Indonesia memborong UNWTO Awards 2016 dalam ajang the 12th United
Nations World Tourism Organization (UNWTO) di Madrid, Spanyol, Rabu
malam (20/1). Indonesia adalah satu-satunya negara dengan tiga nominasi
sekaligus yang siap bersaing dengan 109 proyek lainnya yang digagas oleh
negara Kolombia, Kenya, Puerto Rico, Lithuania, Spanyol, Swiss,
Kamboja, Nepal, Afrika Selatan, Kroasia dan Korea Selatan.
UNWTO Awards for Excellence and Innovation in
Tourism ke-12 ini memiliki 4 nominasi, yaitu UNWTO Award for Innovation
in Public Policy and Governance, UNWTO Award for Innovation in
Enterprises, UNWTO Award for Innovation in Non-Governmental
Organizations dan UNWTO Award for Innovation in Research and Technology.
Indonesia berhasil masuk dalam 3 kategori sekaligus.
Hasilnya tidak tanggung-tanggung. Ketiganya
memborong posisi juara dalam ajang tersebut. Banyuwangi dinobatkan
sebagai juara pertama the UNWTO Award dalam kategori Innovation in
Public Policy and Governance. Garuda Indonesia dan Coca- Cola Amatil
‘Bali Beach Clean-Up’ di posisi first runner up UNWTO Award dalam
kategori Innovation in Enterprises. Sedangkan Yayasan Karang Lestari -
Coral Reef Reborn Pemuteran, Bali juga menjadi first runner up UNWTO
Award dalam kategori Innovation in Non-Governmental Organizations.
Banyuwangi ditasbihkan menjadi juara dunia dalam
ajang UNWTO Awards tersebut. Keberhasilan tersebut tak hanya menjadi
kebanggaan bagi masyarakat Banyuwangi saja, tapi juga seluruh bangsa
Indonesia. Sebab Banyuwangi memang dikirim ke negeri matador tersebut
untuk mewakili Indonesia.
Kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini dalam
ajang tersebut mempresentasikan empat strategi kunci pariwisata yang
diterapkan Banyuwangi. Kategori program inovatif Pemkab Banyuwangi
tersebut berhasil mengalahkan beberapa wakil dari negara Kolombia,
Kenya, dan Puerto Rico.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Banyuwangi, Muhammad Yanuar Bramuda mengatakan, para juri ternyata
tertarik dengan pelibatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk mempromosikan
pariwisata, dan program program pemerintah melalui Banyuwangi Festival,
menjadi daya tarik tersendiri, sekaligus menjadikan Banyuwangi sebagai
pemenangnya.
"Alhamdulillah kita bisa menjadi juara di UNWTO Award, dan program -
program kita ternyata menarik perhatian para juri," ungkap Muhammad
Yanuar Bramuda.
Selain tertarik dengan keterlibatan PNS, para juri juga kagum dengan
promosi wisata yang dilakukan oleh masyarakat yang aktif mengunakan
media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan media sosial
lainnya dalam membantu mempromosikan daerahnya.
"Penilaian lain adalah keterlibatan masyarakat yang ikut mempromosikan
Banyuwangi melalui media sosial yang memdapatan apresiassi yang luar
biasa," kata Bramuda.
Dengan kemenangan tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi
optimis, bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke
Banyuwangi dan Indonesia, karena dalam ajang tersebut juga diikuti
beberapa travel agent internasional, yang secara tidak langsung melihat
potensi wisata di Banyuwangi yang diperlihatkan dalam slide presentasi
yang dilakukan dalam ajang internasional tersebut.
Di kategori berikutnya, Garuda Indonesia berhasil
menjadi Juara II untuk kategori Innovation in Enterprises dengan
programnya ‘Bali Beach Clean Up’. Program ini mempunyai semangat untuk
mengembalikan keindahan Bali yang kini mulai dipenuhi sampah akibat
banyaknya wisatawan yang datang dan tidak menjaga kebersihan. Garuda
Indonesia menyumbangkan dua mesin pembersih pantai, yakni Barber Surf Rake
untuk menyapu berbagai jenis sampah dari atas pasir dengan instan.
Kedua unit mesin itu digunakan untuk membersihkan garis pantai sejauh
9,6 km dari pantai Kuta, Seminyak, Jimbaran, Legian, dan Kedonganan.
Program ‘Bali Beach Clean Up’ ini berhadapan dengan Projeto Fartura - Plentifulnes Project milik Brasil, AnykšÄiai Regional Park Direction - Treetop Walking Path milik Lithuania, Meliá Hotels International - First Professional Project milik Spanyol, dan Switzerland Explorer Tours - World's 1st 100% electric tourbus milik Swiss.
Hasilnya, Tim juri pun menetapkan Juara I diraih oleh Lithuania, Juara II Indonesia (Garuda) dan Juara III Switzerland.
Sementara kategori selanjutnya yang berhasil didapatkan Indonesia dalam UNWTO Award adalah Innovation in Non-Governmental Organizations. Yayasan Karang Lestari melalui program Coral Reef Reborn
dinilai sebagai salah satu inovasi terbaik. Program tersebut memiliki
tujuan untuk mengembalikan ekosistem laut yang sempat rusak dan kemudian
melindunginya dari kerusakan.
Coral Reef Reborn dari Yayasan Karang Lestari berhadapan dengan program Friends-International - The ChildSafe Movement dari Kamboja, Samrakshak Samuha Nepal (SASANE) Sisterhood of Survivors (SOS) Program dari Nepal, dan Children in the Wilderness yang merupakan program milik Afrika Selatan.
Juri pun kemudian menentukan peringkat pertama diduduki oleh Nepal, posisi kedua Indonesia (Bali), dan posisi ketiga Kamboja.
UNWTO Awards diselenggarakan untuk mengapresiasi inovasi di bidang
pariwisata dan berusaha menyoroti efeknya terhadap pemerintahan serta
masyarakat. UNWTO sendiri adalah organisasi pariwisata dunia yang
merupakan bagian dari PBB. Sebagai organisasi internasional terkemuka di
bidang pariwisata, UNWTO bertugas mempromosikan pariwisata sebagai
pendorong pertumbuhan ekonomi, pembangunan yang inklusif dan kelestarian
lingkungan. Di samping itu, UNWTO juga menawarkan dukungan dalam
memajukan pengetahuan tentang kebijakan pariwisata di seluruh dunia.
Sejauh ini, UNWTO Awards telah diakui oleh 70
akademisi, visioner dan lembaga lain karena telah menjadi inspirasi
untuk pengembangan pariwisata yang kompetitif serta berkelanjutan sesuai
dengan nilai kode etik pariwisata global dari UNWTO. (Humas &
Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar