10 Maret 2014

Tiga BUMN Sepakat Kembangkan Kawasan Industri Kampe


BANYUWANGI – Kawasan pembangunan kawasan industri yang dirancang Pemkab Banyuwangi segera terealisasi. Hal itu ditandai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara pemkab dengan tiga BUMN yang langsung disaksikan Menteri BUMN RI Dahlan Iskan, Sabtu (8/3). Ketiga BUMN yang menjadi mitra kerja pemkab ini, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). MoU itu berisi kesepakatan untuk pembangunan Kampe Industrial Estate Banyuwangi (KIEB), di Kampe, Wongsorejo.
Dalam kesepakatan yang ditandatangani di RS Bhakti Husada Krikilan, Glenmore, pihak pemkab diwakili Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, PTPN XII oleh Direktur Utama Irwan Basri, Direktur Utama PT SIER, Rudhy Wisaksono dan Pelindo III diwakili Direktur Keuangan, Wahyu Suparyono.
Dalam nota kesepahaman itu, PTPN XII sebagai pihak pertama dan BUMN yang memiliki aset yang berupa areal atau Hak Guna Usaha (HGU) sebagai lokasi pembangunan KIEB. PT SIER sebagai pihak kedua dipercaya sebagai BUMN yang bergerak di bidang pembangunan dan pengelolaan kawasan industri. Sementara PT Pelindo III sebagai BUMN yang mempunyai ijin sebagai badan usaha pelabuhan dalam pengelolaan terminal dan fasilitas pelabuhan untuk melaksanakan kegiatan pengusahaan pelayanan jasa kepelabuhan dari Kementerian Perhubungan RI.
Tiga BUMN itu akan mengadakan kerja sama pembangunan dan pengelolaan KIEB di sebagian lahan HGU milik PTPN XII, tepatnya di Perkebunan Pasewaran dengan luas mencapai 718 hektare. Lahan itu tersebar di Afdeling Kampe seluas 130, 64 hektar, Afdeling Sidomulyo 503 hektare dan Afdeling Secang, 85 hektare.
Dirut PTPN XII, Irwan Basri menegaskan pihaknya akan segera menindaklanjuti MoU tersebut dengan melakukan penataan kawasan yang tujuannya untuk mensinkronkan dengan masterplan pemkab. Sebelumnya, PTPN XII telah  melakukan study kelayakan dengan konsultan PT Indah Karya untuk mengkaji kawasan mana yang layak dijadikan kawasan industri. “Untuk itu, kami juga akan segera berkonsultasi dengan LPPM ITS sebagai penyusun masterplan Kabupaten Banyuwangi,” ujar Irwan.
Untuk penyusunan kajian kawasan ini, Irwan Basri mentargetkan April bisa segera tuntas.”Tahun ini pun kalau memang kalau sudah ada industri yang masuk kami sudah siap. Salah satunya yang akan segera masuk pabrik pengolahan industri coklat seperti yang dibilang Pak Dahlan kepada Bupati,” terang Irwan.
Sementara itu, Bupati Anas menyatakan, KIEB ini akan menjadi trigger bagi pengembangan kawasan Industri Wongsorejo yang lebih awal digagas pemkab. “Mungkin kawasan ini akan jalan lebih dulu, karena prosesnya tanpa harus membebaskan lahan. Kan lahannya HGU dari PTPN. Sementara kawasan industri Wongsorejo tetap akan dikembangkan sambil menunggu proses yang sedang berjalan,” ujar Bupati Anas.
Terkait pengembangan kawasan industri di Banyuwangi, Bupati Anas berharap industri yang berkembang adalah yang berbasis agro. Mengingat potensi agro yang berlimpah, seperti potensi kakao yang luasnya mencapai 5 ribu hektar. “Ini seperti gayung bersambut. Melihat potensi coklat yang melimpah, Pak Dahlan berencana merelokasi industri pengolahan kakao di Banyuwangi. Selain kakao, kami berharap industri agro yang lain bisa tumbuh. Misalnya, pabrik minuman yang bahan dasarnya bisa mengambil jeruk Banyuwangi. Atau air kelapa yang ternyata selama ini diekspor ke Thailand,” pungkas Bupati Anas. (Humas & Protokol)

Tidak ada komentar: