24 September 2015

Banyuwangi Gelar Festival Santri

Pemkab Banyuwangi selalu memiliki cara yang unik untuk mengangkat potensi daerah. Tidak hanya potensi alam maupun seni dan budaya yang diangkat untuk dipromosikan, Banyuwangi juga mengangkat eksistensi pondok pesantren sebagai salah satu kekuatan sumber daya manusia (SDM) daerah lewat Festival Santri 2015.

Festival santri merupakan agenda baru dalam rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) yang digelar sejak tahun 2012. Even ini akan digelar pada 26-27 September di Lapangan Maron, Genteng dan dipuncaki dengan gelaran sholawat akbar bersama Habib Syech pada 2 Oktober 2015.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, selama ini Banyuwangi telah menggelar puluhan even di B-Fest yang mengangkat tema pariwisata, seni dan budaya sampai tema sosial. Untuk melengkapinya, kali ini B-Fest mengangkat Festival Santri sebagai bentuk apresiasi Pemkab terhadap lembaga pondok pesantren yang ikut berperan dalam mencerdaskan umat.
“Banyuwangi memiliki banyak pondok pesantren dengan ribuan santri yang mengenyam pendidikan agama. Mereka ditempa dengan pendidikan yang lebih berat dari pelajar pada umumnya hingga menghasilkan karakter dan kepribadian santri yang hebat. Kami ingin memberikan apresiasi pada para santri melalui festival ini,” kata Anas.
Selain itu, lanjut Anas, Festival Santri juga digelar sebagai ajang silaturahmi antar santri pondok pesantren serta menyalurkan bakat keilmuan yang telah dipelajari selama di pesantren. “Kami ingin para santri bisa mengeksplorasi bakatnya untuk menumbuhkan kepercayaan diri ketika sudah lulus dan terjun ke masyarakat,” tutur Anas.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiyono menambahkan, Festival Santri akan diikuti ribuan santri mulai tingkat Ula (SD), wustha (SMP) dan Ulya (SMA) dari 284 pesantren se Kabupaten Banyuwangi. Even akan berlangsung selama dua hari yakni 26 dan 27 September dengan diawali kegiatan “gerak jalan sarungan”.
“Pada gerak jalan ini para santri akan berjalan dengan memakai pakaian khas pesantren yakni baju takwa dan sarung sepanjang  5 KM, dimulai dari Masjid Jami’ Genteng sampai Lapangan Maroon.  Tapi yang memakai sarung ini hanya untuk santri laki-laki, sedangkan untuk untuk santri putri memakai pakaian muslim biasa,” kata Sulihtiyono.
Selanjutnya selama dua hari berlangsungnya even akan  diisi berbagai lomba seperti lomba ilmiah misalnya baca kitab, tahfidz, penulisan arab, pidato, menulis arab, dan kaligrafi. “ Juga ada lomba yang sifatnya hiburan seperti sepak bola api dan volly sarungan,” kata Sulihtiyono.
Nantinya,l anjut Sulihtiyono, semua pemenang lomba akan mendapatkan hadiah pada malam puncak Festival Santri sekaligus Sholawat Akbar bersama Habib Syech, yang digelar pada 2 Oktober di Stadion Diponegoro. (Humas Protokol)

Tidak ada komentar: