05 Oktober 2015

Angkat Potensi Perkebunan, Banyuwangi Gelar Plantation Festival

Banyuwangi memiliki segudang potensi yang tak pernah habis untuk digali. Tidak hanya potensi  wisata, seni dan budaya yang kencang dipromosikan, namun luasnya lahan perkebunan yang terhampar di kabupaten The Sunrise Of Java ini  juga tak luput untuk diangkat eksistensinya. Berbagai potensi yang dimiliki oleh perkebunan itu akan disuguhkan dalam Banyuwangi Plantation Festival (BPF) yang akan digelar Minggu pagi (4/10) besok di Perkebunan Kalirejo, Glenmore.

Kabupaten Banyuwangi memiliki areal perkebunan yang luasnya mencapai 82.143,63 hektar yang tersebar di beberapa wilayah. Komoditas kebunnya beragam mulai kopi, kelapa kopra, kelapa deres, tembakau, kakao, tebu, cengkeh, karet, vanili, abaca, kapas, dan kapuk randu. Sejumlah komoditas seperti kelapa kopra, vanili dan kopi bahkan telah diekspor ke beberapa negara.
“Potensi perkebunan di Banyuwangi sangat besar dan sangat menarik untuk dikembangkan. Kita ingin potensi itu bisa terangkat dan dikemas. Bukan sekedar untuk dipasarkan, namun juga sebagai peluang untuk menarik wisatawan," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Ditambahkan Anas, festival ini digelar sejalan dengan konsep pariwisata Banyuwangi yang ecotourism, pengembangan pariwisata yang mengandalkan potensi alamnya. Untuk itu, sejumlah potensi alam dikemas sedemikian rupa untuk menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
"Banyak sekali opportunity yang ada di perkebunan, tinggal bagaimana kita mengemasnya sebagai peluang untuk menarik wisatawan. Mulai dari alam yang masih natural, hasil perkebunannya sendiri kopi, karet, kakao, hingga proses pengolahannya. Ini akan menambah destinasi wisata dan memperpanjang life cycle pariwisata di Banyuwangi. Otomatis juga menambah penghasilan perkebunan,” kata Bupati Anas.
Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan, Ikrori Hudanto mengatakan dalam festival perkebunan ini nanti para pengunjung akan ditunjukkan berbagai produk komoditas hasil perkebunan seperti biji kopi, kakao, karet, cengkeh dan aneka makanan dan minuman maupun produk barang jadi hasil olahannya. Selain juga akan dipertontonkan bagaimana pengolahan hasil perkebunan, misal pembuatan gula merah, coklat, dan cara menyadap karet.
"Seperti Industri Gula Glenmore (IGG) yang akan memamerkan proses pembuatan gula dan pemanfaatan limbah tebu. Dengan pengemasan yang menarik ini, tentunya akan menjadi destinasi wisata yang menarik. Apalagi wisatawan mancanegara, mereka pasti excited melihat bagaimana proses pengolahan produk perkebunan," kata Ikrori.
Dan tidak ketinggalan  even yang paling menarik dan pasti akan disukai para pengunjung, yaitu pesta minum kopi dan cokelat gratis. “Pengunjung bisa menikmati minuman kopi dan cokelat sepuasnya di sini. Semuanya gratis,” cetus Ikrori.
Festival juga akan dilengkapi dengan berbagai pameran potensi daerah lainnya seperti pameran kehutanan, ternak, dan hortikultura.  Tidak hanya berisi pameran seputar perkebunan saja, festival ini juga semakin lengkap dengan adanya destinasi wisata kebun dimana pengunjung bisa berkeliling perkebunan dengan kereta khusus yang disediakan.
Festival perkebunan ini akan diikuti  sejumlah peserta mulai dari Gabungan Perusahaan Perkebunan (GPP), Industri Gula Glenmore (IGG), Perhutani Utara, Barat dan Selatan, Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Ijen, Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo. Selain itu juga Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Jember, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan, dan sejumlah pengusaha hortikultura. (Humas & Protokol)

Tidak ada komentar: