Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemkab Banyuwangi, Jawa
Timur, menggelar edukasi kebencanaan melalui pertunjukan seni-budaya
tradisional "Janger" di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Karangharjo, Kecamatan
Glenmore, Banyuwangi, Sabtu malam (5/9). Acara dihadiri oleh ribuan
warga.
Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugrogo mengatakan,
Indonesia adalah kawasan yang rentan bencana termasuk rentan terjadi
erupsi gunung berapi dan gempa bumi. Saat ini, di Indonesia ada 18
gunung berstatus waspada, tiga gunung berstatus siaga, dan satu gunung
berstatus awas. Gunung Raung salah satunya yang memiliki tipe letusan
strombolian yang berarti bahayanya tidak akan meluas. Hal tersebut
disebabkan lontaran material pijar yang cukup berat dan sistem kawah
Gunung Raung sudah terbuka sehingga tidak ada penumpukan energi yang
cukup besar untuk memicu letusan besar. Jenis letusan tidak kuat, namun
terus menerus.
"Hingga
saat ini BNPB terus memantau kondisi Gunung Raung, baik aktivitas
seismik maupun pengukuran kualitas udara untuk menentukan penurunan atau
peningkatan aktivitas gunung setinggi 3.332 meter tersebut," ujar
Sutopi.
Dia
mengatakan, erupsi Gunung Raung membuat masyarakat sering panik dan
bingung tanpa tahu harus berbuat apa dikarenakan masih sangat minimnya
pengetahuan masyarakat serta pemahaman yang benar mengenai ancaman,
bahaya dan risiko bencana terutama di daerah rawan bencana.
Diharapkan
melalui pertunjukan Janger ini, masyarakat setempat mendapatkan
informasi yang jelas dan benar tentang kebencanaan dan meningkatkan
kewaspadaan akan risiko bencana baik dilokasi bencana, dan sekitar
lokasi bencana. Janger sendiri adalah pertunjukan rakyat di Banyuwangi
yang mempunyai lakon atau cerita yang diambil dari kisah-kisah legenda
maupun cerita rakyat lainnya.
"Pertunjukan
rakyat Janger yang memiliki sifat menghibur bisa menyampaikan pesan
dalam suasana santai dan menyenangkan, sehingga lebih menarik perhatian
masyarakat. Edukasi kebencanaan secara kreatif lewat seni-budaya lokal
seperti di Banyuwangi ini sangat menarik dan efektif dalam menyampaikan
pesan," jelas Sutopo.
Sementara
itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dengan adanya
edukasi kebencanaan ini diharapkan bisa membuat masyarakat siaga hadapi
bencana dan siap untuk dievakuasi sewaktu-waktu terjadi bencana.
Selain
edukasi kebencanaan, Pemkab Banyuwangi juga telah melakukan sejumlah
langkah terkait manajemen kebencanaan. Di antaranya adalah program
pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana. "Di APBD Perubahan
2015 juga telah dialokasikan pembangunan infrastruktur untuk akses
daerah yang rawan bencana. Beberapa ruas jalan tersebut sudah mulai
dikerjakan," jelas Anas. (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar