24 Januari 2016

Indonesia Borong UNWTO Awards 2016

Indonesia memborong UNWTO Awards 2016 dalam ajang the 12th United Nations World Tourism Organization (UNWTO) di Madrid, Spanyol, Rabu malam (20/1). Indonesia adalah satu-satunya negara dengan tiga nominasi sekaligus yang siap bersaing dengan 109 proyek lainnya yang digagas oleh negara Kolombia, Kenya, Puerto Rico, Lithuania, Spanyol, Swiss, Kamboja, Nepal, Afrika Selatan, Kroasia dan Korea Selatan.

UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism ke-12 ini memiliki 4 nominasi, yaitu UNWTO Award for Innovation in Public Policy and Governance, UNWTO Award for Innovation in Enterprises, UNWTO Award for Innovation in Non-Governmental Organizations dan UNWTO Award for Innovation in Research and Technology. Indonesia berhasil masuk dalam 3 kategori sekaligus.
Hasilnya tidak tanggung-tanggung. Ketiganya memborong posisi juara dalam ajang tersebut. Banyuwangi dinobatkan sebagai juara pertama the UNWTO Award dalam kategori Innovation in Public Policy and Governance. Garuda Indonesia  dan Coca- Cola Amatil ‘Bali Beach Clean-Up’ di posisi  first runner up  UNWTO Award  dalam kategori Innovation in Enterprises. Sedangkan Yayasan Karang Lestari - Coral Reef Reborn Pemuteran, Bali juga menjadi first runner up UNWTO Award dalam kategori Innovation in Non-Governmental Organizations.
Banyuwangi ditasbihkan menjadi juara dunia dalam ajang UNWTO Awards tersebut. Keberhasilan  tersebut tak hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Banyuwangi saja, tapi juga seluruh bangsa Indonesia. Sebab Banyuwangi memang dikirim ke negeri matador tersebut untuk mewakili Indonesia.
Kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini dalam ajang tersebut mempresentasikan empat strategi kunci pariwisata yang diterapkan Banyuwangi. Kategori program inovatif Pemkab Banyuwangi  tersebut  berhasil mengalahkan beberapa wakil dari negara Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Muhammad Yanuar Bramuda mengatakan, para juri ternyata tertarik dengan pelibatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk mempromosikan pariwisata, dan program program pemerintah melalui Banyuwangi Festival, menjadi daya tarik tersendiri, sekaligus menjadikan Banyuwangi sebagai pemenangnya.
"Alhamdulillah kita bisa menjadi juara di UNWTO Award, dan program - program kita ternyata menarik perhatian para juri," ungkap Muhammad Yanuar Bramuda.
Selain tertarik dengan keterlibatan PNS, para juri juga kagum dengan promosi wisata yang dilakukan oleh masyarakat yang aktif mengunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan media sosial lainnya dalam membantu mempromosikan daerahnya.

"Penilaian lain adalah keterlibatan masyarakat yang ikut mempromosikan Banyuwangi melalui media sosial yang memdapatan apresiassi yang luar biasa," kata Bramuda.

Dengan kemenangan tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi optimis, bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Banyuwangi dan Indonesia, karena dalam ajang tersebut juga diikuti beberapa travel agent internasional, yang secara tidak langsung melihat potensi wisata di Banyuwangi yang diperlihatkan dalam slide presentasi yang dilakukan dalam ajang internasional tersebut.
Di kategori berikutnya, Garuda Indonesia berhasil menjadi Juara II untuk kategori Innovation in Enterprises dengan programnya ‘Bali Beach Clean Up’. Program ini mempunyai semangat untuk mengembalikan keindahan Bali yang kini mulai dipenuhi sampah akibat banyaknya wisatawan yang datang dan tidak menjaga kebersihan. Garuda Indonesia menyumbangkan dua mesin pembersih pantai, yakni Barber Surf Rake untuk menyapu berbagai jenis sampah dari atas pasir dengan instan. Kedua unit mesin itu digunakan untuk membersihkan garis pantai sejauh 9,6 km dari pantai Kuta, Seminyak, Jimbaran, Legian, dan Kedonganan.
Program ‘Bali Beach Clean Up’ ini berhadapan dengan Projeto Fartura - Plentifulnes Project milik Brasil, AnykšÄiai Regional Park Direction - Treetop Walking Path milik Lithuania, Meliá Hotels International - First Professional Project milik Spanyol, dan Switzerland Explorer Tours - World's 1st 100% electric tourbus milik Swiss.
Hasilnya, Tim juri pun menetapkan Juara I diraih oleh Lithuania, Juara II Indonesia (Garuda) dan Juara III Switzerland.
Sementara kategori selanjutnya yang berhasil didapatkan Indonesia dalam UNWTO Award adalah Innovation in Non-Governmental Organizations. Yayasan Karang Lestari melalui program Coral Reef Reborn dinilai sebagai salah satu inovasi terbaik. Program tersebut memiliki tujuan untuk mengembalikan ekosistem laut yang sempat rusak dan kemudian melindunginya dari kerusakan.

Coral Reef Reborn dari Yayasan Karang Lestari  berhadapan dengan program Friends-International - The ChildSafe Movement dari Kamboja, Samrakshak Samuha Nepal (SASANE) Sisterhood of Survivors (SOS) Program dari Nepal, dan Children in the Wilderness yang merupakan program milik Afrika Selatan.
Juri pun kemudian menentukan peringkat pertama diduduki oleh Nepal, posisi kedua Indonesia (Bali), dan posisi ketiga Kamboja.
UNWTO Awards diselenggarakan untuk mengapresiasi inovasi di bidang pariwisata dan berusaha menyoroti efeknya terhadap pemerintahan serta masyarakat. UNWTO sendiri adalah organisasi pariwisata dunia yang merupakan bagian dari PBB. Sebagai organisasi internasional terkemuka di bidang pariwisata, UNWTO bertugas mempromosikan pariwisata sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, pembangunan yang inklusif dan kelestarian lingkungan. Di samping itu, UNWTO juga menawarkan dukungan dalam memajukan pengetahuan tentang kebijakan pariwisata di seluruh dunia.
Sejauh ini, UNWTO Awards telah diakui oleh 70 akademisi, visioner dan lembaga lain karena telah menjadi inspirasi untuk pengembangan pariwisata yang kompetitif serta berkelanjutan sesuai dengan nilai kode etik pariwisata global dari UNWTO. (Humas & Protokol)

Tidak ada komentar: