16 Desember 2015

FKUB Gianyar Bali Kunker ke Banyuwangi

Keguyuban Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyuwangi menarik perhatian FKUB Gianyar, Bali. Untuk mengetahui lebih dekat bagaimana kerukunan umat beragama di Banyuwangi berjalan dengan baik, FKUB Gianyar secara khusus melakukan kunjungan kerja (kunker) ke kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini, Kamis (10/12).
“Di balik kemajuan Kota Banyuwangi yang terus tumbuh dengan pesat, kami banyak mendengar kerukunan antar umat beragamanya berjalan dengan baik. Kami belum pernah mendengar ada konflik beragama disini. Padahal katanya Banyuwangi dianggap rawan, tapi ternyata aman-aman saja tuh,’ seloroh  I Gede Ciri Suparwata, perwakilan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Gianyar yang juga didapuk sebagai ketua rombongan.
Selain itu, tambah Gede, kedatangan FKUB Gianyar ke Banyuwangi dimaksudkan untuk  merajut silaturrahim dengan FKUB Banyuwangi dan meminta resep bagaimana cara agar anggota FKUB lebih dekat satu sama lain. Juga sharing tentang pelaksanaan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) nomor 8 dan 9 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam memelihara kerukunan umat beragama, pemberdayaan FKUB dan pendirian rumah ibadah.
Rombongan yang berjumlah 16 orang ini diterima oleh Kepala Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi Djafri Yusuf, didampingi Ketua FKUB Banyuwangi, Muhammad Yamin, dan beberapa pengurus FKUB Banyuwangi di Lounge Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi.
Muhammad Yamin, selaku Ketua FKUB mengungkapkan, pihaknya bersama pemkab terus bahu-membahu mengupayakan supaya kerukunan umat beragama dapat terus terpelihara di Banyuwangi. “Peran tokoh-tokoh agama sangat penting dalam membangun Banyuwangi. Kita boleh berkembang menjadi kabupaten yang pariwisatanya maju, namun kita harus menjaga agar daerah ini terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan, dan mengantisipasi dampak-dampak buruk yang mungkin timbul akibat kemajuan pariwisata itu sendiri,”ujar Yamin, sapaan akrabnya.
Yamin berbagi kiat agar para pemuda FKUB memiliki kedekatan dan toleransi yang tinggi satu sama lain. “Salah satunya lewat kemah pemuda lintas agama yang baru saja kami adakan tanggal 5 – 6 Desember lalu dan diikuti 50 pemuda dari perwakilan semua agama,”beber Yamin.
Kemah yang diberi nama FORMULA 1 atau Forum Pemuda Lintas Agama Bersatu itu, jelas Yamin, sengaja dibuat agar para pemuda bisa berkumpul dan berdiskusi satu sama lain, sehingga kedekatan diantara mereka akan terbangun. Dalam kegiatan yang dilangsungkan di destinasi pariwisata, Wisata Osing itu, mereka lebur dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, mengikuti ceramah yang diisi para nara sumber dari Bakesbangpol, Polres Banyuwangi, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) serta FKUB, dan juga menikmati api unggun bersama.
“Bagus ya disini. Semuanya kompak. Semoga hal baik seperti itu bisa kami tiru dan terapkan di tempat kami,” pungkas Gede, diamini anggota FKUB Gianyar lainnya.
Mumpung di Banyuwangi, FKUB Gianyar juga menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Desa Adat Kemiren dan melihat potensi Wisata Osing. Juga mengunjungi Pulau Merah dan berkunjung ke tempat-tempat ibadah yang ada di tengah Kota Banyuwangi.  (Humas & Protokol)

Tidak ada komentar: