Pesatnya keberhasilan Banyuwangi di berbagai bidang menarik perhatian
daerah-daerah lain untuk datang dan studi banding ke Kabupaten The
Sunrise of java ini.
Termasuk tim Unit Layanan Penyediaan Barang/ Jasa
(ULP) Kabupaten Trenggalek yang sengaja datang, Jumat (30/10), karena
tertarik dengan keberhasilan kinerja ULP Banyuwangi. Sedikitnya 35
personil yang terdiri dari kepala dan perwakilan dari berbagai SKPD ini
berkunjung dan belajar langsung regulasi yang dijalankan oleh ULP
Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Kabupaten Trenggalek, Totok
Rudijanto, menilai ULP Banyuwangi sudah berjalan sangat baik. Hal ini
yang menjadi alasan dirinya memilih ULP Banyuwangi sebagai rujukan
belajar bersama timnya. “Saya tertegun dengan Banyuwangi. Semuanya maju
pesat, termasuk lelangnya juga tampak aman dan selalu lancar. Makanya
kami penasaran kepingin tahu resepnya,” kata Totok.
Totok menambahkan, dirinya dan rombongan ingin belajar beberapa hal
dari Banyuwangi. Seperti, bagaimana cara mengoptimalkan kinerja ULP
Banyuwangi dan apakah pemda membuat MoU penegak hukum tentang anggaran
pengadaan barang.
Sementara itu, Asisten Admintrasi Pemerintahan Setda Kabupaten
Banyuwangi, Choiril Ustadi, menyambut hangat kunjungan tersebut. “Kami
bisa mencapai ini semua dengan proses dan kerja keras bersama, dan
sejatinya kami masih terus berbenah dan banyak belajar,”kata Ustadi, di
Lounge Pelayanan Publik.
Terkait optimalisasi kerja ULP, Ustadi membeberkan, caranya dengan
menyediakan personil kelompok kerja yang cukup. Selain itu, juga
menyediakan kantor yang terpisah dari Kantor Sekretariat Daerah (Setda)
meskipun ULP tetap menjadi bagian pembangunan di Setda. “Jadi pokja bisa
berkonsentrasi penuh dengan kegiatannya,” kata Asisten yang biasa
disapa Ustadi ini.
Sedangkan untuk MoU dengan penegak hukum terkait dengan anggaran
pengadaan barang/jasa, Ustadi menjelaskan pemkab memang membuat MoU
tersebut. Namun, jika didapati perkara pidana yang menyangkut pengadaan
barang / jasa, cara penyelesaiannya diusahakan melalui mediasi secara
kekeluargaan. “Kuncinya komunikasi. Kalau bisa diselesaikan secara
baik-baik kenapa harus melalui jalur hukum. Kalau memang terjadi perkara
demikian, kami coba penyelesaiannya secara soft,” ujar Ustadi.
Ustadi juga menambahkan, keberhasilan Pemkab Banyuwangi juga tidak
terlepas dari komunikasi yang baik antar SKPD. Karena komunikasi yang
terjalin intens dan baik tersebut, tercipta kekompakan yang luar biasa
dan rasa saling percaya yang tinggi antar pegawai di lingkungan Pemkab
Banyuwangi. Sehingga, tercipta suasana kerja yang cair dan nyaman. Tidak
ada keegoisan antar satu SKPD dan SKPD lainnya. Semua bahu-membahu agar
program-program daerah bisa terwujud. “Kekompakan ini yang membuat kami
bisa bekerja dengan baik. Segalanya kita solusi secara kekeluargaan,”
pungkas Ustadi. (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar