VIDEO = https://www.youtube.com/channel/UC8a9uERwTNaAfH1SFm8JJ6w/videos
Peluncuran Banyuwangi Festival (B-fest) 2016 kali ini cukup istimewa karena dihadiri seluruh penanggung jawab event, yang kesemuanya adalah kepala SKPD Pemkab Banyuwangi. Mulai kepala badan, dinas, kantor, hingga camat.
“Launching ini berbeda dengan launching di daerah lain. Karena disini pelaksana kegiatan bukanlah event organizer (EO) melainkan para satker langsung, maka saat kami rilis B-Fest 2016, semua ka SKPD datang. Mereka ini lah EO-nya,” ujar Bupati Anas.
Banyuwangi Festival merupakan agennda wisata tahunan yang digagas pemkab Banyuwangi. Para penggerak event ini hampir sebagian besar PNS pemkab. “Awalnya dulu dihelat, beberapa event sempat ditangani oleh EO, lalu di sini terjadi transfer knowledge. Setelah setahun berjalan, semua event langsung di-handle oleh PNS yang ada di sini. Ini akan menjadi gawe keroyokan pemerintah daerah sebagai upaya menggerakkan perekonomian rakyat,” kata Anas.
Dikatakan Bupati Anas, B-fest tahun ini dimulai Maret sampai Desember 2016. Ada 53 event yang menyemarakkan Banyuwangi Festival. Agenda tahunan berskala besar seperti International Tour de Banyuwangi Ijen (11-14 Mei), Banyuwangi Batik Festival (9 Oktober), Jazz Pantai (27 Agustus), Festival Gandrung Sewu (17 September), dan Banyuwangi Ethno Carnival (12 November), akan dilengkapi sejumlah event baru yang lebih semarak.
Sejumlah atraksi wisata anyar seperti Banyuwangi International BMX (2 April), Festival Arung Jeram (16-17 April), Student Jazz Festival (22 April), Underwater Festival (21 Mei), Festival Padu (22 Juni), Festival Merdeka (1-31 Agustus), Public Service Festival (9-12 Agustus), Festival Pasar Ikan (15 Oktober), dan Festival Ramadhan (8-28 Juni).
“Bertambahnya jadwal ini karena kami memasukkan tradisi dan budaya yang sudah mengakar. Kami berdiskusi dengan Dewan Kesenian Blambangan, sepakat memasukkan tradisi masyarakat yang tahun-tahun lalu belum dimasukkan ke agenda Banyuwangi Festival. Seperti tradisi arung kanal di kawasan Bangorejo, Puter Kayun di kawasan Boyolangu, dan Gredoan. Bahkan kita gelar Festival Lagu Using. Semua tak lain hanya untuk mengenalkan budaya Banyuwangi ke khalayak luas,” ujar Anas. Using adalah suku masyarakat asli Banyuwangi.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi yang akan difestivalkan tahun ini antara lain Barong Ider Bumi, Tari Seblang, Tumpeng Sewu, Kebo-keboan, hingga tradisi lomba tahunan perahu layar.
”Kami juga menggelar Festival Padi dan Banyuwangi Fish Market Festival untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan beras organik dan beras merah organik. Juga ada Agro Expo yang kami gelar saat durian merah ramai dipanen April nanti,” ujar Anas. (humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar