Kali Badeng, Potensi Terpendam Di Kecamatan Songgon.
Di kecamatan Songgon, tepatnya di Desa Sumber Bulu, tersimpan kekayaan
alam yang masih asli berupa sungai berarus deras. Di sungai yang
mengalir dari kaki Gunung Raung ini terdapat bebatuan mulai dari yang
besar hingga kecil. Sekumpulan anak-anak muda desa,dengan dimotori oleh
Yusuf Sugiono mencoba memanfaatkan potensi desanya tersebut untuk
memasyarakatkankan olahraga air berjuluk tubing. Tubing atau yang dikenal pula dengan body rafting adalah sejenis olahraga melawan derasnya arus yang cukup menantang.
Ada yang unik dari tubing jika dibandingkan dengan olahraga arung jeram atau rafting pada umumnya. Yaitu pada peralatan yang digunakan. Pada olahraga arung jeram, perahu karet dan dayung adalah equipment mutlak yang harus digunakan. Sedangkan pada tubing,
peralatan yang digunakan adalah ban bagian dalam truk FUSO yang
dimodifikasi. Di tengah-tengahnya dilengkapi dengan tali pengaman untuk
pegangan dan dudukan untuk pantat. Di bagian siku dan lutut juga
dilengkapi pengaman (decker) seperti pada olahraga roller blade/ in line skate. Yang
tidak jauh berbeda dengan arung jeram adalah pada helm dan pelampung
yang digunakan. Pada arung jeram, satu perahu bisa diisi 6 orang, sedang
pada tubing, satu orang satu ban.
Pihak pengelola, yang sekarang menamakan dirinya X-Badeng Tubing
Adventure Team, menawarkan dua jenis trip. Trip pertama adalah trip
yang relatif lebih pendek. Pengarungan diawali dari Kalimati – Dam
Siran, dengan waktu tempuh 1 jam. Tarif untuk trip ini tergolong murah
meriah. Hanya dengan Rp 20 ribu rupiah, sudah bisa menikmati jeram
sepanjang 1,5 kilometer. Bagi yang ingin tantangan yang lebih seru, bisa
mencoba trip dengan jalur extreme, Air Terjun Sempol – Dam Siran, yang
panjangnya mencapai 4,5 kilometer. Dengan merogoh kocek Rp 45 ribu,
jeram berjarak tempuh 3,5 kilometer yang tentunya lebih menguras
adrenalin, bisa dinikmati. Apalagi jika hujan turun. Debit air yang naik
akan lebih menantang.Pengunjung juga bisa menikmati menu istimewa yang
ditawarkan pengelola berupa pisang, talas serta ubi rebus yang
dilengkapi dengan suguhan kelapa muda dan nasi tempong. Dijamin bagi
yang sudah pernah mencobanya akan ketagihan, dan bagi yang belum
mencobanya, akan penasaran.
Menurut
Yusuf, olahraga yang awalnya hanya coba-coba ini, tiga bulan terakhir
ini mulai diminati pengunjung. Tidak heran, Yusuf dkk selalu berusaha
memperbaiki pelayanan dari waktu ke waktu. “Awal Maret 2011 kami mulai
merintis, dan bulan Oktober 2011 baru dibuka untuk umum,” tuturnya.
Yusuf menceritakan, awalnya ban yang mereka punya hanya 4 buah. Saat ini
jumlahnya sudah mencapai 40 buah, dan dilengkapi helm, decker kaki dan
tangan serta pelampung masing – masing 30 unit. Dengan jumlah crew
sebanyak 30 orang, jumlah pengunjung yang membludak pada hari Sabtu dan
Minggu bisa tertangani dengan baik. “Biasanya pengunjung yang ingin
‘turun’, order terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya lewat nomor HP
saya ( 085 236 034 505 ) atau beberapa teman yang namanya dijadikan
contact person di papan yang tertera di depan base camp ini,” tambah
Yusuf lagi.
Dalam kurun waktu tiga bulan, pengunjung dari berbagai lapisan sudah
pernah datang ke lokasi ini, mulai dari masyarakat biasa, organisasi
kepemudaan, anak-anak sekolah, wartawan hingga dinas-dinas di bawah
jajaran pemkab. Bahkan pengelola arung jeram dari kota lain yaitu Songa
Adventure (Probolinggo) dan Bosamba (Bondowoso), menurut Yusuf, juga
pernah datang ke tempat ini untuk mencoba serunya arus kali Badeng
dengan perahu karetnya.(Humas&Protokol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar