16 Agustus 2015

Gandrung, Seblang, dan Barong Mengangkasa di Pantai Boom

Sabtu siang, langit biru di kawasan Pantai Boom terlihat menarik. Mulai dari Gandrung, Seblang, hingga kebo-keboan tampak mengangkasa dengan indahnya dalam bentuk layang-layang. Layang-layang cantik berukuran besar tersebut memeriahkan Banyuwangi Kite Festival yang digelar di bibir pantai Boom, Sabtu (15/8).
VIDEO= https://www.youtube.com/watch?v=S7yRCe0OEm0
Festival ini memang tergolong istimewa, kali pertama digelar antusias warga yang mengikuti lomba ini sangat besar. Ratusan peserta dari segala usia turut memeriahkan lomba layangan ini. Bahkan, ada penyanyi lagu Using “Layangan”, Catur Arum turut menerbangkan layangan hias.
"Wah saya senang sekali ada lomba seperti ini. Malah saya berharap setiap tahun lomba semacam ini tetap diadakan. Saya bersama 10 orang membuat layangan ini selama 10 hari,” kata Catur. Catur yang mewakili kecamatan Banyuwangi ini menampilkan layang berbentuk omprok (mahkota) Gandrung dengan diameter mencapai 2 meter.
Ragam corak layang-layang unik bermotif budaya khas Banyuwangi ditampilkan dalam lomba layangan hias ini. Mulai dari Barong Banyuwangi, Demit (setan) Alas Purwo, bentuk perahu layar hias, hingga Gandrung. Bentuknya yang besar, sedikit membuat kerepotan peserta saat akan menerbangkan layangannya.
“Butuh 5 orang untuk menerbangkan layang Seblang ini karena berat. Untung angin di Pantai Boom ini kencang, sangat membantu layangan terbang di udara,” kata Bambang Agus, salah satu peserta.
Kite Festival  yang masuk rangkaian Banyuwangi Festival 2015 ini ada tiga kategori yang dilombakan. Pertama, menerbangkan layangan ke udara. Kedua, bendhetan (adu layangan di udara). Ketiga, adu sowangan (dengung suara layangan-red). Layangan sowangan adalah layangan hias yang berpendar di angkasa yang mengeluarkan bunyi atau suara yang didapatkan dari tiupan angin
Bukan hanya peserta yang tampak gembira mengikuti permainan tradisional khas Indonesia ini. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Wakilnya Yusuf Widyatmoko juga turut menerbangkan layangan hias. “Sulit juga ya ternyata. Tidak semudah yang kita lihat. Apalagi saya terakhir memainkannya saat SD dulu. Menyenangkan bisa memainkannya lagi,” kata Anas.
Bupati Anas mengatakan, tujuan festival ini untuk menjadi pengingat pada masyarakat terutama anak-anak yang kini mulai melupakan permainan tradisional dan beralih pada gadget. Banyak filosofi yang didapat dari permainan ini. Mulai dari semangat kebersamaan dan mengasah kreativitas.
“Ini sebagai ruang alternatif bagi anak-anak, biar nggak main games terus. Bermain layangan ini, otomatis juga meningkatkan adrenalin dalam tubuh kita, sehingga mampu memicu tumbuhnya spirit dan kreativitas," kata Anas sesaat setelah menerbangkan layang-layang miliknya di Pantai Boom.
Ragam khas corak budaya dalam layang-layang, kata Anas, merupakan corak budaya hasil kreasi warga yang kelak bisa dijadikan cinderamata khas Pantai Boom Banyuwangi. Melihat antusias warga yang terlibat dalam acara ini, Bupati akan menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan.
"Ini sudah menjadi tradisi masyarakat, karena tradisi maka kegiatannya tidak mahal, tapi melibatkan banyak orang. Selain itu, sesuai potensi geografis Banyuwangi yang garis pantainya sangat panjang, cocok untuk festival semacam ini. Tinggal dikreasikan, jadinya menarik kan?" imbuhnya.
Hingga sore menjelang, antusiasme peserta dan penonton menikmati festival layang-layang masih tinggi. Meski terik matahari menyengat mereka tetap menengadahkan wajahnya ke atas melihat aneka ragam layangan yang sedang mengangkasa.
“Main layangan mengingatkan kebhinnekaan Indonesia, karena layangan dihiasai beraneka bentuk dan warna. Namun satu jangan dilupakan, Pedhote Layangan seng dadi paran, tapi ojok sampe pedhot seduluran (Putusnya layangan tak jadi masalah, namun jangan sampai putus persaudaraan-red),” dendang Catur melantunkan sebait dalam lagu Layangan-nya. (Humas Protokol)

Tidak ada komentar: