14 Oktober 2015

Adat Sapi-sapian Wujud Syukur Warga Using Kenjo

Masyarakat Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Rabu (14/10) menggelar tradisi Adat Sapi-sapian.
Dalam gelaran ini Bupati Abdullah Azwar Anas,turut hadir bersama ratusan warga di desa using tersebut. Adat Sapi-sapian adalah ritual ider bumi (mengelilingi desa) dengan berdandan ala sapi, sambil membawa kendi jajang (tempat air minum dari bambu). Sapi-sapian diarak ramai-ramai oleh warga yang berdandan layaknya petani yang akan memanen hasil sawah. Mereka membawa sejumlah peralatan pertanian, seperti,cangkul, sabit, bajak dan lainnya. Arak-arakan ini di awali dari batas desa hingga ke ujung desa yang jauhnya berjarak 4 km. Tradisi ini digelar setiap 1 Muharam, sebagai wujud ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberkahan yang diterima warga Kenjo. Sebelumnya warga desa telah menggelar selamatan desa dengan tumpengan di setiap rumah, baru siang harinya arak-arakan sapi. Menurut Wakil Ketua adat Desa Kenjo,Busairi, selain syukur tradisi ini juga untuk mengingatkan kembali tentang asal usul Desa Kenjo, yang berasal dari Jajang kendi tersebut. "Jajang kendi itu bukan sekedar tempat air biasa,melainkan sebagai simbol asal mula Desa Kenjo yang berasal dari jajang /genjo.Dulunya warga kesulitan mencari air, sambil membawa jajang kendi akhirnya mendapat air. Karena bahagia warga teriak-teriak Genjo.Itulah awal ceritanya dan terus kita lestarikan hingga kini,"kata Busairi, Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan tradisi-tradisi seperti ini harus terus di dorong agar budaya denfan kearifan lokal hilang. "Ide-ide dari bawah seperti akan terus kita apresiasi agar partisipasi masyarakat tumbuh dan berkembang. Masyarakat disini sangat guyup, dan ini merupakan potensi yang luar biasa," kata Bupati Anas. (Humas protokol)

Tidak ada komentar: