Masyarakat Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Rabu (14/10)
menggelar tradisi Adat Sapi-sapian.
Dalam gelaran ini Bupati Abdullah
Azwar Anas,turut hadir bersama ratusan warga di desa using tersebut.
Adat Sapi-sapian adalah ritual ider bumi (mengelilingi desa) dengan
berdandan ala sapi, sambil membawa kendi jajang (tempat air minum dari
bambu). Sapi-sapian diarak ramai-ramai oleh warga yang berdandan
layaknya petani yang akan memanen hasil sawah. Mereka membawa sejumlah
peralatan pertanian, seperti,cangkul, sabit, bajak dan lainnya.
Arak-arakan ini di awali dari batas desa hingga ke ujung desa yang
jauhnya berjarak 4 km.
Tradisi ini digelar setiap 1 Muharam, sebagai wujud ungkapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberkahan yang diterima warga Kenjo.
Sebelumnya warga desa telah menggelar selamatan desa dengan tumpengan di
setiap rumah, baru siang harinya arak-arakan sapi.
Menurut Wakil Ketua adat Desa Kenjo,Busairi, selain syukur tradisi ini
juga untuk mengingatkan kembali tentang asal usul Desa Kenjo, yang
berasal dari Jajang kendi tersebut. "Jajang kendi itu bukan sekedar
tempat air biasa,melainkan sebagai simbol asal mula Desa Kenjo yang
berasal dari jajang /genjo.Dulunya warga kesulitan mencari air, sambil
membawa jajang kendi akhirnya mendapat air. Karena bahagia warga
teriak-teriak Genjo.Itulah awal ceritanya dan terus kita lestarikan
hingga kini,"kata Busairi,
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan
tradisi-tradisi seperti ini harus terus di dorong agar budaya denfan
kearifan lokal hilang.
"Ide-ide dari bawah seperti akan terus kita apresiasi agar partisipasi
masyarakat tumbuh dan berkembang. Masyarakat disini sangat guyup, dan
ini merupakan potensi yang luar biasa," kata Bupati Anas. (Humas
protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar