VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=2mWdKBKKAFI
Direktur Citra Publik-LSI Network Ade Mulyana mengklaim telah melakukan survei di beberapa kabupaten/kota untuk menyambut Pilkada. Salah satunya di Kabupaten Banyuwangi, yang dilakukan pada 26-30 November 2015.Survei melibatkan 880 responden di seluruh kecamatan, dengan perbandingan karakteristik demografis dan geografis yang proporsional. Seperti dari sisi usia, agama, suku, pendapatan, dan tempat tinggal. Wawancara pada responden dikerjakan secara tatap muka.
Multistage random sampling dipilih sebagai metode survei dengan hasil tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 3,8%. "Hasil survei ini masih fresh, merepresentasikan preferensi terbaru masyarakat terhadap Pilkada Banyuwangi," kata Ade, Selasa (8/12/2015).
Sebaran suara pasangan Anas-Yusuf hampir merata pada semua segmen pemilih. Baik berdasarkan aspek demografis maupun geografis. Berdasarkan kelompok umur, agama, suku, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lokasi tempat tinggal, hingga level pendapatan, Anas-Yusuf mendapat suara rata-rata minimal 90%.
Artinya, kelompok umur pemilih pemula sampai di atas 50 tahun, 90% ke Anas-Yusuf. Demikian pula bila pemilih dilihat berdasarkan agama, mulai dari pemilih Islam, Hindu, Kristen, Katolik, Buddha, Konghucu, merata ke Anas-Yusuf. Selanjutnya dari aspek suku, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal dan pendapatan, mayoritas juga ke Anas-Yusuf.
Menurut Ade, tingginya capaian suara yang diperoleh Anas tidak terlepas dari kinerja kandidat incumbent pada masa pemerintahan 5 tahun sebelumnya. Dari hasil survei diketahui, 92,3% masyarakat menyatakan sangat dan cukup puas atas kinerja Anas-Yusuf sebagai bupati dan wakil bupati dalam lima tahun terakhir. "Namun masih ada yang nyatakan tidak puas, yaitu sekitar 6%," papar Ade.
Survei juga melihat tingkat popularitas pasangan calon. Anas-Yusuf tercatat memiliki popularitas 99,3% dengan tingkat kesukaan 96%. Sementara Sumantri Sudomo-Sigit Wahyuwidodo di level 40% dan pengenalan sekitar 35%.
"Kalau ada kandidat yang mencoba melakukan politik uang, tidak akan mempan. Belum pernah ada dalam sejarah Pilkada di Indonesia, kandidat bisa menang hanya karena politik uang," pungkas Ade.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar