27 November 2015

Lomba Pidato Bahasa Using Pancing Gelak Tawa Penonton

Ada lomba yang tak biasa yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Bnayuwangi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Selasa pagi (24/11). Lomba yang memancing gelak tawa dan senyuman penontonnya tersebut adalah lomba pidato bahasa Using. Bagaimana tidak, para peserta yang terdiri dari berbagai instansi tersebut berusaha tampil maksimal dengan logat khas Usingnya yang kental. Tak jarang yang meleset dalam melafalkan kata-katanya, lantaran tak semuanya benar-benar asli suku Using.
Salah satunya Sri Winarni yang tampil dengan persiapan penuh dan tanpa membawa naskah pidato. Wiwin, sapaan akrabnya, dalam pidatonya menceritakan bagaimana Banyuwangi mempromosikan pariwisatanya, salah satunya lewat digelarnya Banyuwangi Festival (B-Fest) sejak 2012. Berbagai event yang digelar di beberapa lokasi wisata seperti International Surfing Competition di Pulau Merah, International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) dan Kite and Wind Surfing di Pulau Tabuhan, praktis membuat destinasi wisata tersebut dikenal oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Akeh wong moro nang Kabupaten Banyuwangi heng cuma nonton Banyuwangi Festival, tapi uga ngelencer. Nang Pulau Merah, Kawah Ijen, Pulau Tabuhan. Iku sebab-e penambang belerang lan tukang becak nang Banyuwangi kudu mulai biso komunikasi nganggo bahasa Inggris (Banyak orang datang ke Banyuwangi tidak hanya untuk menonton Banyuwangi Festival, tapi juga berwisata. Ke Pulau Merah, Kawah Ijen, Pulau Tabuhan. Itu sebabnya penambang belerang dan tukang becak di Banyuwangi harus mulai bisa berkomunikasi dengan Bahasa Inggris),” urai perwakilan DWP Perhutani Banyuwangi Utara itu dengan aksen Using  yang medhok. Gaya berpidato Wiwin ini cukup menarik perhatian peserta lain, sebab dia mampu tampil percaya diri dengan materi yang telah dihafalnya di luar kepala.
Lomba pidato bahasa Using ini digelar untuk memperingati HUT ke-16 DWP. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Slamet Kariyono menyatakan apresiasinya atas kegiatan ini. “Bahasa Using merupakan identitas masyarakat Banyuwangi yang harus terus dilestarikan. Lomba pidato bahasa Using  ini juga sebagai bentuk pelestarian terhadap bahasa asli suku Using,” ujar Slamet.
Lomba pidato bahasa Using ini diikuti 65 instansi. Peserta bebas memilih satu tema pidato dari 5 tema yang sudah ditentukan. Yakni Kuliner Banyuwangi, Wisata Banyuwangi, Batik Banyuwangi, Kesenian Banyuwangi (lagu, tarian, puisi), dan Banyuwangi Festival. Peserta diberi kesempatan berpidato selama 5 menit, dengan aspek penilaian meliputi penggunaan bahasa (struktur kalimat, ketepatan lafal, tekanan kata, intonasi kalimat, dan pilihan kata), penampilan (gaya, ekspresi, dan mimik), materi (kesesuaian dan pemahaman terhadap tema yang dipilih) serta sistematika (pembukaan, isi, penutup). Pemenang terdiri atas Juara I, II, III dan Harapan I, II dan III.
Selain  lomba pidato bahasa Using, DWP juga mengadakan lomba penulisan artikel dengan tema ‘Peran Dharma Wanita Persatuan dalam Memajukan Pariwisata di Banyuwangi’. Lomba ini juga diikuti 65 instansi. Total peserta yang mengikuti kedua lomba tersebut 165 orang.
Usai lomba, nama-nama pemenang langsung diumumkan. Untuk lomba pidato bahasa Using, Juara I diraih DWP Kecamatan Rogojampi, Juara II DWP Kecamatan Banyuwangi, dan Juara III DWP Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang.  Peraih Juara harapan I, II dan III secara berturut-turut DWP Kecamatan Srono, DWP PU Pengairan, dan DWP Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). Sedangkan untuk lomba menulis artikel, Juara I diraih oleh DWP Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Juara II DWP Kecamatan Bangorejo, Juara III DWP Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Bangsring. Juara harapan I, II dan III antara lain DWP Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD), DWP Kecamatan Singojuruh dan DWP Kecamatan Sempu. (Humas & Protokol)

Tidak ada komentar: