Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengundang
para budayawan setempat untuk silaturahim sekaligus menjaring masukan
untuk penyempurnaan berbagai program pengembangan kebudayaan yang akan
dilakukan pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Silaturahim digelar
Sabtu malam (20/2).
”Ini bagian dari sambung rasa. Budayawan adalah salah satu bagian
terpenting dalam upaya membangun daerah. Di Banyuwangi, membangun tanpa
pendekatan budaya tidak akan berhasil. Itu kuncinya karena daerah kami
ini punya kekayaan budaya sangat besar dengan masyarakat yang tumbuh
dalam akar kebudayaan yang sangat kuat sejak dini,” ujar Anas saat
dihubungi.
Tampak hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain Ketua Dewan
Kesenian Blambangan Samsudin Adlawi, budayawan Hasnan Singodimayan,
Andang C. Y, dan para budayawan lainnya.
Anas menambahkan, dengan berdiskusi, pihaknya ingin menghindari
”birokratisasi kebudayaan” yang justru akan memperkedil program-program
kebudayaan, terutama yang diwujudkan dalam program Banyuwangi Festival
2016.
”Kami ingin menghindari apa yang disebut sebagai ”birokratisasi
kebudayaan” yang kontraproduktif dalam upaya pembangunan dengan
pendekatan budaya. Pengembangan kebudayaan tidak boleh ditentukan oleh
negara, oleh birokrasi, tapi harus tumbuh dari akar kebudayaan
masyarakat itu sendiri. Kebudayaan masyararakat tidak boleh menjadi
subordinat dari program kebudayaan pemerintah,” ujar Anas.
Oleh karena itu, sambung dia, pengembangan program kebudayaan di
Banyuwangi harus berbasis pada kultur dan historis masyarakat secara
alamiah. ”Misalnya, pertemuan dengan budayawan ini menyepakati bagaimana
caranya ada inovasi terhadap tari-tari Banyuwangi, tapi inovasi dengan
tetap bersandar akar tari yang lama,” ujar Anas yang merupakan alumnus
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI).
Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi mengapresiasi
silaturahim rutin antara pemerintah daerah dan para budayawan
Banyuwangi. Diskusi tersebut cukup produktif untuk terus mengembangkan
kebudayaan Banyuwangi. ”Kami berdiskusi dan memberi masukan soal
bagaimana program-program pengembangan kebudayaan dari pemerintah daerah
bisa selaras dengan akar kebudayaan masyarakat. Budayawan memberi
masukan dan pemerintah daerah menerimanya. Ini iklim yang sehat untuk
pengembangan kebudayaan ke depan,” kata Samsudin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar