27 November 2015

Parade Pakaian Recycle Iringi Kirab Adipura Banyuwangi

Masyarakat Banyuwangi menyambut sukacita piala Adipura yang diraih untuk ketiga kalinya berturut-turut. Selebrasi pun dilakukan dengan mengarak  piala supremasi bidang kebersihan lingkungan ini konvoi keliling Kota Banyuwangi. Uniknya,  Piala Adipura diarak oleh puluhan gadis muda berbusana bahan daur ulang sampah.

Konvoi Piala Adipura dimulai dari Taman Patung Kuda Sobo hingga finish di Taman Blambangan dengan menggunakan kendaraan bak terbuka. Para model  yang merupakan pemenang Green and Recycle Fashion Week 2015 ini turut mengiringi di sepanjang perjalanan. Tidak ketinggalan para pesapon (tukang sapu jalan) juga ikut mengawal konvoi ini.
Masyarakat pun menyambut gembira piala yang menasbihkan Banyuwangi sebagai Kota terbersih ini. Bahkan para pelajar turut menyambut kehadiran Piala Adipura dengan aneka atraksi seni dan budaya di tepi jalan yang dilalui. Para ibu penggiat kebersihan dari Kelompok Dasa Wisma pun antusias menyambut Piala Adipura setibanya di Taman Blambangan.
“Kami bersyukur Banyuwangi bisa meraih dan mempertahankan Piala Adipura untuk ketiga kalinya. Ini menjadi prestasi seluruh masyarakat Banyuwangi yang telah bersama-sama mendukung dan ikut menjaga kebersihan lingkungan,” kata Penjabat Bupati Banyuwangi Zarkasi.
Zarkasi berharap diperolehnya piala Adipura bisa memotivasi masyarakat Banyuwangi untuk memiliki pola hidup bersih. Karena dengan hidup bersih membuktikan jika masyarakat Banyuwangi peduli dengan kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Arief Setiawan menambahkan dengan hasil ini, Banyuwangi akan bersiap meraih Adipura Kencana. Sesuai Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 192 Tahun 2013 tentang Penghargaan Adipura 2013, syarat bagi daerah untuk bisa meraih Adipura Kencana di antaranya harus memiliki nilai dan inovasi dalam soal penataan dan pengelolaan lingkungan hidup.
“Banyuwangi sesungguhnya telah memiliki program inovasi dalam pengelolaan lingkungan mulai dari bank sampah, pengolahan sampah, pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan asuransi bagi pesapon dan petugas kebersihan. Kekurangan kita adalah infrastruktur Tempat Pembuangan Sampah Akhir,” kata Arief.
Saat ini luasan lahan TPSA Bulusan Banyuwangi hanya 1,5 hektar. Sesuai peraturan perundang-undangan, TPA yang representatif minimal memiliki luas 8 hektar dengan sistem sanitary landfill, dimana sampah tidak langsung dibuang ke TPA tapi diolah terlebih dahulu.
“Meski TPA kita luasannya kecil, tapi sudah melakukan pengolahan sampah mulai dari tingkat rumah tangga, TPA sementara, Depo, transfer depo sampai TPA. Pengolahan sampah pun sudah dilakukan dari memilah sampah organik dan anorganik, mengolah sampah menjadi bahan daur ulang atau kompos sampai memanfaatkan gas metan dari sampah untuk biogas,” terang Arief. Dengan cara tersebut, TPA Bulusan mampu mengurangi volume sampah hingga 20 persen dari rata-rata sampah yang dihasilkan warga sebanyak 600 ton perhari.
Untuk meningkatkan kapasitas TPA, lanjut Arief, pada tahun 2016 telah dianggarkan penambahan lahan seluas 2 hektar hingga nantinya luas TPA Bulusan menjadi 3,5 hektar. “Dengan penambahan area TPA ini yang menerapkan sistem sanitary landfill yang berkesinambungan, kita optimis Adipura Kencana bisa kita raih,” pungkas Arief. (Humas Protokol)

Tidak ada komentar: