Musim hujan di Banyuwangi
diperkirakan akan dimulai pada awal bulan November 2015. Ini disampaikan
oleh perwakilan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Banyuwangi, saat rapat koordinasi antisipasi bencana kekeringan yang
berpotensi kebakaran hutan dan kebun di aula Rupatama Kantor Polisi
Resort Banyuwangi, Jumat (6/11).
Prakirawan BMKG Banyuwangi, I GedeAgus Purbawa mengatakan musim hujan
di Banyuwangi paling awal diperkirakan akan dimulai pada akhir Oktober
dasarian III – November dasarian II. Dasarian merupakan perhitungan
satuan waktu metereologi, yang lamanya adalah sepuluh hari. Dasarian I
dimulai sejak tanggal 1-10, dasarian II tanggal 11-20 dan dasarian III
tanggal 21-30.
“Menurut perkiraan, musim hujan di Banyuwangi akan
dimulai antara tanggal 21 Oktober – 20 November dengan sifat hujan bawah
normal yaitu curah hujan kurang dari 85 persen terhadap rata-ratanya,”
kata Gede.
Daerah yang diperkirakan paling awal menerima hujan, kata Gede adalah
wilayah Banyuwangi bagian barat dan tengah seperti Kecamatan
Singojuruh, Tegalsari, Genteng, Gambiran, Glenmore dan Kalibaru.
Sedangkan untuk sebagian Banyuwangi bagian utara seperti Kecamatan
Wongsorejo musim hujan dimulai pada November III – Desember II atau
tanggal 21 November – 20 Desember.
Sedangkan sebagian wilayah utara lainnya seperti Kota Banyuwangi,
Rogojampi, Kabat dan beberapa wilayah Banyuwangi selatan seperti
Kecamatan Muncar, Purwoharjo, Tegaldlimo, Bangorejo, musim hujan baru
akan dimulai pada Desember I – Desember III atau antara tanggal 1-30
November.”Dengan Sifat hujan yang akan berlangsung normal sampai atas
normal,” cetus Gede.
Perkiraan cuaca tersebut, kata Gede merupakan rilis resmi dari BMKG
pusat. Juga sudah diseminarkan secara nasional bersama dengan perkiraan
cuaca di seluruh wilayah Indonesia. “BMKG Banyuwangi hanya memutakhirkan
informasi cuaca terkini saja apakah ada perubahan atau tidak,” terang
Gede.
Gede juga mengatakan terkait musim kemarau yang berlangsung di
Banyuwangi normalnya di beberapa wilayah sudah selesai pada bulan
September meskipun ada juga yang berlangsung sampai akhir Desember.
Namun, karena terjadi fenomena el nino kuat maka musim kemarau sampai
sekarang masih dirasakan secara merata di Banyuwangi.
“El nino kuat menyebabkan potensi kekeringan lebih tinggi. Salah satu
dampaknya, awal musim hujan di sebagian besar Indonesia bisa mundur ke
November atau Desember,” imbuh Gede.
Sementara itu dalam rakor tersebut Kepala BPBD Kusiyadi memaparkan di
Banyuwangi sendiri daerah yang dilanda kekeringan selama musim kemarau
ini terdiri dari 9 Kecamatan dengan 28 desa/kelurahan. Diantaranya
Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Muncar dan Purwoharjo. Untuk mengatasi
hal ini, BPBD menyalurkan bantuan air bersih kepada warga terdampak
kekeringan.
“Pemkab telah melakukan distribusi air bersih ke 28 desa/kelurahan
terdampak kekeringan yang dimulai sejak 29 Juli 2015. Sampai sekarang
air yang didistribusikan sebanyak 672 rit,” ujar Kusiyadi. (Humas
Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar