam varian durian merah yang dikelompokkan menjadi tiga bagian berdasarkan warna daging buahnya. Pertama, durian merah blocking yang seluruh dagingnya berwarna merah. Kedua, durian merah pelangi yang dagingnya berwarna merah dan kuning. Ketiga, durian grafika yang dagingnya berwarna kuning, putih dan merah. Ketiganya bisa dibedakan dari pohonnya di mana daunnya memiliki kekhasan masing-masing.
Saat ini, durian merah Banyuwangi menjadi buruan. Selain karena terkatrol oleh permintaan yang melonjak dari wisatawan yang berlibur ke Banyuwangi, durian merah kian terkenal karena mendapat promosi luas melalui media, baik media konvensional maupun media sosial. Banyak stasiun televisi yang datang dan meliput pengembangan durian merah, sehingga banyak orang penasaran dengan buah tersebut. Harganya pun semakin mahal, bahkan bisa mencapai Rp250.000 per buah.
Sejumlah peneliti dari luar negeri juga khusus datang ke Banyuwangi untuk mencari bibit tanamannya. “Pemkab Banyuwangi juga telah menanam dan membagikan ribuan bibit durian merah untuk dibudidayakan masyarakat. Durian merah ini buah khas Banyuwangi dengan nilai ekonomis yang tinggi dibanding durian biasa. Potensinya besar. Dengan membangikan bibit durian ini, kelak warga akan memetik hasilnya. Selain untuk penghijauan, ada nilai ekonomisnya yang berguna untuk warga,” kata Anas yang baru saja dilantik kembali sebagai bupati.
Dari sisi khasiat, durian merah ternyata punya banyak keunggulan. Tidak seperti durian berdaging putih yang kandungannya didominasi zat gula dan karbohidrat, durian merah mengandung banyak zat bermanfaat seperti serotonin yang bisa mengobati insomnia. Juga afrodisiak, tifohormon, dan titosteron sebagai penambah stamina. Ada pula kandungan antosianin yang bisa mencegah penuaan dini. (Humas Protokol)

Tahun ini Banyuwangi Alokasikan Rp 538 Miliar untuk Infrastruktur

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengalokasikan dana Rp 538,6 miliar untuk pembangunan infrastruktur pada tahun ini. Anggaran ini naik dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 368,9 miliar. Fokus anggaran akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, sarana-prasana publik, dan infrastruktur sumberdaya air.

Video Jl Desa Bwi =  https://www.youtube.com/watch?v=2gbYtnzLf-c

Kepala Dinas Pekerjaan Uumum, Binamarga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Banyuwangi, Mujiono mengatakan, pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada pemerataan, sehingga semua warga bisa menikmati infrastruktur yang baik. ”Namun, tentu secara bertahap, karena Banyuwangi ini kabupaten terluas di Jawa Timur dan bahkan di Jawa. Pembangunan infrastruktur dilakukan bertahap karena alokasi dana juga diarahkan ke sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan pertanian,” kata Mujiono.
Dia mengatakan, khusus infrastruktur jalan dan jembatan, alokasi anggarannya Rp 275 miliar dengan target pembangunan dan pemeliharaan jalan sepanjang 800 kilometer. Pembangunannya akan difokuskan untuk jalan penghubung antar-desa setelah pada tahun sebelumnya fokus ke jalan antar-kecamatan. Seperti  jalan lintas timur (JLT), Jalan Gladag-Gambor, dan Jalan Brawijaya.
”Kami juga konsentrasi pada pembangunan jalan menuju sentra perekonomian warga, seperti jalan ke usaha pertanian. Akses menuju tempat pelayanan publik dan fasilitas pendidikan dan kesehatan menjadi pehatian. Selain itu, banyak jalan akan dibangun untuk memperbaiki aksesibilitas menuju tempat wisata seperti ke kawasan Teluk Hijau,” ujar Mujiono.


Selain jalan, Dinas PU juga akan membangun sejumlah jembatan. Di antaranya di Kecamatan Kabat, Pesanggaran, dan Jembatan Glenmore. Masing-masing jembatan ini akan dibangun dengan lebar yang sama, yakni 6 meter. Hanya panjangnya saja yang berbeda. Jembatan di Kecamatan Glenmore paling panjang, yaitu 70 meter."Jembatan Glenmore ini merupakan jembatan terpanjang, karena manfaatnya besar sekali sebagai jalan alternatif yang menghubungkan Glenmore-Kalibaru atau Genteng-Glenmore lewat arah utara,” kata Mujiono.
Terkait bandara, pada tahun 2016 ini sudah memasuki tahap finishing. Pemkab Banyuwangi akan menyelesaikan terminal kedatangan, keberangkatan, ruang VVIP, ruang tiket, anjungan kantor penerbangan, mushola, hall, restoran, art shop untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan ruang security.
Selain pembangunan sarana pelayanan publik, Pemkab Banyuwangi juga akan mengembangkan infrastruktur penunjang pariwisata. Pada tahun ini juga akan dimulai penataan Pantai Mustika di Pesanggaran dan pembangunan landscape Grand New Watudodol yang totalnya mencapai Rp 2,25 miliar.
Dia menambahkan, infrastruktur pasar tradisional tak luput dari perhatian. ”Seiring dengan pelarangan ekspansi pasar modern di Banyuwangi, kami terus merevitalisasi pasar-pasar tradisional menjadi pasar rakyat yang tertata, bersih, dan nyaman. Salah satunya dengan membangun  terminal dan pasar pariwisata terpadu di daerah Sobo. Anggarannya pada tahun ini kami alokasikan Rp 10 miliar,” ujar Mujiono.
Pasar Sobo yang menempati lahan seluas 10.315 meter persegi dikonsep menggabungkan aktivitas usaha pedagang dan wisatawan. “Dengan diintegrasikan ke terminal pariwisata, tentu memudahkan pedagang dalam memasarkan dagangannya, karena tempat itu akan menjadi salah satu simpul berkumpulnya wisatawan,” pungkas Mujiono. (Humas Protokol).

17 Februari 2016

Bupati Banyuwangi Langsung Jalankan Program Setelah Dilantik

Sejam usai dilantik di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (17/2), Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas langsung menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah dinas dan camat. Kebetulan, para camat berada di Surabaya karena diwajibkan hadir saat ada pengarahan dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Rabu malam.
Bersama Wabup Yusuf Widyatmoko, Anas langsung memaparkan program-program prioritasnya di hadapan seluruh kepala SKPD dan camat se-Banyuwangi. "Pekan ini juga jadwal musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat desa hingga kecamatan. Saya ingin agar program-program pembangunan saya di periode kedua ini bisa selaras hingga tingkat desa," ujar Anas. Bupati Anas pun langsung membedah sejumlah strategi yang akan diterapkan untuk mempercepat pencapaian programnya. Anas juga mengingatkan para camat agar dalam Musrenbang tidak hanya berkutat pada penangan masalah yang bersifat kuratif. Namun, Bupati Anas menghendaki program yang bersifat preventif dan promotif. "Dalam bidang kesehatan, misalnya, orang sakit bukan semata tidak ada fasilitas kesehatan, tapi karena berawal dari pola makan. Makanya, pola makanan sehat dan bebas racun harus disosialisasikan sedini mungkin. Contoh lain sosialisasi BPJS yang gamblang ke masyarakat juga perlu untuk memahamkan rakyat," paparnya. Anas juga memaparkan beberapa program yang perlu ditekankan dalam Musrembang. Di antaranya infrastruktur jalan dan pertanian, infrastruktur pendidikan dan kesehatan, serta reformasi birokrasi dan pelayanan publik. Selain itu, Anas menyampaikan beberapa inovasi yang akan diterapkannya pada kepemimpinannya yang kedua ini. Inovasi dan ide-ide tersebut disiapkan untuk menunjang pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi. "Inovasi ini nanti kita siapkan untuk melanjutkan program pariwisata dan peningkatan ekonomi yang sebelumnya. Saat Banyuwangi mendapatkan penghargaan UNWTO di Madrid Spanyol kemarin saya banyak mendapat ide pengembangan wisata, banyak belajar dari negara-negara Eropa. Akan coba kita terapkan di Banyuwangi menyesuaikan dengan kultur dan kapasitas," pungkas suami Ipuk Festiandani itu. (Humas protokol)

Abdullah Azwar Anas dan Yusuf Widyatmoko Resmi Pimpin Banyuwangi

Bupati Banyuwangi terpilih, Abdullah Azwar Anas resmi dilantik. Pelantikan tersebut dilakukan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo bersamaan dengan 9 Bupati/ Walikota hasil pemilihan kepala daerah serentak 2015 di Gedung Grahadi, Surabaya, Rabu (17/2). Prosesi pelantikan 9 kepala daerah dimulai dengan masuknya satu persatu kepala daerah bersama wakilnya di ruang Grahadi sisi B.
 Bupati Anas masuk ke ruangan tersebut di urutan ke dua, setelah Bupati Sidoarjo. Saat memasuki ruang tersebut, tepuk tangan hadirin langsung membahana menyambut kedatangan Bupati Anas yang menjabat kali kedua ini. Usai 9 kepala daerah memasuki lokasi pelantikan, prosesi pelantikan diawali dengan pembacaan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan Bupati/Walikota dan Wakilnya oleh Plt. Kabiro Humas dan Protokol Pemprov Jawa Timur. Usai pembacaan SK tersebut, dilanjutkan dengan Pengangkatan Sumpah Jabatan oleh Soekarwo, yang dilanjutkan dengan pembacaaan Kata-kata Pelantikan dari Presiden RI Jokowi yang dibacakan Soekarwo. Acara lalu dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Jabatan Bupati Purna tugas, Penjabat Bupati kepada Bupati Terpilih. Tampak mantan Penjabat bupati Banyuwangi Zarkasi melakukan penandatanganan dan menyerahkannya kepada Anas. Usai melantik, Soekarwo berpesan kepada 9 bupati dan wakilnya agar prioritas pwmbangunan yang tertuang rencana pembangunan jangka menengah daerah mengacu pada program Nawa Cita dari Presiden Jokowi. "RPJMD harus memuat 9 program nawa cita. Dan harus sesuai dengan RPJMD provinsi. Ini semua agar selaras pembangunan Indonesia," ujar Pakde Karwo panggilan akrabnya. Selain itu, Soekarwo juga meminta pada pimpinan daerah itu seera membuat perda lahan produktif. Lantaran, lanjut dia, setiap tahunnya, terjadi penyusutan tak kurang 1000 hektar lahan produktif di Jawa Timur. "Perda ini penting dan saya minta segera diproses. Jatim harus bisa mandiri pangan, mulai dari beras, jagung, kedelai, dan gula," ujar Soekarwo. Anas pun usai dilantik menyatakan segera menjalankan program prioritasnya. "Insfrastruktur, pendidikan, dan kesehatan masyarakat menjadi salah satu prioritas kami. Selain juga kami akan melakukan pengembangan SDM disana, mulai dari pelatihan internet marketing bagi pemuda, hingga menciptakan pemuda yang memikiki mental entrepreneur," ujar Anas. Dalam pelantikan tersebut, selain didampingi istrinya Ipuk Festiandani, ibunda Anas Siti Asiyah dan mertuanya Mufidatun juga terlihat hadir. Anggota forum pimpinan daerah juga terlihat hadir menyaksikan langsung. Sekedar diketahui, pada hari ini terdapat 17 bupati/walikota dan wakilnya dilantik Gubernur Soekarwo, yang dibagi dalam 2 gelombang, pagi pukul 09.00 dan pukul 13.00. Selain Banyuwangi, 8 kepala daerah dan wakilnya yang dilantik pada gelombang 1 ini adalah Bupati Sidoarjo, Situbondo, Jember, Sumenep. Juga Bupati gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Trenggalek. (Humas protokol)

Sambut Bupati Terpilih, Pemkab Banyuwangi Dipenuhi Karangan Bunga

Kabar pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2016 – 2021, Abdullah Azwar Anas- Yusuf Widiyatmoko, disambut antusias seluruh elemen masyarakat Banyuwangi, tak terkecuali dari perusahaan swasta/ BUMN di Banyuwangi.
-Discovery Banyuwangi Blog & Video You Tube Mengucapkan =
  selamat atas terpilihnya kembali pasangan Bupati- Wabup Anas – Yusuf
Mereka antusias memberikan ucapan selamat atas terpilihnya kembali pasangan Bupati- Wabup Anas – Yusuf dengan mengirimkan karangan bunga ke kantor pemkab Banyuwangi. Diantaranya, JTV, Kantor Cabang BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial )Banyuwangi, BNI 46, Bank Jatim, BRI, ASDP dan instansi vertikal pemkab Banyuwangi.
Melihat banyaknya karangan bunga, kantor pemkab pun tampak berseri-seri seakan menyambut suka cita hadirnya kembali orang nomer satu di Bumi Blambangan ini. (Humas & Protokol)

Program Prioritas Anas,Resmi Dilantik Jadi Bupati Banyuwangi

Abdullah Azwar Anas resmi dilantik menjadi bupati Banyuwangi, Rabu (17/2). Usai dilantik Gubernur Jatim Soekarwo di gedung negara Grahadi Surabaya, Anas yang terpilih kembali dalam Pilkada 9 Desember lalu dengan 88,96 persen suara itu ke depan akan fokus ke sejumlah sektor.
Selain sektor wajib pendidikan dan kesehatan, beberapa sektor prioritas di antaranya pertanian, infrastruktur, dan UMKM.
”Ada beberapa program yang telah disiapkan. Sebagian merupakan program lama yang kami perbaiki. Sebagian lagi program yang benar-benar baru. Muaranya sama, bagaimana kita bersama-sama membawa Banyuwangi,” ujar Azwar Anas.
Anas mencontohkan, di bidang pendidikan, program beasiswa Banyuwangi Cerdas terus ditingkatkan untuk membiayai anak-anak muda Banyuwangi berkuliah di berbagai perguruan tinggi.
"Pengembangan SDM menjadi prioritas. Tengah kami siapkan generasi emas Banyuwangi. Selain beasiswa, juga akan diteruskan program pelatihan bahasa asing berbasis desa," ujar Anas.
Di bidang kesehatan, tahun ini dilaksanakan peningkatan sarana-prasarana di 13 Puskesmas dan 10 Puskesmas Pembantu. Sarana pemeriksanaan dan pengobatan di dua RSUD dan 45 Puskesmas juga dilakukan. Kita juga mengembangkan Puskesmas Plus di empat kecamatan
"Juga kami upayakan preventif kesehatan. Kami akan kampanye pentingnya memperhatikan bagaimana pengaruh asupan makanan terhadap kesehatan kepada anak-anak dan para ibu," kata Anas.
Anas yang terpilih dalam Pilkada 9 Desember lalu dengan perolehan 88,96 persen suara itu juga akan memperkuat sinergi sektor pariwisata dan UMKM dengan membangun stan penjualan UMKM di destinasi-destinasi wisata. ”Akhir Februari ini saya akan kumpulkan UMKM dan pelaku pariwisata. Disinergikan lagi biar saling menopang. Ini penting karena kemajuan sektor pariwisata akan sangat langsung berdampak ke UMKM,” ujar Anas.
Namun, imbuh Anas, untuk bisa berkembang, UMKM harus terus meningkatkan daya saingnya. Pemkab Banyuwangi tahun ini akan melatih 10.000 UMKM di bidang manajemen keuangan, pemasaran, dan pengemasan produk serta 2.000 UMKM untuk internet marketing.
”Kami sedang siapkan digital market place. Semoga semester pertama tahun ini bisa selesai agar promosi produk UMKM semakin luas. 2000 anak muda juga bekali ilmu internet marketing. Kami juga masih melanjutkan pembatasan toko ritel modern baru di seluruh wilayah Banyuwangi,” ujar Anas.
Di sektor pertanian, sambung dia, pengembangan pertanian organik bakal dipacu dengan fokus ke beras organik tersertifikasi di dua kecamatan. Banyuwangi juga menguatkan kelompok tani sentra produsen organik di 12 kecamatan.
”Infrastruktur sumberdaya airnya juga diperhatikan. Tahun ini ada pembangunan 13 embung, lalu ada 7 bendung, dan pembangunan saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier ratusan kilometer,” jelas Anas.
Adapun di bidang perikanan antara lain dilakukan pengembangan Kawasan Pelabuhan Perikanan di kawasan Grajagan, dengan pembangunan dermaga dan fasilitas pendukungnya, seperti TPI, kantor, dan kios pedagang. ”Program ini untuk membentuk sentra perikanan baru, membuka alternatif pekerjaan baru bagi masyarakat pesisir, dan mempermudah akses nelayan,” ujarnya.
Anas menambahkan, di bidang infrastruktur, tahun ini dilakukan pembangunan dan pemeliharaan 800 kilometer jalan dengan fokus jalan antardesa, jalan usaha tani, aksesibilitas tempat wisata, pelayanan publik, dan fasilitas pendidikan-kesehatan. Selain itu, ada pembangunan 13 jembatan baru dan penyelesaian terminal hijau Bandara Banyuwangi.
”Ada pembangunan long storage di dua kecamatan untuk menahan limpahan air sungai agar tak langsung terbuang ke laut. ”Sehingga diharapkan ketika musim hujan sungai tidak kering sekaligus bisa digunakan untuk budidaya perikanan air. Ini sejalan dengan program bidang perikanan lain yaitu gerakan pengkayaan sumberdaya ikan dengan menyebar ratusan ribu benih ikan di perairan umum agar bisa dimanfaatkan warga,” pungkas Anas. (Humas Protokol)

Banyuwangi Resmi Miliki Bupati –Wakil Bupati 2016 -2021

Hari ini Banyuwangi resmi memiliki Bupati dan Wakil Bupati periode 2016 – 2021. Setelah Bupati dan Wakil Bupati terpilih Abdullah Azwar Anas- Yusuf Widiyatmoko, resmi dilantik Gubernur Jawa Timur, Soekarwo di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (17/2)
.
“Acara pelantikan digelar dua gelombang, yaitu pagi hari dan siang. Pukul 09.00 hingga 11.30 WIB, sembilan kepala daerah lantik pertama. Delapan kepala daerah lainnya, pada gelombang dua, pukul 12.30 WIB sampai 15.00 WIB,” kata Kabag Humas dan Protokol Pemkab Banyuwangi, Djuang Pribadi.
Prosesi pelantikan gelombang pertama adalah, Kabupaten Banyuwangi (Abdulah Azwar Anas-Yusuf, Dadang Wigiarto-Yoyok Mulyadi (Kabupaten Situbondo), Kabupaten Sidoarjo (Syaiful Illah-Nur Ahmad Syaifuddin), Faida-Abd Muqit Arief (Kabupaten Jember), A Busyro Karim-A Fauzi (Kabupaten Sumenep), Sambari Halim-M Khosim (Kabupaten Gresik), Lamongan (Fadeli-Kartika Hidayat), Kabupaten Trenggalek (Emil Dardak-Arifin) dan Kabupaten Mojokerto (Mustofa Kemal Pasa-Pungkasiadi).
Digelombang kedua, Kota Pasuruan (Setiyono-Raharto Teno), Kota Surabaya (Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana), Kota Blitar (Samanhudi Anwar-Santoso), Kabupaten Ngawi (Budi Setiyono-Ony Anwar), Kabupaten Blitar (Rijanto-Marhaenis UW), Kabupaten Kediri (Haryanti-Masykuri), Rendra Krisna-Sanusi (Kabupaten Malang). ), Ipong Muchlisson-Soedjarno (Kabupaten Ponorogo).
"Untuk dua daerah, yaitu Kabupaten Pacitan dan Tuban, masih belum dilantik hari ini. Sebab, periodesasi kepala daerah Pacitan masih 21 Februari. Sedang Kabupaten Tuban, berakhir pada 20 Juni 2016. Sehingga masih menunggu pelantikannya," ujar Djuang.
Kepala daerah Kabupaten Pacitan terpilih adalah, Indartato-Yudi Sumbogo. Sedangkan Pilkada Tuban 2015, dimenangkan pasangan Fathul Huda-Noor Nahar Hussein. (Humas Protokol)

15 Februari 2016

International Tour de Banyuwangi Ijen kembali Digelar Mei 2016

Ajang balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ItdBI) kembali digelar tahun ini pada 11-14 Mei 2016 mendatang.
Video = https://www.youtube.com/watch?v=RMz589VEnmk
Video = https://www.youtube.com/watch?v=ti4zKROI1V8
Ajang ini diharapkan bisa semakin mendongkrak kesuksesan konsep pengembangan pariwisata yang dibalut dengan olahraga (sport tourism) yang selama ini dikembangkan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. ”Semua persiapan terus dilakukan. Pihak Persatuan Balap Sepeda Internasional atau Union Cycliste Internationale (UCI) Mr. Jamaludin Mahmood yang juga nanti menjadi Race Director ITdBI 2016 baru saja dari Banyuwangi untuk meninjau langsung rute yang akan dilewati para pebalap dari puluhan negara,” kata Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi Wawan Yadmadi saat dihubungi. International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) sendiri adalah ajang balap sepeda yang sudah masuk agenda rutin (calendar of event) Persatuan Balap Sepeda Internasional Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI). Ajang ini masuk kategori 2.2. ITdBI diselenggarakan tiap tahun sejak 2012 Wawan menambahkan, sebagai ajang sport tourism, ITdBI diyakini bisa semakin meningkatkan pemahaman publik nasional dan internsional tentang kekayaan wisata alam dan budaya Banyuwangi. Pemkab Banyuwangi juga bersinergi dengan Kementerian Pariwisata untuk menyukseskan ajang tersebut. ”Kementerian Pariwisata akan mendukung ITdBI. Saat ini tim dari kementerian juga berada di Banyuwangi untuk bersama-sama bersinergi menyukseskan event yang telah dikenal publik internasional ini,” kata Wawan. ITdBI 2016, lanjut Wawan, terdiri atas empat etape dengan panjang rute sekitar 600 kilometer. Rute ini ditempuh dengan mengelilingi wilayah Banyuwangi dan melintasi berbagai destinasi wisata, baik itu wisata pantai, perkebunan, city tour, hingga kaki Gunung Ijen, gunung berapi aktif yang terkenal di dunia dengan fenomena api biru alias ”Blue Fire”-nya. Tanjakan menuju kaki Gunung Ijen merupakan tanjakan terekstrem karena berada di ketinggian 1.871 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan 45 derajat, mengungguli tanjakan balap di luar negeri seperti di Malaysia yang hanya di kisaran 1.500 mdpl. ”Karena konsepnya sport tourism, tentu sejumlah destinasi wisata yang menarik akan dilewati. Ini akan menambah popularitas destinasi tersebut.
 Di jalur-jalur yang dilintasi juga akan disajikan beragam seni-budaya Banyuwangi. Di garis start dan finish, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan memamerkan dan menjual produknya. ITdBI 2016 akan lebih memperkuat paduan antara aspek olahraga, gaya hidup berbasis budaya lokal, penguatan ekonomi masyarakat, dan pariwisata,” jelas Wawan. ITdBI sendiri telah mendapatkan peringkat ”excellent" dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI). Ini menjadikan ITdBI sebagai kejuaraan balap sepeda terbaik di Indonesia. Terkait peserta, Wawan mengatakan, saat ini sedang dilakukan inventarisasi dan pendaftaran. Seperti penyelenggaraan tahun sebelumnya, Wawan optimistis ITdBI bakal kembali dibanjiri peserta dari luar negeri. Dia berharap representasi pebalap dari lima benua di dunia bisa hadir di Banyuwangi. "Gaung dan kualitas ITdBI dari tahun ke tahun terus membaik. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pebalap dari puluhan negara dipastikan hadir. Saat ini kami sedang menyiapkan segala sesuatunya," ujar dia. (Humas protokol)

14 Februari 2016

Menikmati Keindahan Air Terjun Tirto Kemanten di Lereng Gunung Raung

Air terjun Tirto Kemanten atau lebih dikenal dengan nama Air terjun Wonorejo berdasarkan nama dusunnya, merupakan salah satu kawasan wisata yang berlokasi di Dusun Wonorejo, Kota Kalibaruwetan, Kalibaru, Banyuwangi. Air terjun berada di lereng Gunung Raung.[1] Air terjun ini terdiri dua air terjun berukuran hampir sama yang tingginya sekitar 10 meter dan posisinya berdekatan hanya dipisahkan oleh batu besar.

Penduduk sekitar menamakan air terjun ini sebagai Tirto Kemanten karena ada dua aliran air yang sepintas mirip jejeran pengantin pria dan wanita. Air terjun Tirto Kemanten ditemukan oleh Mbah Citro Wardoyo yang membuka lahan (babad alas) dan menjadikan tempat ini sebagai tingkat terakhir dari tujuh air terjun di lereng Gunung Raung jalur Kalibaru, Banyuwangi.[1]
Sebuah keluarga berfoto di depan Air Terjun Tirto Kemanten
Air terjun ini pernah mengalami longsor sehingga terjadi kerusakan. Dampaknya kerusakan tersebut cukup terasa karena mengakibatkan kawasan ini menjadi sepi pengunjung.Selain memiliki pemandangan yang asri, wisata air terjun Wonorejo berdekatan dengan perkebunan kopi dan coklat. Jalur perkebunan menuju ke lokasi air terjun cukup terjal dan kurang bagus, terutama di musim hujan. Wisatawan yang menginap di Margo Utomo Resort/Cottage bisa memanfaatkan fasilitas mobil jeep yang disediakan hotel tersebut.


Waduk Sidodadi, WAHANA WISATA BARU 2016 Glenmore-Banyuwangi

Waduk Sidodadi di Kecamatan Glenmore kian populer menjadi jujugan warga sekitarnya. Padahal waduk ini masih dalam tahap pembangunan, dan fasilitasnya masih minim, namun antusias warga sangat tinggi terhadap keberadaan waduk ini. Pada hari liburan waduk ini selalu tampak ramai.

Video = https://www.youtube.com/watch?v=sYfT1WtyZek

Salah satunya karena faktor kedekatan lokasi waduk dengan jalan raya dan kemudahan akses.Waduk Sidodadi terletak di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore. Lokasinya berada di wilayah PTPN XII, tepatnya di Afdelling Sidodadi, Perkebunan Kalirejo Glenmore. Karena itu waduk ini disebut Waduk Sidodadi. Waduk Sidodadi terletak di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore. Lokasinya berada di wilayah PTPN XII, tepatnya di Afdelling Sidodadi, Perkebunan Kalirejo Glenmore. Karena itu waduk ini disebut Waduk Sidodadi. Meskipun belum lengkap, namun fasilitas mendasar untuk pengunjung telah tersedia, seperti toilet, musola dan lokasi parkir yang sangat luas. Juga tersedia motor ATV, Gokart dan mini trail bagi pengunjung untuk mengelilingi waduk. Soal kebersihan tempat juga telah dipikirkan pihak pengelola dengan cukup banyak menyediakan tong-tong sampah di berbagai lokasi. Sedangkan bagi pengunjung yang lapar setelah berkeliling waduk, tersedia Warung Sidodadi yang menyediakan aneka menu. Secara bertahap fasilitas lain yang menunjang kenyamanan berwisata akan dibangun. Saat ini ini pengunjung waduk hanya dikenakan ongkos parkir kendaraan. Sedangkan bagi pengunjung yang ingin berkeliling waduk dapat menyewa perahu dengan ongkos Rp 10 ribu atau sewa bebek Rp 25 ribu.


13 Februari 2016

Fogging DB Banyuwangi,27 Warga Jatim Meninggal,Dinkes Tampo CluringDesa

Menurut Harsono, daerah di Jatim yang banyak dijumpai kasus DB adalah Kabupaten Jombang 106 kasus, disusul Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Trenggalek. ”Kasus DBD Kota Surabaya masih kecil. Secara umum di kabupaten/ kota se-Jatim juga kecil sehingga Jatim belum kami tingkatkan statusnya menjadi KLB DBD,” sebutnya.
Video = https://www.youtube.com/watch?v=iWzHB200ASE

Mantan bupati Ngawi itu menjelaskan, sepanjang 2015 jumlah penderita DBD di Jatim tercatat sebanyak 19.942 orang dengan jumlah korban meninggal sebanyak 277 orang. Daerah terbanyak korban DBD di antaranya Kabupaten Kediri, Malang, Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, serta Kota Probolinggo. Harsono menduga, turunnya kasus DB awal tahun ini lantaran curah hujan yang tidak terlalu tinggi sehingga populasi nyamuk aides aegypti tidak bisa berkembang maksimal. ”Kami berharap curah hujan tahun ini tak seperti tahun sebelumnya agar kasus DBD di Jatim bisa diminimalisasi,” kata Harsono.

Kendati demikian, upaya antisipasi (pencegahan) tetap dilakukan secara maksimal di antaranya menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik atau Jumantik. ”Kami sudah menyurati kabupaten/ kota untuk menyosialisasikan gerakan PSN. Selain itu, seluruh rumah sakit juga kami siapkan sarana dan prasarananya, termasuk obat-obatannya,” imbuhnya.

Harsono mengurai, kasus DBB merupakan siklus tahunan. Pihaknya sudah mempersiapkan segalanya mulai dari tim pemantau jentik maupun rumah sakit jika sewaktu-waktu ada lonjakan jumlah pasien. Dinkes juga sudah mengimbau petugas kesehatan dan lapangan di kabupaten/kota di seluruh Jatim untuk sigap berobat jika mengalami gejala DBD.
Termasuk melakukan fogging dan pembagian Abate jika dibutuhkan. ”Kami harap tindakan preventif yang dilakukan petugas maupun masyarakat tidak sia-sia sehingga kasus DBB tahun ini bisa benar-benar dikontrol karena intinya adalah membiasakan budaya hidup bersih dan sehat,” cetus Harsono.

Ketua Komisi E DPRD Jatim dr Agung Mulyono meminta Dinkes Jatim tetap siaga kendati saat ini Jatim belum KLB DB. Dia berharap para petugas kesehatan rajin turun ke bawah, melihat kondisi kesehatan masyarakat. ”Jangan karena tidak KLB lantas pasif. Petugas harus rajin turun. Semakin banyak kasus yang ditemukan, itu semakin baik,” tukasnya.

Lebih jauh politikus Partai Demokrat ini berharap mutu pelayanan rumah sakit di Jatim bisa ditingkatkan karena masih banyakyangbelumterakreditasi. ”Dari lima rumah sakit kelas A yang terakreditasi hanya tiga rumah sakit. Kemudian rumah sakit pemerintah/TNI/Polri/- swasta kelas B yang terakreditasi baru 11, dan 330 rumah sakit pemerintah/ TNI/Polri/swasta kelas C dan D baru 5 yang terakreditasi,” sebut Agung Mulyono.

Lomba Merpati 2016 Banyuwangi

Video = https://www.youtube.com/watch?v=VW7qXsbCacA

Sambut Imlek 2016, Kelenteng Tik Liong Tian ‘Bersolek’Rogojampi Banyuwangi

suasana Imlek mulai kental terasa di Klenteng Tik Liong Tian, Rogojampi, Banyuwangi. Tempat ibadah umat Tri Dharma ini mulai bersolek. Sejumlah lampion sudah mulai terpajang. Begitu pula dengan lilin merah raksasa sudah disiapkan.
Video = https://www.youtube.com/watch?v=M3bZCbdIkwc
Linggawati Wijaya, Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma Tik Liong Tian mengatakan, kemeriahan tahun baru Cina tidak hanya berlangsung pada malam puncak, yakni tanggal 8 Februari ini. Melainkan sudah digaungkan sejak pekan sebelumnya.

Diawali dengan upacara Song Shen, yaitu pembersihan seluruh altar suci. Acara ini dilakukan pada 6 hari sebelum Imlek.

“Kita meyakini saat itu semua Dewa naik ke surga,” ucapnya, Kamis Lalu, sambungnya, dilanjutkan dengan pembagian sembako dan angpao pada 200 umat Tri Dharma. Kegiatan serupa juga dilakukan pada hari perayaan. Bedanya, pada saat peribadatan, bingkisan dan angpao hanya dibagikan pada anak – anak.

“Seluruh anak umat Tri Dharma yang datang saat upacara peribadatan akan diberi,” jelasnya.

Wanita yang juga disapa Tjio Ling Ling menambahkan, di Klenteng Tik Liong Tian atau yang juga berarti Pintu Raja yang Bijaksana, tidak ada perayaan khusus pada puncak Imlek. Karena, pada hari pergantian tahun para umat sibuk beribadah bersama keluarga di rumah masing – masing.

Perayaan besar – besaran, baru akan digeber di Klenteng yang menaungi 150 umat Tri Dharma Rogojampi, pada 2 minggu pasca Imlek. Tepatnya pada malam bulan purnama bebarengan dengan perayaan cap Go Meh.

“Disitu seluruh keluarga umat Tri Dharma akan berkumpul di klenteng untuk sembahyang sekaligus menikmati lontong Cap Go Meh,” pungkasnya.

Kampung Wisata & Pantai Bangring, Banyuwangi

 Pantai Bangring Boat ... wisata pertama di wilayah utara Banyuwangi dengan tujuan Pulau Tabuhan (25 menit) 

Video = https://www.youtube.com/watch?v=R9AUzNJ6rtU




Wisata Rumah Terapung Di Bangring Banyuwangi

Rumah Apung Bangsring terletak sekitar 20 meter dari bibir Pantai Bangsring. Untuk menuju ke rumah apung, wisatawan menaiki kapal yang dikelola para nelayan sekitar dengan harga sangat terjangkau.

Video =  https://www.youtube.com/watch?v=TqlucustSGI

Saat ini, Rumah Apung tersebut mempunyai fasilitas 8 keramba penyelamatan hiu, 17 Kano, 4 banana boat, beragam peralatan selam, dan 35 toilet yang representatif. Wisatawan bisa berenang bersama anakan hiu yang telah diselamatkan setelah terluka saat terkena jaring nelayan.

"Pengunjung bisa berenang dengan hiu, melakukan aktivitas konservasi seperti penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang," imbuhnya.
Pengunjung juga bisa nikmati indahnya alam bawah laut di Pantai Bangsring. Keindahan terumbu karang ada mulai dari kedalaman 1 meter sampai 20 meter. Bagi pemula, keindahan bawah laut sudah bisa dilihat di kedalaman 1 meter.

Tak jauh dari rumah apung itu, tampak Pulau Tabuhan, sebuah pulau dengan pantai berpasir putih dengan air yang sangat jernih. Beragam ikan bisa dilihat hanya dari kedalaman tak sampai 50 centimeter. Pulau itu juga dijadikan tempat berselancar layang dan angin oleh para wisatawan dan peselancar profesional.

Ke depan, sambung Ikhwan, berbagai perbaikan fasilitas rumah apung akan terus dilakukan. Apalagi, Rumah Apung Bangsring telah ditetapkan sebagai contoh pengelolaan rumah apung terbaik se-Indonesia oleh pemerintah pusat Kelompok nelayan yang dikomandoi Ikhwan secara intens berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk bersama meningkatkan geliat wisata sekaligus mendorong edukasi perikanan-kelautan.

"Saat ini Banyuwangi sedang bergeliat wisatanya. Kami berharap dan berupaya agar momentum ini bisa dijaga serta ditingkatkan agar bisa memberi dampak optimal ke warga," kata Ikhwan yang telah mendapat berbagai penghargaan karena inisiatifnya memberdayakan warga pesisir.