Sejumlah ledakan dan baku tembak yang terjadi di
Jakarta, Kamis (14/1), membuat seluruh aparat keamanan bersiaga. Tak
hanya aparat keamanan yang berada di ibukota saja, tapi juga di berbagai
daerah yang punya potensi kerawanan. Salah satunya Kabupaten
Banyuwangi.
Banyuwangi merupakan pintu keluar dari Pulau Jawa menuju Pulau Bali
dan pintu masuk dari Bali menuju ke Jawa yang dihubungkan dengan
pelabuhan penyeberangan. Karena rawan terjadi potensi gangguan
kamtibmas, Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi tak mau tinggal
diam. Lanal menyiagakan seluruh kekuatannya.
Dikatakan oleh Danlanal Kolonel Laut (P) Wahyu Endriawan usai upacara
tabur bunga dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera di Pantai
Boom, Banyuwangi, Jumat (15/1), pihaknya betul-betul menaruh perhatian
pada wilayah penyeberangan (hinterland) Ketapang. Ini sebagai bentuk
bahu-membahu seluruh aparat keamanan yang ada di Banyuwangi.
“Kami melakukan pengetatan penjagaan di Pelabuhan Ketapang untuk
menghindari terjadinya rentetan terorisme dan radikalisme. Jangan sampai
terulang kejadian Bom Bali tahun 2002 dan 2005 silam atau seperti di
Jakarta kemarin. Semua kendaraan dan orang yang menyeberang kami
perketat pemeriksaannya,” kata Danlanal Wahyu.
Patroli laut, imbuh Danlanal, juga rutin dilakukan dengan menurunkan
beberapa personelnya secara bergantian. Sementara di pelabuhan –
pelabuhan rakyat dan pelabuhan perikanan yang ada di Banyuwangi, patroli
juga diintensifkan. “Lanal Banyuwangi punya 12 pos di
pelabuhan-pelabuhan rakyat yang ada. Di 12 pos itu juga terus dilakukan
penjagaan ekstra ketat, di samping juga dilakukan patroli oleh anggota
kami yang bertugas di 12 titik tersebut,” pungkasnya. (Humas &
Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar