Meriahnya Banyuwangi International Run 2015 BANYUWANGI - Ajang
berkonsep pariwisata berbasis olahraga (sport tourism) "Banyuwangi
International Run 2015" yang baru pertama kali digelar oleh Kabupaten
Banyuwangi berlangsung meriah dan penuh keunikan. Tidak hanya sekadar
lomba lari, ajang ini juga sekaligus menjadi etalase budaya dan
keindahan Banyuwangi.
Lomba yang diikuti 1.000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia
dan mancanegara ini sengaja digelar di tengah kota untuk mengenalkan
berbagai destinasi wisata di daerah berjuluk "The Sunrise of Java" ini.
Rute yang dilalui pun melewati beberapa landmark di Banyuwangi, seperti
Taman Sritanjung, Taman Blambangan, dan Pendopo Kabupaten yang berkonsep
hijau. Tidak ketinggalan, lintasan pelari juga melewati salah satu
destinasi wisata daerah unggulan, Pantai Boom, pantai yang tengah
dibangun menjadi dermaga marina terintegrasi pertama di Indonesia.
"Saya sangat terkesan ketika berlari menyusuri pinggir pantai saat
lomba tadi," kata Edinah Koech, jawara putri kategori 10 kilometer.
Pelari putri asal Kenya ini mengaku senang mengikuti lomba lari di
Banyuwangi. Menurut Edinah, penyelenggaraan event ini sangat
terorganisir dengan baik. "Yang menarik adalah saat berlari melewati
pantai, sangat asyik. Situasi dan orang di sini juga menyenangkan," ujar
pelari yang telah memenangi sejumlah lomba half maraton di dunia ini.
Lomba lari ini juga semakin meriah dengan berbagai pertunjukkan seni
dan budaya daerah di sepanjang lintasan yang dilalui oleh pelari. Ada 32
titik di sepanjang rute yg menampilkan berbagai kesenian mulai tari
Gandrung, kesenian Hadrah, gamelan, dan Barong. Tidak ketinggalan
ratusan anak juga unjuk kebolehan dengan menampilkan gerakan senam khas
daerah untuk menghibur para peserta. Bahkan di sepanjang jalan dipenuhi
oleh masyarakat yang ikut memberikan semangat pada para pelari. "Saya
senang orang-orang disini sangat ramah. Ini menjadi pengalaman berlari
yang berkesan bagi saya," kata David Mutai, jawara Banyuwangi
Internasional Run kategori 10 KM.
Diah Kurniawati, peserta asal Jakarta, mengatakan, baru kali pertama
ini dia mengikuti lomba lari penuh dengan atraksi seni-budaya. Bahkan,
sampai 32 titik aksi seni-budaya hadir di sepanjang rute. "Seru banget.
Ajaib rasanya lomba lari tapi ada gamelan, ada hadrah, ada tarinya,"
kata salah seorang eksekutif di perusahaan logistik multinasional yang
telah mengikuti ajang lomba lari di berbagai kota di dalam dan luar
negeri itu. Selain mengikuti lomba lari, Diah yang hadir bersama tujuh
rekannya juga sekaligus berwisata ke Banyuwangi. "Setelah ikut lari,
istirahat sejenak. Siang nonton Banyuwangi Ethno Carnival, lalu malam
hari naik ke Kawah Ijen mau lihat api biru. Besoknya jalan ke Teluk
Hijau dan Taman Nasional Alas Purwo," kata dia.
Selama lima tahun terakhir, Banyuwangi memang gencar dalam
mempromosikan kepariwisataan untuk menjadi salah satu destinasi baru
untuk wisatawan dalam maupun luar negeri. Tak tanggung-tanggung, dari
wisata pantai, gunung berapi, hingga wisata hutan hujan tropis, ada di
Banyuwangi. Ditambah dengan festival yang diadakan sepanjang tahun
dengan menampilkan berbagai ciri khas lokal membuat Banyuwangi semakin
dikenal di kalangan wisatawan.
Sektor pariwisata juga ikut berkontribusi dalam meningkatkan
pendapatan per kapita Kabupaten Banyuwangi yang naik tajam dari Rp 14,97
juta di tahun 2010 menjadi Rp 33 juta di tahun 2014 berdasarkan
perhitungan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) juga naik dari Rp 23,56 triliun menjadi
Rp 40,48 triliun. Selain itu, angka kunjungan wisatawan meningkat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2012, wisatawan domestik sebesar 860 ribu
orang naik menjadi 1.500 orang pada 2014. Wisatawan mancanegara pun
meningkat tajam, dari 5 ribu pada 2012 menjadi 28 ribu wisman pada 2014.
(Humas protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar