Ribuan warga masyarakat Banyuwangi
memadati sepanjang rute yang dilalui peserta karnaval, Selasa (25/8).
Jalanan seolah tenggelam dipadati warga yang penasaran melihat aksi
peserta karnaval mulai garis start di depan Pemkab Banyuwangi hingga
finish di Taman Blambangan.
Saat melepas pawai tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
menyatakan apresiasinya atas upaya, kerja keras dan kreatifitas para
peserta karnaval. “Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini semakin
menambah kecintaan kita kepada pejuang, tanah air dan membuktikan
semangat kita dalam membangun Banyuwangi,” ujarnya. Bupati Anas juga
berpesan agar kaum muda Banyuwangi tak berhenti berkreatifitas serta
menjauhi narkoba dan terus bersemangat untuk mencetak prestasi.
Moment karnaval memang menjadi salah satu event yang sangat
ditunggu-tunggu masyarakat setiap bulan Agustus tiba.Tak heran jika
masyarakat Banyuwangi begitu menantikan pawai tersebut. Sebab di
dalamnya tersaji lengkap beragam performance art yang disuguhkan oleh
masing-masing sekolah yang menjadi peserta. Apalagi karnaval kali ini
diikuti oleh 24 kontingen yang berasal dari SMP/MTs, SMA/SMK dari
Kecamatan Kota Banyuwangi, Giri, Glagah dan Kalipuro serta beberapa
Perguruan Tinggi di Banyuwangi.
Karnaval ini diawali dengan penampilan barisan pengibar bendera merah
putih dari SMAK Hikmah Mandala dan drumcorps Gema Alun Samudra dari
Akademi Kelautan Banyuwangi (AKABA). Kemudian secara berturut-turut
diikuti barisan di belakangnya. Beberapa sekolah terlihat tampil
dengan membawakan drum band, diikuti penampilan kostum yang
memvisualisasikan masa pra kemerdekaan, proklamasi, orde baru dan era
reformasi. Ada juga ragam pakaian adat dan budaya, perjuangan dan seni,
serta profesi dan olah raga.
Selain menampilkan Indonesia dalam bentuk mini lewat kostum bhinneka
tunggal ika yang dikenakan, keanekaragaman potensi seni budaya yang
dimiliki Banyuwangi juga tersaji dengan apik lewat kostum gandrung,
kebo-keboan, seblang dan barongan.
Alunan musik khas Banyuwangi yang rancak semakin membuat pawai yang
diadakan dalam rangka memeriahkan peringatan HUT RI ke-70 tersebut
terkesan atraktif dan tidak membosankan. Tari-tarian kreasi baru semakin
melengkapi tampilan karnaval yang diikuti pelajar, mahasiswa dan umum
ini. Ada atraksi jaranan buto yang diselipi dengan aksi gandrung sewu
dan teatrikal ngopi sepuluh ewu. Ada pula tarian jedhing rijig yang
menggambarkan bagaimana mereka dengan gembira dan bersemangat
membersihkan toilet. Uniknya, tiap penari membawa serta propertinya
berupa ember, alat pel, dan sikat kamar mandi.
Tidak ketinggalan, ditampilkan pula fragmen-fragmen yang
menceritakan perjuangan pejuang asli Banyuwangi yang demikian gigih
mempertahankan kemerdekaan. Diantaranya perjuangan srikandhi Bumi
Blambangan, Sayu Wiwit dan Rempeg Jogopati, fragmen perang puputan bayu.
Ada pula perjuangan para pemuda Banyuwangi yang dikepung tentara
Belanda hingga akhirnya mereka diselamatkan oleh penduduk yang tinggal
di areal seputar kebun kopi, serta drama perjuangan pasukan 0032.
Karnaval kali ini banyak pula mengusung produk-produk daur ulang
(re-use, reduce dan recycle), dimana koran-koran bekas disulap menjadi
pakaian pesta yang cantik. Gelas-gelas air mineral bekas pun menjelma
menjadi aksesoris yang menawan saat mereka kenakan sebagai hiasan
pemanis.
Di tengah-tengah barisan pawai yang begitu panjang, bahkan hingga
pukul 17.00 WIB belum usai, Bupati Anas kemudian ikut berjalan hingga
akhir rute, dengan didampingi Forum Pimpinan Daerah, Wakil Bupati Yusuf
Widyatmoko, dan pejabat komponen Pemkab Banyuwangi.
Kesempatan itu tak disia-siakan orang nomor satu di Banyuwangi itu
untuk menyapa masyarakat dari dekat dan melayani permintaan masyarakat
untuk foto bersama. Bahkan bupati juga memberi contoh pada masyarakat
agar tak membuang sampah sembarangan. Dengan membawa tas plastik, bupati
memunguti sampah di jalanan yang dia lalui dan memasukkannya ke dalam
tas plastik yang dibawanya. (Humas & Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar