Kenduri Akbar di Festival Ngarak 1771 Ancak Banyuwangi
20-12-2014 Banyuwangi - Banyuwangi memang jagonya bikin even. Tradisi lokal masyarakat pun diangkat menjadi sebuah even festival yang apik. Seperti festival Ngarak Ancak, 1771 buah ancak diarak di sepanjang jalan protokol Banyuwangi, untuk dimakan bersama-sama seluruh masyarakat. Layaknya kenduri akbar.Sabtu sore (20/12) selepas Ashar, dari sisi utara dan selatan kantor pemkab Banyuwangi muncul arak-arakan ancak yang dibawa oleh ribuan warga. Dengan mengenakan pakaian khas Banyuwangi, pria berbaju serba hitam dan perempuan berkebaya khas Using, mereka membawa nampan dari pelepah pisang berisi nasi dan lauk pauk. Tiba di depan kantor Pemkab, ancak pun diletakkan berjajar sepanjang 300 meter dalam 5 baris.
Warga yang hadir di acara tersebut, spontan duduk mengitari jajaran ancak yang ada di hadapan mereka. Usai doa bersama, mereka pun serentak menyantap hidangan ancak yang ada di hadapan masing-masing. Ramai dan riuh saat warga saling berbagi nasi dan lauk.
Festival Ngarak 1771 Ancak adalah bagian dari Banyuwangi Festival yang digelar kali pertama untuk memperingati Hari Jadi Banyuwangi ke 243. Sebelumnya ngarak ancak merupakan tradisi yang ada di desa-desa. Ritual tersebut lazim dilakukan dalam upacara-upacara Islam seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ancak sendiri terbuat dari pelepah pisang yang dibentuk menjadi bujur sangkar. Isinya, nasi yang dilengkapi dengan berbagai lauk pauk, seperti pecel pitik, orem-orem tahu tempe dan bumbu merah. Biasanya satu ancak bisa dimakan hingga empat orang.
Dikatakan Bupati Abdullah Azwar Anas, festival ini digelar sebagai bentuk rasa syukur atas berdirinya Banyuwangi yang diawali pada tahun 1771. Selain juga untuk mengenalkan tradisi lokal masyarakat Banyuwangi. “1771 merupakan simbolis tahun kelahiran Banyuwangi. Ini juga sebagai wujud kebersamaan dan kegotong royongan seluruh rakyat Banyuwangi. Coba lihat, semua warga duduk bareng dan menikmati ancak beramai-ramai. Guyub sekali,” kata Anas.
Warga yang datang pun merasa senang bisa makan bareng dan berbaur dengan warga lainnya. Seperti yang dituturkan Yahya, warga asal Purwoharjo. “Saya sengaja jauh-jauh datang kesini karena ingin ikut makan bareng di ngarak ancak ini, asyik sekali. Saya tadi satu ancak dengan orang asal kota Banyuwangi, meskipun baru kenal tapi terasa guyub,” ujar Yahya. (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar