18 Oktober 2015

Gemerlapnya Kemanten Using dalam BEC 2015

Banyuwangi terus membuktikan diri sebagai daerah yang menjunjung tinggi budaya dan berdaya kreasi tinggi lewat pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival 2016.

Video :https://www.youtube.com/watch?v=ER0BXEfVePg 

 Menampilkan parade kostum megah dan modern bak Karnaval di Rio De Janeiro, Brazil, BEC berhasil menyuguhkan citarasa berbeda dengan nuansa lokal yang kental dan latar etnik yang kuat. Karnaval BEC yang kali ini mengangkat tema "The Usingnese Royal Wedding" juga masih menjadi magnet pariwisata daerah yang mampu menyedot perhatian publik.
Siang itu, Sabtu (17/10), Taman Blambangan yang menjadi venue BEC 2016 disulap menjadi pelaminan raksasa. Gebyok kayu berhiaskan aneka bunga serta alunan gamelan manten melengkapi panggung yang menjadi latar BEC “The Usingnese Royal Wedding”. Prosesi adat pernikahan “Perang Bangkat” yang mengawali “Kemanten Using” pun tergelar. Ratusan penari Gandrung pun bertindak menjadi dayang-dayang yang mempesona selama proses ini berlangsung.
Ritual perang bangkat merupakan prosesi padu-paduan’ atau sahut-menyahut antar perwakilan keluarga kedua mempelai. Meskipun berkesan seperti berkonflik sebenarnya ini adalah cara para keluarga  yang ingin agar anak mereka bisa dipersatukan. Padu-paduan pun berakhir dengan kata sepakat dari kedua keluarga untuk menyatukan mempelai dan diikuti penyerahan uba rampe kepada keluarga pengantin perempuan. Yakni berupa kembang mayang, bantal yang dibungkus dengan tikar dan seekor ayam betina yang tengah mengerami telurnya.
Usai Perang Bangkat, dari panggung pelaminan keluar parade Kemanten Using Banyuwangi dalam wujud aslinya yang terdiri atas tiga jenis pengantin yakni Sembur Kemuning, Mupus Braen Blambangan, dan Sekar Kedaton Wetan. Sembur Kemuning merupakan upacara adat pengantin yang mewakili masyarakat pesisiran Banyuwangi. Pakaian pengantin ini didominasi warna kuning, orange dan ungu. Sementara Mupus Braen Blambangan yang didominasi warna merah, hitam dan emas merupakan upacara adat pengantin masyarakat kelas menengah. Sedangkan Sekar Kedaton Wetan merupakan upacara adat untuk pengantin kaum bangsawan dengan warna pakaian yang  didominasi hijau dan perak.

Usai peragaan para pengantin asli, muncullah Kemanten Using versi BEC dengan kreasi kostum yang megah. Di barisan pertama, BEC Kemanten Using dengan tema Sembur Kemuning tampil dalam balutan warna Kuning, Oranye dan Ungu. Pemakaian Kembang Kemuning dalam busana pengantin ini sebagai lambang nasehat agar kedua mempelai saat hidup bermasyarakat mampu menjadi teladan bagi masyarakat disekitarnya.
“Gelaran karnaval BEC di Banyuwangi memang sangat berbeda dengan daerah lain. Kostumnya yang etnik dan bertema lokal jadi tontonan yang unik dan istimewa. Apalagi juga ada prosesi adat sesuai tema yang diangkat, sangat menarik buat saya,” kata Rahmat Mulyawan, salah satu pengunjung yang berasal dari Sekolah Tingi Pariwisata, Bandung. Rahmat saat itu datang bersama beberapa temannya yang sengaja hadir untuk menyaksikan BEC.
Setelah Sembur Kemuning, karnaval berlanjut dengan parade Kemanten Using Sekar Kedaton Wetan. Kostum yang terdiri atas warna hijau dan perak ini melambangkan kebangsawanan dari sang pengantin. Kostum pengantin ini juga sangat unik karena memakai mahkota yang berbentuk undak songo Monumen Tugu Blambangan.
Di parade selanjutnya, muncullah karnaval BEC Kemanten Using bertema Mupus Braen Blambangan. Kostum pengantin yang didominasi warna merah, hitam dan emas ini mewakili pengantin masyarakat kelas menengah. Kemegahan kostum ini ditonjolkan pada hiasan mahkota buthi setinggil yang terbuat dari rangkaian permata dan logam.
Sebelumnya BEC juga dimeriahkan oleh penampilan puluhan warga negara asing yang berdandan ala penari Gandrung. Juga ada penampilan BEC cilik dan The Best BEC 2014 The Mystic Dance of Seblang.
"Saya senang diberi kesempatan berpakaian Gandrung. Meski kainnya diikat kuat di tubuh saya sampai agak kesulitan bernafas, nggak apa-apa, saya rela. Kapan lagi bisa gaya dengan pakaian tradisional Banyuwangi," ujar Vanika Spencer, salah satu bule pemeran Gandrung. Vanika merupakan relawan Peace Corps yang menjadi pengajar bahasa Inggris di MAN Banyuwangi. (Humas Protokol)

Tidak ada komentar: