Banyuwangi menjadi tuan rumah event berskala
nasional, Konferensi ke IV Indonesia Berkebun. Rangkaian kegiatan
konferensi ini akan digelar mulai 5 hingga 7 Agustus 2016 dan
dipusatkan di kawasan Gelanggang Olah Raga (GOR) Tawang Alun Banyuwangi.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Banyuwangi Arief
Setiawan mengatakan, konferensi ini dihadiri anggota komunitas Indonesia
Berkebun dari berbagai penjuru nusantara untuk membahas seputar
pengembangan urban farming.
“Lewat konferensi ini para penggiat jejaring Indonesia Berkebun akan
berdiskusi, menyamakan persepsi antara satu kabupaten/kota dengan
lainnya, termasuk pemikiran para akademisi yang tergabung dalam
Indonesia Berkebun. Mereka akan membahas program dan strategi bagaimana
menularkan semangat kepada publik untuk menciptakan lahan hijau di lahan
perkotaan yang terbatas ini,” kata Arief.
Indonesia Berkebun adalah gerakan komunitas yang bergerak melalui
media jejaring sosial yang bertujuan untuk menyebarkan semangat positif
untuk lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program urban
farming. Yaitu memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan yang diubah
menjadi lahan pertanian/perkebunan produktif lewat peran masyarakat
sekitar.
Indonesia Berkebun saat ini sudah berkembang di lebih 40 kota dan 8
kampus di Indonesia. Banyuwangi sendiri bergabung dalam komunitas sejak
akhir 2014.
"Dengan digelarnya konferensi ini di Banyuwangi tentunya memacu kami
warga Banyuwangi untuk senantiasa menciptakan lahan hijau di setiap
sudut rumah dan lingkungan sekitar kita. Bahkan kami juga ingin,
masyarakat tidak sekaedar menanam tanaman, namun mulai menanam sayuran
dan dan buah-buahan di pekarangannya. Selain tentunya organik, dengan
hasil kebun sendiri ini juga akan meningkatkan ketahanan pangan kita,"
kata Arief.
Konferensi kali ini akan diikuti delegasi dari 24 komunitas
kabupaten/kota dan 3 perguruan tinggi di Indonesia. Mereka datang dari
Fakfak Papua, Pontianak, Balikpapan, Medan, Makasar, dan daerah lain di
Pulau Jawa. Juga ada komunitas kampus dari Universitas Indonesia,
Universitas Padjajaran, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Arief menambahkan, sejumlah rangkaian kegiatan akan mengringi
konferensi ini. Dimulai dari tanggal 5 lomba pembuatan taman mini yang
diikuti oleh sekolah-sekolah adiwiyata di Banyuwangi. Juga ada pameran
pertanian yang diikuti gabungan kelompok tani, Dinas Pertanian,
Kehutanan dan Perkebunan; dan Kantor Ketahanan Pangan Banyuwangi.
Berbagai teknik penanaman secara sederhana juga ditampilkan disini,
seperti bertanam dengan hidroponik dan aquaponik.
“Penilaian akan dipusatkan di e-park, kawasan GOR Banyuwangi. Jumat
siang (5/8), di sana juga akan ada lomba merangkai buah dan sayur oleh
ibu-ibu PKK. Baru sabtu (6/8) akan digelar konferensi nasional Indonesia
berkebun di lapangan tenis indoor GOR Tawangalun Banyuwangi,” ujar
Arief.
E-park merupakan taman kota yang dulunya merupakan lahan tidak
produktif. Taman ini dikembangkan di atas lahan seluas 2000 meter
persegi. Disebut e-Park, karena fungsinya sebagai sarana ekologi,
edukasi dan ekonomi bagi masyarakat.
Arif menambahkan, setiap minggu taman ini dikunjungi orang. Bukan
hanya sekadar menikmati tamannya yang hijau, namun banyak kalangan yang
datang untuk belajar membuat taman di lahan pekarangannya.
Maklum saja, di taman ini kita disuguhkan pemandangan bagaimana
sebuah lahan terbatas bisa dimanfaatkan menjadi taman yang asri. Mulai
dari tanaman hidroponik, pengelolaan terintegrasi kotoran ternak menjadi
pupuk tanaman, hingga cara memelihara tanaman organik.
"Taman ini juga kita lengkapi cafe, yang sejumlah menunya merupakan hasil berkebun e-park ini," pungkas Arief. (humas)
05 Agustus 2016
01 April 2016
Sirkuit BMX Muncar Banyuwangi Dipuji Banyak Pembalap
Jelang laga kompetisi Banyuwangi Internasional BMX,
para pembalap BMX terus mengasah kemampuannya di Sirkuit BMX Muncar
Banyuwangi. Mereka terus berlatih menjajal lintasan yang merupakan
sirkuit terbaik di Indonesia
.
Pelatih timnas BMX Dadang Haries Purnomo mengatakan timnas BMX Indonesia menerjunkan 3 atlet pelatnas yakni Elga Kharisma Novanda, Tony Syarifudin dan Rio Akbar. Ketiganya kompak berlatih serius menghadapi kompetisi Banyuwangi Internasional BMX pada 2-3 April, besok yang akan digelar di Sirkuit Muncar. Khususnya bagi Elga dan Toni kompetisi ini jadi kesempatan untuk mengejar poin tambahan agar bisa lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
“Timnas yang turun di kompetisi ini memang atlet pelatnas yang dipersiapkan untuk mengikuti Olimpiade. Kesempatan bagi mereka untuk menambah poin,” ujar Dadang.
Elga dan Toni menjadi dua atlet BMX yang diharapkan bisa lolos Olimpiade 2016. Di level atlet elite putri dunia, Elga saat ini masih berada di peringkat 37, sedangkan Toni berada di urutan 78.
Puluhan pembalap pun asal Indonesia dan Jepang selama seminggu terus berlatih menjajal Sirkuit Muncar ini. Mereka, kata Dadang, sengaja datang lebih awal ke Banyuwangi untuk mengetahui tingkat kesulitan medan yang akan mereka tempuh.
Sirkuit Muncar ini memang digarap mengacu pada standar UCI, sehingga setiap tracknya menyesuaikan dengan sirkuit internasional lainnya. Seperti yang dituturkan Elga Kharisma. Pembalap asal Malang ini mengatakan sirkuit muncar ini tingkat kesulitannya sudah technical. Ini jarang ditemui dan menurutnya terbagus di Indonesia.
Hal yang sama juga dikatakan Tony Syarifudin. Atlet timnas Indonesia asal Solo ini menilai sirkuit Muncar ini cukup menantang, terutama track-nya. "Kami latihan bareng terus, termasuk dengan Takamasa Sampei, Rio Akbar dan Elga Kharisma. Dengan berlatih bersama, kami jadi bisa mengukur kemampuan lawan," pungkas Tony.
Sementara itu, Takamasa Sampei (24) pembalap BMX asal Jepang mengaku sirkuit Muncar ini cukup menantang dan sekelas dengan sirkuit berkelas internasional lainnya. "Sirkuit BMX di Muncar ini punya banyak obstacle yg menantang dan cukup sulit," ujar Taka sudah berada di Banyuwangi selama 1 minggu. Taka yg akan turun di kategori Man Elite, datang bersama rekan sesama pembalapnya , Sohta Akaogi.
Ditambahkan Dadang, dari sisi penyelenggaraan kejuaraan internasional BMX ini sempat mendapat pujian dari sejumlah peserta. Menurut mereka, imbuh Dadang, kejuaraan di sini dibuat layaknya standar internasional. Mulai dari penataan tempat sirkuit, staging area, paddock, hingga shopping centre.
"Mereka bilang penyelenggaraannya sudah style internasional, sudah seperti world race katanya. Apalagi ada yang menjual apparel di sini," kata Dadang.
International BMX Competition ini merupakan rangkaian agenda Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 dan terdaftar dalam kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International/UCI). Pada helatannya yang perdana ini, setidaknya 328 peserta dari dalam dan manca negara akan saling beradu kehandalan. Antara lain Malaysia, Thailand, Timor Leste, Denmark, Australia, Jepang, dan Swiss. (humas)
.
Pelatih timnas BMX Dadang Haries Purnomo mengatakan timnas BMX Indonesia menerjunkan 3 atlet pelatnas yakni Elga Kharisma Novanda, Tony Syarifudin dan Rio Akbar. Ketiganya kompak berlatih serius menghadapi kompetisi Banyuwangi Internasional BMX pada 2-3 April, besok yang akan digelar di Sirkuit Muncar. Khususnya bagi Elga dan Toni kompetisi ini jadi kesempatan untuk mengejar poin tambahan agar bisa lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
“Timnas yang turun di kompetisi ini memang atlet pelatnas yang dipersiapkan untuk mengikuti Olimpiade. Kesempatan bagi mereka untuk menambah poin,” ujar Dadang.
Elga dan Toni menjadi dua atlet BMX yang diharapkan bisa lolos Olimpiade 2016. Di level atlet elite putri dunia, Elga saat ini masih berada di peringkat 37, sedangkan Toni berada di urutan 78.
Puluhan pembalap pun asal Indonesia dan Jepang selama seminggu terus berlatih menjajal Sirkuit Muncar ini. Mereka, kata Dadang, sengaja datang lebih awal ke Banyuwangi untuk mengetahui tingkat kesulitan medan yang akan mereka tempuh.
Sirkuit Muncar ini memang digarap mengacu pada standar UCI, sehingga setiap tracknya menyesuaikan dengan sirkuit internasional lainnya. Seperti yang dituturkan Elga Kharisma. Pembalap asal Malang ini mengatakan sirkuit muncar ini tingkat kesulitannya sudah technical. Ini jarang ditemui dan menurutnya terbagus di Indonesia.
Hal yang sama juga dikatakan Tony Syarifudin. Atlet timnas Indonesia asal Solo ini menilai sirkuit Muncar ini cukup menantang, terutama track-nya. "Kami latihan bareng terus, termasuk dengan Takamasa Sampei, Rio Akbar dan Elga Kharisma. Dengan berlatih bersama, kami jadi bisa mengukur kemampuan lawan," pungkas Tony.
Sementara itu, Takamasa Sampei (24) pembalap BMX asal Jepang mengaku sirkuit Muncar ini cukup menantang dan sekelas dengan sirkuit berkelas internasional lainnya. "Sirkuit BMX di Muncar ini punya banyak obstacle yg menantang dan cukup sulit," ujar Taka sudah berada di Banyuwangi selama 1 minggu. Taka yg akan turun di kategori Man Elite, datang bersama rekan sesama pembalapnya , Sohta Akaogi.
Ditambahkan Dadang, dari sisi penyelenggaraan kejuaraan internasional BMX ini sempat mendapat pujian dari sejumlah peserta. Menurut mereka, imbuh Dadang, kejuaraan di sini dibuat layaknya standar internasional. Mulai dari penataan tempat sirkuit, staging area, paddock, hingga shopping centre.
"Mereka bilang penyelenggaraannya sudah style internasional, sudah seperti world race katanya. Apalagi ada yang menjual apparel di sini," kata Dadang.
International BMX Competition ini merupakan rangkaian agenda Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 dan terdaftar dalam kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International/UCI). Pada helatannya yang perdana ini, setidaknya 328 peserta dari dalam dan manca negara akan saling beradu kehandalan. Antara lain Malaysia, Thailand, Timor Leste, Denmark, Australia, Jepang, dan Swiss. (humas)
328 Pembalap Tanah Air dan Manca Negara Siap Berlaga di Kejuaraan Internasional BMX Banyuwangi
Jelang sehari kejuaraan internasional BMX di
Banyuwangi, semua peserta manca negara telah berdatangan ke Banyuwangi.
Termasuk dua kandidat jawara, Jimmy Therkelsen (Denmark), dan Takamasa
Sampei (Jepang). Takamasa dan tim MAlaysia bahkan telah seminggu berada
di Banyuwangi untuk berlatih di lintasan Sirkuit Muncar ini.
International BMX Compet
ition merupakan rangkaian agenda Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 dan terdaftar dalam kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International/UCI). Digelar pada 2 - 3 April mendatang, pada helatannya yang perdana ini setidaknya diikuti 328 peserta dari dalam dan manca negara. Antara lain Swiss, Malaysia, Thailand, Timor Leste, Denmark, Australia, Jepang, dan Swiss.
Takamasa Sampei (24) pembalap BMX asal Jepang mengaku sirkuit Muncar ini cukup menantang dan sekelas dengan sirkuit berkelas internasional lainnya. "Sirkuit BMX di Muncar ini punya banyak obstacle yg menantang dan cukup sulit," ujar Taka sudah berada di Banyuwangi selama 1 minggu. Taka yg akan turun di kategori Man Elite, datang bersama rekan sesama pembalapnya , Sohta Akaogi.
Takamasa setiap hari menjajal lintasan di Sirkuit Muncar ini. Bersama 3 atlet pelatnas BMX Indonesia, Takamasa selalu berlatih bersama. Tiga atlet andalan Indonesia adalah Elga Kharisma Novanda, Tony Syarifudin dan Rio Akbar.
"Kami latihan bareng terus, termasuk dengan Takamasa Sampei, Rio Akbar dan Elga Kharisma. Dengan berlatih bersama, kami jadi bisa mengukur kemampuan lawan," ujar Tony Syarifudin, atlet timnas Indonesia asal Solo.
Jumat pagi ini (1/4), sejumlah atlet manca negara direncanakan memulai latihan sebelum kompetisi dimulai. Termasuk Jimmy Therkelsen, pembalap pro BMX asal Denmark. "Dia datang semalam bersama manajernya. Rencananya siang ini akan mulai latihan. Yherkelsen ini bagi para pembalap asing yang turut berlaga di sini dianggap sebagai rival terberat mereka," ujar Dadang Haries Purnomo, race director kejuaraan internasional ini.
Therkelsen baru saja berlaga di kejuaraan BMX Internasional di Argentina. "Dia belum sempat pulang ke negaranya. Dari Argentina langsung terbang ke Banyuwangi. Antusias sekali ikut kejuaraan ini," ujar Dadang, yang juga pelatih timnas BMX.
Sementara Indonesia sendiri menurunkan 3 atlet pelatnas yakni Elga Kharisma Novanda, Tony Syarifudin dan Rio Akbar. Ketiganya kompak berlatih serius menghadapi kompetisi Banyuwangi Internasional BMX pada 2-3 April. Khususnya bagi Elga dan Toni kompetisi ini jadi kesempatan untuk mengejar poin tambahan agar bisa lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
“Timnas yang turun di kompetisi ini memang atlet pelatnas yang dipersiapkan untuk mengikuti Olimpiade. Kesempatan bagi mereka untuk menambah poin,” ujar Dadang.
Elga dan Toni menjadi dua atlet BMX yang diharapkan bisa lolos Olimpiade 2016. Di level atlet elite putri dunia, Elga saat ini masih berada di peringkat 37, sedangkan Toni berada di urutan 78. (humas)
International BMX Compet
ition merupakan rangkaian agenda Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 dan terdaftar dalam kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International/UCI). Digelar pada 2 - 3 April mendatang, pada helatannya yang perdana ini setidaknya diikuti 328 peserta dari dalam dan manca negara. Antara lain Swiss, Malaysia, Thailand, Timor Leste, Denmark, Australia, Jepang, dan Swiss.
Takamasa Sampei (24) pembalap BMX asal Jepang mengaku sirkuit Muncar ini cukup menantang dan sekelas dengan sirkuit berkelas internasional lainnya. "Sirkuit BMX di Muncar ini punya banyak obstacle yg menantang dan cukup sulit," ujar Taka sudah berada di Banyuwangi selama 1 minggu. Taka yg akan turun di kategori Man Elite, datang bersama rekan sesama pembalapnya , Sohta Akaogi.
Takamasa setiap hari menjajal lintasan di Sirkuit Muncar ini. Bersama 3 atlet pelatnas BMX Indonesia, Takamasa selalu berlatih bersama. Tiga atlet andalan Indonesia adalah Elga Kharisma Novanda, Tony Syarifudin dan Rio Akbar.
"Kami latihan bareng terus, termasuk dengan Takamasa Sampei, Rio Akbar dan Elga Kharisma. Dengan berlatih bersama, kami jadi bisa mengukur kemampuan lawan," ujar Tony Syarifudin, atlet timnas Indonesia asal Solo.
Jumat pagi ini (1/4), sejumlah atlet manca negara direncanakan memulai latihan sebelum kompetisi dimulai. Termasuk Jimmy Therkelsen, pembalap pro BMX asal Denmark. "Dia datang semalam bersama manajernya. Rencananya siang ini akan mulai latihan. Yherkelsen ini bagi para pembalap asing yang turut berlaga di sini dianggap sebagai rival terberat mereka," ujar Dadang Haries Purnomo, race director kejuaraan internasional ini.
Therkelsen baru saja berlaga di kejuaraan BMX Internasional di Argentina. "Dia belum sempat pulang ke negaranya. Dari Argentina langsung terbang ke Banyuwangi. Antusias sekali ikut kejuaraan ini," ujar Dadang, yang juga pelatih timnas BMX.
Sementara Indonesia sendiri menurunkan 3 atlet pelatnas yakni Elga Kharisma Novanda, Tony Syarifudin dan Rio Akbar. Ketiganya kompak berlatih serius menghadapi kompetisi Banyuwangi Internasional BMX pada 2-3 April. Khususnya bagi Elga dan Toni kompetisi ini jadi kesempatan untuk mengejar poin tambahan agar bisa lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
“Timnas yang turun di kompetisi ini memang atlet pelatnas yang dipersiapkan untuk mengikuti Olimpiade. Kesempatan bagi mereka untuk menambah poin,” ujar Dadang.
Elga dan Toni menjadi dua atlet BMX yang diharapkan bisa lolos Olimpiade 2016. Di level atlet elite putri dunia, Elga saat ini masih berada di peringkat 37, sedangkan Toni berada di urutan 78. (humas)
Kantor Unit Layanan Paspor & Visa Segera Berdiri di Banyuwangi
Banyuwangi segera memiliki kantor layanan pengurusan paspor dan visa.
Ini seiring dengan berkembangnya Banyuwangi menjadi salah satu
destinasi wisata yang diminati turis.
"Karena Banyuwangi sekarang salah satu destinasi wisata di Tanah Air. Bila sebelumnya wisatawan datang langsung ke Bali, sekarang mulai banyak turis datang ke Banyuwangi," kata Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Ronny F Sompie saat meninjau kantor baru pelayanan imigrasi di Jalan Lingkar Ketapang, Banyuwangi, Kamis sore (31/3).
Ronny menambahkan, pembuatan kantor layanan paspor dan visa di Banyuwangi ini, karena pihaknya berupaya lebih mendekatkan pelayanan, dan memberi yang terbaik bagi masyarakat. Sebelumnya, masyarakat Banyuwangi yang hendak mengurus paspor dan visa harus dilakukan di Kantor Imigrasi Kelas II Jember, atau Bali.
Tak hanya itu, kata Ronny, dengan adanya kantor unit pelayanan keimigrasian di Banyuwangi ini, juga dimaksudkan untuk pengawasan lebih ketat terhadap turis-turis asing yang masuk ke Indonesia.
"Kita berupaya memberi layanan terbaik, sekaligus mengawasi orang asing. Yang bermanfaat kita terima, yang tidak kita tolak, bahkan kita deportasi. Tentu pelayanannya sesuai undang-undang keimigrasian," tegasnya mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini.
Menurutnya, upaya pencegahan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan, adalah bagaimana kecermatan dan ketelitian dilakukan secara maksimal.
"Imigrasi adalah pelayanan terdepan bagaimana kita meneliti identitas paspor yang benar. Dengan pelayanan ini kita bisa lebih cepat, untuk pengecekan identitas pemohon. Jangan sampaai dia (pemohon) jadi korban trafficking, karena identitasnya ternyata tidak benar," paparnya.
Ronny yang didampingi Dirjen Peraturan Perundang-Undangan, Widodo Ekatjahjana itu juga mengaku, kedatangannya ke Bumi Blambangan, sengaja untuk melakukan pengecekan langsung kesiapan pembangunan satu unit layanan pengurusan visa dan paspor bagi masyarakat.
"Ini untuk lebih mendekatkan pelayanan keimigrasian. Orang Banyuwangi dan Situbondo yang ingin mengurus paspor, jadi tidak perlu jauh-jauh ke Jember atau ke Bali lagi," katanya lagi.
Kata dia, pembuatan unit layanan permohonan paspor dan perpanjangan visa di Banyuwangi ini, merupakan langkah awal. "Ini langkah awal, suatu saat nanti akan menjadi cikal bakal membuat kantor di Banyuwangi."
Sekadar tahu, sejak 2015 lalu, Dirjen Imigrasi Kemenkum HAM, mencanangkan pembuatan lima unit kantor layanan di tiap tahunnya. Capaiannya hingga 2019, sudah harus ada 25 kantor unit pelayanan.
"Pertimbangan pembukaan layanan di lokasi baru ini, volume pelayanan sangat besar karena animo pelayanan pembuatan paspor yang dilayani Kantor Imigrasi banyak. Kedua ada beban wilayah. Misalnya di Jember. Terlalu jauh jika melayani di Banyuwangi, sehingga itu menjadi pertimbangan," tandasnya.
Sementara Kepala Imigrasi Kelas II Jember, Rudi Hara mengaku menyambut baik pembuatan kantor layanan di Banyuwangi ini. "Banyuwangi menjadi satu bagian untuk dijadikan unit layanan paspor. Kita siap memberi pelayan. Sehingga optimalisasi bisa berjalan dan bisa dirasakan masyarakat," katanya. (humas)
"Karena Banyuwangi sekarang salah satu destinasi wisata di Tanah Air. Bila sebelumnya wisatawan datang langsung ke Bali, sekarang mulai banyak turis datang ke Banyuwangi," kata Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Ronny F Sompie saat meninjau kantor baru pelayanan imigrasi di Jalan Lingkar Ketapang, Banyuwangi, Kamis sore (31/3).
Ronny menambahkan, pembuatan kantor layanan paspor dan visa di Banyuwangi ini, karena pihaknya berupaya lebih mendekatkan pelayanan, dan memberi yang terbaik bagi masyarakat. Sebelumnya, masyarakat Banyuwangi yang hendak mengurus paspor dan visa harus dilakukan di Kantor Imigrasi Kelas II Jember, atau Bali.
Tak hanya itu, kata Ronny, dengan adanya kantor unit pelayanan keimigrasian di Banyuwangi ini, juga dimaksudkan untuk pengawasan lebih ketat terhadap turis-turis asing yang masuk ke Indonesia.
"Kita berupaya memberi layanan terbaik, sekaligus mengawasi orang asing. Yang bermanfaat kita terima, yang tidak kita tolak, bahkan kita deportasi. Tentu pelayanannya sesuai undang-undang keimigrasian," tegasnya mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini.
Menurutnya, upaya pencegahan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan, adalah bagaimana kecermatan dan ketelitian dilakukan secara maksimal.
"Imigrasi adalah pelayanan terdepan bagaimana kita meneliti identitas paspor yang benar. Dengan pelayanan ini kita bisa lebih cepat, untuk pengecekan identitas pemohon. Jangan sampaai dia (pemohon) jadi korban trafficking, karena identitasnya ternyata tidak benar," paparnya.
Ronny yang didampingi Dirjen Peraturan Perundang-Undangan, Widodo Ekatjahjana itu juga mengaku, kedatangannya ke Bumi Blambangan, sengaja untuk melakukan pengecekan langsung kesiapan pembangunan satu unit layanan pengurusan visa dan paspor bagi masyarakat.
"Ini untuk lebih mendekatkan pelayanan keimigrasian. Orang Banyuwangi dan Situbondo yang ingin mengurus paspor, jadi tidak perlu jauh-jauh ke Jember atau ke Bali lagi," katanya lagi.
Kata dia, pembuatan unit layanan permohonan paspor dan perpanjangan visa di Banyuwangi ini, merupakan langkah awal. "Ini langkah awal, suatu saat nanti akan menjadi cikal bakal membuat kantor di Banyuwangi."
Sekadar tahu, sejak 2015 lalu, Dirjen Imigrasi Kemenkum HAM, mencanangkan pembuatan lima unit kantor layanan di tiap tahunnya. Capaiannya hingga 2019, sudah harus ada 25 kantor unit pelayanan.
"Pertimbangan pembukaan layanan di lokasi baru ini, volume pelayanan sangat besar karena animo pelayanan pembuatan paspor yang dilayani Kantor Imigrasi banyak. Kedua ada beban wilayah. Misalnya di Jember. Terlalu jauh jika melayani di Banyuwangi, sehingga itu menjadi pertimbangan," tandasnya.
Sementara Kepala Imigrasi Kelas II Jember, Rudi Hara mengaku menyambut baik pembuatan kantor layanan di Banyuwangi ini. "Banyuwangi menjadi satu bagian untuk dijadikan unit layanan paspor. Kita siap memberi pelayan. Sehingga optimalisasi bisa berjalan dan bisa dirasakan masyarakat," katanya. (humas)
Indonesia Turunkan 3 Atlet Pelatnas dalam Kejuaraan Internasional BMX di Banyuwangi
Jelang laga kompetisi Banyuwangi Internasional BMX,
para pembalap BMX terus mengasah kemampuannya di Sirkuit BMX Muncar.
Salah satunya tim nasional (timnas) BMX Indonesia yang rutin menggeber
latihan sejak kedatangannya di Banyuwangi satu minggu lalu.
Pelatih timnas BMX Dadang Haries Purnomo mengatakan timnas BMX Indonesia menerjunkan 3 atlet pelatnas yakni Elga Kharisma Novanda, Tony Syarifudin dan Rio Akbar. Ketiganya kompak berlatih serius menghadapi kompetisi Banyuwangi Internasional BMX pada 2-3 April, besok yang akan digelar di Sirkuit Muncar. Khususnya bagi Elga dan Toni kompetisi ini jadi kesempatan untuk mengejar poin tambahan agar bisa lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
“Timnas yang turun di kompetisi ini memang atlet pelatnas yang dipersiapkan untuk mengikuti Olimpiade. Kesempatan bagi mereka untuk menambah poin,” ujar Dadang.
Elga dan Toni menjadi dua atlet BMX yang diharapkan bisa lolos Olimpiade 2016. Di level atlet elite putri dunia, Elga saat ini masih berada di peringkat 37, sedangkan Toni berada di urutan 78.
Dadang mengatakan, pada kompetisi ini timnas Indonesia akan menghadapi kompetisi yang sengit, khususnya pada kategori Man Elite. Sebab pebalap BMX profesional dunia asal Denmark, Jimmy Therkelsen akan ikut berlomba. Nama ini diprediksi bakal menjadi kandidat juara di kategori profesional pria ini.
"Kami harap Tony bisa dapat poin di sini, mengingat selain Denmark, masih ada Thailand, Jepang, dan Australia yang juga saingan beratnya. Kalau Elga, kita optimis di woman elite bisa curi poin," ujar Dadang.
Puluhan pembalap pun asal Indonesia dan Jepang selama seminggu terus berlatih menjajal Sirkuit Muncar ini. Mereka, kata Dadang, sengaja datang lebih awal ke Banyuwangi untuk mengetahui tingkat kesulitan medan yang akan mereka tempuh.
Terkait tingkat kesulitan sirkuit, kata Dadang, baru kali ini Indonesia punya Pro Section yang cukup besar. Pro section adalah gundukan-gundukan tinggi berlapis semen, yang jumlahnya ada 3 jump.
"Biasanya pembalap BMX berlatih di sirkuit yang selama ini tinggi Pro Section hanya 3 meter. Di Muncar ini sudah 5 meter, sama dengan sirkuit di luar negeri. Ini sangat menguntungkan bagi atlet kita saat bertandang ke luar negeri, karena mereka akan terbiasa dengan ketinggiannya," ujar Dadang.
Sirkuit Muncar ini memang digarap mengacu pada standar UCI, sehingga setiap tracknya menyesuaikan dengan sirkuit internasional lainnya. Seperti yang dituturkan Elga Kharisma. Pembalap asal Malang ini mengatakan sirkuit muncar ini tingkat kesulitannya sudah technical. Ini jarang ditemui dan menurutnya terbagus di Indonesia.
Hal yang sama juga dikatakan Tony Syarifudin. Atlet timnas Indonesia asal Solo ini menilai sirkuit Muncar ini cukup menantang, terutama track-nya. "Kami latihan bareng terus, termasuk dengan Takamasa Sampei, Rio Akbar dan Elga Kharisma. Dengan berlatih bersama, kami jadi bisa mengukur kemampuan lawan," pungkas Tony.
Sementara itu, Takamasa Sampei (24) pembalap BMX asal Jepang mengaku sirkuit Muncar ini cukup menantang dan sekelas dengan sirkuit berkelas internasional lainnya. "Sirkuit BMX di Muncar ini punya banyak obstacle yg menantang dan cukup sulit," ujar Taka sudah berada di Banyuwangi selama 1 minggu. Taka yg akan turun di kategori Man Elite, datang bersama rekan sesama pembalapnya , Sohta Akaogi.
International BMX Competition ini merupakan rangkaian agenda Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 dan terdaftar dalam kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International/UCI). Pada helatannya yang perdana ini, setidaknya 328 peserta dari dalam dan manca negara akan saling beradu kehandalan. Antara lain Malaysia, Thailand, Timor Leste, Denmark, Australia, Jepang, dan Swiss. (humas)
Pelatih timnas BMX Dadang Haries Purnomo mengatakan timnas BMX Indonesia menerjunkan 3 atlet pelatnas yakni Elga Kharisma Novanda, Tony Syarifudin dan Rio Akbar. Ketiganya kompak berlatih serius menghadapi kompetisi Banyuwangi Internasional BMX pada 2-3 April, besok yang akan digelar di Sirkuit Muncar. Khususnya bagi Elga dan Toni kompetisi ini jadi kesempatan untuk mengejar poin tambahan agar bisa lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
“Timnas yang turun di kompetisi ini memang atlet pelatnas yang dipersiapkan untuk mengikuti Olimpiade. Kesempatan bagi mereka untuk menambah poin,” ujar Dadang.
Elga dan Toni menjadi dua atlet BMX yang diharapkan bisa lolos Olimpiade 2016. Di level atlet elite putri dunia, Elga saat ini masih berada di peringkat 37, sedangkan Toni berada di urutan 78.
Dadang mengatakan, pada kompetisi ini timnas Indonesia akan menghadapi kompetisi yang sengit, khususnya pada kategori Man Elite. Sebab pebalap BMX profesional dunia asal Denmark, Jimmy Therkelsen akan ikut berlomba. Nama ini diprediksi bakal menjadi kandidat juara di kategori profesional pria ini.
"Kami harap Tony bisa dapat poin di sini, mengingat selain Denmark, masih ada Thailand, Jepang, dan Australia yang juga saingan beratnya. Kalau Elga, kita optimis di woman elite bisa curi poin," ujar Dadang.
Puluhan pembalap pun asal Indonesia dan Jepang selama seminggu terus berlatih menjajal Sirkuit Muncar ini. Mereka, kata Dadang, sengaja datang lebih awal ke Banyuwangi untuk mengetahui tingkat kesulitan medan yang akan mereka tempuh.
Terkait tingkat kesulitan sirkuit, kata Dadang, baru kali ini Indonesia punya Pro Section yang cukup besar. Pro section adalah gundukan-gundukan tinggi berlapis semen, yang jumlahnya ada 3 jump.
"Biasanya pembalap BMX berlatih di sirkuit yang selama ini tinggi Pro Section hanya 3 meter. Di Muncar ini sudah 5 meter, sama dengan sirkuit di luar negeri. Ini sangat menguntungkan bagi atlet kita saat bertandang ke luar negeri, karena mereka akan terbiasa dengan ketinggiannya," ujar Dadang.
Sirkuit Muncar ini memang digarap mengacu pada standar UCI, sehingga setiap tracknya menyesuaikan dengan sirkuit internasional lainnya. Seperti yang dituturkan Elga Kharisma. Pembalap asal Malang ini mengatakan sirkuit muncar ini tingkat kesulitannya sudah technical. Ini jarang ditemui dan menurutnya terbagus di Indonesia.
Hal yang sama juga dikatakan Tony Syarifudin. Atlet timnas Indonesia asal Solo ini menilai sirkuit Muncar ini cukup menantang, terutama track-nya. "Kami latihan bareng terus, termasuk dengan Takamasa Sampei, Rio Akbar dan Elga Kharisma. Dengan berlatih bersama, kami jadi bisa mengukur kemampuan lawan," pungkas Tony.
Sementara itu, Takamasa Sampei (24) pembalap BMX asal Jepang mengaku sirkuit Muncar ini cukup menantang dan sekelas dengan sirkuit berkelas internasional lainnya. "Sirkuit BMX di Muncar ini punya banyak obstacle yg menantang dan cukup sulit," ujar Taka sudah berada di Banyuwangi selama 1 minggu. Taka yg akan turun di kategori Man Elite, datang bersama rekan sesama pembalapnya , Sohta Akaogi.
International BMX Competition ini merupakan rangkaian agenda Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 dan terdaftar dalam kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International/UCI). Pada helatannya yang perdana ini, setidaknya 328 peserta dari dalam dan manca negara akan saling beradu kehandalan. Antara lain Malaysia, Thailand, Timor Leste, Denmark, Australia, Jepang, dan Swiss. (humas)
Bandara Banyuwangi Segera Bisa Diterbangi pada Malam Hari
Bandara Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, segera
bisa diterbangi pada malam hari. Rapat penyiapan penerbangan malam hari
tersebut telah digelar di Kantor Otoritas Bandara Juanda, Sidoarjo, Rabu
malam (30/3), yang berakhir pukul 22.30 WIB.
"Alhamdulillah, kami telah rapat dengan semua stakeholder penerbangan. Ini adalah kabar bagus. Ada maskapai yang ingin terbang pada malam hari, sehingga frekuensi penerbangan semakin banyak untuk menunjang pengembangan wisata dan ekonomi. Saat ini ada tim kecil yang menindaklanjuti hal-hal teknis. Banyuwangi berterima kasih kepada Kementerian Perhubungan, AirNav, dan Pemprov Jawa Timur yang terus mendukung pengembangan daerah," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat dihubungi.
Rapat tersebut dihadiri oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono, Direktur Teknik Navigasi Penerbangan AirNav Lukman Laisa, Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara Yuli Hastono, jajaran pejabat Kementerian Perhubungan, dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. AirNav sendiri adalah perusahaan umum milik negara yang menjadi penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di seluruh bandara.
Anas mengatakan, dengan penambahan frekuensi tersebut, sektor pariwisata dan dunia usaha bisa terus berkembang karena aksesibilitas semakin mudah. Hal ini pararel dengan berbagai pengembangan wisata di daerah itu. "Infrastruktur ke beberapa taman nasional akan diperbaiki pemerintah pusat. Alhamdulillah, Jumat besok (1/4/2016) kami dipanggil pemerintah pusat untuk membahas hal itu. Event wisata internasional juga semakin rutin digelar," kata Anas.
Geliat bisnis dan pariwisata di Banyuwangi tecermin dari lonjakan penumpang di Bandara Blimbingsari yang mencapai hampir 1.250 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 100.105 penumpang (2015). Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Banyuwangi pada tahun ini ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 40.000 orang. Adapun wisatawan domestik ditargetkan bisa menembus 2 juta orang dari posisi tahun lalu sebesar 1,7 juta. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata.
Anas menambahkan, pengembangan Bandara Blimbingsari juga didukung sejumlah upaya pemerintah daerah, seperti pembuatan jalan tembus sepanjang 2,3 kilometer dengan lebar 50 meter, jalan lingkar untuk memudahkan akses, dan penyiapan SDM kebandaraan melalui Politeknik Negeri Banyuwangi.
"Kami juga sudah mengurung lokasi sekitar bandara dengan tata ruang yang khusus. Agar lansekap sekitar bandara tetap sawah dan hijau, siapa pun yang mengajukan IMB pendirian bangunan di sekitar bandara tidak kami izinkan. Ini agar lokasi sekitar bandara tertata," kata dia.
Direktur Operasi AirNav Wisnu Darjono mengatakan, secara teknis dengan infrastruktur alat yang ada sekarang, Bandara Banyuwangi sebenarnya sudah bisa diterbangi malam hari. Hanya saja, untuk mencapai tahap yang ideal, diperlukan pemasangan instrument landing system (ILS) yang di antaranya membutuhkan ketersediaan lahan. Selain itu, diperlukan penambahan SDM untuk menunjang operasional pada malam hari.
"Kami siap menyediakan ILS dengan beberapa persyaratan teknis yang akan dibahas lebih lanjut dengan operator bandara, maskapai, dan pemerintah daerah," kata Wisnu.
Sekretaris Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Banyuwangi Ali Ruchi menambahkan, pemerintah daerah siap mendukung infrastruktur penunjang agar bandara bisa beroperasi malam hari. Misalnya, lahan untuk perempatan alat ILS yang membutuhkan lahan di dua lokasi masing-masing seluas 225 meter. Lahannya telah disurvei oleh AirNav Indonesia pada 25-27 Maret lalu, yaitu di sekitar bandara dan kawasan Singojuruh.
"Dalam satu pekan ini, kami juga menggelar koordinasi lagi dengan operator bandara, maskapai, dan perwakilan AirNav untuk membahas langkah teknisnya," kata Ali Ruchi. (humas)
"Alhamdulillah, kami telah rapat dengan semua stakeholder penerbangan. Ini adalah kabar bagus. Ada maskapai yang ingin terbang pada malam hari, sehingga frekuensi penerbangan semakin banyak untuk menunjang pengembangan wisata dan ekonomi. Saat ini ada tim kecil yang menindaklanjuti hal-hal teknis. Banyuwangi berterima kasih kepada Kementerian Perhubungan, AirNav, dan Pemprov Jawa Timur yang terus mendukung pengembangan daerah," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat dihubungi.
Rapat tersebut dihadiri oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono, Direktur Teknik Navigasi Penerbangan AirNav Lukman Laisa, Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara Yuli Hastono, jajaran pejabat Kementerian Perhubungan, dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. AirNav sendiri adalah perusahaan umum milik negara yang menjadi penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di seluruh bandara.
Anas mengatakan, dengan penambahan frekuensi tersebut, sektor pariwisata dan dunia usaha bisa terus berkembang karena aksesibilitas semakin mudah. Hal ini pararel dengan berbagai pengembangan wisata di daerah itu. "Infrastruktur ke beberapa taman nasional akan diperbaiki pemerintah pusat. Alhamdulillah, Jumat besok (1/4/2016) kami dipanggil pemerintah pusat untuk membahas hal itu. Event wisata internasional juga semakin rutin digelar," kata Anas.
Geliat bisnis dan pariwisata di Banyuwangi tecermin dari lonjakan penumpang di Bandara Blimbingsari yang mencapai hampir 1.250 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 100.105 penumpang (2015). Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Banyuwangi pada tahun ini ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 40.000 orang. Adapun wisatawan domestik ditargetkan bisa menembus 2 juta orang dari posisi tahun lalu sebesar 1,7 juta. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata.
Anas menambahkan, pengembangan Bandara Blimbingsari juga didukung sejumlah upaya pemerintah daerah, seperti pembuatan jalan tembus sepanjang 2,3 kilometer dengan lebar 50 meter, jalan lingkar untuk memudahkan akses, dan penyiapan SDM kebandaraan melalui Politeknik Negeri Banyuwangi.
"Kami juga sudah mengurung lokasi sekitar bandara dengan tata ruang yang khusus. Agar lansekap sekitar bandara tetap sawah dan hijau, siapa pun yang mengajukan IMB pendirian bangunan di sekitar bandara tidak kami izinkan. Ini agar lokasi sekitar bandara tertata," kata dia.
Direktur Operasi AirNav Wisnu Darjono mengatakan, secara teknis dengan infrastruktur alat yang ada sekarang, Bandara Banyuwangi sebenarnya sudah bisa diterbangi malam hari. Hanya saja, untuk mencapai tahap yang ideal, diperlukan pemasangan instrument landing system (ILS) yang di antaranya membutuhkan ketersediaan lahan. Selain itu, diperlukan penambahan SDM untuk menunjang operasional pada malam hari.
"Kami siap menyediakan ILS dengan beberapa persyaratan teknis yang akan dibahas lebih lanjut dengan operator bandara, maskapai, dan pemerintah daerah," kata Wisnu.
Sekretaris Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Banyuwangi Ali Ruchi menambahkan, pemerintah daerah siap mendukung infrastruktur penunjang agar bandara bisa beroperasi malam hari. Misalnya, lahan untuk perempatan alat ILS yang membutuhkan lahan di dua lokasi masing-masing seluas 225 meter. Lahannya telah disurvei oleh AirNav Indonesia pada 25-27 Maret lalu, yaitu di sekitar bandara dan kawasan Singojuruh.
"Dalam satu pekan ini, kami juga menggelar koordinasi lagi dengan operator bandara, maskapai, dan perwakilan AirNav untuk membahas langkah teknisnya," kata Ali Ruchi. (humas)
Desa di Banyuwangi Ini Miliki Sirkuit BMX Terbaik di Indonesia
Kabupaten Banyuwangi akan menggelar International
BMX Competition 2016 pada 2 - 3 April mendatang. Kompetisi itu akan
dilaksanakan di Sirkuit Muncar, Banyuwangi, sirkuit BMX terbaik yang
ada di Indonesia.
Meski baru setahun dibangun, Sirkuit Muncar yang terletak di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi ini merupakan sirkuit terbaik di Indonesia. Hal itu dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari. ISSI adalah federasi olahraga yang menaungi segala macam jenis olahraga berbasis sepeda.
Menurut Raja Sapta, dibandingkan daerah lain di Indonesia, tingkat kesulitan lintasan sepeda di Banyuwangi jauh lebih bagus. Sirkuit ini dibangun sesuai standar internasional dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI).
“Sirkuit BMX Muncar ini dibangun sesuai dengan kriteria seperti yang distandarkan oleh UCI. Di antaranya panjang dan kemiringan lintasan, serta tinggi tanjakan. Sirkuit di Banyuwangi adalah satu-satunya sirkuit BMX di Indonesia yang memenuhi standar internasional dari UCI,” kata Raja Sapta.
Oleh karena itu, sambung dia, pelatihan nasional BMX yang digelar PB ISSI dipusatkan di Banyuwangi.
Raja Sapta mengatakan, Indonesia saat ini baru memiliki 3 sirkuit BMX, yakni di Siak, Yogyakarta, dan terbaru ada di Banyuwangi. ”Siak sudah lama, tapi tingkat kesulitannya beda dengan Banyuwangi,” ujar Raja Sapta.
Sirkuit BMX Muncar merupakan sirkuit milik Pemkab Banyuwangi yang mulai dibangun 2015 dengan anggaran mencapai Rp. 2 miliar. Sirkuit yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare ini akan dijadikan sebagai tempat perhelatan kejuaraan MBX Internasional C1 Race pada 2-3 April mendatang. Sebelumnya, sirkuit ini juga digunakan pada pergelaran Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) V tahun 2015 saat Banyuwangi menjadi tuan rumahnya.
Kepala Dinas PU Cipta Karya Banyuwangi, Mujiono, menuturkan, pengerjaan sirkuit dilakukan sangat detail. Selama pengerjaannya, Pemkab Banyuwangi selalu berkonsultasi dengan UCI agar hasilnya benar-benar sesuai standar. “Mulai awal pembangunan, kami memang selalu meminta pendampingan dari UCI,” kata Mujiono.
Sirkuit BMX Muncar memiliki lintasan sepanjang 350 meter dengan lebar yang bervariasi, yakni 10 meter untuk single dan 12 meter untuk double. Lintasan tersebut memiliki 17 tanjakan (jumping) dengan ketinggian yang bervariasi, mulai 0,5 meter hingga 2,25 meter, dengan sudut kemiringan 75 derajat. ”Semua itu harus diukur secara cermat, tidak boleh kurang atau lebih karena akan berpengaruh pada keselamatan atlet,” cetus Mujiono.
Terkait persiapan pelaksanaan kejuaraan Internasional BMX 2016 pada awal April mendatang, kata Mujiono, pihaknya telah melengkapi infrastruktur penunjang sirkuit. Sejak beberapa bulan yang lalu, telah dilakukan penataan lansekap dengan penanaman rumput di tepi lintasan sirkuit yang bertujuan untuk pengamanan.
Pemkab Banyuwangi juga melakukan pavingisasi, pembuatan tribun penonton, toilet, lampu penerangan dan pagar hidup untuk pengamanan lingkungan di sekitar sirkuit. Tak lupa, ruang meeting dan ruang penempatan material sepeda juga telah digarap.
“Mengingat ini adalah event internasional, jalan masuk menuju sirkuit juga telah di-hotmix demi kenyamanan peserta dan penonton. Setelah kejuaraan, jalan bagus itu bisa memperlancar mobilitas orang dan barang sehingga menggerakkan perekonomian masyarakat,” imbuhnya. (humas)
Meski baru setahun dibangun, Sirkuit Muncar yang terletak di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi ini merupakan sirkuit terbaik di Indonesia. Hal itu dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari. ISSI adalah federasi olahraga yang menaungi segala macam jenis olahraga berbasis sepeda.
Menurut Raja Sapta, dibandingkan daerah lain di Indonesia, tingkat kesulitan lintasan sepeda di Banyuwangi jauh lebih bagus. Sirkuit ini dibangun sesuai standar internasional dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI).
“Sirkuit BMX Muncar ini dibangun sesuai dengan kriteria seperti yang distandarkan oleh UCI. Di antaranya panjang dan kemiringan lintasan, serta tinggi tanjakan. Sirkuit di Banyuwangi adalah satu-satunya sirkuit BMX di Indonesia yang memenuhi standar internasional dari UCI,” kata Raja Sapta.
Oleh karena itu, sambung dia, pelatihan nasional BMX yang digelar PB ISSI dipusatkan di Banyuwangi.
Raja Sapta mengatakan, Indonesia saat ini baru memiliki 3 sirkuit BMX, yakni di Siak, Yogyakarta, dan terbaru ada di Banyuwangi. ”Siak sudah lama, tapi tingkat kesulitannya beda dengan Banyuwangi,” ujar Raja Sapta.
Sirkuit BMX Muncar merupakan sirkuit milik Pemkab Banyuwangi yang mulai dibangun 2015 dengan anggaran mencapai Rp. 2 miliar. Sirkuit yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare ini akan dijadikan sebagai tempat perhelatan kejuaraan MBX Internasional C1 Race pada 2-3 April mendatang. Sebelumnya, sirkuit ini juga digunakan pada pergelaran Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) V tahun 2015 saat Banyuwangi menjadi tuan rumahnya.
Kepala Dinas PU Cipta Karya Banyuwangi, Mujiono, menuturkan, pengerjaan sirkuit dilakukan sangat detail. Selama pengerjaannya, Pemkab Banyuwangi selalu berkonsultasi dengan UCI agar hasilnya benar-benar sesuai standar. “Mulai awal pembangunan, kami memang selalu meminta pendampingan dari UCI,” kata Mujiono.
Sirkuit BMX Muncar memiliki lintasan sepanjang 350 meter dengan lebar yang bervariasi, yakni 10 meter untuk single dan 12 meter untuk double. Lintasan tersebut memiliki 17 tanjakan (jumping) dengan ketinggian yang bervariasi, mulai 0,5 meter hingga 2,25 meter, dengan sudut kemiringan 75 derajat. ”Semua itu harus diukur secara cermat, tidak boleh kurang atau lebih karena akan berpengaruh pada keselamatan atlet,” cetus Mujiono.
Terkait persiapan pelaksanaan kejuaraan Internasional BMX 2016 pada awal April mendatang, kata Mujiono, pihaknya telah melengkapi infrastruktur penunjang sirkuit. Sejak beberapa bulan yang lalu, telah dilakukan penataan lansekap dengan penanaman rumput di tepi lintasan sirkuit yang bertujuan untuk pengamanan.
Pemkab Banyuwangi juga melakukan pavingisasi, pembuatan tribun penonton, toilet, lampu penerangan dan pagar hidup untuk pengamanan lingkungan di sekitar sirkuit. Tak lupa, ruang meeting dan ruang penempatan material sepeda juga telah digarap.
“Mengingat ini adalah event internasional, jalan masuk menuju sirkuit juga telah di-hotmix demi kenyamanan peserta dan penonton. Setelah kejuaraan, jalan bagus itu bisa memperlancar mobilitas orang dan barang sehingga menggerakkan perekonomian masyarakat,” imbuhnya. (humas)
29 Maret 2016
Taman nasional baluran, afrika kecil diujung timur pulau jawa
Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo dan Wongsorejo, Banyuwangi (sebelah utara), Jawa Timur, Indonesia.
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=AlKvUsRiG6U
Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu Gunung Baluran. Gerbang untuk masuk ke Taman Nasional Baluran berada di 7°55'17.76"S dan 114°23'15.27"E. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.
Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 279/Kpts.-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 kawasan TN Baluran ditetapkan memiliki luas sebesar 25.000 Ha.
Sesuai dengan peruntukkannya luas kawasan tersebut dibagi menjadi beberapa zona berdasarkan SK. Dirjen PKA No. 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 yang terdiri dari:[2]
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=AlKvUsRiG6U
Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu Gunung Baluran. Gerbang untuk masuk ke Taman Nasional Baluran berada di 7°55'17.76"S dan 114°23'15.27"E. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.
Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 279/Kpts.-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 kawasan TN Baluran ditetapkan memiliki luas sebesar 25.000 Ha.
Sesuai dengan peruntukkannya luas kawasan tersebut dibagi menjadi beberapa zona berdasarkan SK. Dirjen PKA No. 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 yang terdiri dari:[2]
- zona inti seluas 12.000 Ha.
- zona rimba seluas 5.537 ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha).
- zona pemanfaatan intensif dengan luas 800 Ha.
- zona pemanfaatan khusus dengan luas 5.780 Ha, dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha.
Pos Pantau Gunung Api Raung Ds Sumber Arum Songgon Banyuwangi
Memantau aktivitas pos pengamatan Gunung Api Raung di Dusun Mangaran,
Desa Sumber Arum, Kecamatan Sanggon, Kabupaten Banyuwangi. Pakde Karwo
didampingi Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=8Sz2Q6rYHTM
Selain melakukan pemantauan, gubernur juga menyerahkan sejumlah bantuan kebutuhan dalam penanan bencana Gunung Raung. Pakde Karwo bersama Bupati Banyuwangi tiba di pendopo Kecamatan Songgon sekitar pukul 09.00 WIB.
Di Pendopo ini, Pakde Karwo mendengarkan pengarahan dari BPBD Kabupaten Banyuwangi serta langkah-langkah dalam penanganan bencana letusan gunung raung.
Dari tempat tersebut langsung beranjak menuju pos pantau sekira 20 kilometer dari lokasi tersebut.
Menurut Pakde Karwo, dalam penanganan bencana ini Pemprov Jatim telah melakukan sejumlah langkah-langkah. Salah satunya adalah gladi posko yang dilakukan bersama pemerintah kabupaten.
"Aktivitas gunung Raung memang demikian. Bisa dibilang ini adalah siklus lima tahunan. Gladi Posko ini untuk mengetahui bagaimana langkah warga ketika bencana itu terjadi dan dilakukan setiap bulan September
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=8Sz2Q6rYHTM
Selain melakukan pemantauan, gubernur juga menyerahkan sejumlah bantuan kebutuhan dalam penanan bencana Gunung Raung. Pakde Karwo bersama Bupati Banyuwangi tiba di pendopo Kecamatan Songgon sekitar pukul 09.00 WIB.
Di Pendopo ini, Pakde Karwo mendengarkan pengarahan dari BPBD Kabupaten Banyuwangi serta langkah-langkah dalam penanganan bencana letusan gunung raung.
Dari tempat tersebut langsung beranjak menuju pos pantau sekira 20 kilometer dari lokasi tersebut.
Menurut Pakde Karwo, dalam penanganan bencana ini Pemprov Jatim telah melakukan sejumlah langkah-langkah. Salah satunya adalah gladi posko yang dilakukan bersama pemerintah kabupaten.
"Aktivitas gunung Raung memang demikian. Bisa dibilang ini adalah siklus lima tahunan. Gladi Posko ini untuk mengetahui bagaimana langkah warga ketika bencana itu terjadi dan dilakukan setiap bulan September
Eksotisme Pantai Bama di Taman Nasional Baluran
Siapa sangka jika dibalik eksotiknya Taman Nasional Baluran menyimpan sebuah pantai cantik dan indah bernama Pantai Bama.
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=V9vtTYBZtRE
Taman Nasional Baluran, Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo dan Wongsorejo, Banyuwangi (sebelah utara), Jawa Timur, Indonesia.
Taman Nasional Baluran sendiri merupakan sebuah taman nasional dengan topologi yang beragam. Taman nasional ini terdiri atas daratan dan lautan yang menghasilkan perpaduan alam yang menakjubkan.
Pantai Bama sendiri menjadi destinasi favorit ditengah Taman Nasional Baluran yang sebagian luas wilayahnya dihuni oleh utan mangrove, hutan musim, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun.
Pantai Bama tidak terlalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Namun bukan berarti pantai ini harus dilewatkan. Daya tarik dari pantai ini selain pasir putih serta air lautnya yang bersih adalah suasana natural yang sangat terasa.Pemandangan dunia bawah laut di Pantai Bama ini terlihat sangat indah dengan banyaknya terumbu karang serta ikan hias. Dengan ombak yang cukup tenang Anda bisa melakukan snorkeling untuk melihat-lihat keindahan dunia bawah laut di Pantai Bama.
Selain itu, keindahan pemandangan sunrise atau matahari terbit di Pantai Bama menjadi incaran para wisatawan. Jika beruntung Anda juga akan bisa melihat hewan-hewan liar seperti biawak, lutung serta berbagai macam jenis burung.
Beberapa fasilitas disediakan untuk wisatawan seperti kamar bilas, tempat makan dan tempat istirahat. Untuk mencapai lokasi Pantai Bama, Anda harus menempuh perjalanan sekitar 15 km dari pintu gerbang Taman Nasional Baluran.
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=V9vtTYBZtRE
Taman Nasional Baluran, Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo dan Wongsorejo, Banyuwangi (sebelah utara), Jawa Timur, Indonesia.
Taman Nasional Baluran sendiri merupakan sebuah taman nasional dengan topologi yang beragam. Taman nasional ini terdiri atas daratan dan lautan yang menghasilkan perpaduan alam yang menakjubkan.
Pantai Bama sendiri menjadi destinasi favorit ditengah Taman Nasional Baluran yang sebagian luas wilayahnya dihuni oleh utan mangrove, hutan musim, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun.
Pantai Bama tidak terlalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Namun bukan berarti pantai ini harus dilewatkan. Daya tarik dari pantai ini selain pasir putih serta air lautnya yang bersih adalah suasana natural yang sangat terasa.Pemandangan dunia bawah laut di Pantai Bama ini terlihat sangat indah dengan banyaknya terumbu karang serta ikan hias. Dengan ombak yang cukup tenang Anda bisa melakukan snorkeling untuk melihat-lihat keindahan dunia bawah laut di Pantai Bama.
Selain itu, keindahan pemandangan sunrise atau matahari terbit di Pantai Bama menjadi incaran para wisatawan. Jika beruntung Anda juga akan bisa melihat hewan-hewan liar seperti biawak, lutung serta berbagai macam jenis burung.
Beberapa fasilitas disediakan untuk wisatawan seperti kamar bilas, tempat makan dan tempat istirahat. Untuk mencapai lokasi Pantai Bama, Anda harus menempuh perjalanan sekitar 15 km dari pintu gerbang Taman Nasional Baluran.
Kuburan China Jadi Alternatif Tempat Santai,Banyuwangi
Kuburan China Banyuwangi
VIDEO Banyuwangi City Kuburan = https://www.youtube.com/watch?v=GP4GdHUUwX8
Video Pedotan City Kuburan = https://www.youtube.com/watch?v=d1E85i5uk04
VIDEO Srono City Kuburan = https://www.youtube.com/watch?v=IeYS75h2uX0
VIDEO Banyuwangi City Kuburan = https://www.youtube.com/watch?v=GP4GdHUUwX8
Video Pedotan City Kuburan = https://www.youtube.com/watch?v=d1E85i5uk04
VIDEO Srono City Kuburan = https://www.youtube.com/watch?v=IeYS75h2uX0
Air Terjun Telunjuk Raung 2016 - Mangaran Sumberarum Banyuwangi,Wisata Baru
Air terjun Telunjuk Raung semakin
diminati warga. Air terjun itu berada di Dusun Mangaran, Desa
Sumberarum, Kecamatan Songgon.
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=hHKyVtZex10
Dengan berkembangnya air terjun baru itu, berarti di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, kini ada tiga air terjun.
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=hHKyVtZex10
Dengan berkembangnya air terjun baru itu, berarti di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, kini ada tiga air terjun.
Selain air terjun Telunjuk Raung,
dua air terjun lain adalah Air Terjun Li der di Dusun Bejong, Desa
Sumberarum, dan Air Terjun Selendang Arum, di Dusun Sempol, Desa
Sumberarum. Lokasi air terjun Telunjuk Raung berada di kaki Gunung
Raung, tepatnya di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum.
Eksotisme Ijen, Undang Crosser Chris Birch Untuk Taklukkan
Hutan Banyuwangi yang masih alami dan rute pegunungan yang menantang membuat sejumlah crosser
asing penikmat adventure off road motor tertarik untuk
menjajalnya. Mulai dari Matteo Guerinoni, Roberto d’Auria, dan Chris
Birch yang juara dunia menjelajahi alam Banyuwangi selama dua hari mulai
Sabtu hingga Minggu (26 – 27/3).
VIDEO Ilustrasi = https://www.youtube.com/watch?v=AjAtSlwDnmc
Event yang diberi nama Black Parade 5 ini diikuti 200 crosser, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Beberapa Expert Enduro asal Italia diundang juga seperti Roberto Spadola, dan Frank Tuorille. Sementara crosser Indonesia yang ambil bagian dalam event ini berasal dari Bali, Kalimantan, Palu, Madura, Jakarta, Malang, Pasuruan dan Medan.
Dikatakan Koordinator Black Parade, Yoyok Nugroho Black Parade adalah event yang digagas para pecinta enduro dirt bike. Digelar kali ke-4, event ini dibuat bukan untuk kompetisi, melainkan untuk menjajal kemampuan masing-masing peserta menaklukkan tantangan alam yang ada.
“Ijen kita pilih karena medannya memang menantang. Mereka pasti terkesan dengan rute di Banyuwangi,” kata Yoyok.
Sementara itu, Chris Birch yang juara dunia dari Selandia Baru mengatakan meski telah menjuarai berbagai kompetisi, bisa menjajal alam Banyuwangi menurutnya adalah tantangan tersendiri. “I heard that the nature here is beautiful with its hot climate. And don’t forget about the difficult obstacle. Hmmm..it will be a lot of fun (Saya dengar Banyuwangi punya alam yang indah dengan udaranya yang panas. Dan jangan lupa dengan tantangannya yang berat. Hmm...pasti menyenangkan) ,” ujar Birch saat diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo, Jumat (25/3).
Chris yang memulai skill off road motor bikenya sejak 2007 telah menorehkan berderet prestasi. Di antaranya juara 8 kali New Zealand Enduro overall champion, tiga kali juara Roof of Africa, tujuh kali naik podium Red Bull Romaniacs.
Matteo Guerinoni presenter MotoGP di salah satu televisi nasional mengatakan hal yang sama. Menjajal track Ijen bakal menjadi tantangan tersendiri buat dia. “Banyuwangi cantik ya. Kotanya bersih, rapi dan tertata. Kelihatannya nyaman. Saya ingin segera menikmati tantangan alam Banyuwangi yang katanya luar biasa,” tukas Matteo.
Black Parade 5 ini akan menjajal rute sejauh 135 Km pada hari pertama (Sabtu/ 26/3). Diawali dari Hotel Mirah melewati Perkebunan Selogiri – Tawonan – Paltuding – Kawah Wurung – Perkebunan Kalibendo – hingga finish di Mirah. Hari Minggu rute yang ditempuh lebih pendek yakni 85 Km dengan start di Kecamatan Licin hingga finish di Perkebunan Kali Klatak. (Humas)
VIDEO Ilustrasi = https://www.youtube.com/watch?v=AjAtSlwDnmc
Event yang diberi nama Black Parade 5 ini diikuti 200 crosser, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Beberapa Expert Enduro asal Italia diundang juga seperti Roberto Spadola, dan Frank Tuorille. Sementara crosser Indonesia yang ambil bagian dalam event ini berasal dari Bali, Kalimantan, Palu, Madura, Jakarta, Malang, Pasuruan dan Medan.
Dikatakan Koordinator Black Parade, Yoyok Nugroho Black Parade adalah event yang digagas para pecinta enduro dirt bike. Digelar kali ke-4, event ini dibuat bukan untuk kompetisi, melainkan untuk menjajal kemampuan masing-masing peserta menaklukkan tantangan alam yang ada.
“Ijen kita pilih karena medannya memang menantang. Mereka pasti terkesan dengan rute di Banyuwangi,” kata Yoyok.
Sementara itu, Chris Birch yang juara dunia dari Selandia Baru mengatakan meski telah menjuarai berbagai kompetisi, bisa menjajal alam Banyuwangi menurutnya adalah tantangan tersendiri. “I heard that the nature here is beautiful with its hot climate. And don’t forget about the difficult obstacle. Hmmm..it will be a lot of fun (Saya dengar Banyuwangi punya alam yang indah dengan udaranya yang panas. Dan jangan lupa dengan tantangannya yang berat. Hmm...pasti menyenangkan) ,” ujar Birch saat diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo, Jumat (25/3).
Chris yang memulai skill off road motor bikenya sejak 2007 telah menorehkan berderet prestasi. Di antaranya juara 8 kali New Zealand Enduro overall champion, tiga kali juara Roof of Africa, tujuh kali naik podium Red Bull Romaniacs.
Matteo Guerinoni presenter MotoGP di salah satu televisi nasional mengatakan hal yang sama. Menjajal track Ijen bakal menjadi tantangan tersendiri buat dia. “Banyuwangi cantik ya. Kotanya bersih, rapi dan tertata. Kelihatannya nyaman. Saya ingin segera menikmati tantangan alam Banyuwangi yang katanya luar biasa,” tukas Matteo.
Black Parade 5 ini akan menjajal rute sejauh 135 Km pada hari pertama (Sabtu/ 26/3). Diawali dari Hotel Mirah melewati Perkebunan Selogiri – Tawonan – Paltuding – Kawah Wurung – Perkebunan Kalibendo – hingga finish di Mirah. Hari Minggu rute yang ditempuh lebih pendek yakni 85 Km dengan start di Kecamatan Licin hingga finish di Perkebunan Kali Klatak. (Humas)
20 Maret 2016
Arisan Jamban Banyuwangi Dikunjungi Tim Penilai Inovasi Publik Kemenpan RB
Masuk sebagai salah satu nominator pelayanan publik
terbaik nasional, program arisan jamban di Desa Kaliploso, Kecamatan
Cluring, Banyuwangi langsung dikunjungi tim panel Inovasi Pelayanan
Publik
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=1W1h_mBF3fs
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Sabtu (19/3).
Dalam kunjungan ini, tim panelis dipimpin Deputi Pelayanan Publik Kemenpan RB Mirawati Sudjono. Panelis yang turut hadir di antarnya mantan Wakil Menpan RB 2011 - 2013 Prof Dr Eko Prasojo dan peneliti senior LIPI Prof Dr Siti Zuhro.
Setiba di lokasi, para tim panel langsung mendengarkan cerita para warga bagaimana program dengan akronim Pujasera - Pergunakan Jamban Sehat, Rakyat Aman (Pujasera) ini berjalan. Dituturkan Kepala Puskesmas Tampo, Kec Cluring, Tatik Setiyaningsih Mkes, program arisan jamban yang dimulai tahun 2014 ini berawal dari rendahnya kepemilikan jamban di Cluring. Di satu sisi, kata Tatik, puskesmas dituntut bisa mewujudkan gerakan bebas buang air besar (BAB) di sembarang tempat alias Open Defecation Free/ODF.
"Saat itu, di empat desa terdapat 8.045 KK. Penduduk yang memiliki jamban hanya 1.034 KK. Maka kami pun mulai kampanye ODF secara masif dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan Satgas ODF yang jumlahnya 50 orang. Ternyata kampanye saja tidak cukup, perlu ada aksi nyata," ujar Tatik.
Maka, puskesmas bersama kader Pujasera membuat gerakan membongkar jamban di sungai. Mereka langsung menancapkan pengumuman berisikan ajakan menggunakan jamban sehat di tempat-tempat yang biasanya orang buang air besar sembarangan. "Warga juga diberi edukasi bahwa BAB di sungai tidak baik bagi kesehatan," ujarnya.
Selanjutnya, memberikan pinjaman dengan bunga lunak bermitra dengan program lain dari pemerintah yang melibatkan penyedia bahan bangunan. Di dusun setempat juga dibentuk "Arisan Jamban" yang diikuti warga kurang mampu. Setiap bulan, arisan diundi.
"Dari arisan ini setiap bulan terbangun rata-rata 288 jamban. Setelah itu, warga dan kader Pujasera bersama-sama membangunkan jamban untuk warga kurang mampu tersebut. Juga ada intervensi pemerintah dalam bentuk bantuan untuk melengkapinya," jelas Tatiek.
Hasilnya, kata Tatiek, di wilayah Puskesmas Tampo terwujud 2 desa ODF dari empat desa. Kepemilikan jamban kini sudah menjadi 5.025 keluarga atau meningkat 386 persen. "Tahun ini juga empat desa di Puskesmas Tampo bisa ODF semuanya. Semua keluarga akan memiliki jamban pribadi," kata alumnus Magister Manajemen Kesehatan Universitas Brawijaya itu.
Selain itu, angka kesakitan yang disebabkan penyakit lingkungan buruk semakin menurun. Dari 35 persen (2013) menjadi 18 persen (2015), diare dari 28,2 persen menjadi 12 persen. Lalu Typoid dari 8,7 persen menjadi 38 persen, DHF dari 0,25 persen menjadi 0,10 persen, Influenza dari 10,3 persen menjadi 8,5 persen.
Mendengar paparan dari Kepala Puskesmas Tampo tersebut, ini, para panelis langsung memberikan apresiasi yang tinggi kepada warga Kaliploso. Deputi Pelayanan Publik Kemenpan RB Mirawati Sudjono mengatakan inovasi yang dibuat Banyuwangi ini sangat bagus.
“Inovasi ini memang istimewa. Idenya tidak dari atas tetapi dari bawah dan melibatkan banyak pihak, mulai masyarakat, aparat desa, instansi lainnya ikut andil dalam gerakan ini. Istimewanya lagi, program ini sangat applicable, bisa dicontoh daerah lain," ujar Mirawati.
Sementara itu, Eko Prasodjo menyatakan optimismenya bahwa program ini bisa lolos di uji layanan publik. Alasannya, kata dia, inovasi ini mempunyai dampak yang luar biasa terhadap indikator kesehatan. Lalu, adanya rasa kepemilikan masyarakat, program ini dianggap sebagai kebutuhan oleh masyarakat.
Selain itu, lanjut dia, dalam merombak mindset masyarakat sosialisasi program ini diselaraskan budaya masyarakat. Yang keempat, program ini sangat bisa direplika di seluruh wilayah di Banyuwangi.
"Banyuwangi ini banyak punya inovasi publik seperti program Lahir Procot Pulang Bawa Akta. Setiap inovasi yang diluncurkan selalu ada tujuan jangka panjangnya. Saran saya, sustainability seperti in harus tetap dijaga," ujar Eko yang juga sebagai staf pengajar di Universitas Indonesia.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, di Banyuwangi, pihaknya mewajibkan setiap 45 unit Puskesmas yang ada untuk membuat inovasi berdasarkan karakteristik permasalahan yang ada. Begitu berhasil, inovasi itu direplikasi ke daerah Puskesmas lainnya. Sejumlah inovasi lain di antaranya program Air Limun (Apresiasi Ibu Cerdas Peduli Imunisasi) dan Sakti (Stop Agka Kematian Ibu dan Bayi).
Hasilnya, angka kematian bayi per 1.000 kelahiran berhasil dari 9,31 (2012) menjadi 6 (2014), berhasil melampaui target MDGs untuk Banyuwangi yang sebesar 23. Adapun angka kematian Ibu juga menurun drastis dari 142 menjadi 93, berhasil melampaui target MDGs sebesar 102.
Selain mengunjungi lokasi arisan jamban, para panelis ini menyempatkan diri mengunjungi lounge pelayanan publik di kantor Pemkab Banyuwangi, pelayanan perijinan satu atap di kantor Badan Perijinan dan Pelayanan Terpadu, dan Bangsring underwater, tempat restorasi terumbu karang yang digagas oleh pokmas, dan akhirnya menjadi salah satu destinasi wisata andalan Banyuwangi. (humas)
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=1W1h_mBF3fs
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Sabtu (19/3).
Dalam kunjungan ini, tim panelis dipimpin Deputi Pelayanan Publik Kemenpan RB Mirawati Sudjono. Panelis yang turut hadir di antarnya mantan Wakil Menpan RB 2011 - 2013 Prof Dr Eko Prasojo dan peneliti senior LIPI Prof Dr Siti Zuhro.
Setiba di lokasi, para tim panel langsung mendengarkan cerita para warga bagaimana program dengan akronim Pujasera - Pergunakan Jamban Sehat, Rakyat Aman (Pujasera) ini berjalan. Dituturkan Kepala Puskesmas Tampo, Kec Cluring, Tatik Setiyaningsih Mkes, program arisan jamban yang dimulai tahun 2014 ini berawal dari rendahnya kepemilikan jamban di Cluring. Di satu sisi, kata Tatik, puskesmas dituntut bisa mewujudkan gerakan bebas buang air besar (BAB) di sembarang tempat alias Open Defecation Free/ODF.
"Saat itu, di empat desa terdapat 8.045 KK. Penduduk yang memiliki jamban hanya 1.034 KK. Maka kami pun mulai kampanye ODF secara masif dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan Satgas ODF yang jumlahnya 50 orang. Ternyata kampanye saja tidak cukup, perlu ada aksi nyata," ujar Tatik.
Maka, puskesmas bersama kader Pujasera membuat gerakan membongkar jamban di sungai. Mereka langsung menancapkan pengumuman berisikan ajakan menggunakan jamban sehat di tempat-tempat yang biasanya orang buang air besar sembarangan. "Warga juga diberi edukasi bahwa BAB di sungai tidak baik bagi kesehatan," ujarnya.
Selanjutnya, memberikan pinjaman dengan bunga lunak bermitra dengan program lain dari pemerintah yang melibatkan penyedia bahan bangunan. Di dusun setempat juga dibentuk "Arisan Jamban" yang diikuti warga kurang mampu. Setiap bulan, arisan diundi.
"Dari arisan ini setiap bulan terbangun rata-rata 288 jamban. Setelah itu, warga dan kader Pujasera bersama-sama membangunkan jamban untuk warga kurang mampu tersebut. Juga ada intervensi pemerintah dalam bentuk bantuan untuk melengkapinya," jelas Tatiek.
Hasilnya, kata Tatiek, di wilayah Puskesmas Tampo terwujud 2 desa ODF dari empat desa. Kepemilikan jamban kini sudah menjadi 5.025 keluarga atau meningkat 386 persen. "Tahun ini juga empat desa di Puskesmas Tampo bisa ODF semuanya. Semua keluarga akan memiliki jamban pribadi," kata alumnus Magister Manajemen Kesehatan Universitas Brawijaya itu.
Selain itu, angka kesakitan yang disebabkan penyakit lingkungan buruk semakin menurun. Dari 35 persen (2013) menjadi 18 persen (2015), diare dari 28,2 persen menjadi 12 persen. Lalu Typoid dari 8,7 persen menjadi 38 persen, DHF dari 0,25 persen menjadi 0,10 persen, Influenza dari 10,3 persen menjadi 8,5 persen.
Mendengar paparan dari Kepala Puskesmas Tampo tersebut, ini, para panelis langsung memberikan apresiasi yang tinggi kepada warga Kaliploso. Deputi Pelayanan Publik Kemenpan RB Mirawati Sudjono mengatakan inovasi yang dibuat Banyuwangi ini sangat bagus.
“Inovasi ini memang istimewa. Idenya tidak dari atas tetapi dari bawah dan melibatkan banyak pihak, mulai masyarakat, aparat desa, instansi lainnya ikut andil dalam gerakan ini. Istimewanya lagi, program ini sangat applicable, bisa dicontoh daerah lain," ujar Mirawati.
Sementara itu, Eko Prasodjo menyatakan optimismenya bahwa program ini bisa lolos di uji layanan publik. Alasannya, kata dia, inovasi ini mempunyai dampak yang luar biasa terhadap indikator kesehatan. Lalu, adanya rasa kepemilikan masyarakat, program ini dianggap sebagai kebutuhan oleh masyarakat.
Selain itu, lanjut dia, dalam merombak mindset masyarakat sosialisasi program ini diselaraskan budaya masyarakat. Yang keempat, program ini sangat bisa direplika di seluruh wilayah di Banyuwangi.
"Banyuwangi ini banyak punya inovasi publik seperti program Lahir Procot Pulang Bawa Akta. Setiap inovasi yang diluncurkan selalu ada tujuan jangka panjangnya. Saran saya, sustainability seperti in harus tetap dijaga," ujar Eko yang juga sebagai staf pengajar di Universitas Indonesia.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, di Banyuwangi, pihaknya mewajibkan setiap 45 unit Puskesmas yang ada untuk membuat inovasi berdasarkan karakteristik permasalahan yang ada. Begitu berhasil, inovasi itu direplikasi ke daerah Puskesmas lainnya. Sejumlah inovasi lain di antaranya program Air Limun (Apresiasi Ibu Cerdas Peduli Imunisasi) dan Sakti (Stop Agka Kematian Ibu dan Bayi).
Hasilnya, angka kematian bayi per 1.000 kelahiran berhasil dari 9,31 (2012) menjadi 6 (2014), berhasil melampaui target MDGs untuk Banyuwangi yang sebesar 23. Adapun angka kematian Ibu juga menurun drastis dari 142 menjadi 93, berhasil melampaui target MDGs sebesar 102.
Selain mengunjungi lokasi arisan jamban, para panelis ini menyempatkan diri mengunjungi lounge pelayanan publik di kantor Pemkab Banyuwangi, pelayanan perijinan satu atap di kantor Badan Perijinan dan Pelayanan Terpadu, dan Bangsring underwater, tempat restorasi terumbu karang yang digagas oleh pokmas, dan akhirnya menjadi salah satu destinasi wisata andalan Banyuwangi. (humas)
Banyuwangi Kini Punya Lori Wisata Susuri Indahnya Alam Perkebunan
Ada atraksi wisata anyar di Kabupaten Banyuwangi, yaitu menyusuri
indahnya alam perkebunan menggunakan lori wisata. Dengan menggunakan
kereta wisata ini, wisatawan bisa menikmati indahnya alam dan harum
semerbak perkebunan kopi dan cokelat.
Tak hanya itu, wisatawan juga bakal melintasi terowongan sepanjang ratusan meter yang bakal menjanjikan pengalaman tak terlupakan. Lori wisata ini resmi diluncurkan Minggu (20/3) oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Dirut Keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didik Hatantyo. "Lori wisata ini adalah bentuk kolaborasi. PT KAI mendukung upaya pengembangan wisata di Banyuwangi. Wajib dijajal bagi wisatawan yang menyukai jenis wisata edukasi dan wisata sejarah, karena atraksi ini kental nuansa edukasi dan sejarah," kata Anas. Dari sisi wisata edukasi, wisatawan bakal diperkenalkan dengan dunia perkebunan kopi dan cokelat. "Cocok untuk wisata keluarga. Saatnya anak-anak tak hanya tahu soal game di gadget-nya, tapi juga diajak berwisata ke sini," ujar Anas. Adapun dari sisi wisata sejarah, wisatawan diajak melewati terowongan bawah tanah di lorong Gumitir. Di sini akan bisa memberikan edukasi sejarah bagaimana terowongan ini dibangun di masa penjajahan Belanda," kata Anas. Anas menambahkan, lori wisata bakal melengkapi pengembangan destinasi di wilayah barat Banyuwangi. Selain lori wisata, sudah ada Waduk Sidodadi yang memanfaatkan alam kebun sebagai obyeknya. Waduk itu dalam waktu dekat bakal disulap lebih bagus lagi oleh BUMN perkebunan. Pada Mei mendatang, konsep wisata perkebunan berbasis cokelat juga dimulai di Glenmore. "Kamis lalu (17/3), saya sudah menghadap ke Deputi Menteri BUMN Bidang Agro, Pak Wahyu Kuncoro. Beliau mendukung BUMN perkebunan meningkatkan peran pengembangan wisatanya di Banyuwangi. Ini bakal semakin ramai karena wilayah Glenmore dan Kalibaru sudah lama dikenal oleh wisatawan luar negeri, khususnya dari Belanda," ujar Anas. Sementara itu, Direktur Keuangan PT KAI Didik Hartantyo menambahkan, lori wisata ini merupakan inovasi PT KAI yang berkolaborasi dengan daerah maupun BUMN laom untuk menghidupkan destinasi-destinasi wisata di daerah yang bukan hanya kebun, tetapi juga kuliner dan jasa transportasi. "Selain itu, juga untuk membuka akses wisatawan asing dengan menggunakan jalur kereta api. Kedepan kami akan terus mencari daerah-daerah aktif untuk kolaborasi ini. Dan saya melihat Banyuwangi salah satu daerah yang selalu siap untuk kolaborasi pengembangan destinasi wisata baru,"ujar Didik. Lori wisata ini mengambil rute Stasiun Kalibaru - Stasiun Mrawan melewati terowongan Gumitir. Di terowongan sepanjang hampir 700 meter ini wisatawan bisa berhenti dan menikmati suasananya. Sepanjang perjalanan, kawasan perkebunan yang subur menghampar dengan ketinggian lebih dari 400 meter di atas permukaan laut. Dikelilingi sejumlah gunung seperti Gunung Raung dan Gunung Gumitir menjadikan udara sepanjang rute sangat sejuk dengan suhu 20-25 derajat celcius. Lama perjalanannya pergi-pulang hanya 50 menit. Biaya yang dipatok adalah Rp 1,2 juta per perjalanan. Tiap trip diisi 12 orang penumpang, jadi tiap wisatawan hanya dikenakan Rp100.000. Untuk bisa menggunakan lori wisata ini wisatawan bisa lewat di Stasiun Kalibaru Banyuwangi atau agen wisata daerah. (humas)
Tak hanya itu, wisatawan juga bakal melintasi terowongan sepanjang ratusan meter yang bakal menjanjikan pengalaman tak terlupakan. Lori wisata ini resmi diluncurkan Minggu (20/3) oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Dirut Keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didik Hatantyo. "Lori wisata ini adalah bentuk kolaborasi. PT KAI mendukung upaya pengembangan wisata di Banyuwangi. Wajib dijajal bagi wisatawan yang menyukai jenis wisata edukasi dan wisata sejarah, karena atraksi ini kental nuansa edukasi dan sejarah," kata Anas. Dari sisi wisata edukasi, wisatawan bakal diperkenalkan dengan dunia perkebunan kopi dan cokelat. "Cocok untuk wisata keluarga. Saatnya anak-anak tak hanya tahu soal game di gadget-nya, tapi juga diajak berwisata ke sini," ujar Anas. Adapun dari sisi wisata sejarah, wisatawan diajak melewati terowongan bawah tanah di lorong Gumitir. Di sini akan bisa memberikan edukasi sejarah bagaimana terowongan ini dibangun di masa penjajahan Belanda," kata Anas. Anas menambahkan, lori wisata bakal melengkapi pengembangan destinasi di wilayah barat Banyuwangi. Selain lori wisata, sudah ada Waduk Sidodadi yang memanfaatkan alam kebun sebagai obyeknya. Waduk itu dalam waktu dekat bakal disulap lebih bagus lagi oleh BUMN perkebunan. Pada Mei mendatang, konsep wisata perkebunan berbasis cokelat juga dimulai di Glenmore. "Kamis lalu (17/3), saya sudah menghadap ke Deputi Menteri BUMN Bidang Agro, Pak Wahyu Kuncoro. Beliau mendukung BUMN perkebunan meningkatkan peran pengembangan wisatanya di Banyuwangi. Ini bakal semakin ramai karena wilayah Glenmore dan Kalibaru sudah lama dikenal oleh wisatawan luar negeri, khususnya dari Belanda," ujar Anas. Sementara itu, Direktur Keuangan PT KAI Didik Hartantyo menambahkan, lori wisata ini merupakan inovasi PT KAI yang berkolaborasi dengan daerah maupun BUMN laom untuk menghidupkan destinasi-destinasi wisata di daerah yang bukan hanya kebun, tetapi juga kuliner dan jasa transportasi. "Selain itu, juga untuk membuka akses wisatawan asing dengan menggunakan jalur kereta api. Kedepan kami akan terus mencari daerah-daerah aktif untuk kolaborasi ini. Dan saya melihat Banyuwangi salah satu daerah yang selalu siap untuk kolaborasi pengembangan destinasi wisata baru,"ujar Didik. Lori wisata ini mengambil rute Stasiun Kalibaru - Stasiun Mrawan melewati terowongan Gumitir. Di terowongan sepanjang hampir 700 meter ini wisatawan bisa berhenti dan menikmati suasananya. Sepanjang perjalanan, kawasan perkebunan yang subur menghampar dengan ketinggian lebih dari 400 meter di atas permukaan laut. Dikelilingi sejumlah gunung seperti Gunung Raung dan Gunung Gumitir menjadikan udara sepanjang rute sangat sejuk dengan suhu 20-25 derajat celcius. Lama perjalanannya pergi-pulang hanya 50 menit. Biaya yang dipatok adalah Rp 1,2 juta per perjalanan. Tiap trip diisi 12 orang penumpang, jadi tiap wisatawan hanya dikenakan Rp100.000. Untuk bisa menggunakan lori wisata ini wisatawan bisa lewat di Stasiun Kalibaru Banyuwangi atau agen wisata daerah. (humas)
Banyuwangi Green & Recycle Fashion, Kampanye Anti Plastik
Kilau warna-warni menyorot indah di langit malam Pantai Boom, menandai
puncak pagelaran Green and Recycle Fashion Week 2016. Alunan tetabuhan
berpadu dengan gerak lincah penari Jejer Gandrung semakin menambah
kemeriahan rangkaiaan Banyuwangi Festival 2016 tersebut.
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=jhtBquCJeM8
Green and Recycle Fashion tahun ini sengaja memilih tema plastik sebagai bagian kampanye anti sampah plastik internasional. "Ini merupakan bagian dari kampanye anti plastik internasional dan juga di Indonesia," ungkap Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam malam puncak Green & Recycle Fashion, Minggu malam (20/3). Sebagaimana diketahui bersama, sampah plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai. Oleh karena itu perlu kampanye yang masif untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Di antaranya dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi beragam peralatan multi fungsi. "Green and Recycle Fashion ini adalah mengkampanyekan (pengurangan sampah plastik) dalam bentuk lain. Ini untuk melibatkan anak-anak dan masyarakat secara luas untuk memanfaatkan plastik daur ulang," tutur Anas. Pemilihan lokasi di Pantai Boom sejatinya mengandung pesan tersendiri dalam pengelolaan sampah plastik.
Ada 8 juta ton sampah plastik di dunia ini yang terbuang di laut. Dan Indonesia menempati urutan kedua setelah Tiongkok dalam menyumbang produksi sampah plastik di dunia. Banyuwangi sendiri, sebagaimana data yang dilansir Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi, memproduksi 400 ribu ton sampah berbagai bentuk dalam setahun. Oleh karena itu, DKP Banyuwangi terus melakukan berbagai cara untuk menekan laju pertumbuhan sampah tersebut. Selain Green and Recycle Fashion yang memasuki tahun kedua ini, DKP juga menebar ribuan tempat sampah, TPS, depo, bank sampah, TPA, TP3R, berbagai pelatihan dan gerakan-gerakan masyarakat merdeka dari sampah. "Ini merupakan deklarasi Banyuwangi melawan sampah," pungkas Anas. Sekedar diketahui, Green and Recycle Fashion 2016 ini diselenggarakan sejak Minggu siang dengan berbagai kategori. Dalam malam puncak tersebut, Green and Recycle Fashion Week menampilkan seratus talent yang terbagi dalam dua kategori, SMA dan umum. Untuk kelas umum diikuti oleh perwakilan kampus, instansi pemerintahan, swasta, PKK, dan kelompok masyarakat. (Humas)
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=jhtBquCJeM8
Green and Recycle Fashion tahun ini sengaja memilih tema plastik sebagai bagian kampanye anti sampah plastik internasional. "Ini merupakan bagian dari kampanye anti plastik internasional dan juga di Indonesia," ungkap Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam malam puncak Green & Recycle Fashion, Minggu malam (20/3). Sebagaimana diketahui bersama, sampah plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai. Oleh karena itu perlu kampanye yang masif untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Di antaranya dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi beragam peralatan multi fungsi. "Green and Recycle Fashion ini adalah mengkampanyekan (pengurangan sampah plastik) dalam bentuk lain. Ini untuk melibatkan anak-anak dan masyarakat secara luas untuk memanfaatkan plastik daur ulang," tutur Anas. Pemilihan lokasi di Pantai Boom sejatinya mengandung pesan tersendiri dalam pengelolaan sampah plastik.
Ada 8 juta ton sampah plastik di dunia ini yang terbuang di laut. Dan Indonesia menempati urutan kedua setelah Tiongkok dalam menyumbang produksi sampah plastik di dunia. Banyuwangi sendiri, sebagaimana data yang dilansir Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi, memproduksi 400 ribu ton sampah berbagai bentuk dalam setahun. Oleh karena itu, DKP Banyuwangi terus melakukan berbagai cara untuk menekan laju pertumbuhan sampah tersebut. Selain Green and Recycle Fashion yang memasuki tahun kedua ini, DKP juga menebar ribuan tempat sampah, TPS, depo, bank sampah, TPA, TP3R, berbagai pelatihan dan gerakan-gerakan masyarakat merdeka dari sampah. "Ini merupakan deklarasi Banyuwangi melawan sampah," pungkas Anas. Sekedar diketahui, Green and Recycle Fashion 2016 ini diselenggarakan sejak Minggu siang dengan berbagai kategori. Dalam malam puncak tersebut, Green and Recycle Fashion Week menampilkan seratus talent yang terbagi dalam dua kategori, SMA dan umum. Untuk kelas umum diikuti oleh perwakilan kampus, instansi pemerintahan, swasta, PKK, dan kelompok masyarakat. (Humas)
15 Maret 2016
Atasi Antrean di Pelabuhan Ketapang, Prosedur Pencatatan Manifes Akan Diperpendek
Terkait antrian panjang kendaraan yang akan memasuki Pelabuhan
Ketapang, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berinisiatif menggelar
rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
VIDEO Evakuasi Korban Kapal Tenggelam = https://www.youtube.com/watch?v=atQdGUgVvr8
Rakor ini digelar untuk mengurai masalah serta mencari solusi atas kemacetan yang terjadi sejak 10 Maret lalu. Hasilnya, disepakati proses pencatatan manifest prosedurnya diperpendek.
Sejak peristiwa tenggelamnya KMP Rafelia II di Perairan Selat Bali 4 MAret 2016 lalu, Kementrian Perhubungan RI telah memerintahkan bahwa setiap kendaraan dan penumpang yang akan melakukan pelayaran harus tercatat dalam manifest. Selain itu, setiap kendaraan besar (truk) harus dilakukan pengikatan (lashing).
“Kalau proses lashing kita sudah biasa, dan ini tidak memakan waktu. Namun pencatatan manifest yang harus dua kali ini, yang paling berperan dalam memperpanjang antrian kendaraan yang akan menyeberang. Ini yang harus dipecahkan bersama,” ujar Kepala Otoritas Pelabuhan dan Penyeberangan, Arief Muljanto dalam rakor yang digelar di Kantor ASDP Pelabuhan Ketapang, Senin (14/3).
Jika sebelumnya waktu sandar kapal untuk loading penumpang memerlukan waktu 30 menit. Dengan penerapan SOP ini waktu yang dibutuhkan sampai 1 jam 5 menit. Sebab, setelah data penumpang terkumpul data akan direkap ulang di lembar tertentu. “Lembaran ini yang akan dibawa nahkoda kepada syahbandar untuk diverifikasi untuk mendapatkan surat ijin berlayar,” terang Arif.
Penambahan waktu ini mengakibatkan trip kapal menyeberangi Selat Bali berkurang. Jika biasanya setiap kapal KMP bisa melakukan 8 trip dalam sehari, kini hanya 4-5 trip. Ini mengakibatkan jumlah kendaraan yang diseberangkan turun dari biasanya 4000 unit, kini hanya 2880 unit.
Sementara itu Kepala Syahbandar Ketapang Ispriyanto mengatakan pelaksanaan SOP perintah langsung dari kantor pusat untuk menjamin keselamatan penyeberangan. “Kami wajib mengikuti prosedur ini baik proses manifest dan lashing sejak turun telegram dari kantor pusat. Kami juga telah mendapatkan surat dari Kapolres untuk melaksanakan SOP yang berlaku,” kata Isprianto.
Bupati Anas pun langsung menawarkan solusi dengan meminta agar proses rekap ulang manifest dipersingkat. Form awal isian data penumpang, disertakan sebagai lampiran. Bukan lagi harus dicatat ulang oleh petugas. “Untuk mempercepat manifest yang telah diisi penumpang tidak perlu disalin lagi namun cukup disatukan dengan lembaran rekapitulasinya dan dibawa ke pihak syahbandar,” kata Bupati.
Usul Bupati Anas pun langsung diamini oleh kedua syahbandar yang hadir. “Boleh Pak Bupati, sarannya. Yang penting, data manifest ini bisa kami terima,” ujar Kepala Syahbandar Gilimanuk Delon Wirawan.
Bupati juga menyampikan siap bekerjasama dengan pengelola pelabuhan untuk penerapan teknologi informasi (IT) sebagai langkah jangka panjang untuk mempersingkat proses manifest.
Langkah selanjutnya Bupati akan melaporkan kepada Gubernur hasil pertemuan tersebut untuk diteruskan kepada pemerintah pusat. “Kami akan langsung berkoordinasi dengan Gubernur agar masalah ini mendapatkan perhatian,” pungkas Bupati.
Untuk mempercepat proses pengisian form manifest, Bupati juga meminta agar pengelola pelabuhan melakukan sosialisasi kepada para sopir dan calon penumpang kapal agar membawa pena. (Humas)
VIDEO Evakuasi Korban Kapal Tenggelam = https://www.youtube.com/watch?v=atQdGUgVvr8
Rakor ini digelar untuk mengurai masalah serta mencari solusi atas kemacetan yang terjadi sejak 10 Maret lalu. Hasilnya, disepakati proses pencatatan manifest prosedurnya diperpendek.
Sejak peristiwa tenggelamnya KMP Rafelia II di Perairan Selat Bali 4 MAret 2016 lalu, Kementrian Perhubungan RI telah memerintahkan bahwa setiap kendaraan dan penumpang yang akan melakukan pelayaran harus tercatat dalam manifest. Selain itu, setiap kendaraan besar (truk) harus dilakukan pengikatan (lashing).
“Kalau proses lashing kita sudah biasa, dan ini tidak memakan waktu. Namun pencatatan manifest yang harus dua kali ini, yang paling berperan dalam memperpanjang antrian kendaraan yang akan menyeberang. Ini yang harus dipecahkan bersama,” ujar Kepala Otoritas Pelabuhan dan Penyeberangan, Arief Muljanto dalam rakor yang digelar di Kantor ASDP Pelabuhan Ketapang, Senin (14/3).
Jika sebelumnya waktu sandar kapal untuk loading penumpang memerlukan waktu 30 menit. Dengan penerapan SOP ini waktu yang dibutuhkan sampai 1 jam 5 menit. Sebab, setelah data penumpang terkumpul data akan direkap ulang di lembar tertentu. “Lembaran ini yang akan dibawa nahkoda kepada syahbandar untuk diverifikasi untuk mendapatkan surat ijin berlayar,” terang Arif.
Penambahan waktu ini mengakibatkan trip kapal menyeberangi Selat Bali berkurang. Jika biasanya setiap kapal KMP bisa melakukan 8 trip dalam sehari, kini hanya 4-5 trip. Ini mengakibatkan jumlah kendaraan yang diseberangkan turun dari biasanya 4000 unit, kini hanya 2880 unit.
Sementara itu Kepala Syahbandar Ketapang Ispriyanto mengatakan pelaksanaan SOP perintah langsung dari kantor pusat untuk menjamin keselamatan penyeberangan. “Kami wajib mengikuti prosedur ini baik proses manifest dan lashing sejak turun telegram dari kantor pusat. Kami juga telah mendapatkan surat dari Kapolres untuk melaksanakan SOP yang berlaku,” kata Isprianto.
Bupati Anas pun langsung menawarkan solusi dengan meminta agar proses rekap ulang manifest dipersingkat. Form awal isian data penumpang, disertakan sebagai lampiran. Bukan lagi harus dicatat ulang oleh petugas. “Untuk mempercepat manifest yang telah diisi penumpang tidak perlu disalin lagi namun cukup disatukan dengan lembaran rekapitulasinya dan dibawa ke pihak syahbandar,” kata Bupati.
Usul Bupati Anas pun langsung diamini oleh kedua syahbandar yang hadir. “Boleh Pak Bupati, sarannya. Yang penting, data manifest ini bisa kami terima,” ujar Kepala Syahbandar Gilimanuk Delon Wirawan.
Bupati juga menyampikan siap bekerjasama dengan pengelola pelabuhan untuk penerapan teknologi informasi (IT) sebagai langkah jangka panjang untuk mempersingkat proses manifest.
Langkah selanjutnya Bupati akan melaporkan kepada Gubernur hasil pertemuan tersebut untuk diteruskan kepada pemerintah pusat. “Kami akan langsung berkoordinasi dengan Gubernur agar masalah ini mendapatkan perhatian,” pungkas Bupati.
Untuk mempercepat proses pengisian form manifest, Bupati juga meminta agar pengelola pelabuhan melakukan sosialisasi kepada para sopir dan calon penumpang kapal agar membawa pena. (Humas)
Siaran Langsung di Banyuwangi, INBOX dibuka dengan Tari Gandrung
Banyuwangi menjadi tuan rumah INBOX, sebuah acara musik live produksi
salah satu televisi swasta nasional. Dihelat selama dua hari, pada sesi
perdana tayangannya, ribuan masyarakat langsung antusias menyerbu
lokasi suting yang mengambil tempat di Taman Blambangan, Sabtu pagi
(12/3).
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=Kol1ubGUCrw
Ribuan masyarakat sejak pukul 06.00 terlihat menyemut Taman Blambangan. Pria wanita, tua muda, hingga anak- anak semua ingin melihat langsung siaran Inbox.
Mereka penasaran ingin melihat dari dekat para idolanya. Seperti yang diungkapkan Hendra Muldani, salah seorang penonton yang ngefans berat sama penyanyi pendatang baru "Tegar". Ini kesempatan untuk melihat mereka langsung, syukur- syukur bisa jabat tangan, ataupun dalat fotonya," ujar Muldani, sambil meneriakkan nama artis pujaanya tersebut. Muldani pun tampak larut dalam kegembiraannya bersama dua temannya yang lain. Dia sengaja datang pagi ke lokasi karena ingin mencari posisi paling depan, berharap dapat berjabat tangan langsung dengan artis idolanya. Selama dua hari ,12-13 Maret akan mengambil lokasi suting di Banyuwangi. Dalam 2 hari itu, akan ada tiga sesi penayangan.
Sejumlah artis papan atas turut memeriahkan acara ini. Sebut saja Rizky Riddho, Mytha Lestari, Tegar, serta artis nasional asal Banyuwangi Danang dan Fitri Karlina. Acara ini dipandu pula MC kondang Kartika Putri, Andhika Pratama, dan Ferry Maryadi. Kehadiran INBOX di Banyuwangi bertepatan dengan peluncuran event wisata tahunan Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang didaulat naek ke pentas pun memyempatkan diri berpromosi sejumlah event yang akan menyemarakkan B-Fest ke depan. "Akan ada Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), International Tour De Banyuwangi Ijen, hingga Underwater festival. Saya juga sangat berterima kasih karena INBOX telah berkenan menjadikan Banyuwangi salah satu lokasi suting," ujar Bupati Anas.
Sesi perdana INBOX yang digelar pagi tadi tepat pukul 06.00 dibuka dengan tari khas Banyuwangi, Gandrung yang diiringi para pemuaik tradisional suku Using, suku Banyuwangi asli. Selain tarian tersebut, sejumlah talent BEC juga memeriahkan acara ini. Bahkan lagu Umbul-umbul Blambangan pun berkumandang yang dinyanyikan bareng-bareng para MC, Bupati Anas, dan swejumlah artis. (Humas)
VIDEO = https://www.youtube.com/watch?v=Kol1ubGUCrw
Ribuan masyarakat sejak pukul 06.00 terlihat menyemut Taman Blambangan. Pria wanita, tua muda, hingga anak- anak semua ingin melihat langsung siaran Inbox.
Mereka penasaran ingin melihat dari dekat para idolanya. Seperti yang diungkapkan Hendra Muldani, salah seorang penonton yang ngefans berat sama penyanyi pendatang baru "Tegar". Ini kesempatan untuk melihat mereka langsung, syukur- syukur bisa jabat tangan, ataupun dalat fotonya," ujar Muldani, sambil meneriakkan nama artis pujaanya tersebut. Muldani pun tampak larut dalam kegembiraannya bersama dua temannya yang lain. Dia sengaja datang pagi ke lokasi karena ingin mencari posisi paling depan, berharap dapat berjabat tangan langsung dengan artis idolanya. Selama dua hari ,12-13 Maret akan mengambil lokasi suting di Banyuwangi. Dalam 2 hari itu, akan ada tiga sesi penayangan.
Sejumlah artis papan atas turut memeriahkan acara ini. Sebut saja Rizky Riddho, Mytha Lestari, Tegar, serta artis nasional asal Banyuwangi Danang dan Fitri Karlina. Acara ini dipandu pula MC kondang Kartika Putri, Andhika Pratama, dan Ferry Maryadi. Kehadiran INBOX di Banyuwangi bertepatan dengan peluncuran event wisata tahunan Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang didaulat naek ke pentas pun memyempatkan diri berpromosi sejumlah event yang akan menyemarakkan B-Fest ke depan. "Akan ada Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), International Tour De Banyuwangi Ijen, hingga Underwater festival. Saya juga sangat berterima kasih karena INBOX telah berkenan menjadikan Banyuwangi salah satu lokasi suting," ujar Bupati Anas.
Sesi perdana INBOX yang digelar pagi tadi tepat pukul 06.00 dibuka dengan tari khas Banyuwangi, Gandrung yang diiringi para pemuaik tradisional suku Using, suku Banyuwangi asli. Selain tarian tersebut, sejumlah talent BEC juga memeriahkan acara ini. Bahkan lagu Umbul-umbul Blambangan pun berkumandang yang dinyanyikan bareng-bareng para MC, Bupati Anas, dan swejumlah artis. (Humas)
11 Maret 2016
Yang Baru di Banyuwangi Festival, dari Pesona Bawah Laut sampai Festival Pasar Ikan
Ajang wisata Banyuwangi Festival kembali digelar mulai Maret sampai Desember 2016. Tahun ini, terdapat 53 event yang menyemarakkan Banyuwangi Festival.
Video = https://www.youtube.com/watch?v=TqlucustSGI
Terdapat sejumlah atraksi wisata anyar yang menghiasi Banyuwangi Festival 2016. Di antaranya Banyuwangi International BMX (2 April), Festival Arung Jeram (16-17 April), Student Jazz Festival (22 April), Underwater Festival (21 Mei), Festival Padu (22 Juni), Festival Merdeka (1-31 Agustus), Public Service Festival (9-12 Agustus), Festival Pasar Ikan (15 Oktober), dan Festival Ramadhan (8-28 Juni).
Adapun event anyar yang berbasis budaya antara lain tradisi arung kanal, Festival Lagu Using, tradisi Puter Kayun, dan Petik Laut Muncar.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, event anyar disajikan untuk semakin memperpanjang siklus destinasi yang akan menambah jumlah dan lama kunjungan wisatawan. Wisatawan yang melihat event wisata budaya bisa didorong mengunjungi berbagai destinasi alam yang ada, sehingga lama kunjungan pun meningkat. Otomatis, uang yang dibelanjakan di Banyuwangi juga bertambah. ”Sekaligus kami ingin mengenalkan betapa beragamnya potensi Banyuwangi,” ujarnya.
Event anyar seperti Underwater Festival juga diperkenalkan untuk mempromosikan kekayaan bawah laut yang bisa menjadi destinasi snorkeling maupun diving favorit seperti di Pantai Bangsring, Pulau Tabuhan, dan Teluk Banyu Biru.
”Underwater Festival ini juga edukasi bagi publik. Akan kami tunjukkan bagaimana masyarakat di Pantai Bangsring melakukan konservasi, berinisiatif menanam dan melestarikan terumbu karang di sana, hingga bagaimana ide cemerlang mereka kini bisa menjadi sebuah destinasi wisata baru. Masyarakat di sana patut diapresiasi dan didukung,” ujar Anas.
Event baru lain Banyuwangi Fish Market Festival (15 Oktober) yang akan digelar di Pantai Muncar, dimaksudkan untuk mengeksplorasi potensi perikanan Banyuwangi. Event ini akan digelar sehari sebelum pelaksanaan tradisi Petik Laut Muncar.
”Jadi kami bikin event yang bisa semakin menaikkan pamor komoditas perikanan laut. Lewat festival ini, misalnya, kami ajak wisatawan untuk mengenal berbagai jenis ikan yang ada. Kami juga akan tunjukkan berbagai olahan hingga produk jadi perikanan, termasuk produk perikanan Banyuwangi yang diekspor,” jelas Anas.
Produksi perikanan tangkap di Banyuwangi mencapai 60,46 juta kilogram pada 2014. Adapun perikanan budidaya mencapai 24,12 juta kilogram. Total nilai perdagangan untuk perikanan tangkap mencapai Rp 1,01 triliun. Adapun perikanan budidaya sebesar Rp 844,89 miliar.
Selain itu, tambah Anas, ada Festival Pelayanan Publik yang digelar untuk mengenalkan berbagai pelayanan publik terbaru. ”Masyarakat akan kami turutkan untuk menciptakan pelayanan yang transparan dan akuntabel. Festival in, juga menjadi wadah kami menampung semua masukan publik akan pelayanan pemerintah daerah,” ujar Anas. (humas)
Video = https://www.youtube.com/watch?v=TqlucustSGI
Terdapat sejumlah atraksi wisata anyar yang menghiasi Banyuwangi Festival 2016. Di antaranya Banyuwangi International BMX (2 April), Festival Arung Jeram (16-17 April), Student Jazz Festival (22 April), Underwater Festival (21 Mei), Festival Padu (22 Juni), Festival Merdeka (1-31 Agustus), Public Service Festival (9-12 Agustus), Festival Pasar Ikan (15 Oktober), dan Festival Ramadhan (8-28 Juni).
Adapun event anyar yang berbasis budaya antara lain tradisi arung kanal, Festival Lagu Using, tradisi Puter Kayun, dan Petik Laut Muncar.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, event anyar disajikan untuk semakin memperpanjang siklus destinasi yang akan menambah jumlah dan lama kunjungan wisatawan. Wisatawan yang melihat event wisata budaya bisa didorong mengunjungi berbagai destinasi alam yang ada, sehingga lama kunjungan pun meningkat. Otomatis, uang yang dibelanjakan di Banyuwangi juga bertambah. ”Sekaligus kami ingin mengenalkan betapa beragamnya potensi Banyuwangi,” ujarnya.
Event anyar seperti Underwater Festival juga diperkenalkan untuk mempromosikan kekayaan bawah laut yang bisa menjadi destinasi snorkeling maupun diving favorit seperti di Pantai Bangsring, Pulau Tabuhan, dan Teluk Banyu Biru.
”Underwater Festival ini juga edukasi bagi publik. Akan kami tunjukkan bagaimana masyarakat di Pantai Bangsring melakukan konservasi, berinisiatif menanam dan melestarikan terumbu karang di sana, hingga bagaimana ide cemerlang mereka kini bisa menjadi sebuah destinasi wisata baru. Masyarakat di sana patut diapresiasi dan didukung,” ujar Anas.
Event baru lain Banyuwangi Fish Market Festival (15 Oktober) yang akan digelar di Pantai Muncar, dimaksudkan untuk mengeksplorasi potensi perikanan Banyuwangi. Event ini akan digelar sehari sebelum pelaksanaan tradisi Petik Laut Muncar.
”Jadi kami bikin event yang bisa semakin menaikkan pamor komoditas perikanan laut. Lewat festival ini, misalnya, kami ajak wisatawan untuk mengenal berbagai jenis ikan yang ada. Kami juga akan tunjukkan berbagai olahan hingga produk jadi perikanan, termasuk produk perikanan Banyuwangi yang diekspor,” jelas Anas.
Produksi perikanan tangkap di Banyuwangi mencapai 60,46 juta kilogram pada 2014. Adapun perikanan budidaya mencapai 24,12 juta kilogram. Total nilai perdagangan untuk perikanan tangkap mencapai Rp 1,01 triliun. Adapun perikanan budidaya sebesar Rp 844,89 miliar.
Selain itu, tambah Anas, ada Festival Pelayanan Publik yang digelar untuk mengenalkan berbagai pelayanan publik terbaru. ”Masyarakat akan kami turutkan untuk menciptakan pelayanan yang transparan dan akuntabel. Festival in, juga menjadi wadah kami menampung semua masukan publik akan pelayanan pemerintah daerah,” ujar Anas. (humas)
Alasan Bupati Anas Genjot Wisata di Banyuwangi
Dalam beberapa tahun terakhir, Kabupaten Banyuwangi memacu
pengembangan sektor pariwisata. Sektor ini dinilai bisa ikut menjadi
pengungkit berbagai sektor di masyarakat, mulai dari ekonomi sampai
pendidikan.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pariwisata dikembangkan karena efektif dalam menggerakkan ekonomi. ”Bulan ini promosi dan bikin event, bulan depan sudah ada wisatawan yang berkunjung. Otomatis kalau berkunjung pasti keluarkan uang di Banyuwangi, mulai penginapan, makan, transportasi, oleh-oleh, dan sebagainya,” ujar Anas.
Video Air Terjun Gombeng =https://www.youtube.com/watch?v=jyVKrtsYtqQ
Sektor pariwisata digenjot karena terbukti ikut mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp33,6 juta (2014), dan pada 2015 diprediksi bisa menembus Rp 38 juta. Pendapatan per kapita Banyuwangi sudah berhasil melampaui sejumlah kabupaten/kota di Jatim yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi.
”Sektor wisata juga menjadi pengungkit sektor lain seperti infrastruktur. Tahun ini target pembangunan dan perbaikan jalan kami sepanjang 800 kilometer. Beberapa destinasi wisata harus bagus aksesnya, kecuali yang memang dikonsep adventure. Di beberapa destinasi wisata, tahun ini kami bangun dan perbaiki aksesnya seperti di Pantai Bangsring,” ujarnya.
Geliat bisnis dan pariwisata tecermin dari lonjakan penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).
Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Banyuwangi pada tahun ini ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 40.000 orang. Adapun wisatawan domestik ditargetkan bisa menembus 2 juta orang dari posisi tahun lalu sebesar 1,7 juta. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata.
Sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata di Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga tumbuh pesat. Berdasarkan data BPS, nilai akomodasi dan makan-minum yang berkaitan dengan hotel dan bisnis kuliner meningkat sekitar 80 persen dari Rp 666 miliar (2010) menjadi Rp 1,19 triliun (2014). Total PDRB melonjak dari Rp 32,46 triliun menjadi Rp 53,37 triliun.
”Indikator ekonomi menunjukkan tren membaik. Gini ratio atau indikator kesenjangan di Banyuwangi sudah turun menjadi 0,29; semakin mendekati 0 semakin baik, sudah lebih baik dari rata-rata nasional maupun provinsi. Tapi tentu masih ada problem yang harus terus diperbaiki. Kami berharap sektor pariwisata melalui Banyuwangi Festival menjadi pengungkit bagi perbaikan di berbagai sektor,” kata Anas.
Contoh lain, lanjut Anas, adalah pengembangan SDM yang dijalankan mengiringi geliat pariwisata. Misalnya, Banyuwangi menggelar kursus bahasa asing gratis bagi warga di seluruh desa. Sukses berjalan tahun lalu, kursus itu bakal kembali digelar tahun ini. Demikian pula pendidikan formal di mana tahun ini mulai dibangun SMKN 2 Tegalsari dengan jurusan pariwisata dan batik. SMK baru ini hadir melengkapi SMK yang telah ada seperti SMKN 1 yang punya jurusan akomodasi perhotelan. ”Anak-anak SMKN 1 itu yang kini banyak membantu pengelolaan hotel-hotel di Banyuwangi. Ini bagian dari pengembangan SDM seiring dengan peningkatan sektor wisata,” kata Anas. (humas)
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pariwisata dikembangkan karena efektif dalam menggerakkan ekonomi. ”Bulan ini promosi dan bikin event, bulan depan sudah ada wisatawan yang berkunjung. Otomatis kalau berkunjung pasti keluarkan uang di Banyuwangi, mulai penginapan, makan, transportasi, oleh-oleh, dan sebagainya,” ujar Anas.
Sektor pariwisata digenjot karena terbukti ikut mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp33,6 juta (2014), dan pada 2015 diprediksi bisa menembus Rp 38 juta. Pendapatan per kapita Banyuwangi sudah berhasil melampaui sejumlah kabupaten/kota di Jatim yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi.
”Sektor wisata juga menjadi pengungkit sektor lain seperti infrastruktur. Tahun ini target pembangunan dan perbaikan jalan kami sepanjang 800 kilometer. Beberapa destinasi wisata harus bagus aksesnya, kecuali yang memang dikonsep adventure. Di beberapa destinasi wisata, tahun ini kami bangun dan perbaiki aksesnya seperti di Pantai Bangsring,” ujarnya.
Geliat bisnis dan pariwisata tecermin dari lonjakan penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).
Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Banyuwangi pada tahun ini ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 40.000 orang. Adapun wisatawan domestik ditargetkan bisa menembus 2 juta orang dari posisi tahun lalu sebesar 1,7 juta. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata.
Sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata di Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga tumbuh pesat. Berdasarkan data BPS, nilai akomodasi dan makan-minum yang berkaitan dengan hotel dan bisnis kuliner meningkat sekitar 80 persen dari Rp 666 miliar (2010) menjadi Rp 1,19 triliun (2014). Total PDRB melonjak dari Rp 32,46 triliun menjadi Rp 53,37 triliun.
”Indikator ekonomi menunjukkan tren membaik. Gini ratio atau indikator kesenjangan di Banyuwangi sudah turun menjadi 0,29; semakin mendekati 0 semakin baik, sudah lebih baik dari rata-rata nasional maupun provinsi. Tapi tentu masih ada problem yang harus terus diperbaiki. Kami berharap sektor pariwisata melalui Banyuwangi Festival menjadi pengungkit bagi perbaikan di berbagai sektor,” kata Anas.
Contoh lain, lanjut Anas, adalah pengembangan SDM yang dijalankan mengiringi geliat pariwisata. Misalnya, Banyuwangi menggelar kursus bahasa asing gratis bagi warga di seluruh desa. Sukses berjalan tahun lalu, kursus itu bakal kembali digelar tahun ini. Demikian pula pendidikan formal di mana tahun ini mulai dibangun SMKN 2 Tegalsari dengan jurusan pariwisata dan batik. SMK baru ini hadir melengkapi SMK yang telah ada seperti SMKN 1 yang punya jurusan akomodasi perhotelan. ”Anak-anak SMKN 1 itu yang kini banyak membantu pengelolaan hotel-hotel di Banyuwangi. Ini bagian dari pengembangan SDM seiring dengan peningkatan sektor wisata,” kata Anas. (humas)
Banyuwangi Festival 2016 resmi dimulai
Banyuwangi Festival 2016 resmi dimulai. Event wisata tahunan ini di-launching langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo kabupaten, Jumat (11/3). Launching ini dihadiri seluruh event organizer yang semuanya adalah pegawai Pemkab Banyuwangi.
VIDEO = https://www.youtube.com/channel/UC8a9uERwTNaAfH1SFm8JJ6w/videos
Peluncuran Banyuwangi Festival (B-fest) 2016 kali ini cukup istimewa karena dihadiri seluruh penanggung jawab event, yang kesemuanya adalah kepala SKPD Pemkab Banyuwangi. Mulai kepala badan, dinas, kantor, hingga camat.
“Launching ini berbeda dengan launching di daerah lain. Karena disini pelaksana kegiatan bukanlah event organizer (EO) melainkan para satker langsung, maka saat kami rilis B-Fest 2016, semua ka SKPD datang. Mereka ini lah EO-nya,” ujar Bupati Anas.
Banyuwangi Festival merupakan agennda wisata tahunan yang digagas pemkab Banyuwangi. Para penggerak event ini hampir sebagian besar PNS pemkab. “Awalnya dulu dihelat, beberapa event sempat ditangani oleh EO, lalu di sini terjadi transfer knowledge. Setelah setahun berjalan, semua event langsung di-handle oleh PNS yang ada di sini. Ini akan menjadi gawe keroyokan pemerintah daerah sebagai upaya menggerakkan perekonomian rakyat,” kata Anas.
Dikatakan Bupati Anas, B-fest tahun ini dimulai Maret sampai Desember 2016. Ada 53 event yang menyemarakkan Banyuwangi Festival. Agenda tahunan berskala besar seperti International Tour de Banyuwangi Ijen (11-14 Mei), Banyuwangi Batik Festival (9 Oktober), Jazz Pantai (27 Agustus), Festival Gandrung Sewu (17 September), dan Banyuwangi Ethno Carnival (12 November), akan dilengkapi sejumlah event baru yang lebih semarak.
Sejumlah atraksi wisata anyar seperti Banyuwangi International BMX (2 April), Festival Arung Jeram (16-17 April), Student Jazz Festival (22 April), Underwater Festival (21 Mei), Festival Padu (22 Juni), Festival Merdeka (1-31 Agustus), Public Service Festival (9-12 Agustus), Festival Pasar Ikan (15 Oktober), dan Festival Ramadhan (8-28 Juni).
“Bertambahnya jadwal ini karena kami memasukkan tradisi dan budaya yang sudah mengakar. Kami berdiskusi dengan Dewan Kesenian Blambangan, sepakat memasukkan tradisi masyarakat yang tahun-tahun lalu belum dimasukkan ke agenda Banyuwangi Festival. Seperti tradisi arung kanal di kawasan Bangorejo, Puter Kayun di kawasan Boyolangu, dan Gredoan. Bahkan kita gelar Festival Lagu Using. Semua tak lain hanya untuk mengenalkan budaya Banyuwangi ke khalayak luas,” ujar Anas. Using adalah suku masyarakat asli Banyuwangi.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi yang akan difestivalkan tahun ini antara lain Barong Ider Bumi, Tari Seblang, Tumpeng Sewu, Kebo-keboan, hingga tradisi lomba tahunan perahu layar.
”Kami juga menggelar Festival Padi dan Banyuwangi Fish Market Festival untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan beras organik dan beras merah organik. Juga ada Agro Expo yang kami gelar saat durian merah ramai dipanen April nanti,” ujar Anas. (humas)
VIDEO = https://www.youtube.com/channel/UC8a9uERwTNaAfH1SFm8JJ6w/videos
Peluncuran Banyuwangi Festival (B-fest) 2016 kali ini cukup istimewa karena dihadiri seluruh penanggung jawab event, yang kesemuanya adalah kepala SKPD Pemkab Banyuwangi. Mulai kepala badan, dinas, kantor, hingga camat.
“Launching ini berbeda dengan launching di daerah lain. Karena disini pelaksana kegiatan bukanlah event organizer (EO) melainkan para satker langsung, maka saat kami rilis B-Fest 2016, semua ka SKPD datang. Mereka ini lah EO-nya,” ujar Bupati Anas.
Banyuwangi Festival merupakan agennda wisata tahunan yang digagas pemkab Banyuwangi. Para penggerak event ini hampir sebagian besar PNS pemkab. “Awalnya dulu dihelat, beberapa event sempat ditangani oleh EO, lalu di sini terjadi transfer knowledge. Setelah setahun berjalan, semua event langsung di-handle oleh PNS yang ada di sini. Ini akan menjadi gawe keroyokan pemerintah daerah sebagai upaya menggerakkan perekonomian rakyat,” kata Anas.
Dikatakan Bupati Anas, B-fest tahun ini dimulai Maret sampai Desember 2016. Ada 53 event yang menyemarakkan Banyuwangi Festival. Agenda tahunan berskala besar seperti International Tour de Banyuwangi Ijen (11-14 Mei), Banyuwangi Batik Festival (9 Oktober), Jazz Pantai (27 Agustus), Festival Gandrung Sewu (17 September), dan Banyuwangi Ethno Carnival (12 November), akan dilengkapi sejumlah event baru yang lebih semarak.
Sejumlah atraksi wisata anyar seperti Banyuwangi International BMX (2 April), Festival Arung Jeram (16-17 April), Student Jazz Festival (22 April), Underwater Festival (21 Mei), Festival Padu (22 Juni), Festival Merdeka (1-31 Agustus), Public Service Festival (9-12 Agustus), Festival Pasar Ikan (15 Oktober), dan Festival Ramadhan (8-28 Juni).
“Bertambahnya jadwal ini karena kami memasukkan tradisi dan budaya yang sudah mengakar. Kami berdiskusi dengan Dewan Kesenian Blambangan, sepakat memasukkan tradisi masyarakat yang tahun-tahun lalu belum dimasukkan ke agenda Banyuwangi Festival. Seperti tradisi arung kanal di kawasan Bangorejo, Puter Kayun di kawasan Boyolangu, dan Gredoan. Bahkan kita gelar Festival Lagu Using. Semua tak lain hanya untuk mengenalkan budaya Banyuwangi ke khalayak luas,” ujar Anas. Using adalah suku masyarakat asli Banyuwangi.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi yang akan difestivalkan tahun ini antara lain Barong Ider Bumi, Tari Seblang, Tumpeng Sewu, Kebo-keboan, hingga tradisi lomba tahunan perahu layar.
”Kami juga menggelar Festival Padi dan Banyuwangi Fish Market Festival untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan beras organik dan beras merah organik. Juga ada Agro Expo yang kami gelar saat durian merah ramai dipanen April nanti,” ujar Anas. (humas)
09 Maret 2016
Karnaval Inbox SCTV Ke Banyuwangi, Launching Banyuwangi Festival 2016
Karnaval Inbox, Launching Banyuwangi Festival 2016
Hari / Tanggal = Sabtu-Minggu, 12 & 13 Maret 2016 Tempat = TamanBlambangan |
by =https://www.youtube.com/channel/UC8a9uERwTNaAfH1SFm8JJ6w/videos Sedikit info buat warga banyuwangi.. UNTAG BERPARTISIPASI dalam Acara INBOX SCTV LIVE BANYUWANGI Karnaval Inbox Banyuwangi!Dimeriahkan oleh : - Danang D'academy - Fitri Carlina - Mitha lestari - BEBIZIE - Risky-Ridho D'academy - Gamma 1, - Govinda - shae - Zigas - Wika salim - Bian - D'bagindas - Melinda - Seruni bahar - Tegar - lastchild - via vallen - Zian dan masih banyak lainnya! Dan dimeriahkan oleh Host: ANDHIKA PRATAMA GADING MARTEN FERRY MARYADI KARTIKA PUTRI KURANG SERU GIMANA LAGI??? MARI MERIAHKAN LAUNCHING BANYUWANGI FESTIVAL 2016 BERSAMA INBOX SCTV DAN ARTIS-ARTIS IBU KOTA LIVE TAMAN BLAMBANGAN BANYUWANGI SABTU - MINGGU 12-13 MARET 2016. TERUSKAN BC INI BIAR BANYUWANGI ISTIMEWA. no tipu tipu. google aja siaran inbox ke Bwi. |
05 Maret 2016
KNKT Mulai Investigasi Tenggelamnya KMP Rafelia II
Komite Nasional Keselamatan Transportasi tiba di Banyuwangi, Sabtu
(5/3). Tim tersebut langsung memaparkan langkah-langkah penyelidikannya
saat koordinasi bersama pemangku kepentingan terkait di kantor ASDP
Pelabuham Ketapang.
Dipimpin oleh Kapten Aldrian Dalimunte, KNKT menugaskan 5 orang yang
terlibat dalam penyelidikan tenggelamnya kapal KMP Rafelia II.
"Kami langsung berkoordinasi dengan pihak syahbandar. Kami segera akan
lakukan penyelidikan penyebab kecelakaan ini," jelas Aldrian yang juga
sebagai Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT.
Hari pertama investigasi ini, jelas Aldrian, akan dilakukan wawancara
mendalam dengan penumpang kapal. Usai koordinasi, tim langsung menuju
rumah sakit tempat korban dirawat. "Ini prioritas kami dulu, mencegah
korban pulang duluan. Setelah yang di rumah sakit, baru kita ke
penumpang lainnya," jelasnya.
Setelah wawancara intens dengan korban, KNKT baru akan melakukan
pengumpulan dokumen-dokumen terkait kapal. "Sesegera mungkin kita
buatkan rekomendasi, dan segera kami laporkan," ujar Aldrian.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi
langkah cepat yang dilakukan KNKT dengan segera turun ke Banyuwangi.
"Kami berterima kasih, semua pihak segera merespons tragedi ini dengan
sangat cepat. Bahu-membahu semuanya, tidak saling menyalahkan. Basarnas
bahkan mengerahkan sekitar 200 personelnya, nelayan setempat juga turun
membantu pencarian korban," ujar Anas.
Hingga berita ini dibuat telah ditemukan 4 jenazah dari 5 korban yang
dinyatakan hilang dalam tragedi tenggelamnya Kapal Rafelia II di
perairan Selat bali pada Jumat (4/3). Keempat tersebut terdiri atas 2
jenazah pria, 1 perempuan, dan 1 bayi laki-laki. Dua jenazah pria adalah
mualim Puji P. dan seorang sopir truk bernama Agustia asal Karawang,
Jawa Barat. Ada pun Ibu dan anaknya masing-masing adalah Masruroh (25
tahun) dan M. roman (18 bulan). Saat ini, masih ada satu korban yang
belum ditemukan, yaitu nakhoda Bambang Adi.
Bupati Anas ikut menenangkan keluarga korban, di antaanya adalah ibunda
korban Puji, Mualim I KMP Rafelia 2.
Anas juga mendatangi RSUD Blambangan untuk melihat jenazah korban yang
baru ditemukan. Termasuk menengok Agus Wahyudi, korban yang akan
dioperasi karena patah tulang di bagian kaki. "Saya sudah sampaikan ke
asuransi, mohon proses pencairan klaim jangan dipersulit," tegas Anas.
(Humas)
Korban Hilang Belum Ditemukan, Penyelaman Lanjut Pagi ini
Bupati Banyuwangi, Forpimda, dan jajaran terkait menggelar rapat
koordinasi terkait tenggelamnya KMP Ravelia II di Selat Bali, Jumat
(4/3). Bertempat di salah satu ruangan kantor ASDP Ketapang, Bupati
Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kapolres Banyuwangi Bastoni, Dandim Banyuwangi, Kapolairlut Bashori Alwi, General Manager ASDP Ketapang M. Yusuf Hadi, Basarnas dan pihak terkait lainnya membahas tentang kepastian jumlah korban dan berbagai upaya penyelamatan. Setelah pendataan dan validasi lewat wawancara dengan korban yang selamat, jumlah total penumpang KMP Rafelia ada 81 orang. 76 di antaranya berhasil ditemukan dan 5 lainnya masih dalam proses pencarian. "Awalnya memang terdata 80 orang, pasca rakor tadi kita mendapat laporan dari salah satu penumpang bahwa salah satu teman mereka yang berprofesi sebagai sopir truk belum ditemukan," ujar Bupati Anas. Bashori Alwi dari Polisi Air dan Laut Banyuwangi mengatakan proses pencarian korban hilang ini akan dilanjutkan besok pagi. "Malam ini proses penyelaman dihentikan. Akan dilanjutkan besok pagi," paparnya. Posisi kapal sendiri, lanjut Bashori, terdapat di kedalaman 15 meter di dasar laut. Berkisar antara 200-300 meter dari bibir pantai. Tepatnya berada di kordinat 08 derajat 19 menit 848 detik Lintang Selatan dan 114 derajat 22 menit 934 detik Bujur Timur. "Posisinya kurang lebih 100-200 meter dari kabel bawah laut," imbuhnya. Basarnas Jawa Timur yang terjun langsung untuk melakukan evakuasi setidaknya mengerahkan 60 personel dengan peralatan lengkap. Saat ini, sejumlah alat berat, helicopter, dan sejumlah kapal sedang menuju Banyuwangi. "Besok pagi, semua personil dan peralatan sudah siap untuk evakuasi," tukas salah satu anggota Basarnas. Sementara itu, terkait penyebab kecelakaan kapal tersebut masih belum diketahui pasti. Menurut GM ASDP Ketapang M. Yusuf Hadi, KMP yang baru beroperasi sejak 25 Desember 2015 kemarin itu telah memenuhi semua uji kelayakan beroperasi. "Kapal tersebut mulai beroperasi 25 Desember kemarin. Tentunya setelah diverifikasi kelayakannya," ungkapnya. Lebih lanjut Anas mengharap patroli terus dilakukan sepanjang malam ini. Melalui Dinas Kesehatan, Anas juga mensiagakan 10 ambulan dan RSUD Blambangan untuk siap menerima korban sewaktu-waktu dibutuhkan.Selain itu, Anas telah berkordinasi dengan Camat dan BPBD Kab. Banyuwangi untuk menyiapkan logistik yang dibutuhkan selama proses evakuasi. Anas juga mengharap kepada Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) untuk segera turun menginvestigasi penyebab tenggelamnya kapal tersebut. "Kami berharap KNKT segera turun tangan untuk memastikan penyebab tenggelamnya. Rekomendasi KNKT ini penting untuk menjamin keselamatan penumpang selanjutnya. Apalagi intensitas penyeberangab Ketapang cukup padat," dorongnya. Pihak asuransi juga memastikan bahwa biaya perawatan korban di rumah sakit akan dilunasi pihak asuransi. Sedangkan bagi korban meninggal akan mendapat santunan seratus juta. Begitu pula dengan kendaraan dan muatannya pun akan diganti seratus persen oleh asuransi. Sebelum beranjak ke RS Islam, Anas juga berpesan kepada pihak asuransi untuk mempermudah prosea administrasi," pungkasnya. (Humas)
Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kapolres Banyuwangi Bastoni, Dandim Banyuwangi, Kapolairlut Bashori Alwi, General Manager ASDP Ketapang M. Yusuf Hadi, Basarnas dan pihak terkait lainnya membahas tentang kepastian jumlah korban dan berbagai upaya penyelamatan. Setelah pendataan dan validasi lewat wawancara dengan korban yang selamat, jumlah total penumpang KMP Rafelia ada 81 orang. 76 di antaranya berhasil ditemukan dan 5 lainnya masih dalam proses pencarian. "Awalnya memang terdata 80 orang, pasca rakor tadi kita mendapat laporan dari salah satu penumpang bahwa salah satu teman mereka yang berprofesi sebagai sopir truk belum ditemukan," ujar Bupati Anas. Bashori Alwi dari Polisi Air dan Laut Banyuwangi mengatakan proses pencarian korban hilang ini akan dilanjutkan besok pagi. "Malam ini proses penyelaman dihentikan. Akan dilanjutkan besok pagi," paparnya. Posisi kapal sendiri, lanjut Bashori, terdapat di kedalaman 15 meter di dasar laut. Berkisar antara 200-300 meter dari bibir pantai. Tepatnya berada di kordinat 08 derajat 19 menit 848 detik Lintang Selatan dan 114 derajat 22 menit 934 detik Bujur Timur. "Posisinya kurang lebih 100-200 meter dari kabel bawah laut," imbuhnya. Basarnas Jawa Timur yang terjun langsung untuk melakukan evakuasi setidaknya mengerahkan 60 personel dengan peralatan lengkap. Saat ini, sejumlah alat berat, helicopter, dan sejumlah kapal sedang menuju Banyuwangi. "Besok pagi, semua personil dan peralatan sudah siap untuk evakuasi," tukas salah satu anggota Basarnas. Sementara itu, terkait penyebab kecelakaan kapal tersebut masih belum diketahui pasti. Menurut GM ASDP Ketapang M. Yusuf Hadi, KMP yang baru beroperasi sejak 25 Desember 2015 kemarin itu telah memenuhi semua uji kelayakan beroperasi. "Kapal tersebut mulai beroperasi 25 Desember kemarin. Tentunya setelah diverifikasi kelayakannya," ungkapnya. Lebih lanjut Anas mengharap patroli terus dilakukan sepanjang malam ini. Melalui Dinas Kesehatan, Anas juga mensiagakan 10 ambulan dan RSUD Blambangan untuk siap menerima korban sewaktu-waktu dibutuhkan.Selain itu, Anas telah berkordinasi dengan Camat dan BPBD Kab. Banyuwangi untuk menyiapkan logistik yang dibutuhkan selama proses evakuasi. Anas juga mengharap kepada Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) untuk segera turun menginvestigasi penyebab tenggelamnya kapal tersebut. "Kami berharap KNKT segera turun tangan untuk memastikan penyebab tenggelamnya. Rekomendasi KNKT ini penting untuk menjamin keselamatan penumpang selanjutnya. Apalagi intensitas penyeberangab Ketapang cukup padat," dorongnya. Pihak asuransi juga memastikan bahwa biaya perawatan korban di rumah sakit akan dilunasi pihak asuransi. Sedangkan bagi korban meninggal akan mendapat santunan seratus juta. Begitu pula dengan kendaraan dan muatannya pun akan diganti seratus persen oleh asuransi. Sebelum beranjak ke RS Islam, Anas juga berpesan kepada pihak asuransi untuk mempermudah prosea administrasi," pungkasnya. (Humas)
02 Maret 2016
Green Architecture Bandara Blimbingsari Diapresiasi BKSAP
Arsitektur Bandara Blimbingsari yang sedang dalam proses pembangunan
mengundang apresiasi Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI.
Konsep green architectur (arsitektur hijau) yang diusung
Bandara Blimbingsari dinilai sebagai bentuk dari pembangunan
berkelanjutan. BKSAP sengaja datang ke Banyuwangi untuk melihat program
pemerintah daerah yang sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030 yang dicanangkan
PBB.
Ditemani Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, rombongan BKSAP terjun langsung memantau progres pembangunan terminal VIP Bandara Blimbingsari. Bangunan rancangan arsitek Andra Matin tersebut, mengedepankan penggunaan energi sehemat mungkin. Menurut Anas, bandara ini ke depannya akan meminimalisir penggunaan AC dan lampu di siang hari. "Sengaja kami memakai kayu ulin sebagai sekat sehingga angin dan cahaya bisa masuk. Jadi, bisa menghemat penggunaan AC dan lampu. Kira-kira begitu," papar Anas.
Bandara Blimbingsari nantinya akan dihiasi dengan tumbuhan hijau dan kolam-kolam ikan. Tumbuhan hijaunya tidak hanya berada dibagian dalam saja, namun atap yang berbentuk setengah atap rumah adat Osing, juga dihiasi dengan rumput-rumput hijau.
Inovasi infrastruktur yang hijau dan hemat energi pada pembangunan Bandara Blimbingsari, menurut Sarwo Budi Wuryanti, salah satu anggota BKSAP, telah sesuai dengan tujuan dari pembangunan berkelanjutan. "Konsep bandara yang hijau dan hemat energi seperti ini, telah sesuai dengan 17 tujuan SDGs. Yang mana salah satunya adalah inovasi infrastruktur," tuturnya.
Pembangunan Bandara Blimbingsari tidak hanya mengusung konsep hijau dan hemat energi namun juga menghemat biaya. Anas menuturkan bahwa pembangunan bandara andalan masyarakat Banyuwangi tersebut hanya menelan Rp 45 M. "Kita membangun ini hanya menggunakan dana APBD sebesar Rp 45 M. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembangunan bandara-bandara di kota lain yang sampai ratusan milyar," beber Anas. (Humas & Protokol)
Ditemani Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, rombongan BKSAP terjun langsung memantau progres pembangunan terminal VIP Bandara Blimbingsari. Bangunan rancangan arsitek Andra Matin tersebut, mengedepankan penggunaan energi sehemat mungkin. Menurut Anas, bandara ini ke depannya akan meminimalisir penggunaan AC dan lampu di siang hari. "Sengaja kami memakai kayu ulin sebagai sekat sehingga angin dan cahaya bisa masuk. Jadi, bisa menghemat penggunaan AC dan lampu. Kira-kira begitu," papar Anas.
Bandara Blimbingsari nantinya akan dihiasi dengan tumbuhan hijau dan kolam-kolam ikan. Tumbuhan hijaunya tidak hanya berada dibagian dalam saja, namun atap yang berbentuk setengah atap rumah adat Osing, juga dihiasi dengan rumput-rumput hijau.
Inovasi infrastruktur yang hijau dan hemat energi pada pembangunan Bandara Blimbingsari, menurut Sarwo Budi Wuryanti, salah satu anggota BKSAP, telah sesuai dengan tujuan dari pembangunan berkelanjutan. "Konsep bandara yang hijau dan hemat energi seperti ini, telah sesuai dengan 17 tujuan SDGs. Yang mana salah satunya adalah inovasi infrastruktur," tuturnya.
Pembangunan Bandara Blimbingsari tidak hanya mengusung konsep hijau dan hemat energi namun juga menghemat biaya. Anas menuturkan bahwa pembangunan bandara andalan masyarakat Banyuwangi tersebut hanya menelan Rp 45 M. "Kita membangun ini hanya menggunakan dana APBD sebesar Rp 45 M. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembangunan bandara-bandara di kota lain yang sampai ratusan milyar," beber Anas. (Humas & Protokol)
Kunjungi Banyuwangi, BKSAP DPR RI Nilai Wisata Banyuwangi Sudah Sustainable
Hari
kedua kunjungan ke Banyuwangi (1/3) Panitia Kerja Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) dari Badan Kerjasama Antar
Parlemen (BKSAP) DPR RI menyempatkan untuk datang ke Bangsring
Underweter. Di tempat wisata yang sedang naik daun tersebut, rombongan
BKSAP memastikan pengelolaan pariwisata mengusung koonsep (berkelanjutan).
Video = https://www.youtube.com/watch?v=TqlucustSGI
Ikhwan
Arif, perintis Bangsring Underwater, memaparkan pengembangan kawasan di
Bangsring fini mengedepankan pelestarian alam. Dituturkannya, awalnya
terumbu karang di pesisir Pantai Bangsring sering kali di bom oleh
nelayan untuk mencari ikan.
Kondisi
terumbu yang rusak parah ini akhirnya menggugah para nelayan. Sejumlah
nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Samudera Bhakti mulai
menanam ulang terumbu karang. Mereka mulai sadar, terumbu yang rusak
otomatis merusak habitat ikan sehingga ikan pun menjadi jarang.
Terumbu
karang yang mulai tumbuh ini ternyata menjadi inspirasi bagi mereka
untuk dijadikan sebagai daya tarik wisatawan. Lantas, kelompok nelayan
tadi mendirikan Bangsring Underwater sebagai brand tempat wisata
tersebut. Awalnya Bangsring Underwater hanya menyediakan alat snorkeling
dan rumah apung.
Mengalami
perkembangan pesat, Bangsring Underwater pun melibatkan anggota yang
lebih luas dengan membuka penyewaan perahu ke Pulau Tabuhan serta
beberapa wahana permainan air, seperti kano, warung, parkir dan kamar
mandi juga disiapkan. "Di sini para wisatawan juga bisa berenang dengan
hiu-hiu kecil yang senagaja kami tangkarkan. Menambah nikmatya berwisata
ke Banyuwangi. Ke depannya, kita akan mengembangankan pengenipan dan
wisata khusus yang lebih privat," paparnya.
Sementara
itu, Sareh Wiyono, anggota rombongan BKSAP, mengapresiasi keberadaan
Bangsring Underwater. "Saya kira, tempat ini potensial. Mengelola alam
sebagai dsetinasi wisata," ungkapnya.
Terkait
dengan misi SDGs, Sareh menilai pola pengembangan pariwisata di
Banyuwangi pada umumnya, sudah sesuai dengan konsep SDGs. "Keterlibatan
masyarakat secara langsung dan mengedepankan pelestarian lingkungan ini
penting. Sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan," tukasnya.
(Humas Protokol)
Langganan:
Postingan (Atom)