Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menggelar silaturahim dengan
berbagai elemen masyarakat di pendopo kabupaten yang juga rumah dinas
bupati, Minggu (21/2). Silaturahim ini dihadiri ribuan warga dari
berbagai kalangan, termasuk sekitar seratus anak penyandang disabilitas
yang diundang secara khusus oleh Anas.
”Khusus untuk anak-anak penyandang disabilitas, saya secara khusus
mengundang mereka untuk memberikan semangat sekaligus memberitahukan
bahwa Pemkab Banyuwangi akan kembali melanjutkan program pemberian
beasiswa Banyuwangi Cerdas, yang salah satunya dialokasikan khusus untuk
para penyandang disabilitas,” kata Anas.
Bupati berusia 43 tahun itu menambahkan, beasiswa Banyuwangi Cerdas
mengalokasikan secara khusus untuk para penyandang disabilitas. Anak
penyandang disabilitas yang memenuhi syarat diberi fasilitas beasiswa
kuliah sampai selesai sesuai dengan jurusan yang diminati.
”Tahun ini, alokasi untuk anak-anak penyandang disabilitas sebesar Rp
300 juta yang bisa dimanfaatkan untuk membiayai kuliah mereka,” kata
Anas.
Anas mengatakan, beasiswa yang diberikan meliputi biaya pendidikan
dan biaya hidup. Bagi anak penyandang disabilitas yang memiliki prestasi
apapun baik akademik, seni dan lainnya bisa mendaftar untuk mendapatkan
beasiswa ini melalui sekolah dan desa atau lembaga terkait. Beasiswa
ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas SDM sekaligus menciptakan
akses pendidikan yang sama untuk semua anak.
”Insya Allah akan kami tambah terus. Sebelumnya Rp 150 juta, tahun
ini naik jadi Rp 300 juta, dan tahun depan Insya Allah bisa Rp 500
juta,” kata Anas.
Beasiswa anak penyandang disabilitas itu melengkapi beasiswa
Banyuwangi Cerdas yang tahun ini dialokasikan Rp 3,75 miliar. Beasiswa
itu juga dimanfaatkan untuk membiayai anak-anak muda Banyuwangi
berkuliah di berbagai perguruan tinggi.
Selain beasiswa, Pemkab Banyuwangi memfasilitasi pelatihan
keterampilan bagi para penyandang disabilitas. Di antaranya yang sudah
berjalan adalah pelatihan memijat bagi penyandang tuna netra serta
pemberian materi tentang usaha ekonomi produktif. Anas berharap ada
sinergi yang baik antara berbagai stakeholder baik pemerintahan daerah
maupun pihak swasta dalam membantu penyandang disabilitas Banyuwangi
yang jumlahnya mencapai 4.453 orang. ”Upaya intervensi untuk penyandang
disabilitas harus melampaui hal-hal yang bersifat amal, tapi sudah wajib
berkonsep pemberdayaan, seperti beasiswa, pelatihan, dan penguatan
ekonomi," papar Anas.
Salah satu wujud nyata untuk mendorong peningkatan kualitas SDM tanpa
terkecuali untuk penyandang disabilitas adalah dengan memperbanyak
sekolah-sekolah inklusif yang ditunjang dengan fasilitas dan guru
berkompeten. Saat ini Banyuwangi memiliki 122 sekolah inklusif yang
menerima 453 siswa penyandang disabilitas. Sekolah itu terdiri atas 29
sekolah PAUD, 44 SD/MI, 26 SMP/MTs, dan 23 SMA/MA/SMK. Sekolah-sekolah
tersebut dilengkapi dengan 92 orang guru pembimbing khusus dan sarana
prasarana yang aksesibel bagi anak penyandang disabilitas.
Saat ini, sebanyak 120 orang siswa penyandang disabilitas bersekolah
di 29 pendidikan anak usia dini inklusif, 277 orang bersekolah di 29
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah inklusif, 49 orang bersekolah di 26
sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah inklusif. Hanya jumlah
siswa di tingkat SMA/MA/SMK inklusif masih belum sebanyak lembaga yang
ada. Tercatat ada 7 orang siswa bersekolah inklusif, padahal jumlah
SMA/MA/SMK inklusif mencapai 23 unit. Kebanyakan anak penyandang
disabilitas yang memasuki usia SMA/MA/SMK bersekolah di SMA Luar Biasa.
Di Banyuwangi sendiri kini ada 39 lembaga pendidikan luar biasa yang
meliputi TK Luar Biasa hingga SMA Luar Biasa.
”Kehadiran sekolah-sekolah inklusif tersebut memberi kemudahan bagi
anak penyandang disabilitas. Salah satunya, mereka bisa bersekolah yang
terdekat dengan rumah. Anak penyandang disabilitas bisa belajar di
sekolah reguler, mempelajari mata pelajaran yang sama dan mengikuti
semua kegiatan di sekolah tanpa ada diskriminasi,” jelas Anas.
Bupati Anas sendiri hari ini menggelar silaturahim dengan ribuan
warga di pendopo yang merupakan rumah dinasnya. Anas tiba di pendopo
dari rumah pribadinya dengan disambut kesenian musik khas Banyuwangi.
Alunan rebana dan kuntulan yang rancak mengantarkan Anas menuju pendopo
yang ditinggalkannya sejak pertengahan Oktober 2015 lalu seiring
habisnya masa jabatan Anas sebagai bupati periode 2010-2015.
Setelah bersilaturahim dan berdialog, warga secara bersama-sama
menikmati kuliner khas yang disediakan gratis. Pemkab Banyuwangi
memborong dagangan makanan khas sejumlah pedagang makanan.(Humas
Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar