Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menargetkan sektor off farm
Banyuwangi pada tahun 2016 akan terintegrasi dengan UMKM, perdagangan
dan pariwisata. Pertanian akan dijadikan sebagai obyek wisata
alternatif, sementara produk hasil olahan pertanian dijadikan buah
tangan para wisatawan. Hal itu dikemukakan Bupati Anas saat halal
bihalal dengan para praktisi pertanian, Jumat (14/8) di pendopo
kabupaten.
Pertanian, ujar Bupati Anas, sangat penting dalam menyokong
perekonomian Banyuwangi karena 46 persen PDRB Banyuwangi disokong dari
sektor ini. Untuk memberi nilai tambah pertanian, Anas pun berusaha
mengintegrasikan pertanian ini dengan sektor pariwisata. “Sesuai dengan
pengembangan pariwisata kita yang mengusung konsep ecotourism. Maka
sektor pertanian bisa menjadi daya pendukungnya,” kata Anas.
Dalam pertemuan yang hangat dan akrab tersebut bupati kemudian
menjelaskan mengapa keduanya menjadi pendukung bagi sektor pariwisata.
“Jika ada wisatawan yang datang, mereka bisa kita ajak ke areal
pertanian kita. Ini jadi daya tarik tersendiri buat mereka. Pengunjung
bahkan bisa diajak menikmati agrowisata buah naga dan jeruk yang kita
miliki. Ini tentu saja akan mendongkrak sektor ekonomi kita jika semakin
banyak wisatawan yang berkunjung kesana,” tutur Bupati Anas.
Selain itu sektor lain yang menjadi target Anas adalah perbaikan packaging
atau kemasan hasil pertanian. Mulai dari buah lokal, beras organik,
hingga hasil olahan produk pertanian . Sebab dengan kemasan yang
menarik, wisatawan akan lebih tergoda untuk membeli produk pertanian
Banyuwangi. “Kami saat ini mewajibkan semua UMKM harus membuat kemasan
yang menarik. Ada yang sudah mulai pakai kardus, tas daur ulang, hingga
anyaman dari plastik dan bambu untuk kemasan buah-buahan lokal,” ujar
Anas.
Selain itu, tambah Anas, untuk melindungi sektor pertanian Banyuwangi
tengah membuat regulasi terkait peruntukan lahan. “Pemkab sedang
membuat regulasi agar lahan yang ada sesuai pemanfaatannya. Seperti
lahan di sekitar Bandara Blimbingsari yang tidak boleh jadi perumahan
atau perkantoran. Kami ingin lahan tersebut tetap menjadi lahan
persawahan,”tukasnya.
Dalam acara tersebut, Anas menyerahkan bantuan 25 sepeda motor
sebagai kendaraan operasional bagi Penyuluh Pertanian Lapangan yang
berprestasi. “Ini sebagai bentuk penghargaan kami kepada para PPL yang
telah menunjukkan dedikasinya yang tinggi. Semoga kendaraan baru ini
menjadi stimulan supaya petugas PPL bekerja lebih baik dan lebih
semangat lagi. Dan semoga PPL juga lebih giat, lebih sungguh-sungguh
dalam memberikan pendampingan pada petani sehingga transfer ilmunya
berhasil,”pungkas Anas.
Acara ini diikuti oleh 293 orang. Mereka terdiri dari para Penyuluh
Pertanian Lapangan, Penyuluh Kehutanan Lapangan, mantri tani, Tenaga
Harian Lepas (THL) Kementerian Pertanian, THL Pendampingan Penyuluhan
Pertanian, serta Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman. (Humas &
Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar