Waduk Bajulmati merupakan satu dari 6 proyek waduk
Kementrian PU & Pera yang beroperasi tahun ini. Waduk bajulmati
sendiri dibangun sejak tahun 2006 dengan biaya pembangunannya Rp 422
miliar.
"Hingga 2019 kita mentargetkan pembangunan 65 waduk se
Indonesia. Dari yang semula 16, Presiden Jokowi menambah pembangunan 49
waduk dengan berbagai skala. Total anggarannya sekitar Rp 66 triliun,"
jelas Mudjiaji.
Waduk Bajulmati sendiri, kata dia, akan memiliki banyak
fungsi. "Waduk ini multipurpose function, mulai sebagai irigasi,
penyedia air baku, penahan banjir, hingga sebagai destinasi wisata,"
kata Mudjiaji.
Diterangkan dia, waduk ini memiliki kapasitas 10 juta meter
kubik. Dengan daya tampung ini, lanjutnya, bisa mengairi sawah hingga
1.800 hektar, dan mampu mengalirkan air baku sebesar 120 liter/detik.
"Adanya bendungan ini, diharapkan lahan persawahan di
sekitar waduk ini bisa minim 2 x tanam. Sementara air bakunya bisa
digunakan menyuplai kebutuhan air bagi industri di Banyuwangi, juga bisa
digunakan untuk masyarakat," katanya.
Selain itu, kata Mudjiaji, waduk ini berpotensi
menghasilkan energi listrik mikro hidro sebesar 340 KW. "Bisa juga
berfungai sebagai destinasi wisata baru bagi Banyuwangi," kata dia.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Waduk Bajulmati
Amos Sangka menambahkan waduk ini akan terisi optimal sekitar 3 - 4
bulan ke depan. Waduk Bajulmati memanfaatkan sumber mata air Sungai
Bajulmati yang berhulu dari Gunung Ijen.
"Kita perkirakan sekitar Maret-April baru terisi optimal.
Saat musim kering ini debitnya memang hanya 1,5 m3 per detik, namun
sekitar akhir Desember yang masuk musim hujan kita prediksi debitnya
mencapai 100 - 300 m3 per detik," jelas Amos.
Sekedar diketahui, prosesi pengisian ini dilakukan dengan menutup pintu terowongan pengelak. (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar