Suasana khusyuk dan penuh kerukunan sangat terasa saat tokoh lintas
agama Banyuwangi berdoa bersama di kantor Kecamatan Pesanggaran, Senin
(7/12). Semua tokoh ini saling berdoa agar Banyuwangi, khususnya Desa
Pesanggaran kembali aman dan masyarakatnya sejahtera pasca aksi massa
yang terjadi di areal tambang Tumpang Pitu tanggal 25 November 2015
lalu.
Selain dihadiri oleh tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum
Komunikasi Umat Antar Beragama, forum silaturahmi ini juga dihadiri
Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), forpimka, juga ratusan warga Kecamatan
Pesanggaran. Tampak hadir Ketua FKUB sekaligus Ketua MUI Banyuwangi Moh
Yamin, Pembina Parisada Hindu Dharma Pandita Gatot, Ketua BAMAG Pendeta
Anang Sugeng, dan perwakilan dari agama Budha.
Penjabat Bupati Banyuwangi Zarkasi mengatakan silaturahmi dan doa
bersama kali ini sebagai salah satu cara untuk membangun komunikasi
dengan warga. Duduk bersama ini, kata dia, agar semua bisa saling
komunikasi untuk mencarikan jalan terbaik bagi warga.
“Kita saling mendekatkan pikiran dan perasaan kita. Apa yang menjadi
hambatan kita buka dan bersama-sama kita carikan solusi terbaik.
Sama-sama cooling down,” kata Zarkasi.
Zarkasi melanjutkan, saat ini suasana di areal Tumpang Pitu sudah
mulai kondusif. Warga pun diharapkan tidak lagi terpancing oleh isu-isu
yang bisa menimbulkan gejolak. “Kami telah mengkomunikasikan apa yang
menjadi keinginan dan aspirasi warga atas keberadaan tambang. Sementara
menunggu langkah selanjutnya mari kita sama-sama menjaga suasana yang
aman dan damai,” pinta Zarkasi.
Saat sesi do’a bersama secara bergantian tokoh agama Islam, Hindu,
Budha, dan Kristen saling melantunkan doa permohonan keselamatan dan
kedamaian. Semua warga yang hadir pun nampak khidmat meresapi doa dari
pemuka agamanya masing-masing, sementara umat agama lainnya menjaga
kehusyukan dalam hening.
Ketua FKUB, Moh. Yamin, Lc mengatakan para tokoh lintas agama
mendukung upaya pemerintah daerah dalam menjaga kondusivitas daerah.
Salah satunya dengan membentuk paguyuban sebagai wadah komunikasi warga,
para tokoh agama dan masyarakat serta perusahaan. Sebab, sangat
disayangkan apabila kerukunan umat di Banyuwangi terusik dengan aksi
massa yang telah terjadi.
“Kami ingin suasana Banyuwangi yang selama ini aman, tentram dan
damai bisa terus terjaga. Sebagai pemuka agama kami juga ingin agar
pertambangan yang ada bisa membawa kemaslahatan sebesar-besarnya bagi
umat, Bukankah dunia ini diciptakan untuk bisa dikelola sebaik-baiknya
oleh manusia. Mengelolanya pun tetap harus bijak,” kata Yamin.
Sementara itu, Pandita Gatot meminta aparat kepolisian segera bisa
mengungkap aktor utama penggerak aksi massa ini. Semua ini agar
masyarakat di Desa Pancer, Pesanggaran aktivitasnya kembali normal.
“Kasihan masyarakat bawah yang selama ini menjadi korban. Sebenarnya
mereka yang terprovokasi ini kan hanya korban permainan, namun justru
mereka yang sekarang dihadapkan dengan masalah hukum,” ujar Pandita
Gatot.
Atas kejadian akhir November lalu, Gatot menginginkan ke depan agar
kanal komunikasi bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Apa yang menjadi
keluhan warga, bisa segera dikomunikasikan dan dicari solusinya. “Aparat
kami minta juga lebih bijak menghadapi masyarakat bawah ini. Kalau mau
ambil ikan, jangan sampai mengeruhkan airnya,” kata Pandita Gatot.
Dalam kesempatan itu hadir pula perwakilan perusahaan pengelola
tambang di Tumpang Pitu, Direktur PT. Bumi Suksesindo, Arif Rahman. Arif
mengatakan pihak perusahaan telah menerima dan mencatat apa yang
menjadi aspirasi warga.
“Ini langkah awal baru kami untuk berkomunikasi lebih baik lagi
dengan masyarakat Banyuwangi, apalagi sudah ada paguyuban dari berbagai
elemen yang siap menjembatani kami dengan warga. Kami menyadari apa yang
menjadi keinginan warga,” ujarnya.
“Segera setelah Pilkada kami akan bertemu dengan paguyuban untuk
merumuskan lagkah-langkah konkret yang terbaik bagi semua pihak.
Intinya, wilayah Ring 1 tambang akan menjadi perhatian dan prioritas
kami. Baik dalam optimalisasi sumber dayanya yang ada, maupun penyaluran
CSR kami,” ujarnya. (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar