Sebanyak 18 warga eks pengikut Gerakan Fajar
Nusantara (Gafatar) asal Banyuwangi siang ini, Selasa (26/1) dipulangkan
ke daerah asalnya. Mereka dijemput langsung di asrama transito milik
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Pemrov Jatim, Surabaya
oleh Gabungan tim Pemkab Banyuwangi.
“Setelah mendapat informasi dari Pemprov
tentang kepastian pemulangan eks Gafatar, kami segera berkoordinasi
untuk penjemputan mereka. Kami tiba di Surabaya subuh tadi (Selasa
pagi-red) dan langsung menyelesaikan segala administrasi. Siang ini juga
kami langsung membawa mereka pulang ke Banyuwangi,” terang Kepala Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Saiful Alam S saat dihubungi via
telepon.
Dituturkan Alam, sekitar pukul 10.15 WIB
mereka dijemput langsung dari lokasi penampungannya oleh tim gabungan
yang terdiri dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas
Kesehatan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Kodim dan Polres
Banyuwangi. Mereka dibawa pulang ke Banyuwangi menggunakan mobil jenis
station wagon.
Para eks gafatar ini yang berjumlah 18 orang
ini terdiri dari 3 KK. Rinciannya 6 orang dewasa dan sisanya anak-anak.
Mereka ini berasal dari Kecamatan Muncar dan Kecamataan Pesanggaran.
Dikatakan lebih lanjut oleh Alam, eks gafatar
ini tiba di Surabaya dalam dua gelombang. Gelombang pertama Minggu
(24/1) satu KK dan Senin (25/1) dua KK. Selama di Surabaya mereka
ditempatkan di asrama transito Disnaker Pemprov. Mereka dipulangkan
langsung dari Pontianak dengan menggunakan pesawat Lion Air.
Selama perjalanan menuju Banyuwangi, lanjut
Alam, mereka dikawal patwal khusus dari pihak Polres Banyuwangi.
"Dijadwalkan akan tiba di Banyuwangi sekitar pukul 17.00 WIB dan
langsung akan ditempatkan di Rumah Aman Loka Bina Karya (LBK)
Banyuwangi," ujar Alam.
Rumah aman adalah tempat yang akan digunakan
menampung mereka sementara sebelum dikembalikan ke keluarganya. Di rumah
aman ini mereka juga akan mendapatkan pendampingan dari Lembaga
Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Banyuwangi untuk memulihkan
kondisi psikisnya.
“Selama di rumah ini mereka akan dibina dan
diberi pemahaman bahwa ideologi yang mereka anut selama ini menyimpang.
Setelah mereka merasa benar-benar siap untuk pulang ke keluarga kami
akan antar dan dampingi mereka pulang ke keluarganya. Tentunya kami pun
juga menjalin komunikasi dengan keluarganya terkait kedatangan
keluarganya yang pernah gabung dengan gafatar agar mereka bersedia
menerima kembali keluarganya,” ujar Alam. (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar