Kondisi pemberitaan Kabupaten Banyuwangi yang dianggap kondusif
menarik perhatian tim Humas Protokol Kabupaten Sidoarjo melakukan studi
ke kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini, Kamis (5/11). Sedikitnya
12 stafnya berkunjung ke Banyuwangi untuk belajar langsung bagaimana
kiat Pemkab Banyuwangi menciptakan kondisi tersebut.
Kepala Bagian Humas Protokol Kabupaten Sidoarjo, Machmudi Alie,
menilai sejak empat tahun terakhir ini kondisi Banyuwangi cukup
kondusif. Pemberitaan-pemberitaan di berbagai media tampak kompak
menyuarakan informasi positif tentang pemerintah daerah. Mulai
keberhasilan pelaksanaan program-program daerah hingga berbagai prestasi
yang berhasil diraih. Menurutnya, hal tersebut yang membuat nama
kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini cukup melejit dan menjadi buah
bibir di berbagai daerah.
“Saat ini Banyuwangi sedang naik daun, hampir setiap membaca surat
kabar dan menyaksikan berita di TV maupun online selalu ada berita
positif tentang Banyuwangi? Kami ingin belajar bagaimana caranya,
pemberitaan bisa sekondusif ini,” ujar Kabag Humas Protokol ini.
Selain itu, rombongan ini juga ingin belajar bagaimana cara
Banyuwangi mengelola berbagai pengaduan dari masyarakat. Serta sharing
tentang telecenter yang ada di Kabupaten Banyuwangi. “Di tempat kami
hanya ada satu telecenter, kami ingin tahu hingga kini di Banyuwangi
sudah ada berapa, kok kemajuannya bisa sepesat ini?,” imbuh Kabag Humas
Protokol.
Sementara itu, Kabag Humas & Protokol Kabupaten Banyuwangi,
Djuang Pribadi, didampingi Kasi Pengolahan Data Elektronik Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Joni Priyanto
dan Kasubag Kelembagaan dan Kinerja Bagian Organisasi Setda Banyuwangi,
Sumadi, menyambut hangat kunjungan tersebut.
Terkait pemberitaan yang kondusif, Djuang membeberkan,
Banyuwangi menerapkan pelayanan informasi satu pintu. Artinya, semua
pemberitaan tentang pemda yang dipublish melalui berbagai media, sumber informasinya hanya satu yakni langsung dari tim Humas pemkab. Sebelum di share, informasi tersebut sudah diverifikasi terlebih dahulu, sehingga informasinya tepat dan seragam.
Selain itu, agar informasi cepat menyebar di berbagai daerah,
Banyuwangi mewadahi sejumlah media lokal dan nasional yang kompeten dan
memiliki reputasi baik. Di setiap event yang digelar pemkab, tim Humas
Banyuwangi men-share press rilis kegiatan tersebut. Tujuannya
untuk menyeragamkan berita. Sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi
antara media satu dengan lainnya.
Selanjutnya, untuk pengelolaan berbagai pengaduan masyarakat, lanjut
Djuang, Banyuwangi telah membuat layanan pengaduan melalui SMS center
dan website khusus. Selain itu, juga melalui media sosial seperti
facebook dan twitter. Semua pengaduan dari masyarakat dikoordinir oleh
Bagian Organisasi di Setda Banyuwangi. Selanjutnya, didistribusikan
kepada SKPD yang terkait untuk menjawabnya maksimal 2x24 jam. Caranya,
Bagian Organisasi akan mengirimkan pemberitahuan melalui telpon seluler
kepada kepala / petugas SKPD terkait.
“Kalau ada pengaduan tentang pengurusan KTP, bukan bagian organisasi
yang akan menjawab. Tapi, pengaduannya akan diteruskan ke Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil agar segera di jawab,” kata Djuang.
Sedangkan mengenai telecentre, sama halnya di Sidoarjo, Banyuwangi
pun hanya memiliki satu telecentre yang dihibahkan di Desa Sumberasri
Kecamatan Purwoharjo dan benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat.
Telecentre ini untuk memberdayakan dan mengedukasi masyarakat setempat
agar melek IT. Karena masyarakat di daerah itu dianggap masih banyak
yang belum mengenal IT dan letaknya yang jauh dari perkotaan membuat
masyarakatnya kurang informasi. “Saat ini, seluruh kegiatan di SKPD,
kecamatan hingga kelurahan sudah terkoneksi dengan internet. Sehingga,
tidak hanya aparatnya yang harus paham IT, masyarakatnya juga harus
bisa,” imbuh Djuang. (Humas & Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar