Gubernur Jawa Timur Soekarwo
bersama Bupati Abdullah Azwar Anas meninjau Desa Sumberarum, Kecamatan
Songgon, Banyuwangi, Minggu (12/7). Kedatangan Pakdhe Karwo ke desa
terdekat Gunung Raung ini untuk memantau langsung kondisi warga di sana.
Begitu tiba di Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Raung, Soekarwo langsung
menyapa warga dan menanyakan keadaannya. Soekarwo terlihat lega setelah
melihat warga tetap beraktivitas seperti biasa meskipun mengenakan
masker untuk menghindari debu abu vulkanik.
“Kepada masyarakat, kami imbau sabar. Raung telah bertahun-tahun
memberikan begitu banyak manfaat kepada kita, lihatlah kesuburan dan
kemakmuran di sekitar ini. Kalau toh pun saat ini Raung sedang
“menganggu” kita sedikit dengan aktivitasnya yang akhir-akhir ini
meningkat, mohon dipahami. Alam sedang melakukan keseimbangan dengan
manusia. Kami minta juga masyarakat terus bergotong royong untuk
meringankan musibah ini,” ujar Pakdhe Karwo.
Soekarwo juga menegaskan bahwa pemprov siap support di segala lini.
Mulai dari gladi posko yang digelar sejak awal, penyiapan jalur dan
kebutuhan evakuasi, hingga menyediakan berapapun kebutuhan anggaran bila
sewaktu-waktu terjadi bencana. “Anggaran bencana unlimited. Begitu dinyatakan bencana, kami siap mengeluarkan dana berapapun,” kata Pakdhe.
Sebelumnya, di Kantor Kecamatan Songgon Pakdhe menyerahkan simbolis
bantuan dari Pemprov Jatim kepada Pemkab Banyuwangi berupa 205 ribu
masker, obat-obatan, paket permakanan, dan peralatan dapur. “Jangan
lupa, makanan bayi juga harus siap di-stock ya Pak Bupati,” ujar Soekarwo.
Terkait kondisi Raung, Kasubdit Pengamatan dan Penyelidikan Wilayah
Barat PVBMG Hendra Gunawan menjelaskan meski aktivitas Raung masih
tinggi, namun sudah mulai ada kecenderungan penurunan meski perlahan
sekali. Amplitudo dominan hari ini tercatat 28 mm.
“Sejak puncak tremor terjadi 8 Juli lalu, hingga sekarang trendnya
ada penurunan meski sedikit. Ya itulah ciri gunung api strombolian,
penurunan aktivitasnya memang cenderung lama,” kata Hendra. Gunung Raung
yang memiliki tinggi 3.300 mdpl ini tergolong gunung api jenis
strombolian, letusannya mengeluarkan abu dan material pijar dengan
tekanan rendah.
Selain itu, PVBMG juga mencatat semburan material Raung pada Sabtu
(11/7) kemarin mencapai 1.000 meter dari puncak gunung. Sementara indeks
kekuatan letusannya di bawah 2 mikroradian. “Sebagai gambaran, letusan
Kelud beberapa waktu lalu itu tekanannya mencapai 4 mikroradian. Jadi
dengan kondisi ini, untuk sementara tidak perlu evakuasi warga,” ujar
Hendra.
Ditambahkan Hendra, kondisi vulkanis Raung dapat dikatakan stabil.
Hanya yang perlu diwaspadai adalah arah angin yang berubah cepat.
Dicontohkannya, bila Sabtu kemarin angin bergerak ke arah selatan –
barat daya, namun hari ini bergeser menuju tenggara.
“Arah angin yang berubah ini perlu kita waspadai. Karena angin yang
membawa semburan abu vulkanik akan menentukan kemana jatuhnya abu.
Abunya ini yang mengganggu aktivitas, bisa menimbulkan resiko ISPA.
Untuk itu, kami terus mengimbau warga terus mengenakan masker,” ujar
Hendra. (Humas protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar