17 Desember 2013

Festival Kuwung 2013 Semakin Mempesona

Festival Kuwung 2013 Semakin Mempesona

 Video lengkapnya bisa di lihat di you tube=http://www.youtube.com/user/onielmc/videos
smua kreasi lare oseng ada di KREASI BWI=YO+U TUBE by discoverybanyuwangi.blogspot.com



 Kabupaten Banyuwangi tak henti-hentinya memamerkan ragam budayanya yang kaya lewat Festival Kuwung. Meskipun digelar tiap tahun, namun siang ini, Sabtu (14/12), kemegahan dan kemeriahan Festival Kuwung semakin mempesona. Masyarakat Banyuwangi yang menyaksikannya di pinggir-pinggir jalan bahkan tak beranjak hingga festival usai.

Festival Kuwung kali ini memang berbeda dari tahun sebelumnya. Salah satu yang membuatnya tampil lebih menarik adalah adanya pintu gerbang raksasa yang menjadi pembatas antara defile dengan para penonton. Jadi, penonton dibuat penasaran dengan defile yang akan muncul. Selain itu penampilan para penari yang membawakan berbagai tema juga tampil lebih atraktif. Dibalut kostum yang segar serta gerak tari yang indah semakin membuat penonton larut dalam pesona Festival Kuwung.
Diawali opening musik Luk-luk Lumbu yang rancak, para pemusik seolah hendak menarik penonton untuk masuk ke dalam atmosfer festival. Kemudian Bupati Abdullah Azwar Anas menyerahkan Godho Wesi Kuning kepada tokoh Minak Jinggo sebagai pertanda dimulainya pawai Festival Kuwung.
Begitu Minak Jinggo berlalu, ratusan penari masuk ke dalam arena pentas. Mereka membawakan tarian Sampur Jingga Blambangan.    Tarian yang mengisahkan awal mula munculnya tari Gandrung ini menampilkan transisi tari Gandrung mulai dari tari Seblang, Gandrung Lanang dan Gandrung Wadon. Tarian Gandrung Lanang yang menceritakan penari Gadrung Marsan sebagai Gandrung laki-laki terakhir disambut dengan meriah oleh penonton.
Rangkaian opening kemudian disusul oleh pertunjukkan drum band Korsik Pemkab Banyuwangi yang mengiringi penampilan BEC terbaik 2013. Kemudian sebagai bentuk penghormatan, pada barisan awal defile secara berturut-turut menyuguhkan penampilan seni budaya dari daerah tetangga yakni Kabupaten Kediri, Kabupaten Ponorogo dan Kota Probolinggo. Istimewanya Walikota Probolinggo ikut di dalam defile kesenian yang diusungnya untuk menyapa masyarakat Banyuwangi.
Penampilan inti dari Festival Kuwung akhirnya dimulai. Diawali dengan tema sejarah yang  mengangkat ‘Agul-agule Wong Agung Wilis’. Tema ini dibawakan secara kreatif oleh para penampil. Memadukan tarian dan aksi teatrikal, penonton dibuat seolah dibawa ke dalam suasana nyata saat terjadinya perang antara Wong Agung Wilis dengan VOC di bumi Blambangan. Apalagi ditambah adanya suara tembakan dan bom membuat penonton membayangkan betapa sengitnya perjuangan para pahlawan Banyuwangi.
Selanjutnya barisan Industri Kreatif menyajikan ‘Dudu Jajang Kambang’, mengangkat berbagai potensi bambu. Hasil kerajinan bambu mulai perabot rumah tangga hingga aksesoris interior dipajang dalam mobil hias. Menariknya para penari di segmen ini menggunakan bambu sebagai aksesoris baik di rambut maupun sebagai gelang dan kalung yang semakin menambah cantik penampilan mereka.
Kemudian pawai dilanjutkan defile Agro Wisata yang menampilkan Pesisir Manis Wetan. Tema ini menggambarkan kegiatan masyarakat pesisir yang melakukan ritual mohon doa keselamatan dalam mencari nafkah di laut. Selanjutnya defile dilanjutkan dengan barisan Barong Ider Bumi. Puluhan Barong melenggak lenggok di sepanjang catwalk pertunjukkan. Kehadiran mereka disebutkan sebagai salah satu ritual masyarakat Using dalam menolak bala.
Sementara barisan Adat Tradisi menampilkan Arak-arakan Kemanten Banyuwangi. Pada defile ini ditampilkan adu bakat kemunjilan, yakni adu bakat yang harus dilakukan oleh keluarga mempelai pria karena calon mempelai wanita merupakan anak bungsu, yang menjadi kesayangan keluarga. Selain Kemanten Adat Using, arak-arakan ini juga menampilkan berbagai adat kemanten yang ada di tengah masyarakat seperti kemanten Jawa dan Madura.
Dan pada barisan terakhir, menampilkan tema objek wisata yang berjudul Syurganya Pulau Merah.  Dalam parade ini ditampilkan tarian tukik yang dibawakan oleh penari anak-anak. Selain itu juga ada teatrikal olahraga surfing yang dibawakan dengan apik oleh anak-anak muda Pulau Merah.
Tanpa terasa Festival Kuwung 2013 usai, namun pesonanya masih terngiang di benak masyarak Banyuwangi. Salah satunya, Pramudya, warga Tamanbaru yang benar-benar menikmati pertunjukkan Kuwung sejak awal hingga akhir. "Festival Kuwung ini sangat bagus. Semoga tahun depan lebih menarik lagi," ujarnya.
Sementara itu Bupati Anas menyatakan tekadnya untuk terus memajukan budaya daerah. “Kami akan terus membangun daerah. Dan kami juga akan tetap mempertahankan budaya,” ungkap Bupati Anas. Usai pertunjukan. Bupati Anas dan Forpimda serta seluruh jajaran SKPD ikut berjalan di sepanjang rute yang disambut hangat oleh masyarakat Banyuwangi.
Festival Kuwung kali ini turut dihadiri Walikota Probolinggo H. Buchori, SH.M.Si, Kepala Disbudpar Provinsi Jawa Timur Dra. Wiwiek Widayati, Perwakilan Pemerintah Daerah Bondowoso, Situbondo, Jember dan Kediri, Vice President Telkom Agus Mulyadi, Ketua Perbanas Sigit Purnomo, serta CEO Grup Bosowa Erwin Aksa.(Humas & Protokol)

02 Desember 2013

14 November 2013

Petik Laut 2013 di Wisata Mangrove Blok Bedul-Banyuwangi East Java

 Petik Laut 2013 di Wisata Mangrove Blok Bedul-Banyuwangi

Upacara Tradisional Petik Laut Bedul
 
Yang dimaksud dengan Petik Laut dapat di­jelaskan menurut arti harfiah sebagai berikut “Petik” berarti ambil pungut atau peroleh. “Petik Laut” berarti memetik, mengambil, memungut atau memperoleh hasil laut berupa ikan yang mampu menghidupi nelayan Muncar dan sekitarnya.
Maksud dan Tujuan.
Penyelenggaraan upacara Petik Laut Bedul dikandung maksud sebagai pengungkapan dari perasa­an syukur, usaha dan mencoba kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dilakukan secara berkelompok khusus­nya bagi masyarakat nelayan di Bedul dan sekitar­nya.
Pengungkapan perasaan tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan tasyakuran sampai dengan tradisi masyarakat secara beramai-ramai melakukan upacara di tengan laut, sesuai dengan tradisi yang masih hidup dilingkungan masyarakat nelayan Bedul sebagai usa­ha mewarisi tradisi para leluhur yang sudah berlang­sung sejak dalam kurun waktu yang lama.
Tujuan diselenggarakannya kegiatan Petik Laut Bedul ini antara lain dapat diungkapkan sebagai ber­ikut :
Mensyukuri atas Rahmad Tuhan Yang Maha Esa yang telah dilimpahkan berupa hasil penangkapan ikan yang tidak kunjung henti-hentinya sepanjang massa.
Sebagai salah satu media permohonan kehadapan Tuhan Yang Esa, agar selalu memperoleh per­lindungan dan dijauhkan dari segala marabahaya, dianugerahi keselamatan dan hasil yang lebih me­limpah lagi.
Sebagai salah satu upaya menanamkan perasaan cinta bahari bagi masyarakat nelayan Muncar, se­hingga kehidupan laut yang telah mendatangkan manfaat bagi kehidupan laut dapat terpelihara se­cara lestari.

12 November 2013

Tradisi Kebo - Keboan 2013, Ritual Tolak Balak Masyarakat Alas Malang

Banyuwangi: Ratusan masyarakat Desa Alasmalang Kecamatam Singojuruh Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (10/11/2013) menggelar ritual adat Kebo - keboan.

Dalam ritual tersebut puluhan warga laki - laki dimake up menyerupai kerbau (kebo) lengkap dengan tanduk, dan lonceng dilehernya kemudian mereka diarak keliling kampung sebagai wujud bersih desa.




Salah satu tetua ada desa setempat, Suprapto mengatakan upacara adat kebo - keboan merupakan ritual rutin warga yang dilaksanakan setiap hari minggu pertama dibulan muharam atau dalam kalender jawa bulan suro, sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah sekaligus sebagai upacara bersih desa agar seluruh masyarakat desa diberi keselamatan.

"Kebo - keboan merupakan ritual tolak bala sekaligus ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah," ungkap Suprapto Minggu (10/11/2013).

Ritual sakral tersebut sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun lalau yang berawal, Desa Alasmalang diserang wabah penyakit, kemudian mbah Karti, mendapat wangsit agar melaksanakan ritual selamatan desa dengan ritual kebo - keboan yang sampai saat ini masih diletarikan masyarakat.

"Sampai saat ini masyakat desa tidak berani meinggalkannya, jika tidak dilaksanakan, tanaman warga akan diserang berbagai penyakit dan beberapa musibah lainnya," Tambah Suprapto.

Kebo atau kerbau sengaja dipilih, karena mayoritas masyarakat desa setempat berprofesi sebai petani, dan kerbau dinilai sangat membantu masyarakat saat bercocok tanam seperti membajak sawah dan lainnya.

Sebelum ritual tersebut dimulai, masyarakat desa terlebih dahulu menanam, berbagai macam palawija dan hasil bumi lainnya, di tengah jalan kampung, dan pada akhir acara puluhan masyarakat yang mejadi, kebo jadi - jadian menggelar prosesi membajak sawah dan menabur benih padi, kemudian masyarakat memperebutkan benih tersebut karena dipercaya bisa menghasilkan panenan yang melimpah.

Dalam prosesi tersebut bayak masyarakat yang harus rela menjadi bulan - bulanan kerbau jadian - jadian, karena jika tertangkap tubuh mereka akan dibenamkan kesawah, dan diseruduk dengan tanduk kebo - keboan. (Sumarsono/AKS)By http://discoverybanyuwangi.blogspot.com/
http://www.youtube.com/user/onielmc?f...
Lintank Tampo=Jual Matrial Pasir ,Batu dll
Ayam Kalkun-Ketawa,,Ps3,Cell,Net n Shop



07 November 2013

Banyuwangi Tour De Ijen (BTDI) 2013



BANYUWANGI - Mirsamad Poorsayedigolakhour dari Tim Tabriz Petrochemical Team Iran keluar sebagai juara umum kategori individu Banyuwangi Tour de Ijen (Btdi) 2013 yang berakhir, Selasa (5/11/2013).

Mirsamad mampu merebut yellow jersey setelah mencatat waktu 16 jam, 11 menit, 43 detik pada lomba yang menempuh jarak 606,5 Km. Pada balapan empat etape ini, Mirsamad mengungguli John Kronborg Ebsen (Danish District Team) dengan selisih waktu 1 menit dan 20 detik. Posisi ketiga diduduki Rahim Emami (RTS Santic), terpaut 5 detik di belakang Ebsen.
Sukses Mirsamad, tidak lepas dari rontoknya Jason Christie (OCBC Singapura), penyandang yellow jersey di tiga etape sebelumnya. Karena beratnya etape keempat, Selasa (5/11/2013). Pembalap asal Selandia Baru ini tercecer dan harus puas finish di urutan ke-36.
"Sukses ini merupakan kerja sama semua anggota tim. Rute tanjakan pada etape terakhir ini sangat berat, tapi stamina saya cukup prima menghadapi etape ini," sebut Mirsamad usai perlombaan.
Keberhasilan Mirsamad kian lengkap karena timnya, Tabriz juga keluar sebagai juara pada kategori tim. Pada etape terakhir, Tabriz menempatkan dua pembalapnya di 10 besar, Mirsamad di posisi keempat dan Ghader Mizbani pada posisi ketujuh. Tabriz mencatat total waktu 48 jam, 47 menit, 22 detik.
Dalam daftar General Classification, Tabriz unggul 2 menit, 10 detik atas RTS Santis (Taiwan). Selanjutnya tim BRCC Banyuwangi menempati posisi  ketiga dengan selisih waktu 9 menit, 55 detik. Keberhasilan tim BRCC menyodok posisi ketiga klasemen tim tidak lepas dari prestasi M Taufik, Tonton Susanto dan Warseno yang finish di urutan ke-9, 10 dan 11.
M Tofiq menjadi pembalap terbaik untuk katagori Indonesia, mengungguli dua rekan setimnya, Tonton dan Warseno. Sedang gelar Raja Sprinter (green jersey) disandang Mat Amin Shahrul (Terengganu Malaysia) dan red jersey (Raja Tanjakan) milik juara etape keempat, Emami Rahim

 

29 Oktober 2013

Rute Banyuwangi Tour De Ijen 2013 Etape 4 BTDI, Rute Paling ‘Cadas’ Bagi Pembalap

Etape 4 BTDI, Rute Paling ‘Cadas’ Bagi Pembalap

BANYUWANGI - Setelah tuntas melahap tiga stage lintasan, 23 tim peserta Banyuwangi Tour De Ijen 2013 masih akan menghadapi satu etape terakhir yang menjadi jalur paling ‘cadas’di sepanjang kompetisi.  Hal ini tidaklah berlebihan karena stage 4 sejauh 171,3 kilometer dengan jalur Kalibaru – Gunung Ijen tidak hanya memiliki lintasan yang panjang namun juga menyajikan medan berat dengan adanya tanjakan tajam yang terbukti banyak menumbangkan pembalap di BTDI part 1.
Masih sama seperti tahun lalu, di rute pada stage empat ini, racer akan mengawali start dari Kalibaru menuju Kecamatan Glenmore dan Genteng melalui jalur utama. Selanjutnya mereka akan melintasi Pasar Gendoh, ke Sragi lalu tembus ke Songgon hingga mencapai wilayah Srono. “Dari Srono racer terus ke Benculuk, Tampo, Sumberberas sampai Tembokrejo dan Muncar,” terang Chairman BTDI Guntur Priambodo.
Selanjutnya racer akan terus ke Bomo, lewat Blimbingsari hingga Kota Rogojampi. Dari sini para racer terus melintasi jalur utama sampai masuk Kota Banyuwangi kemudian berbelok ke arah Barat melintasi Jalan Kapten Ilyas, tembus ke Penataban terus menuju Cungking. “Kemudian para pembalap akan masuk Glagah menuju Licin terus naik hingga sampai di tanjakan tajam menuju Paltuding, Ijen,” beber Guntur.
Sementara itu, medan yang berat menuju Ijen akan membutuhkan stamina maksimal dari para pembalap. Namun bagi sang juara pada stage ini hasilnya akan sangat memuaskan sebab dia akan mendapatkan poin sebagai King Of Mountain. “Kita berharap seluruh pembalap dapat menyelesaikan semua  etape terutama etape terakhir sekaligus terberat dengan baik. Ini  akan menambah nilai even BTDI yang pada tahun lalu mendapat angka 85 dari UCI,” harap Guntur. (Humas & Protokol)

Rute Banyuwangi Tour De Ijen Etape 3 BTDI, Rute Baru Yang Sedikit Ringan

Etape 3 BTDI, Rute Baru Yang Sedikit Ringan

BANYUWANGI - Setelah menempuh etape dua yang panjang dan melelahkan, pada hari berikutnya, Selasa (4/11) ratusan pembalap Banyuwangi Tour De Ijen akan menghadapi rute yang sedikit lebih ringan di stage ke 3. Selain menjadi rute terpendek dari seluruh etape BTDI, rute  Jajag-Banyuwangi sejauh 116 kilometer ini juga merupakan rute baru yang belum ada pada even BTDI tahun lalu.
Ratusan peserta dari 23 tim pembalap akan melakukan start dari Jajag  menuju pertigaan lapangan Maron,  Genteng kemudian berbelok ke Desa Tamansari, menuju desa Karangdoro. Dari sini pembalap akan terus melewati Kebondalem,  hingga tembus ke wilayah kecamatan Benculuk. “Rute ini relatif ‘aman’ jadi pembalap akan beradu kecepatan dengan sengit,” ujar Chairman BTDI Guntur Priambodo.
Dari Benculuk para racer meneruskan perjalanan menuju Kecamatan Srono dan berlanjut ke Desa Parijatah Wetan sampai Desa Lemahbang hingga akhirnya tembus ke Wilayah Kecamatan Songgon. “Setelah itu racer meneruskan perjalanan melewati Sragi hingga tembus Pasar Gendoh, masuk wilayah Sempu melalui Jambewangi hingga kembali lagi ke Wilayah Genteng dan berhenti di Lapangan Genteng, Maron, sebagai lokasi finish,” terang  Guntur.
Guntur berharap masyarakat di sepanjang lintasan yang dilalui para pembalap BTDI dapat ikut menyaksikan dan memberikan dukungan pada para pembalap. Sebab partisipasi masyarakat menjadi salah satu kunci kesuksesan penyelenggaraan BTDI tahun lalu sampai mendapatkan penilaian terbaik se Asia. (Humas & Protokol)

Rute Banyuwangi Tour De Ijen Etape 2 Bajulmati – Pulau Merah, Lintasan Terpanjang Banyuwangi Tour De Ijen 2

Bajulmati – Pulau Merah, Lintasan Terpanjang Banyuwangi Tour De Ijen 2

Setelah merampungkan lintasan kriterium di etape satu,ke 23 tim pembalap Banyuwangi Tour De Ijen langsung dihadapkan pada etape 2 yang lebih panjang di hari berikutnya, Minggu (3/11). Mengambil start di Stadion Garuda, Bajulmati, Wongsorejo, ratusan pembalap sepeda akan bersaing memacu kecepatan sejauh 190 kilometer menuju garis finish di Pantai Pulau Merah.
Rute pada stage dua ini menjadi rute dengan lintasan terpanjang dari empat etape lomba sepeda internasional yang berlangsung mulai tanggal 2-5 November ini.  Dan dipastikan rute tersebut akan melewati beberapa kecamatan sekaligus. “Paling tidak ada 10 kecamatan yang dilewati pada etape 2 ini,” ungkap Chairman BTDI Guntur Priambodo.
Dari garis start di Stadion Garuda, Bajulmati, Wongsorejo, para racer akan bergerak disepanjang jalur utama menuju kota Banyuwangi,  melewati kantor Pemkab, kemudian berbelok ke barat melalui jalan Brawijaya menuju wilayah Kecamatan Licin.  Mereka akan terus mengayuh sepeda hingga tembus ke perkebunan Kalibendo. “Para racer akan mulai menghadapi jalur yang agak berat karena lintasan terus menanjak, namun memasuki Desa Jambu lintasan cenderung menurun,” kata Guntur.
Selain jalur tadi masih ada beberapa desa di Kecamatan Licin yang akan dilewati pembalap diantaranya Desa Pakel, Desa Macan Putih, dan Labanasem. Kemudian racer akan melanjutkan perjalanan hingga memasuki wilayah Kecamatan Srono, menuju Kecamatan Muncar, melewati Kecamatan Tegaldlimo, tembus di Kalipait. “Dari sini pembalap akan terus melewati Purwoasri, Glagah Agung, Karetan, Jati rejo hingga masuk Kecamatan Purwoharjo,” beber Guntur.
Usai melalui Purwoharjo, lintasan balap sepeda terus menuju Kecamatan Benculuk, Jajag, Sambirejo, Senepo, Buk putih dan akhirnya memasuki Kecamatan Pesanggaran. “Stage dua akan berakhir di garis finish Pantai Pulau Merah,” ujar Guntur.
Salah satu alasan panjangnya etape di lintasan ini menurut Guntur agar even BTDI bisa melewati lebih banyak wilayah di Banyuwangi. Ini juga memberi kesempatan pada masyarakat untuk dapat turut menyaksikan lomba internasional di wilayahnya secara langsung. “Untuk itu kami harap segenap masyarakat disetiap wilayah yang dilalui oleh para pembalap BTDI ikut menyaksikan dan memberikan semangat kepada para peserta,” harap Guntur.
Sementara itu ketika ruas-ruas jalan yang menjadi lintasan balap sepeda tersebut dilalui oleh para racer, jalan  akan ditutup selama 15 sampai 20 menit demi kelancaran acara dan keselamatan pengguna jalan. “Ketika racer telah lewat maka jalan akan segera dibuka kembali,” terang Guntur. Dia pun meminta pengertian dari masyarakat karena adanya penghentian lalu lintas tersebut.

01 Oktober 2013

Pengerjaan Proyek Banyuwangi di Duga Asal Asalan(Drenase Desa Tampo)

Beritalima.com  banyuwangi
    Pengerjaan drenase yang berada di dusun krajan desa tampo  kecamatan cluring banyuwangi yang di biayai oleh negara sebesar 72.270.000 dan di kerjakan ole3h cv cipta ningrum ini terkesan asal asalan,
    Di dalam pekerjaan tersebut di ketahui bahwa pasir yang di pakai adalah pasir lebo ( pasir tanah ) yang di ragukan untuk kekuatanya,
    Menurut kepala tukang yang akrab di panggil sas ini ketika di konfirmasi koran ini menuturkan bahwa " pasir itu sudah di ganti dengan pasir yang baru mas karena di perintahkan oleh pengawas proyek dari dinas" dan memang sudah di pakai namun hanya beberapa meter saja kok mas " tutur sas dengan santainya
    Pekerjaan yang menggunakan pasir tanah tersebut di ketahui sekitar 15 meter dan warga sangat meragukan tentang kekuatan bangunan tersebut karena di nilai campuran matrial juga asal asalan.
    Sampai berita ini di turunkan, pengawas dari dinas terkait masih belum dapat di konfirmasi.( bersambung )


09 September 2013

Banyuwangi Ethno Carnival-BEC-3-The-Legend-of-Kebo-keboan-Blambangan

BEC 2013 "The Legend of Kebo-keboan" Megah dan Eksotik
07-09-2013
BANYUWANGI -- Event pembuka Banyuwangi Festival (Be-fest) 2013 "Banyuwangi Ethno Carnival " (BEC) 2013 yang dihelat Sabtu (7/9), langsung dari panggung cat walk Taman Blambangan,  berlangsung megah dan spektakuler. Dengan tema the legend of kebo-keboan Blambangan, karnaval budaya dengan kolaborasi pembuka dalam unsur moderenitas ini, sangat istemewa. Karena, BEC 2013 ini di buka langsung Menteri Tenaga Kerja dan Tranmisgrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar juga dihadiri Konsul Jenderal Amerika Serika (AS), Joaquin Monserrate, Dubes Timor Leste, Ketua DPP Golkar Abu Rizal Bakire (ARB), CEO Bosowa Grup, Erwin Aksa, Rizal Malarangeng, Ketua Asosisasi Pemerintah Kabupaten Indonesia (Apkasi), Isra  Noor yang juga Bupati Kutai Timur, Bupati Agam, Sumatra Barat, Bupati Badung, Bali, Walikota Probolinggo, Wabup Tangerang Selatan, Wabub Karawang Jawa Barat serta Sekda Pacitan dan Denada Tambunan beserta Emilia Contesa. Juga disaksikan seluruh jajaran forum pimpinan daerah (forpimda) dan tokoh masyarakat, agama, budayawan dan ratusan jurnalis media cetak/elektronik, fotografer dalam dan luar negeri serta ribuan masyarakat Blambangan yang menyemut memadati sepanjang jalan yang didalalui para devile.
"Tema BEC setiap tahun beda, dan berbasis dari kebudayaan Banyuwangi yang melimpah. Diiringi live musik, talent asli Banyuwangi terakhir BEC Banyuwangi tidak mengeksploitir tubuh penari, tetapi mengeksploitir konsep," terang Bupati Abdullah Azwar Anas ketika memberikan sambutan di event akbar ini.
Sementara itu, dalam testimoninya Menakertrans menyatakan, Banyuwangi yang tumbuh kreatif, inovatif mampu bersaing dengan kabupaten lainnya. "Dari kreativitas budaya ini akan bergulir  yang menjadi ekonomi yang maju. Even BEC sekaligus rangkain Banyuwangi Festival lainnya akan bisa menjadi pintu masuk kejayaan bangsa Indonesia tercinta kita," kata Menakertran sesaat akan membuka BEC 2013.

Dikatakan Menakertrans, Banyuwangi memiliki letak yang strategis, kalau tidak dikelola pemimpin yang kreatif sangatlah rugi. "Namun alhamdulilah dengan kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas dengan menjadikan budaya sebagai salah penggerak pertumbuhan ekonomi, Insyalloh Banyuwangi akan bisa menopang kekuatan ekonomi nasional sekaligus kemajuan dan kejayaan Bangsa Indonesia," harap Menakertrans saat membuka BEC 2013.

Menakertrans juga mengatakan, dengan kerja keras tokoh-tokoh dan para pemimpin yang ada di Banyuwangi pengangguran dan kemiskinan di Banyuwangi mulai bisa tangani. BEC sekaligus berbagai event-event Be-fest akan bisa menjadi pintu masuk kejayaan Bangsa Indonesia tercinta kita.
 Bupati juga  punya kreativitas memasarkanBanyuwangi sebagai daerah pariwisata. Mudah-mudahan festival Banyuwangi berlangsung terus."Rakyatnya mandiri di  semua wilayah, Banyuwangi mengawali menjadi negara yang mandiri," kata ARB.

BEC tahun ini diikuti 150 peserta dengan tiga sub tema, devile pertama dengan tema "Kebo Geni yang tampil dengan menggunakan kostum etnik kebo-keboan yang didominasi warna merah dan hitam. Defile kedua, "Kebo Bayu Tirto"yang tampil dengan balutan kostum yang didiominasi warna biru dan silver. Yang ketiga ada "Kebo Bumi yang berlenggok sangat eksotik dengan balutan kostum warna hitam dan kuning emas yang artinya bumi yang penuh kemakmuran.

Sebelum para peserta BEC berjalan di catwalk sejauh tiga kilometer, mulai Jl. Kartini -- Jl. Susuittubun -- Jl. PB Soedirman dan finis Jl Yani depan kantor Pemkab Banyuwangi, para penonton disuguhi 300 penari gandrung yang menari secara massal sebagai pembuka BEC 2013.

Selanjutnya ada atraksi drumband dari Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya, yang mengiringi para ekspatriat yang bekerja di Banyuwangi dan mahasiswa asing dari 12 negara yang sedang khusus belajar seni dan budaya di Indonesia. Menariknya, mereka didandani ala kebo-keboan dan berjoget di depan tamu kehormatan.

Selain itu tampil juga peserta BEC terbaik 2012 dengan kastum Barong sesuai dengan tema BEC 2012 Re-Barong Using. Tak cukup itu, untuk menghidupkan nuansa Banyuwangi Ethno Carnival, penonton juga disuguhi Fragmen upacara adat Kebo-keboan dari Desa Alian, Kecamatan Rogojampi dan Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Mengapa mengambil tema the legend of kebo-keboan karena, kata Bupati Anas Kebo-keboan mempunyai filosofi yang tinggi akan sejarah Banyuwangi. Dimana kebo sebagai teman petani saat menggarap sawah sehingga kebo memiliki kedekatan dengan kemakmuran rakyat.

Dibarisan penghujung BEC 2013, ada drumband pemkab yang mengiringi Jebeng Thulik sambil membentangkan spanduk bertuliskan See You Next BEC 2014 dengan tema "Seblang". Sebagai penutup penonton masih disuguhi atraksi panggung Demi dan Suliyana yang melantunkan lagu khas Banyuwangi. (Humas dan Protokol)



06 September 2013

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) III

BANYUWANGI – Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) III siap digelar awal September mendatang.  Kebo-keboan dipastikan menjadi tema yang diangkat dalam karnaval yang memadukan  modernitas dengan seni tradisional ini.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ((Disbudpar) Suprayogi,  tema Kebo-keboan dipilih berdasarkan masukan dari para seniman dan budayawan Banyuwangi. Karena kepeduliannya pada pelestarian budaya asli Banyuwangi, para seniman dan budayawan bahkan bersedia mengawal workshopnya sehingga dari sisi konsep tidak akan melenceng.
Beberapa waktu lalu,  Yogi mengaku, pihaknya telah bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, sekaligus mempertemukan beberapa budayawan yang concern, diantaranya Hasnan Singodimayan, H. Andang C.Y, H. Tedjo dan Samsudin Adlawi. Tujuannya adalah untuk mempresentasikan tema Kebo-keboan ini sekaligus  mendiskusikannya dengan Bupati Anas.
Prototype Kebo-keboan yang dipresentasikan di hadapan Bupati Anas di Pendopo Sabha Swagata Blambangan ternyata mendapatkan persetujuan dari orang nomor satu di Banyuwangi itu. Namun untuk tetap menunjukkan kekhasan Banyuwangi, ujar Yogi,  Bupati minta penari Gandrung tetap menjadi magnet di awal pembukaan BEC III tersebut. “Di barisan terdepan  akan ditampilkan 300 penari Gandrung yang akan menampilkan  welcome dance untuk para tamu,” ujar Yogi. Setelah itu akan tampil Kebo-keboan asli sebagaimana yang biasa ditampilkan di Desa Alas Malang, yang dilanjutkan dengan penampilan Kebo-keboan ala BEC III.
Tema Kebo-keboan yang menginspirasi BEC III ini akan dibagi menjadi 3 sub tema yang menggambarkan tentang sifat dasar manusia. Yakni Kebo Geni, Kebo Bayu Tirto dan Kebo Bumi. Kebo Geni menggambarkan semangat, motivasi, amarah dan kepahlawanan. Warna yang dominan dipakai adalah hitam dan merah. Kebo Bayu Tirto menggambarkan tentang kehidupan, dengan 3 warna dominannya hitam, silver dan putih. Sedangkan Kebo Bumi yang menggambarkan tentang kesuburan lebih dominan pada warna hitam dan emas. Ketiga Kebo tersebut akan tampil dengan tanduk, kliningan sapi, dilengkapi dengan ekor dan sayap yang memperlihatkan kekhasan Banyuwangi seperti  motif Gajah Oling.
Yang tak kalah menarik, konsep BEC III ini dibuat berbeda dari BEC sebelumnya. Letak perbedaannya salah satunya pada  lokasi  startnya. Jika sebelumnya pemberangkatan dimulai dari depan SD Kepatihan (Jl. Veteran), kali ini startnya  berada di Taman Blambangan, tepatnya dimulai dari makara (gapura) yang biasa digunakan untuk menggelar pergelaran seni setiap Sabtu malam. Peserta karnaval akan turun dari tangga tinggi ber-trap dari samping kiri dan kanan gapura. Setelah itu mereka melewati  tengah lapangan Taman Blambangan  menuju ke arah timur, kemudian berbelok ke kiri, dan barulah mengikuti rute BEC seperti tahun sebelumnya.
Yang tak berubah adalah nantinya tetap akan ditampilkan  musik yang gemebyar dikolaborasikan dengan  fashion dan koreografi yang dibawakan peserta BEC III. Hanya saja koreografi tarian  yang ditampilkan, terang Yogi,  tak lagi menggunakan modern dance melainkan traditional dance.
Untuk menjaring peserta  BEC III ini, Yogi mengatakan, Disbudpar akan membuka audisi pada akhir bulan ini (Mei). Tak hanya kalangan pelajar dan mahasiswa saja yang dilibatkan, tapi juga kelompok – kelompok profesional seperti sanggar-sanggar tari dan juga masyarakat umum. (Humas & Protokol)


29 Agustus 2013

GERAK JALAN TRADISIONAL BANYUWANGI



Kepada
Yth. Kepala
Min/Mis,Mtsn/Mtss,Man/Mas  Sekabupaten Banyuwangi.

Menindak lanjuti surat dari panitia peringatan hari ulang tahun ke 68 RI kabupaten banyuwangi tertanggal 31 juli 2013 nomer .II/Pan.HUT.RI/kab.BWI/VII/2013.
Perihal pemberitahuan.
Dalam rangka memeriahkan dan memperingati HUT ke 68 RI kabupaten banyuwangi tahun 2013, dimohon bantuan saudara untuk meneruskan kepada seluruh kepala sekolah MI,MTS dan MAN Negeri/swasta se kabupaten banyuwangi untuk berpartisipasi mengikuti Kegiatan gerak jalan tradisional.
Kegiatan gerak jalan Tradisional dilaksanakan pada:
Hari                        : Sabtu
Tanggal                 : 31 Agustus 2013
*Kategori 8 KM (beregu) MI Negeri/Swasta (Pa/Pi)
Start Wisma Atlit Gelora Gor Tawangalun
Finish Gesibu Blambangan Banyuwangi
Pemberangkatan  pukul 12.00 WIB
*Kategori  17 Km (beregu) MTS Negri/Swasta (Pa/Pi),MA Negri/Swasta(Pi)
Dan organisasi wanita
Start Depan Kantor Desa Gladag Rogojampi
Finish Gesibu Blambangan Banyuwangi
Pemberangkatan pukul 14.00 WIB
*Kategori 45 Km (beregu) MA Negri/Swasta(Pa) dan umum
Start Depan Kantor Camat Gambiran
Finish Besibu Blambangan Banyuwangi
Pemberangkatan pukul 16.00 WIB
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terimakasih.

27 Agustus 2013

Gerak Jalan di Cluring-Banyuwangi

Semangat Remaja Banyuwangi di HUT RI

Dlm Event Gerak jalan 7 Km kec Cluring-Banyuwangi

Tetap kobarkan jiwa pahlawanmu..........

15 Agustus 2013

Goyang Caesar Terbaru(Official Lipsing) di Sungai Maut


Sekmpulan anak muda (Tampo-Cluring)yg tanpa pngaman terjun di arus maut

sungai Stail-Jambe wangi-Bwi.dan stlah doa....joget Ceasar.tuk sangi ganam stail....

moga makin kompak ya sob.....n dananya bsa slalu tuk amal....amin