Selain itu, kata Wiyono, acara ini juga untuk menumbuhkan kembali semangat kebersamaan membangun Banyuwangi. “Dengan tema “Menebar Sholawat, Mengunduh Cinta Nabi Muhammad, Banyuwangi Penuh Rahmat “ ini diharapkan Banyuwangi akan penuh dengan rahmat sesuai tema yang kita usung kali ini,” ujarnya.
Sembari
berpawai, mereka menggemakan bacaan sholawat Nabi. Sehingga yang terasa
bukanlah sekedar pawai arak-arakan, melainkan pawai yang menghidupkan
gema sholawat nabi. Sambil diiringi tarian Islam, salah satunya Rodat
Siiran.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas & Protokol Juang Pribadi mengatakan tradisi endhog-endhogan ini biasa digelar di Banyuwangi sejak puluhan tahun yang lalu setiap Maulid Nabi Muhammad SAW tiba. Mengapa endhog? Ini terkait dengan filosofi telur sendiri, di mana dalam telur memiliki tiga lapisan. Yakni, kulit (cangkang, Red), putih dan kuning yang ketiganya simbolisasi dari nilai-nilai Islam. Kulit bermakna Iman, Putih telur adalah Islam, dan Kuning diartikan Ihsan. (Humas & Protokol)
Sementara itu, Kepala Bagian Humas & Protokol Juang Pribadi mengatakan tradisi endhog-endhogan ini biasa digelar di Banyuwangi sejak puluhan tahun yang lalu setiap Maulid Nabi Muhammad SAW tiba. Mengapa endhog? Ini terkait dengan filosofi telur sendiri, di mana dalam telur memiliki tiga lapisan. Yakni, kulit (cangkang, Red), putih dan kuning yang ketiganya simbolisasi dari nilai-nilai Islam. Kulit bermakna Iman, Putih telur adalah Islam, dan Kuning diartikan Ihsan. (Humas & Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar