Kabupaten Banyuwangi kembali
menggelar Jazz Ijen Banyuwangi pada Sabtu (22/8/2015) di area perkebunan
Tamansari, Desa Jambu, Kecamatan Licin, tak jauh dari kaki Gunung Ijen.
Ini merupakan perhelatan kedua setelah tahun yang lalu event serupa
juga digelar sebagai bagian dari promosi pariwisata kabupaten berjuluk
The Sunrise of Java tersebut.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M. Yanuar
Bramuda mengatakan, Jazz Ijen Banyuwangi dikemas sebagai aksi bermusik
untuk kemanusiaan dan pariwisata. Event yang digelar gratis ini, selain
bertujuan untuk memopulerkan Gunung Ijen sebagai destinasi wisata
unggulan Banyuwangi, juga sebagai ajang untuk membantu sesama.
”Event ini memang sengaja digelar di kawasan Ijen karena tujuannya
untuk meningkatkan pengenalan publik terhadap wisata Banyuwangi dengan
tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. Selain itu, acara ini juga diisi
dengan penggalangan dana untuk aksi kemanusiaan,” ujar Bramuda.
Bramuda mengatakan, acara semacam ini merupakan salah satu bentuk
pariwisata event (event tourism), yaitu konsep pengembangan pariwisata
berbasis event. Banyuwangi sengaja mengusung konsep itu karena dinilai
lebih cepat dalam mendorong kunjungan wisatawan. "Pariwisata event bisa
memperpanjang siklus destinasi, sehingga wisatawan lebih lama tinggal di
Banyuwangi, dan otomatis juga belanja uangnya bertambah. Misalnya,
setelah mendaki Gunung Ijen melihat Jazz Ijen, atau sebaliknya," jelas
Bramuda.
Berbeda dengan tahun lalu yang dihelat tepat di kaki Gunung Ijen,
Jazz Ijen kali ini bakal dilaksanakan di daerah Perkebunan Tamansari.
Selain lebih dekat lokasinya dari tengah kota Banyuwangi, view-nya juga
lebih beragam. ”Dari kawasan perkebunan di sekitar Tamansari, penonton
bisa melihat Selat Bali dan gemerlap kota Banyuwangi saat malam hari
dari atas, jadi bisa dipastikan lebih seru. Jazz Ijen tahun ini
menghadirkan paduan antara view lampu kota, Selat Bali, dan nuansa
perkebunan serta pegunungan,” kata Bramuda.
Dia menambahkan, Jazz Ijen bakal menghadirkan sejumlah musisi
terkemuka, seperti penyanyi kawakan Andre Hehanusa, Kerispatih, dan
sejumlah kelompok musik lokal seperti LaLare Orkestra, yang seluruh
personilnya anak-anak Banyuwangi.
”Acara dimulai sore hari sekitar pukul 15.00-20.00 WIB. Selain itu,
sebelum acara akan digelar jazz sholawat. Musisi tradisional Banyuwangi
akan berkolaborasi dengan para pelantun Sholawat,” ujar Bramuda.
Pagi hari sebelum acara dimulai, lanjut Nanin, event ini diawali
dengan pemeriksaan kesehatan, donor darah, serta pengobatan gratis bagi
warga sekitar. Tentu saja juga diperuntukkan bagi para penambang
belerang yang sehari-hari beraktivitaas di Gunung Ijen.
Sembari menikmati para musisi dan pemandangan yang indah, para
penonton dan wisatawan bisa menikmati kopi atau jajanan khas Banyuwangi
yang sengaja disediakan di sejumlah stand di areal tersebut. Selain itu,
tentu saja ada produk industri kreatif Banyuwangi yang dijajakan oleh
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar