13 Oktober 2015

Pembangunan Pasar Pariwisata Tradisional Banyuwangi

Ide kreatif Banyuwangi menata pasar tradisional menjadi pasar rakyat yang tertata, bersih dan nyaman, mendapat apresiasi Menteri Perdagangan  (Mendag) RI, Thomas Trikasih Lembong. Apresiasi Thom Lembong sapaan Mendag ini disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke sejumlah pasar tradisional di Banyuwangi, Sabtu (10/10).

Dalam kunjungan tersebut Mendag mengunjungi salah satu pasar yang tengah direvitalisasi, yakni pasar Sobo. Pasar ini  tengah direvitalisasi menjadi pasar pariwisata dan terminal terpadu. Pasar ini nantinya merupakan pasar tradisional yang selain menjual kebutuhan pangan rakyat sehari—hari, juga akan menyediakan kerajinan lokal yang dilengkapi dengan terminal pariwisata sehingga membuka peluang untuk lebih banyak lagi konsumen yang datang. 
Pasar ini mulai dibangun sejak awal 2015. Didesain arsitek nasional Andra Matin, pasar ini akan dibangun menjadi pasar moderen dengan konsep go green. Berlantai empat, lantai dasar untuk area parkir, mushola dan toilet, dan perkantoran agen travel. Lantai I, untuk los-los pedagang yang disediakan untuk 90 pedagang. Sedangkan lantai II dan III, untuk dormitory.  
Pasar Sobo berada di atas lahan 7.000 meter persegi, dan berada di pintu gerbang masuk kota Banyuwangi. Dulunya pasar ini terkesan kotor dan tak teratur. Pedagang pun juga bervariasi disini, mulai pedagang klontongan, pasar burung, barang elektronik, hingga tempat bilyard ada di sana. Bupati Anas pun lalu merevitalisasi pasar ini pada awal tahun ini kembali ke fungsinya sebagai pasar rakyat tradisonal.
Saat mengunjungi Pasar Sobo ini, Tom Lembong tampak serius mengamati tiap detail bangunan pasar. Didampingi Bupati Abdullah Azwar Anas, Tom Lembong melihat sejumlah bangunan yang tengah dikerjakan kontraktor. Menurut Tom Lembong, revitalisasi pasar rakyat itu sebuah implementasi yang hebat dan patut dicontoh daerah lain.
“Saya melihat dua tahun ini Banyuwangi melakukan percepatan pembangunan. Salah satunya pengembangan pasar tradisional menjadi pasar yang lebih moderen seperti ini. Pasar tradisional bisa jadi moderen kalau ditata bersih, steril dan memudahkan pembeli. Kelebihan pasar tradisional ini ke depan, dia masih mencirikan kekhasan dan budaya suatu daerah. Ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Sudah waktunya kita kembali ke pasar tradisional dan ini harus kita pertahankan,” kata Tom Lembong.
Selain mengunjungi pasar Sobo, sebelumnya Mendag berkunjung ke lokasi pasar tradisonal Srono yang tengah dibangun menggunakan anggaran dari Kementrian Perdagangan. Thom Lembong juga meninjau pasar induk Banyuwangi, pantai Boom yang merupakan lokasi pembangunan dermaga marina, dan penginapan murah (dormitory) di Banyuwangi.
Sementara itu Bupati Anas menambahkan, revitalisasi pasar rakyat ini untuk memudahkan konsumen membeli barang yang diinginkan dengan mudah dan nyaman. Karena selama ini konotasi masyarakat tentang pasar trasisional adalah kumuh dan kotor, sehingga masyarakat enggan membeli barang di pasar.
"Dengan pasar terpadu ini harapan pemerintah bisa menjadi alternatif utama dalam berbelanja. Di pasar ini akan kita tur per-blok, mana yang menjual ikan dan daging, sembako, sayur. Kelebihannya pasar ini adalah pasar tradisional yang juga menjual oleh-oleh bagi wisatawan sehingga bisa menjadi pilihan utama masyarakat," ujar Bupati Anas. 
Selama empat tahun terakhir ini Banyuwangi telah memproteksi pasar rakyat agar tidak tergerus dengan pasar moderen. Caranya dengan merevitalisasi sejumlah pasar tradisional agar lebih bersih dan tertata. Selain juga mengeluarkan kebijakan pembatasan pasar moderen atau ritel di Banyuwangi. (Humas Protokol) 

Tidak ada komentar: