22 Februari 2016

Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Banyuwangi Komitmen Kurangi Sampah Harian

Aktivitas peringatan PSN itu diawali dari Minggu (21/2) pagi dengan menggelar upacara di halaman Gelanggang Olah Raga (GOR). Upacara yang diikuti ribuan petugas kebersihan itu dipimpin langsung Kepala DKP, Arief Setyawan.
Dalam apel tersebut Arief mengatakan agar momen peringatan PSN ini dijadikan acuan oleh seluruh masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan. Saat ini, lanjut dia, sampah menjadi masalah serius bagi negara mana pun di belahan bumi ini. Kesadaran membuang sampah pada tempatnya serta mengelola sampah dengan tepat sangat dibutuhkan untuk mensolusi permasalahan tersebut.
“Saya harap kepedulian terhadap sampah bisa menjadi gerakan yang masif. Kegiatan kerja bakti yang kita agendakan hari ini harus dijadikan kebiasaan, dan dilakukan secara terus menerus. Tidak hanya saat peringatan ini saja kita peduli, tapi besoknya sudah acuh lagi,” kata Arief.  
PSN tidak hanya diperingati oleh DKP saja, namun sejumlah komunitas Merdeka Dari Sampah (MDS) turut menggelar upacara peringatan tersebut di Taman Blambangan, yang dilanjutkan dengan aktivitas memungut sampah di sepanjang jalanan kota. Sehari sebelumnya, Sabtu (20/2), DKP menggelar upacara hari PSN di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bulusan Banyuwangi bersama petugas kebersihan dan puluhan pemungut sampah.
Usai upacara langsung digelar kerja bakti akbar dengan menggandeng beberapa instansi serta lembaga lainnya dan berbaur dengan masyarakat. "Tadi pagi digelar kerja bakti massal dengan melibatkan seluruh kecamatan di kota ini. Para camat memimpin warganya untuk kerja bakti di wilayahnya masing-masing," jelas Arief.
Arief mengatakan, masyarakat perlu diajak berpikir bahwa perkara sampah bukan sekedar tugas petugas kebersihan. Perubahan paradigma masyarakat sangat penting dilakukan agar dalam kesehariannya itu bisa mengakar budaya hidup bersih.
"Jangan berpikir Adipura sudah kita raih 3 kali, maka pekerjaan kita selesai. Berapa pun banyaknya adipura yang kita koleksi, tidak akan punya arti jika masih banyak warga kita yang tidak peduli sampah. Budaya bersih dan bertekad untuk mereduksi sampah setiap harinya harus tercipta di kota kita ini," katanya.
Arief mengatakan, saat ini di Banyuwangi masing-masing keluarga membuang sampah setidaknya 2 kilogram tiap harinya.  Praktis, TPA Bulusan di Banyuwangi yang luasnya 1,5 hektar menerima kiriman sampah sebanyak 600 ton perhari dari separuh (13) kecamatan di Banyuwangi.
Untuk mengedukasi masyarakat tentang pengurangan sampah, DKP pada tahun ini menganggarkan pembelian 20 tungku Salikun. Incinerator sederhana ini, kata Arief, akan di-drop di sejumlah desa sebagai contoh bagi masyarakat lainnya.
"Tungku sederhana akan kami bagi ke desa-desa, dengan harapan warga sekitar desa lainnya bisa membuat tungku semacam ini untuk mengurangi dan mengelola sampahnya secara swadaya. Sehari bisa berkurang sampah 0,5 kg saja per keluarga sudah sangat berarti bagi lingkungan," jelas Arief.
Sejak empat tahun terakhir, pemkab Banyuwangi juga telah melaksanakan sejumlah program terkait pengurangan, penggunaan ulang hingga mendaur ulang sampah. Seperti setiap minggu di sejumlah sekolah dasar secara aktif siswanya membawa sampah rumahnya untuk disetorkan ke bank sampah, di Banyuwangi juga sudah berdiri komunitas Merdeka dari Sampah yang terus menunjukkan eksistensinya.
"Kami juga memiliki event Green dan Recycle Fashion. Sebuah ajang fashion yang menampilkan busana-busana dari bahan daur ulang. Acara itu juga sebagai wadah menampilkan beragam kerajianan dari material sampah dari para ibu-ibu dasa wisma yang peduli lingkungan dan juga kreativitas anak muda yang mampu mendesain sampah menjad bahan-bahan yang menarik," punkas Arief. (Humas Protokol) 

Tidak ada komentar: