Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan
Republik Latvia, Bagas Hapsoro, melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi,
Rabu (27/1). Kedatangan Dubes RI ini untuk menjajaki potensi ekspor
produk Banyuwangi ke Swedia.
Dikatakan Bagas, sejak tahun 2011 Indonesia dengan Swedia telah
memiliki hubungan yang erat dalam bidang ekspor impor. Sejumlah produk
asal Indonesia yang telah diekspor ke Swedia antara lain, kopi, teh,
minyak kelapa, CPO (minyak kelapa sawit,red), karet, alas kaki, pakaian,
elektronik dan alat permainan.
Perdagangan Indonesia dengan Swedia, kata dia, tercatat nilai ekspor Indonesia ke Swedia mencapai sekitar USD 177 Juta.
"Dari keseluruhan produk ekspor Indonesia ini, kayu lapis Banyuwangi
menjadi salah satu penyumbang ekspor ke Swedia. Pada 2015 lalu,
Banyuwangi telah melakukan ekspor kayu lapis ke Swedia dengan volume
78.833 M3 senilai USD 129.329 ribu," ujar Dubes Bagas.
Import RI dari Swedia berupa hitech yang berwawasan lingkungan
seperti, teknologi panas bumi dan hydro power. Swedia pun, imbuhnya,
menjadi salah satu investor terbesar ke Indonesia dengan nilai investasi
Rp. 23,8 Miliar.
Selain kayu lapis, Dubes Bagas juga melihat kopi Banyuwangi memiliki
pangsa pasar yang bagus untuk dikembangkan di Swedia. “Ini sangat
potensial sekali. Tentunya kopi ini harus di-package yang menarik dan
bagus supaya bisa menembus pasar internasional,” ujar Dubes Bagas.
Berdasarkan penilaian Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi
Indonesia, kopi Banyuwangi dikenal bermutu tinggi, bahkan kualitasnya
dinilai di peringkat ke 4 setelah Jamaica, Hawai, dan Toraja. Produksi
kopi Banyuwangi mencapai 7,8 ribu ton dengan luas panen 8,19 ribu
hektar.
Selain produk eskpor, Dubes Bagas juga berkeinginan terus
meningkatkan hubungan ‘spesial’ antara Banyuwangi dan Swedia. Salah
satunya mendatangkan turis asing ke Banyuwangi. Dari total wisatawan
Swedia yang ke Indonesia, yakni 27.600 wisatawan selama ini banyak
berkunjung ke Yogyakarta, Bali dan Sumatra.
“Selama 2 hari kami di sini, saya lihat potensi wisata yang dimiliki
Banyuwangi juga bisa menjadi daya tarik wisatawan Swedia. Alamnya yang
sejuk serta kotanya yang bersih, menjadi poin alasan kedatangan turis
Swedia ke mari. Akan kita intensifkan promosi pariwisata Banyuwangi di
Swedia,” pungkas Dubes Bagas.
Dalam lawatannya, Dubes Bagas juga mengunjungi salah satu industri
galangan kapal termoderen dan tercanggih yang ada di Banyuwangi, yaitu
PT Lundin Industry Invest. Perusahaan ini mempunyai ahli desain kapal
dari berbagai negara, seperti Inggris dan Australia. Sementara ownernya,
John Lundin adalah warga negara Swedia yang kini menetap di Banyuwangi.
Perusahaan ini dianggap memiliki teknologi canggih yang tidak banyak
dimiliki oleh industri serupa di negara-negara lain dimana bahan kapal
diproduksi menggunakan serat fiber yang kuat dan tahan korosi, seperti
di Eropa. Saat ini Lundin tengah menggarap 10 unit kapal cepat
berteknologi tinggi, berkecepatan 75 knot yang dipesan oleh Swedia.
(Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar