Bila selama ini seorang Warok tampil bareng Reog, namun di Banyuwangi
ditampilkan berbeda. Kali ini, Warok Ponorogo ini justru menjadi Paju
(pasangan) Gandrung. Atraksi unik ini tersaji dalam acara Jawa Timur
Specta Night Carnival 2015, yang digelar di Banyuwangi, Sabtu (11/10).
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=UIS-hzmUfmc
Jawa Timur Specta Night Carnival merupakan parade budaya yang
menampilkan seni budaya Jatim. Diikuti 24 Kabupaten/Kota di Jatim, even
ini menjadi semacam etalase dan panggung eksistensi seni dan budaya asli
Jawa Timur yang beragam untuk tetap lestari.
Asisten Kemasyarakatan Pemprov Jatim, DR. Shofwan yang membuka acara
tersebut mengatakan even tahunan ini digelar sebagai upaya untuk
melestarikan seni dan budaya Jatim yang sangat kaya dan beragam. Selain
juga menjadi wadah bagi seniman Jatim untuk unjuk kreativitas.
“Melalui even ini kami berharap kreativitas seniman dan budayawan lokal
di Jatim bisa semakin berkembang. Lewat acara ini juga, kami berharap
akan makin mengukuhkan eksistensi seni budaya Jatim sebagai bagian dari
budaya nusantara,” kata Shofwan.
Malam itu, Banyuwangi mendadak gemerlap. Ratusan peserta dari berbagai
daerah ini unjuk potensi seni dan budaya dengan iringan mobil hias
bertabur lampu warna warni dan parade barisan kostum yang atraktif.
Atraksi seni dan budaya dari berbagai daerah pun saling unjuk kebolehan
di hadapan ribuan masyarakat Kota Blambangan. Seperti Kabupaten Malang
yang menyuguhkan atraksi seni dengan tema Dewi Sri, Kabupaten Gresik
yang mengangkat tema budaya Lir-ilir dengan mengambil inspirasi dari
Sunan Giri dengan menyajikan pawai mobil hias. Pacitan dengan lakon
Kethek Ogleng yang menceritakan kisah Dewi Sekartaji dan Raden Panji
Asmoro Bangun.
Sementara Kota Surabaya menyuguhkan tari Oncor Tambayu (Tambak Medokan
Ayu). Banyuwangi sendiri sebagai tuan rumah menampilkan legenda yang
berjudul Mendung Langit Kedawung. Sebuah fragmen yang melakonkan
asal-usul berdirinya kerajaan Tawang Alun.
Pj. Bupati Banyuwangi Zarkasi menyatakan sangat senang Banyuwangi bisa
kembali dipercaya menjadi tuan rumah even tingkat Jawa
Timur. Menurutnya, parade seni budaya ini merupakan even positif yang
akan menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Banyuwangi. Selain
akan membawa dampak positif bagi perkembangan pariwisata dan
perekonomian daerah.
"Ini sebuah kehormatan bagi Banyuwangi menjadi tuan rumah even besar,
sekaligus menjadi tantangan bagi kami untuk bisa menampilkan lebih.
Semakin banyak even yang kita gelar tentunya akan memiliki multiplier
effect pada pelaku usaha di Banyuwangi," ujar Zarkasi.
Dalam acara ini, semua lini seni budaya ditampilkan. Bukan hanya sekedar
tarian khas daerah, namun musik khas daerah, seni tarik suara, hingga
fashion pun ditampilkan. Seperti di awal acara yang dipertontonkan
pertunjukkan kolaborasi berbagai kesenian di Jatim. Selain Gandrung dan
Warok yang menari bareng, juga ada drumband dari kontingen Tulungagung
yang membawakan lagu Umbul-umbul Blambangan sebagai musik pengiring para
talent Banyuwangi Ethno Carnival. (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar