BPS akan melakukan sensus ekonomi serentak pada Mei
2016. Sensus yang ditujukan pada pelaku dunia usaha ini, akan mendata
seluruh kegiatan usaha yang ada di Indonesia untuk didapat potret
gambaran usaha yang ada di Indonesia. Hal itu dikatak Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Banyuwangi, Muhammad Amin, saat menggelar
sosialisasi sensus ekonomi, di Hotel Ketapang Indah, Kamis (17/12).
Sensus ekonomi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi potret utuh perekonomian bangsa, sebagai landasan
penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional maupun
regional.
Dijelaskan Amin, sensus ini akan menyasar para pengusaha, mulai dari
usaha berskala mikro, kecil, menengah hingga skala besar. Sensus akan
dilaksanakan 1 sampai 31 Mei 2016. Pendataan, lanjutnya, dilakukan pada
seluruh sektor usaha yang jumlahnya di Banyuwangi mencapai 300 ribu unit
usaha secara menyeluruh, selain sektor pertanian.
“Ini akan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan
struktur ekonomi non-pertanian, berikut informasi dasar dan
karakteristiknya. Selain juga akan diketahui daya saing bisnis di
masing-masing daerah,” ujar Amin. Sensus ekonomi diselenggarakan 10
tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 6 (enam). Sensus ekonomi
pertama kali digelar pada 1986 dan tahun 2016 merupakan sensus ke-4.
Sektor yang didata jelas Amin, ada 19 aktivitas, antara lain meliputi
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan besar dan
eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, penyediaan
akomodasi dan penyediaan makan minum. Selain juga, aktivitas pendidikan,
kesehatan, kesenian, hiburan dan rekreasi, hinga aktivitas rumah tangga
yang memperkerjakan pekerja domestik.
Secara garis besar, lanjut Amin, sensus ekonomi tahun 2016 tak
berbeda dengan tahun lalu. Para pelaku usaha akan didata tentang jumlah
dan struktur unit usahanya, nilai produksi hingga pendapatannya, selain
juga karakteristik usahanya.
“Mereka juga akan kami eksplore tentang sejumlah kendala yang
dihadapi selama ini. Dengan listing yang lengkap ini, nantinya bisa
disajikan data dasar unit pengusaha yang ada di Banyuwangi. Dengan
begitu BPS dapat menyusun PDRB dengan lebih komprehensif dan up to date,” kata Amin.
Sementara itu, Pj Bupati Banyuwangi Zarkasi mengatakan lewat sensus
ekonomi 2016 ini nantinya karakteristik dan gambaran struktur ekonomi
dunia usaha Banyuwangi akan lebih detail. “Informasi data yang diperoleh
petugas BPS di lapangan, tentunya akan diolah dan dianalisis sehingga
bisa menghasilkan gambaran riil dan potret dunia serta karakteristik
dunia usaha Banyuwangi,” kata Zarkasi.
Apalagi, lanjut Zarkasi, era pasar bebas MEA sudah di depan mata.
Informasi detail dan karakteristik suatu usaha, kata dia, menjadi syarat
penting untuk menciptakan peluang dan meningkatkan daya bisnis suatu
daerah.
“Selain juga bisa dijadikan acuan untuk mengukur prosentase Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan
pertumbuhan ekonomi Banyuwangi,” pungkas Zarkasi.
Sekedar diketahui, saat ini ekonomi Banyuwangi tumbuh sebesar 5,91
persen lebih tinggi dibanding Jawa Timur yang 5,86 persen. Dan rata-rata
pertumbuhan ekonomi Banyuwangi dalam lima tahun terakhir ini sebesar
6,59 persen, di atas Jatim sebesar 6,27 persen.
Sementara inflasi Banyuwangi dari Januari – November 2015 sebesar
1,34 persen yang lebih rendah dari Jawa Timur, yang 2,22 persen dan
nasional yang 2,37 persen. (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar