19 Agustus 2015

Jazz Ijen Banyuwangi Sajikan View Selat Bali dan Nuansa Perkebunan

Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar Jazz Ijen Banyuwangi pada Sabtu (22/8/2015) di area perkebunan Tamansari, Desa Jambu, Kecamatan Licin, tak jauh dari kaki Gunung Ijen. Ini merupakan perhelatan kedua setelah tahun yang lalu event serupa juga digelar sebagai bagian dari promosi pariwisata kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M. Yanuar Bramuda mengatakan, Jazz Ijen Banyuwangi dikemas sebagai aksi bermusik untuk kemanusiaan dan pariwisata. Event yang digelar gratis ini, selain bertujuan untuk memopulerkan Gunung Ijen sebagai destinasi wisata unggulan Banyuwangi, juga sebagai ajang untuk membantu sesama.
”Event ini memang sengaja digelar di kawasan Ijen karena tujuannya untuk meningkatkan pengenalan publik terhadap wisata Banyuwangi dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. Selain itu, acara ini juga diisi dengan penggalangan dana untuk aksi kemanusiaan,” ujar Bramuda.
Bramuda mengatakan, acara semacam ini merupakan salah satu bentuk pariwisata event (event tourism), yaitu konsep pengembangan pariwisata berbasis event. Banyuwangi sengaja mengusung konsep itu karena dinilai lebih cepat dalam mendorong kunjungan wisatawan. "Pariwisata event bisa memperpanjang siklus destinasi, sehingga wisatawan lebih lama tinggal di Banyuwangi, dan otomatis juga belanja uangnya bertambah. Misalnya, setelah mendaki Gunung Ijen melihat Jazz Ijen, atau sebaliknya," jelas Bramuda.
Berbeda dengan tahun lalu yang dihelat tepat di kaki Gunung Ijen, Jazz Ijen kali ini bakal dilaksanakan di daerah Perkebunan Tamansari. Selain lebih dekat lokasinya dari tengah kota Banyuwangi, view-nya juga lebih beragam. ”Dari kawasan perkebunan di sekitar Tamansari, penonton bisa melihat Selat Bali dan gemerlap kota Banyuwangi saat malam hari dari atas, jadi bisa dipastikan lebih seru. Jazz Ijen tahun ini menghadirkan paduan antara view lampu kota, Selat Bali, dan nuansa perkebunan serta pegunungan,” kata Bramuda.
Dia menambahkan, Jazz Ijen bakal menghadirkan sejumlah musisi terkemuka, seperti penyanyi kawakan Andre Hehanusa, Kerispatih, dan sejumlah kelompok musik lokal seperti LaLare Orkestra,  yang seluruh personilnya anak-anak Banyuwangi.
”Acara dimulai sore hari sekitar pukul 15.00-20.00 WIB. Selain itu, sebelum acara akan digelar jazz sholawat. Musisi tradisional Banyuwangi akan berkolaborasi dengan para pelantun Sholawat,” ujar Bramuda.
Pagi hari sebelum acara dimulai, lanjut Nanin, event ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan, donor darah, serta pengobatan gratis bagi warga sekitar. Tentu saja juga diperuntukkan bagi para penambang belerang yang sehari-hari beraktivitaas di Gunung Ijen.
Sembari menikmati para musisi dan pemandangan yang indah, para penonton dan wisatawan bisa menikmati kopi atau jajanan khas Banyuwangi yang sengaja disediakan di sejumlah stand di areal tersebut. Selain itu, tentu saja ada produk industri kreatif Banyuwangi yang dijajakan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). (Humas Protokol)

Tidak ada komentar: