Keguyuban Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Banyuwangi menarik perhatian FKUB Gianyar, Bali. Untuk mengetahui lebih
dekat bagaimana kerukunan umat beragama di Banyuwangi berjalan dengan
baik, FKUB Gianyar secara khusus melakukan kunjungan kerja (kunker) ke
kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini, Kamis (10/12).
“Di balik kemajuan Kota Banyuwangi yang terus tumbuh dengan pesat,
kami banyak mendengar kerukunan antar umat beragamanya berjalan dengan
baik. Kami belum pernah mendengar ada konflik beragama disini. Padahal
katanya Banyuwangi dianggap rawan, tapi ternyata aman-aman saja tuh,’
seloroh I Gede Ciri Suparwata, perwakilan Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Gianyar yang juga
didapuk sebagai ketua rombongan.
Selain itu, tambah Gede, kedatangan FKUB Gianyar ke Banyuwangi
dimaksudkan untuk merajut silaturrahim dengan FKUB Banyuwangi dan
meminta resep bagaimana cara agar anggota FKUB lebih dekat satu sama
lain. Juga sharing tentang pelaksanaan Peraturan Bersama Menteri Agama
dan Menteri Dalam Negeri (PBM) nomor 8 dan 9 tahun 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam memelihara
kerukunan umat beragama, pemberdayaan FKUB dan pendirian rumah ibadah.
Rombongan yang berjumlah 16 orang ini diterima oleh Kepala
Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi Djafri Yusuf, didampingi Ketua FKUB
Banyuwangi, Muhammad Yamin, dan beberapa pengurus FKUB Banyuwangi di
Lounge Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi.
Muhammad Yamin, selaku Ketua FKUB mengungkapkan, pihaknya bersama
pemkab terus bahu-membahu mengupayakan supaya kerukunan umat beragama
dapat terus terpelihara di Banyuwangi. “Peran tokoh-tokoh agama sangat
penting dalam membangun Banyuwangi. Kita boleh berkembang menjadi
kabupaten yang pariwisatanya maju, namun kita harus menjaga agar daerah
ini terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan, dan mengantisipasi
dampak-dampak buruk yang mungkin timbul akibat kemajuan pariwisata itu
sendiri,”ujar Yamin, sapaan akrabnya.
Yamin berbagi kiat agar para pemuda FKUB memiliki kedekatan dan
toleransi yang tinggi satu sama lain. “Salah satunya lewat kemah pemuda
lintas agama yang baru saja kami adakan tanggal 5 – 6 Desember lalu dan
diikuti 50 pemuda dari perwakilan semua agama,”beber Yamin.
Kemah yang diberi nama FORMULA 1 atau Forum Pemuda Lintas Agama
Bersatu itu, jelas Yamin, sengaja dibuat agar para pemuda bisa berkumpul
dan berdiskusi satu sama lain, sehingga kedekatan diantara mereka akan
terbangun. Dalam kegiatan yang dilangsungkan di destinasi pariwisata,
Wisata Osing itu, mereka lebur dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,
mengikuti ceramah yang diisi para nara sumber dari Bakesbangpol, Polres
Banyuwangi, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) serta FKUB, dan
juga menikmati api unggun bersama.
“Bagus ya disini. Semuanya kompak. Semoga hal baik seperti itu bisa
kami tiru dan terapkan di tempat kami,” pungkas Gede, diamini anggota
FKUB Gianyar lainnya.
Mumpung di Banyuwangi, FKUB Gianyar juga menyempatkan waktu untuk
berkunjung ke Desa Adat Kemiren dan melihat potensi Wisata Osing. Juga
mengunjungi Pulau Merah dan berkunjung ke tempat-tempat ibadah yang ada
di tengah Kota Banyuwangi. (Humas & Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar