Kabupaten Banyuwangi meresmikan penggunaan Stadion Diponegoro dengan
arsitektur yang unik. Peresmian dilakukan Rabu malam (27/5) dengan
istighosah akbar yang diikuti oleh ribuan warga Banyuwangi. Istighosah
dilakukan di halaman luar stadion agar tidak mengganggu kualitas rumput.
Stadion Diponegoro tepat berada di kawasan kota Banyuwangi. Stadion ini
mulai direnovasi pada 2014 untuk menyambut gelaran Pekan Olahraga
Provinsi V Jatim 2015 yang akan dipusatkan di Banyuwangi, 6-13 Juni
mendatang, yang bakal diikuti tak kurang dari 9311 atlet dan
perangkatnya.
"Semoga stadion ini bermanfaat, tidak hanya bagi pengembangan olahraga,
tapi juga ekonomi karena di sini juga akan ada stan-stan penjual
makanan, minuman, dan kebutuhan masyarakat,” kata Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas saat pelaksanaan istigosah di halaman Stadion
Diponegoro..
Renovasi Stadion Diponegoro melibatkan arsitek nasional Budi Pradono.
Stadion ini didesain dengan konsep yang memadukan arsitektur modern dan
tradisional. Itu bisa dilihat dari ornamen sketsel atau partisi yang
menghubungkan antara satu ruangan dengan lainnya, terbuat dari bata
merah yang tersusun unik. Sementara dekorasi dinding luarnya terbuat
dari baja ringan yang berukirkan penari Gandrung Banyuwangi dengan
berbagai pose tari.
“Stadion ini sudah siap seratus persen. Renovasi sudah selesai dan lampu
sudah terpasang. Dan rencananya akan sudah mulai dipakai untuk
pertandingan uji coba sepakbola tim Banyuwangi,” papar Bupati Anas.
Stadion Diponegoro dibangun dengan menggunakan APBD Kabupaten dan
swasta. Total anggaran yang digelontorkan pihak swasta untuk membangun
stadion ini sebesar Rp. 5 miliar. Sedangkan dari APBD Rp12 miliar.
“Ini adalah model stadion yang dibangun secara kemitraan antara
pemerintah dan swasta. Sebenarnya kita bisa saja membangun yang lebih
megah dengan kapasitas lebih dari 15 ribu penonton, namun kita lebih
mengutamakan nilai fungsinya,” kata Bupati Anas.
Anas melanjutkan, pemerintah daerah memang membuka kesempatan bagi
swasta untuk membangun stadion. Ini adalah cara baru membangun stadion
dengan melibatkan private partnership. Seperti di sejumlah negara,
stadion disponsori swasta yang kemudian namanya berhak dicantumkan
sebagai nama stadion. Misalnyya, Etihad Stadium di Manchester (Inggris),
Emirates Stadium di London (Inggris), atau Allianz Arena di Munich
(Jerman).
“Kita sedang membuat aturannya, bagaiamana nanti pihak swasta yang ikut
menyumbang namanya bisa tercantum di stadion ini. Misalnya dengan nilai
sumbangan tertentu, maka namanya bisa tercantum untuk waktu sekian
tahun," jelasnya.
Bupati menambahkan, ke depannya stadion akan dikelola secara profesional
dengan menggunakan operator swasta. Tujuannya agar stadion bisa terus
terawat dan terjaga dengan baik. Nantinya stadion juga akan dilengkapi
dengan amphitheater di bagian depannya. Juga ditambah stan-stan UMKM
sebagai penunjang. “Harapan kami stadion ini juga bisa bermanfaat bagi
masyarakat,” cetusnya. (Humas Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar