Banyuwangi memiliki segudang
potensi yang tak pernah habis untuk digali. Tidak hanya potensi wisata,
seni dan budaya yang kencang dipromosikan, namun luasnya
lahan perkebunan yang terhampar di kabupaten The Sunrise Of Java ini
juga tak luput untuk diangkat eksistensinya. Berbagai potensi yang
dimiliki oleh perkebunan itu akan disuguhkan dalam Banyuwangi Plantation
Festival (BPF) yang akan digelar Minggu pagi (4/10) besok
di Perkebunan Kalirejo, Glenmore.
Kabupaten Banyuwangi memiliki areal perkebunan yang luasnya mencapai
82.143,63 hektar yang tersebar di beberapa wilayah. Komoditas kebunnya
beragam mulai kopi, kelapa kopra, kelapa deres, tembakau, kakao, tebu,
cengkeh, karet, vanili, abaca, kapas, dan kapuk randu. Sejumlah
komoditas seperti kelapa kopra, vanili dan kopi bahkan telah diekspor ke
beberapa negara.
“Potensi perkebunan di Banyuwangi sangat besar dan sangat menarik
untuk dikembangkan. Kita ingin potensi itu bisa terangkat dan dikemas.
Bukan sekedar untuk dipasarkan, namun juga sebagai peluang untuk menarik
wisatawan," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Ditambahkan Anas, festival ini digelar sejalan dengan konsep pariwisata Banyuwangi yang ecotourism,
pengembangan pariwisata yang mengandalkan potensi alamnya. Untuk itu,
sejumlah potensi alam dikemas sedemikian rupa untuk menjadi sebuah daya
tarik tersendiri bagi para wisatawan.
"Banyak sekali opportunity yang ada di perkebunan, tinggal
bagaimana kita mengemasnya sebagai peluang untuk menarik wisatawan.
Mulai dari alam yang masih natural, hasil perkebunannya sendiri kopi,
karet, kakao, hingga proses pengolahannya. Ini akan menambah destinasi
wisata dan memperpanjang life cycle pariwisata di Banyuwangi. Otomatis juga menambah penghasilan perkebunan,” kata Bupati Anas.
Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan, Ikrori Hudanto
mengatakan dalam festival perkebunan ini nanti para pengunjung akan
ditunjukkan berbagai produk komoditas hasil perkebunan seperti biji
kopi, kakao, karet, cengkeh dan aneka makanan dan minuman maupun produk
barang jadi hasil olahannya. Selain juga akan dipertontonkan bagaimana
pengolahan hasil perkebunan, misal pembuatan gula merah, coklat, dan
cara menyadap karet.
"Seperti Industri Gula Glenmore (IGG) yang akan memamerkan proses
pembuatan gula dan pemanfaatan limbah tebu. Dengan pengemasan yang
menarik ini, tentunya akan menjadi destinasi wisata yang menarik.
Apalagi wisatawan mancanegara, mereka pasti excited melihat bagaimana proses pengolahan produk perkebunan," kata Ikrori.
Dan tidak ketinggalan even yang paling menarik dan pasti akan
disukai para pengunjung, yaitu pesta minum kopi dan cokelat gratis.
“Pengunjung bisa menikmati minuman kopi dan cokelat sepuasnya di sini.
Semuanya gratis,” cetus Ikrori.
Festival juga akan dilengkapi dengan berbagai pameran potensi daerah
lainnya seperti pameran kehutanan, ternak, dan hortikultura. Tidak
hanya berisi pameran seputar perkebunan saja, festival ini juga semakin
lengkap dengan adanya destinasi wisata kebun dimana pengunjung bisa
berkeliling perkebunan dengan kereta khusus yang disediakan.
Festival perkebunan ini akan diikuti sejumlah peserta mulai dari
Gabungan Perusahaan Perkebunan (GPP), Industri Gula Glenmore (IGG),
Perhutani Utara, Barat dan Selatan, Balai Besar Konservasi Sumberdaya
Alam (BBKSDA) Ijen, Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas
Purwo. Selain itu juga Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka)
Jember, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan, dan
sejumlah pengusaha hortikultura. (Humas & Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar